Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN HASIL KEGIATAN TENAGA GIZI

PENDAMPING DESA DALAM RANGKA


PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN
STUNTING
PROVINSI SULAWESI SELATAN

TENAGA PENDAMPING GIZI (PAPPADECENG GIZI)


ZAMHARIRAH RISAL, S.GZ
DESA TANETE
KECAMATAN MAIWA
KABUPATEN ENREKANG

BULAN NOVEMBER 2021


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan penulis


kemudahan dalam menyelesaikan laporan tepat waktu. Tanpa rahmat dan
pertolongan-Nya, penulis tidak akan mampu menyelesaikan laporan ini
dengan baik. Tidak lupa shalawat serta salam tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW yang syafa’atnya sealu kita nantikan kelak.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas segala
limpahan nikmat kesehatan yang diberikan, sehingga laporan “Hasil
Kegiatan Tenaga Gizi Pendamping Desa Dalam Rangka Pencegahan Dan
Penanggulangan Stunting Provinsi Sulawesi Selatan” dapat diselesaikan
dengan baik dan tepat waktu. Laporan ini disusun guna memberikan
gambaran permasalahan gizi yang ada di Desa lokus. Penulis berharap
laporan ini dapat menjadi referensi bagi instansi terkait khususnya dinas
kesehatan provinsi Sulawesi Selatan dalam penanganan stunting di
Indonesia khususnya di Sulawesi Selatan.
Penulis juga menyadari bahwa laporan ini masih banyak yang
harus disempurnakan karena adanya kesalahan dan kekurangan. Penulis
terbuka terhadap kritik dan saran pembaca agar laporan ini dapat lebih
baik. Apabila terdapat banyak kesalahan pada laporan ini, baik terkait
penulisan maupun konten, penulis memohon maaf.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................2
DAFTAR ISI..................................................................................................3
A. Pendahuluan..........................................................................................4
1. Latar Belakang................................................................................4
2. Tujuan..............................................................................................7
a. Tujuan Umum..............................................................................7
b. Tujuan Khusus............................................................................7
3. Manfaat............................................................................................7
a. Manfaat Bagi Pemerintah Desa..................................................7
b. Manfaat Bagi Warga...................................................................7
c. Manfaat Bagi Tenaga Pendamping Gizi.....................................7
B. Gambaran Profil Desa...........................................................................8
C. Status Gizi dan Faktor Deteminan.......................................................10
1. Status gizi berdasarkan Data e-PPGBM pada Bulan November. 10
a. BADUTA (0-23 bulan)...............................................................10
b. BALITA (24-59 bulan)...............................................................11
c. Ibu Hamil...................................................................................12
2. Faktor Determinan.........................................................................12
D. Pendampingan.....................................................................................13
E. Jenis Intervensi dan Inovasi Kegiatan yang direncanakan.................13
F. Distribusi Paket Intervensi...................................................................14
G. Hasil Monitoring dan Evaluasi.............................................................14
H. Pembahasan........................................................................................15
I. Hambatan dan Tantangan di Lapangan..............................................18
J. Kesimpulan dan Saran........................................................................18
K. Referensi..............................................................................................19
L. Lampiran..............................................................................................20
1. Daily Activity..................................................................................20
2. Dokumentasi.................................................................................22

3
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Generasi penerus bangsa harus sehat, cerdas, kreatif dan
produktif. Jika anak-anak terlahir sehat, tumbuh dengan baik
dan didukung oleh pendidikan yang berkualitas maka mereka
akan menjadi generasi yang menunjang kesuksesan
pembangunan bangsa, sebaliknya jika anak-anak terlahir dan
tumbuh dalam situasi kekurangan gizi kronis, mereka akan
menjadi anak yang stunting.
Indonesia saat ini memiliki masalah gizi ganda pada balita
yaitu masalah gizi lebih dan gizi kurang pada suatu wilayah.
Kejadian gizi kurang menyebabkan peningkatan prevalensi
anak stunting (anak pendek). Stunting adalah gangguan
pertumbuhan liner yang dinyatakan dengan nilai z- score
berdasarkan indikator panjang badan atau tinggi badan
menurut umur (z-score PB/U atau TB/U < -2,0).1 Stunting
merupakan masalah gizi kronis yang diakibatkan karena
kekurangn gizi kronis atau infeksi berulang terutama dalam
1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), yaitu dari janin hingga
anak berusia 23 bulan.2 Kejadian stunting bila tidak diimbangi
dengan catch-up growth (tumbuh kejar) mengakibatkan
menurunnya pertumbuhan. Stunting merupakan masalah
kesehatan masyarakat yang berhubungan dengan
meningkatnya risiko kesakitan, kematian dan hambatan pada
pertumbuhan baik motorik maupun mental.3,4
Menurut konsep kelangsungan hidup anak, pertumbuhan,
dan perkembangan dari UNICEF dalam WHO 1998
menyatakan bahwa penyebab langsung pertumbuhan adalah
penyakit infeksi dan asupan makanan yaitu energi, protein, dan
mikronutrie, sedangkan penyebab tidak langsung adalah

