Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah


PERENCANAAN KESEHATAN LINGKUNGAN
“KEMATIAN BAYI DAN BALITA”

Kelompok 12

Disusun oleh :

Emilda Triyana (2017031045)

Ika mustika (2017031063)

Ratu Irma T ( 2017031114)

Susi Sutiah (2017031135)

KESLING

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS FALETEHAN SERANG – BANTEN

TAHUN AKADEMIK

2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayahNya, kekuatan serta kesabaran di dalam menyelesaikan makalah ini sesuai harapan
kami dan sesuai waktu yang telah di tentukan, meskipun tidak sedikit hambatan yang penulis
hadapi.

Penulis berharap dengan terwujudnya makalah ini dapat dijadikan bahan bacaan minimal
bagi teman-teman dan diharapkan pula dapat menambah wawasan dan pengetahuan untuk
mahasiswa Universitas Faletehan.

Makalah ini berjudul “Program Kesehatan” disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Perencanaan Kesehatan Lingkungan Sekalipun makalah ini masih belum sempurna,
namun untuk mewujudkannya diupayakan secara maksimal, dengan harapan dapat memenuhi
persyaratan yang telah ditentukan.

Akhirnya dengan segala kerendahan hati penulis memohon maaf atas segala kesalahan dan
kekhilafan dalam penulisan makalah ini. Kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan
demi perbaikan penulisan makalah berikutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
khususnya untuk penulis dan umumnya untuk pembaca sekalian.

Serang, 27 September 2020


DAFTAR ISI

BAB I....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.................................................................................................................................4
A. Latar belakang..............................................................................................................................4
BAB II...................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN...................................................................................................................................5
KEMATIAN BAYI DAN BALITA......................................................................................................5
1. Upaya Kesehatan...................................................................................................................5
a. Angka Kematian Bayi (AKB) per 1.000 Kelahiran Hidup (Provinsi Banten)........................5
Pemerintah perlu meningkatkan anggaran program pembinaan pelayanan kesehatan ibu dan
reproduksi dan program pembinaan pelayanan kesehatan anak sebesar 6% dari total anggaran
sektor kesehatan dalam APBN 2014..................................................................................................7
C. Analisa strategi pendapat pribadi...................................................................................................7
BAB I

PENDAHULUAN
 

A. Latar belakang

Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan salah satu indikator yang digunakan
untuk menggambarkan status kesehatan masyarakat. Di dunia, angka kematian bayi
sangat bervariatif pada setiap negara. Di negara berkembang, angka kematian bayi
masih tergolong tinggi. Berdasarkan buku tahunan statistik ASEAN (Association of
South East Asian Nations) dalam profil kesehatan Indonesia 2005, Brunei Darusallam,
Malaysia, dan Singapura tergolong AKB yang rendah, yaitu dibawah 20 per 1000
kelahiran hidup. Sedangkan Indonesia, AKB-nya yaitu 39 per 1000 kelahiran hidup.
Angka ini masih di bawah negara Filipina dan Thailand, yang masing-masing AKB-nya
adalah 28 dan 20 per 1000 kelahiran hidup. Berdasarkan SDKI 2002-2003, AKB di
Indonesia yaitu 35 per 1000 kelahiran hidup.

Berdasarkan Susenas 2004, Di Indonesia pada tahun 2002 terdapat 52 bayi yang
meninggal diantara 1000 kelahiran sebelum berusia tepat 1 tahun (data statistik
indonesia, 2009). Menurut laporan awal (preliminary report) Survei Demografi
Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007, angka kematian bayi memang mengalami perbaikan
dari tahun-tahun sebelumnya, yaitu 34 per 1000 kelahiran hidup (Nik, 2008). Tetapi,
angka ini belum menggambarkan kondisi di daerah di Indonesia yang sesungguhnya
karena bila dilakukan perbandingan kondisi antar daerah, terdapat kesenjangan yang
cukup jauh antara daerah maju dan terpencil, serta antara daerah pedesaan dan
perkotaan.