4
ketahanan pangan keluarga, pola asuh anak dalam keluarga,
sanitasi lingkungan serta pemanfaatan pelayanan Kesehatan.
Faktor – faktor tersebut ditentukan oleh sumber daya manusia,
status ekonomi, dan faktor pendidikan. Penyebab kegagalan
pertumbuhan pada bayi berupa faktor bayi dan faktor ibu. 5
Pada tahun 2018 Kemenkes RI kembali melakukan Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) yang dilakukan oleh Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Litbangkes) tentang
Prevalensi Stunting. Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)
Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa sejak 2013-2018,
angka prevalensi stunting tetap tinggi. Data Riskesdas 2013
menemukan 37,2% atau sekitar 9 juta anak balita mengalami
stunting. Pada tahun 2018, Riskesdas mencatat penurunan
prevalensi stunting pada balita ke 30,8%. Namun demikian,
angka ini masih tergolong tinggi. 6
Inisiatif Percepatan Pencegahan Stunting yang dilakukan
oleh pemerintah yaitu Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan
Gizi (GEMAS PPG) dalam kerangka 1.000 HPK. Pada tataran
kebijakan, pemerintah memberikan perhatian besar terhadap
pencegahan stunting. Indikator dan target pencegahan stunting
telah dimasukkan sebagai sasaran pembangunan nasional dan
tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) 2015-2019.
Pencegahan stunting dilakukan melalui intervensi gizi yang
terpadu, mencakup intervensi gizi spesifik dan gizi sensitif.
Pengalaman global menunjukkan bahwa penyelenggaran
intervensi yang terpadu untuk menyasar kelompok di lokasi
prioritas merupakan kunci keberhasilan perbaikan gizi, tumbuh
kembang anak, dan pencegahan stunting. Intervensi gizi
sensitif memiliki kontribusi lebih besar terhadap intervensi
stunting dibandingkan intervensi gizi spesifik karena dilakukan

5
melalui beberapa kegiatan atau program pembangunan yang
sasarannya adalah masyarakat secara umum.7 Namun, upaya
percepatan pencegahan Stunting akan lebih efektif apabila
pelaksanaan intervensi gizi spesifik dan intervensi gizi sensitif
dilakukan secara konvergen. Konvergensi penyampaian
layanan membutuhkan keterpaduan proses perencanaan,
penganggaran, dan pemantauan program/kegiatan pemerintah
secara lintas sektor untuk memastikan tersedianya setiap
layanan intervensi gizi spesifik kepada keluarga sasaran
prioritas dan intervensi gizi sensitif untuk semua kelompok
masyarakat, terutama masyarakat miskin.
Sejalan dengan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)
Tahun 2018 terkait masalah stunting di Sulawesi Selatan.
Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan menciptakan inovasi
“Gerakan Masyarakat Mencegah Stunting (GAMMARA’NA)”
dengan menghadirkan pendamping gizi di wilayah lokus.
Tujuan utama kegiatan tersebut untuk menekan peningkatan
prevalensi stunting yaitu pada Seribu Hari Pertama Kehidupan
(1000 HPK). Kegiatan tersebut dilaksanakan secara terintegrasi
dengan Lintas Program dan Lintas Sektor untuk mewujudkan
generasi sehat, cerdas dan SDM yang berkualitas.
Tagline GAMMARA’NA yaitu “Sulsel Stop Stunting”
mengandung harapan kepada anak-anak yang lahir khususnya
di Sulawesi Selatan akan tubuh dan berkembang dengan
optimal (tidak Stunting). Adapun kelompok sasaran utama
dalam kegiatan ini yaitu remaja putri, ibu hamil, bayi dan balita.
Begitu banyak harapan yang dituangkan dalam kegiatan
tersebut karena stunting harus diselesaikan dengan bersama-
sama. Kegiatan Pendampingan Gizi dan Pendistribusian Paket
intervensi Gizi diharapkan dapat mendorong percepatan

6
penurunan stunting di Sulawesi Selatan sehingga target
nasional yaitu 14 % di tahun 2024 dapat tercapai.

7
2. Tujuan
a. Tujuan Umum
Pencegahan dan penanggulangan stunting di daerah
lokus Provinsi Sulawesi Selatan

b. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengenalan atau sosialisasi kegiatan
Gammara’na di daerah lokus
b. Melakukan pengukuran antropometri pada balita, baduta,
ibu hamil dan remaja putri.
c. Melakukan wawancara kuisioner pada balita, baduta, ibu
hamil dan remaja putri.
d. Melakukan pembinaan dan pemantauan konsumsi tablet
MMS dan biskuit PMT pada ibu hamil.
e. Melakukan pembinaan dan pemantauan konsumsi Tablet
Tambah Darah (TTD) pada remaja putri.
f. Melakukan penginputan e-PPGBM

3. Manfaat
a. Manfaat Bagi Pemerintah Desa
Dapat digunakan sebagai sumber informasi untuk
meningkatkan kepedulian warga setempat terhadap kejadian
stunting pada anak di daerah lokus.

b. Manfaat Bagi Warga


Dapat digunakan untuk menambah pengetahuan warga
setempat tentang stunting pada anak serta upaya
pencegahanya.

c. Manfaat Bagi Tenaga Pendamping Gizi


Dapat digunakan sebagai bentuk pertanggung jawaban
terlaksananya pengabdian terhadap masyarakat.

8
B. Gambaran Profil Desa
Desa Tanete merupakan salah satu desa yang berada di
Kecamatan Maiwa Kabupaten Enrekang. Desa Tanete terletak di
dataran tinggi dan merupakan wilayah pegunungan. Desa Tanete
terletak ± 27 km dari Ibukota Kecamatan, ± 59 Km dari Ibukota
Kabupaten dan ± 229 Km dari Ibukota Provinsi. Berdasarkan data
dari Bidang Pemerintahan Kabupaten Enrekang, Desa Tanete
memiliki luas wilayah seluas ± 15.53 Km 2 dengan batas wilayah
sebagai berikut :
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Bungin Kecamatan
Bungin.
2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Lebani Kecamatan
Maiwa.
3. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Tallang Kecamatan
Bungin.
4. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Matajang Kecamatan
Maiwa.
Keadaan iklim di Desa Tanete terdiri dari musim hujan dan
musim kemarau. Musim hujan biasanya terjadi antara Bulan
November s/d Mei dengan curah hujan rata-rata 1500 mm. Musim
kemarau terjadi antara Bulan November s/d November dengan
suhu taksiran 280C sampai 330C dengan kelembapan 83%.
Secara administratif wilayah Desa Tanete terdiri dari 3 dusun
yaitu Dusun Lo’ko, Dusun Menyambah dan Dusun Bola Padang.
Sarana dan prasarana sosial yang terdapat di desa yaitu Sekolah
Dasar (SD) 1 unit, PAUD 1 unit, kantor desa 1 unit, mesjid 2 unit,
puskesmas pembantu 1 unit, posyandu 1 unit, lapangan sepak bola
1 unit, volly 1 unit dan takraw 1 unit.
Jumlah Kartu Keluarga (KK) sebanyak 167, jumlah total
penduduk sebanyak 597 jiwa dengan rincian berjenis kelamin laki-

9
laki sebanyak 312 jiwa dan perempuan 185 jiwa. Bedasarkan usia
di Desa Tanete yaitu usia 0-14 tahun sebanyak 142 jiwa, usia 15-39
sebanyak 232 jiwa, usia 40-46 sebanyak 133 jiwa dan usia lebih
dari 46 tahun sebanyak 90 jiwa. Semua penduduk bergama Islam
dan bersuku bugis.
Sebagian besar penduduk di desa berprofesi sebagai petani
dan pekebun, beberapa penduduk sebagai peternak serta terdapat
5 penduduk berprofesi sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS).
Sehingga, sebagian besar potensi mata pencaharian penduduk
yaitu bertani di sawah, berkebun jagung pakan ternak, kemiri,
merica, cengkeh serta beternak sapi dan ayam.
Tingkat pendidikan penduduk yaitu Pendidikan Anak Usia Dini
(PAUD) sebanyak 16 orang, Sekolah Dasar (SD) sebanyak 50
orang, Sekolah Menengah Pertama(SMP)/Madrasah Tsanawiyah
(MTs) sebanyak 31 orang dan Sekolah Menengah Atas (SMA)
sebanyak 26 orang.
Jumlah keluarga yang termasuk kedalam 1000 Hari Pertama
Kehidupan (HPK) yaitu ibu hamil sebanyak 4 orang dan baduta
sebanyak 9 orang. Jenis bantuan yang ada di Desa Tanete yaitu
bantuan Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Langsung
Tunai (BLT) Dana Desa. Adapun jumlah total keluarga yang
menerima bantuan PKH sebanyak 80 orang dan BLT Dana Desa
sebanyak 20 orang. Keluarga yang termasuk 1000 HPK dan
menerima bantuan PKH sebanyak 2 orang dan BLT Dana Desa
yaitu 1 orang.

10
C. Status Gizi dan Faktor Deteminan
1. Status gizi berdasarkan Data e-PPGBM pada Bulan
November
a. BADUTA (0-23 bulan)
Tabel 1. Status Gizi Baduta berdasarkan Berat Badan
Menurut Umur (BB/U) di Desa Tanete
BB/U
Jumlah
No. Posyandu Sangat Risiko Total
sasaran Kurang Normal % Underweight
Kurang lebih Underweight
1. Abadi 10 0 0 10 0 0 0%
Tabel 1 menunjukkan bahwa sebanyak 10 baduta yang
menjadi sasaran kegiatan dengan status gizi berdasarkan
BB/U semua baduta termasuk kategori normal.

Tabel 2. Status Gizi Baduta berdasarkan Panjang Badan


menurut Umur (PB/U) di Desa Tanete

PB/U
Jumlah
No. Posyandu
sasaran Sangat
Pendek Normal Tinggi Total Stunting % Stunting
Pendek
1. Abadi 10 0 0 10 0 0 0%

Tabel 2 menunjukkan bahwa sebanyak 10 baduta yang


menjadi sasaran kegiatan dengan status gizi berdasarkan
PB/U semua baduta termasuk kategori normal.

Tabel 3. Status Gizi Baduta berdasarkan Berat Badan


Menurut Panjang Badan (BB/PB) di Desa Tanete
BB/PB
Jumlah
No. Posyandu Gizi Gizi Risiko Gizi Total %
sasaran Normal Obesitas
Buruk Kurang gizi lebih Lebih Wasting Wasting
1. Abadi 10 0 0 10 0 0 0 0 0%

11
Tabel 3 menunjukkan bahwa sebanyak 10 baduta yang
menjadi sasaran kegiatan dengan status gizi berdasarkan
BB/PB semua baduta termasuk kategori normal.

b. BALITA (24-59 bulan)


Tabel 4. Status Gizi Balita berdasarkan Berat Badan Menurut Umur
(BB/U) di Desa Tanete
BB/U
Jumlah
No. Posyandu Sangat Risiko Total
sasaran Kurang Normal % Underweight
Kurang lebih Underweight
1. Abadi 19 1 6 12 0 7 37%
Tabel 4 menunjukkan bahwa sebanyak 19 balita yang
menjadi sasaran kegiatan dengan status gizi berdasarkan
BB/U sebagian besar balita termasuk kategori normal yaitu
sebanyak 12 balita, kurang sebanyak 6 balita dan sangat
kurang sebanyak 1 balita.

Tabel 5. Status Gizi Balita berdasarkan Tinggi Badan menurut Umur


(TB/U) di Desa Tanete

TB/U
Jumlah
No. Posyandu
sasaran Sangat Total
Pendek Normal Tinggi % Stunting
Pendek Stunting
1. Abadi 19 4 1 15 0 5 26%

Tabel 5 menunjukkan bahwa sebanyak 19 balita yang


menjadi sasaran kegiatan dengan status gizi berdasarkan
TB/U sebagian besar balita termasuk kategori normal yaitu
sebanyak 15 balita, pendek sebanyak 1 orang dan sangat
pendek sebanyak 4 balita.

12
Tabel 6. Status Gizi Balita berdasarkan Berat Badan Menurut Tinggi
Badan (BB/TB) di Desa Tanete
BB/PB
Jumlah
No. Posyandu Gizi Gizi Risiko gizi Total %
sasaran Normal Gizi Lebih Obesitas
Buruk Kurang lebih Wasting Wasting
1. Abadi 19 0 0 18 1 0 0 0 0%
Tabel 6 menunjukkan bahwa sebanyak 19 balita yang
menjadi sasaran kegiatan dengan status gizi berdasarkan
BB/TB sebagian besar balita termasuk kategori normal yaitu
sebanyak 18 balita dan risiko gizi lebih sebanyak 1 balita.

c. Ibu Hamil
Tabel 7. Status Gizi Ibu Hamil berdasarkan Lingkar Lengan Atas (LILA) di
Desa Tanete
Jumlah LILA
No. Posyandu
sasaran KEK Normal
1 Abadi 3 1 2

Tabel 7 menunjukkan bahwa sebanyak 3 ibu hamil yang


menjadi sasaran kegiatan dengan status gizi berdasarkan
LILA terdapat 1 ibu hamil yang KEK dan 2 ibu hamil
termasuk kategori normal.

2. Faktor Determinan
Faktor Determinan
JKN / Merokok Riwayat Ibu Penyakit
No Posyandu Air Bersih Kecacingan Jamban Sehat Imunisasi
BPJS (Keluarga) Hamil Penyerta
Tidak Tidak Tidak NON Tidak
Ya Tidak Ada Ya Tidak Ada Ya Tidak Ada KEK Ada
Ada Ada Ada KEK Ada
JUMLAH 11 18 29 0 0 29 29 0 29 0 29 0 3 26 0 29
1. Abadi 11 18 29 0 0 29 29 0 29 0 29 0 3 26 0 29
Tabel 8. Rekap Riwayat Tindakan sampai Tanggal 31
November berdasarkan Status Gizi Usia 0-59 Bulan.
Tabel 8 menunjukkan bahwa balita dan baduta yang
terdaftar di Posyandu Abadi yang mempunyai JKN/BPJS
sebanya 11 balita dan tidak mempunyai 18 balita, semua
sasaran mempunyai air bersih dan jamban sehat, semua tidak

13
pernah mengalami kecacingan, semua sudah melakukan
imunisasi, semua memiliki anggota keluarga yang merokok,
semua ibu tidak mempunyai penyakit penyerta dan sebanyak 3
ibu yang KEK dan 26 Non KEK.

D. Pendampingan
Tabel 9. Jumlah Pendampingan di Desa Tanete Bulan
November
No Posyandu Bumil Baduta Rematri Prakonsepsi
1. Abadi 3 10 10 0
Tabel 9 menunjukkan bahwa jumlah sasaran yang akan
dilakukan pendampingan Bulan November yaitu sebanyak 3 ibu
hamil, 10 baduta dan 10 rematri.

Tabel 10. Jumlah Distribusi Paket Intervensi di Desa Tanete


PMT Balita Taburia PMT Bumil Proten Tablet MMS TTD Rematri
No Posyandu
(bks) (dos) (dos) (bks) Bumil (butir) (butir)

1. Abadi 21 2 3 90 0 40

Tabel 10 menunjukkan bahwa jumlah distribusi paket


intervensi Bulan November sebanyak 21 bungkus primer PMT
balita, 3 dos tersier PMT ibu hamil, 90 bungkus primer proten dan
40 butir TTD pada rematri.

E. Jenis Intervensi dan Inovasi Kegiatan yang direncanakan


Tenaga pappadeceng gizi menyusun rencana intervensi dan
inovasi kegiatan pendampingan dengan nama “TALENTA” Tanete
Lebih Cerdas Mencegah Stunting Anak. Adapun rangkaian
kegiatannya yaitu sebagai berikut :
1. Gosip TTD dan masalah gizi remaja putri
2. Menolak anemia dan KEK pada ibu hamil
3. Bincang ASI pada ibu hamil dan ibu baduta
4. Taktik pemberian MP-ASI pada anak
5. Distribusi paket intervensi untuk kelompok sasaran
6. Memantauan pengonsumsian paket intervensi

14
7. Kelas kader posyandu

F. Distribusi Paket Intervensi

DATA DISTRIBUSI PAKET INTERVENSI PROGRAM GAMMARANA


NOVEMBER
JUMLAH PAKET
JENIS PAKET JUMLAH PAKET JUMLAH
INTERVENSI SISA STOK
INTERVENSI INTERVENSI YANG SASARAN
NO YANG TELAH PAKET KETERANGAN
YANG DITERIMA DESA YANG
DIDISTRIBUSIKA INTERVENSI
DITERIMA LOKUS MENERIMA
N KE SASARAN
KAPSUL
1 0 0 0 0 -
KELOR (Botol)
PROTEN
2 90 bks 3 Bumil 90 bks 0 Kondisi Baik
(Bungkus)
PMT BUMIL
3 (Bungkus 3 dos 3 Bumil 3 dos 0 Kondisi Baik
Kecil)
PMT BADUTA
4 (Bungkus 8 dos kcl 2 Balita 2 dos kcl 4 dos kcl Kondisi Baik
Kecil)
TTD REMATRI
5 0 btr 14 Rematri 42 btr 0 Kondisi Baik
(Butir)
TABURIA
6 0 2 Balita 2 Balita 2 dos Kondisi Baik
(Bungkus)

G. Hasil Monitoring dan Evaluasi


1. Pada Bulan November jumlah total balita di Posyandu Abadi
sebanyak 29 orang. Berdasarkan hasil pengukuran pada Bulan
November total baduta dan balita yang dilakukan pengukuran
sebanyak 25 orang.
2. Berdasarkan hasil observasi pengukuran pada Bulan
November didapatkan balita yang mengalami underweight
sebanyak 7 orang dan stunting sebanyak 5 orang. Jumlah ini
sudah menurun dari hasil pengukuran pada Bulan Oktober
yaitu underweight sebanyak 8 orang dan stunting sebanyak 8
orang.
3. Berdasarkan hasil observasi pengukuran pada Bulan
November tidak terdapat baduta yang stunting, wasting
ataupun underweight.

15
4. Berdasarkan hasil pendistribusian sebanyak 21 bungkus primer
PMT balita, 3 dos tersier PMT ibu hamil dan 90 bungkus primer
proten .
5. Berdasarkan hasil pendistribusian TTD sebanyak 10 rematri
yang sudah diberikan TTD. Jumlah ini lebih sedikit
dibandingkan pendistribusian TTD Bulan September yaitu
sebanyak 14 rematri.

H. Pembahasan
Gerakan Masyarakat Mencegah Stunting (GAMMARA’NA)
merupakan salah satu inovasi Pemerintah Provinsi Sulawesi
Selatan yang bertujuan untuk mencegah dan menanggulangi
kejadian stunting di daerah lokus yang terdapat di Provinsi
Sulawesi Selatan. Kelompok sasaran utama dalam kegiatan ini
yaitu remaja putri, ibu hamil, bayi dan balita.
Dari rangkaian kegiatan yang dilakukan di daerah lokus untuk
bulan kelima yaitu melakukan pendampingan dan pemantauan
paket intervensi pada semua kelompok sasaran. Proses monitoring
untuk semua sasaran dilakukan dengan door to door dengan tetap
menerapkan protokol kesehatan. Pendampingan dan pemantauan
yang dilakukan yaitu berupa pendistribusian paket intervensi,
pemberian edukasi dan menanyakan terkait pengonsumsian paket
intervensi yang sebelumnya sudah didistribusikan. Dari hasil
pendampingan dan pemantauan yang dilakukan pada Bulan
November diharapkan kelompok sasaran bisa meningkatkan
pengetahuan terkait stunting sehingga bisa dilakukan langkah
pencegahan sejak dini.
Dari hasil pengumpulan baseline data yang dilakukan bulan
sebelumnya terdapat 1 posyandu dengan total peserta berdasarkan
data terbaru per Bulan November sebanyak 29 orang diantaranya

16
terdiri dari 10 baduta dan 19 balita, ibu hamil sebanyak 3 orang dan
rematri sebanyak 39 orang.
Usia baduta (0-23 bulan) yang menjadi sasaran sebanyak 10
orang. Status gizi pada Bulan November untuk usia baduta
berdasarkan BB/U, PB/U dan BB/PB semua baduta termasuk
kategori normal. Usia balita (24-59 bulan) yang menjadi sasaran
sebanyak 19 orang. Status gizi pada Bulan November untuk usia
balita berdasarkan BB/U sebagian besar balita termasuk kategori
normal yaitu sebanyak 12 balita, kurang sebanyak 6 balita dan
sangat kurang sebanyak 1 balita, berdasarkan TB/U sebagian
besar balita termasuk termasuk kategori normal yaitu sebanyak 15
balita, pendek sebanyak 1 orang dan sangat pendek sebanyak 4
balita, berdasarkan BB/TB sebagian besar balita termasuk kategori
normal yaitu sebanyak 18 balita dan risiko gizi lebih sebanyak 1
balita.
. Adapun jumlah baduta yang akan dilakukan pendampingan
yaitu sebanyak 10 orang dengan tujuan untuk mencegah adanya
kejadian stunting pada anak tersebut di bulan-bulan selajutnya
dengan memberikan paket intervensi berupa taburia.
Pendampingan juga dilakukan pada balita yang mengalami
masalah gizi sangat kurang dengan memberikan paket intervensi
berupa biskuit PMT balita.
Dari hasil pengukuran yang dilakukan pada Bulan November
terdapat beberapa balita yang mengalami penurunan berat badan.
Hal ini dikarenakan karena faktor cuaca yang menyebabkan
beberapa balita terkena sakit seperti flu, batuk dan demam.
Beberapa balita juga mengalami kenaikan berat badan dan berat
badan tetap seperti bulan sebelumnya. Namun, juga terdapat balita
yang status gizi nya sudah kembali normal.
Faktor determinan yang ditanyakan pada balita dan baduta
yang terdaftar di Posyandu Abadi per Bulan November yaitu

17
JKN/BPJS, air bersih, kejadian kecacingan, jamban sehat,
imunisasi, keluarga inti yang merokok, riwayat status gizi pada saat
ibu hamil, dan riwayat penyakit dalam keluarga. Dari hasil yang
telah didapatkan sebagai berikut yang mempunyai JKN/BPJS
sebanya 11 balita dan tidak mempunyai 18 balita, semua sasaran
mempunyai air bersih dan jamban sehat, semua tidak pernah
mengalami kecacingan, semua sudah melakukan imunisasi, semua
memiliki anggota keluarga yang merokok, semua ibu tidak
mempunyai penyakit penyerta dan sebanyak 3 ibu yang KEK dan
26 Non KEK.
Ibu hamil yang menjadi sasaran yaitu 3 orang dengan status
gizi berdasarkan LILA terdapat 1 ibu yang KEK. Sehingga, dalam
hal ini perlu dilakukannya pendampingan dan memastikan paket
intervensi dikonsumsi sesuai yang sudah dijelaskan. Namun, pada
ibu hamil yang non KEK tetap dilakukan pendampingan dengan
tujuan untuk mencegah status gizi ibu hamil agar tetap tercukupi
selama masa kehamilan dan bisa melahirkan anak yang sehat
dengan status gizi yang normal.
Remaja putri yang dilakukan pendampingan sebanyak 10 orang
dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan tentang
pentingnya status gizi pada usia remaja, pengonsumsian TTD
secara teratur dan masalah gizi remaja lainnya sehingga bisa
menjadi bekal di kemudian hari dan menjadi ibu yang akan
melahirkan anak yang sehat dengan status gizi yang normal.
Pembagian TTD masih susah untuk total coverage dikarenakan
tidak adanya Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Desa Tanete
sehingga sebagian besar rematri ada yang tinggal di kota untuk
bersekolah.

18
I. Hambatan dan Tantangan di Lapangan
Selama melakukan pendampingan pada kelompok sasaran
terdapat beberapa hambatan dan tantangan yang dihadapi oleh
tenaga pendamping gizi di daerah lokus yaitu :
1. Ada beberapa ibu yang berhari-hari tidak berada di desa pada
saat pendampingan dan pemberian paket intervensi karena ke
kampung suami/istri.
2. Akses jalanan yang susah disebabkan jalanan yang berbukit,
berbatu dan licin pada saat hujan.
3. Banyaknya rematri yang tidak sedang berada di desa pada saat
pendistribusian TTD.
4. Sulitnya mengumpulkan ibu baduta dan balita disatu titik
sehingga harus dilakukan secara door to door.
5. Belum disediakannya alat ukur infantometer di desa sehingga
TPG masih harus meminjam ke puskesmas dan jarak antara
desa dengan puskesmas lumayan jauh serta akses jalan yang
rusak.

J. Kesimpulan dan Saran


1. Kesimpulan
Kegiatan pendampingan yang sudah dilakuakan di bulan
kelima sudah sesuai target sasaran yang ditentukan. Sebagian
besar kelompok sasaran sudah diberikan paket intervensi dan
memantau pemberian paket intervensi pada Bulan November
dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.
2. Saran
Sebaiknya tenaga pendamping gizi dibekali dengan alat
infantometer agar mempermudah proses pendampingan
selama di daerah lokus.

19
Referensi
1. Kemenkes RI. KEPMENKES RI Tentang Standar Antropometri
Penilaian Status Gizi Anak. Vol. 95, Jornal de Pediatria. 2011.
p. 41.
2. WHO. Complementary feeding of young children in developing
countries : a review of current scientific knowledge. 1998.
3. Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, Dan
Transmigrasi Republik Indonesia. 2017. 1–138 p.
4. Kementerian Kesehatan RI. INFODATIN Pusat Data dan
Informasi Kementerian Kesehatan RI Situasi Balita Pendek.
Jakarta Selatan; 2016.
5. Mustikaningrum AC, Subagio HW, Margawati A. Determinan
kejadian stunting pada bayi usia 6 bulan di Kota Semarang. J
Gizi Indones. 2016;4(2):82–8.
6. Tim Riskesdas 2018. Laporan Nasional RISKESDAS 2018.
Jakarta: Lembaga Penerbit Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan; 2018. p. 148–9.
7. Kementerian Kesehatan RI. Perubahan Perilaku Dalam
Percepatan Pencegahan Stunting Di Indonesia. 2018;

20
K. Lampiran
1. Daily Activity
Jumlah Tempat
No Hari/Tanggal/Tahun Kegiatan (Sasaran)
Pasrtisipan Pelaksanaan
Senin/1/November/ Penjaringan anak sekolah oleh
1 50 orang Sekolah Dasar Anak SD
2021 Puskesmas Maiwa
Selasa/2/November/ Pengambilan paket intervensi Puskesmas
2 - -
2021 di Puskesmas Maiwa Maiwa
Pemantauan paket intervensi
Kamis/4/November/ pada ibu hamil dan pemberian Rumah
3 1 orang Ibu hamil
2021 paket intervensi untuk bulan Sasaran
November
Pemantauan paket intervensi
Jumat/5/November/ pada ibu hamil dan pemberian Rumah
4 1 orang Ibu hamil
2021 paket intervensi untuk bulan Sasaran
November
Pemantauan paket intervensi
pada baduta, sharing terkait
Senin/8/November/ kendala dalam memberikan Rumah
5 3 orang Baduta
2021 makan dan memberikan Sasaran
motivasi pada ibu untuk tetap
memberikan taburia
Rabu/10/November/ Pelaksanaan posbindu rutin di Rumah
6 1 orang Ibu hamil
2021 desa Sasaran
Pendampingan pada kelompok
sasaran dengan melakukan
Kamis/11/November/ Rumah
7 kegiatan yaitu : 3 orang Ibu hamil
2021 Sasaran
- Gosip TTD dan anemia
- Pemberian TTD
Pencatatan identitas diri pada
Jumat/12/ kelahairan baru untuk Rumah
8 2 orang Balita
November/2021 dilakukan penginputan di Sasaran
eppgbm
Pendampingan pada kelompok
sasaran dengan melakukan
Senin/15/ Rumah
9 kegiatan yaitu : 3 orang Rematri
November/2021 Sasaran
- Gosip TTD dan anemia
- Pemberian TTD
Pemantauan paket intervensi
pada baduta, sharing terkait
Kamis/18/ kendala dalam memberikan Rumah
10 2 orang Baduta
November/2021 makan dan memberikan Sasaran
motivasi pada ibu untuk tetap
memberikan taburia
11 Pemberian paket intervensi 4 orang Rumah Balita dan
Jumat/19/November/
berupa biskuit PMT balita pada

21
balita dengan status gizi
sangat kurang, pemberian
2021 Sasaran Baduta
taburia pada kelompok
sasaran
Sabtu/20/November/ Rumah Balita dan
12 Posyandu rutin di desa 19 orang
2021 Sasaran Baduta
Sweeping untuk mengukur
Senin/22/November/ Rumah Balita dan
13 balita dan baduta yang tidak 3 orang
2021 Sasaran Baduta
datang posyandu
Sweeping untuk mengukur
Selasa/23/ Rumah Balita dan
14 balita dan baduta yang tidak 3 orang
November/2021 Sasaran Baduta
datang posyandu
Rabu/24/November/ Melengkapi POA dan absen
15 - - -
2021 Bulan November
Penginputan hasil pengukuran
Senin/29/November/
16 Bulan November di e-PPGBM - - -
2021
dan merekap hasil pengukuran
Selasa/30/ Mengerjakan laporan Bulan
17 - - -
November/2021 November

22
2. Dokumentasi

23
24
30 November 2021

Mengetahui :

Kepala Desa Pendamping Gizi

MUH. JASMAN ZAMHARIRAH RISAL

25

Anda mungkin juga menyukai