Salah satu penyebab kematian bayi dan balita di Indonesia adalah infeksi,
termasuk infeksi saluran nafas dan diare. Selain itu, masalah gizi seperti kurang kalori
dan protein, juga menjadi salah satu penyebab kematian bayi di Indonesia. Upaya
pencegahan yang dapat dilakukan untuk mengurangi kematian bayi akibat masalah
tersebut adalah dengan memperbaiki gizi bayi. Pemberian makanan yang tepat pada
bayi adalah salah satu tindakan yang dapat dilakukan. Makanan yang tepat untuk bayi
adalah Air Susu Ibu (ASI), terlebih lagi pada bayi yang baru lahir.
BAB II
PEMBAHASAN
KEMATIAN BAYI DAN BALITA

1. Upaya Kesehatan

a. Angka Kematian Bayi (AKB) per 1.000 Kelahiran Hidup (Provinsi Banten)

Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan jumlah kematian bayi (0-11 bulan)
per 1.000 kelahiran hidup dalam kurun waktu satu tahun. AKB menggambarkan
tingkat permasalahan kesehatan masyarakat yang berkaitan dengan faktor penyebab
kematian bayi, tingkat pelayanan antenatal, status gizi ibu hamil, tingkat keberhasilan
program KIA dan KB, serta kondisi lingkungan dan sosial ekonomi. Apabila AKB di
suatu wilayah tinggi, berarti status kesehatan di wilayah tersebut rendah. Gambaran
AKB di Provinsi Banten tahun 2016 dapat dilihat pada gambar 3.2.

Gambar 3.2

Angka Kematian Bayi di Provinsi Banten

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2016

b. Angka Kematian Balita (AKABA) per 1.000 Kelahiran Hidup


Angka Kematian Balita (AKABA) merupakan jumlah kematian balita 0–5 tahun
per 1.000 kelahiran hidup dalam kurun waktu satu tahun. AKABA menggambarkan
tingkat permasalahan kesehatan balita, tingkat pelayanan KIA/Posyandu, tingkat
keberhasilan program KIA/Posyandu dan kondisi sanitasi lingkungan.

AKABA Provinsi Banten tahun 2016 sebesar 11,64 per 1.000 kelahiran
hidup, Gambaran tren AKABA di Provinsi Banten tahun 2016 dapat dilihat pada gambar
3.3.

Gambar 3.3

Angka Kematian Balita di Provinsi Banten Tahun 2016

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2016

Dari Gambar di atas, kabupaten/kota dengan AKABA tertinggi adalah Kabupaten


Serang 208 Balita. Kabupaten/kota dengan AKABA paling rendah adalah Kabupaten
Tangerang 1 Balita.

A. Sasaran Strategis
Sasaran Strategis Kementrian Kesehatan :
A. Meningkatkan Kesehatan Masyarakat, dengan sasaran yang akan di capai adalah :
a. Meningkatkan presentase persalinan di fasilitas kesehatan sebesar 85%
b. Menurunnya presentase ibu hamil kurang energi kronik sebesar 18,2%
c. Meningkatnnya presentase kabupaten / kota yang memiliki kebijakan Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) sebesar 80%
B. Arah strategi dan kebijakan
Arah dan strategi kebijakan penurunan AKI, AKB dan AKABA di Indonesia
adalah:

Pemerintah perlu meningkatkan anggaran program pembinaan pelayanan


kesehatan ibu dan reproduksi dan program pembinaan pelayanan
kesehatan anak sebesar 6% dari total anggaran sektor kesehatan dalam
APBN 2014.
Saat ini dalam kebijakan anggaran kesehatan, program pembinaan
pelayanan kesehatan ibu dan reproduksi dan program pembinaan pelayanan
kesehatan anak hanya mendapatkan anggaran sebesar Rp. 248 milyar atau
sekitar 0,54 % dari total anggaran sektor kesehatan dalam APBN 2014. Angka
ini sangat kecil bila dibandingkan dengan permasalahan yang dihadapi saat ini
dengan melonjaknya AKI dan rendahnya penurunan AKB dan AKABA.
Pemerintah perlu mengalokasikan anggaran 6 % dari total anggaran sektor
kesehatan untuk intervensi program. Selama ini kebijakan anggaran untuk KIA
lebih mengatasi persoalan hilir yang bersifat kuratif seperti ketersedian
Pelayanan Obsetri Neonatal Emergensi Dasar (PONED) dan Pelayanan
Obsetri Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK). Tapi sedikit yang
menyentuh persoalan hulu (preventif) seperti pencegahan terhadap hami di
usia remaja, perbaikan gizi ibu hamil dan remaja serta program – program lain
yang bersifat penyuluhan tentang kesehatan ibu dan reproduksi.

C. Analisa strategi pendapat pribadi


 Susi sutiah

Diharapkan pemeritah untuk meningkatkan proporsi anggaran dan


jumlah kegiatan promosi kesehatan kepada masyarakat, difokuskan untuk
mengubah perilaku, mengupayakan pola kemandirian keluarga dalam
menentukan pilihan dalam pelayanan kesehatan (meminimalisasi hambatan
sosiokultural terhadap pelayanan KIA). Meningkatkan upaya menambah
kompetensi tenaga kesehatan, khususnya dalam pelayanan KIA (peningkatan
anggaran untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia), terus dilakukan
upaya optimalisasi pendistribusian tenaga kesehatan serta
pemantauan/supervisi rutin untuk menjamin keberadaan tenaga kesehatan di
lapangan. Mempertahankan dan meningkatkan upaya advokasi dalam
mengupayakan dikeluarkannya kebijakan lokal yang akan mempermudah
pelayanan KIA kepada masyarakat, meningkatkan anggaran untuk pelayanan
KIA, peningkatan realisasi kegiatan yang dilakukan secara lintas sektoral serta
merumuskan pola koordinasi kegiatan yang lebih baik.
 Emilda Triyana

Menurut saya dari pola hidup ibu sejak hamil yang kurang baik
terutama asupan gizi yang seiimbang seperti kurang kalori dan protein baik
buat bayi dan balita tersebut sehingga penyebab kan kematian dan bayi dan
balita. Dan faktor lainnya tentang permasalahn kematian bayi dan balita
tersebut adalah banyaknya terjadi infeksi saluran pernafasan pada bayi dan
balita sehingga menyebabkan kematian tersebut.

Upaya pencegahan yang dapat dilakukan untuk mengurangi kematian


bayi akibat masalah tersebut adalah dengan memperbaiki gizi bayi. Pemberian
makanan yang tepat pada bayi adalah salah satu tindakan yang dapat
dilakukan. Makanan yang tepat untuk bayi adalah Air Susu Ibu (ASI), terlebih
lagi pada bayi yang baru lahir. Dan selain itu juga butuh kesadaran bagi ibu
hamil itu sendiri agar menjaga kehamilannya seperti mencukupi gizi yang
seimbang dan baik bagi ibu yang mempunyai balita tersebut agar menciptakan
pola hidup yang baik dan asupan gizi yang baik dan cukup.

 Ika Mustika

Selama ini upaya penurunan angka kematian bayi dan balita


merupakan salah satu prioritas yang harus diperhatikan, untuk mendukung
upaya kematian bayi dapat dilakukan beberapa antara lain dengan cara
meningkatkan kebersihan ( hygiene ) dan sanitasi individu ditingkatkan,
sanitasi keluarga dan masyarakat melalui penyediaan air bersih, meningkatkan
perilaku hidup sehat seperti makan buah dan sayur setiap hari, serta ada
kepedulian terhadap kelangsungan dan perkembangan dini anak, da nada
beberapa cara lagi yang dapat kita lakukan untuk mengurangi penurunan
angka kematian bayi dan balita seperti pemberantasan penyakit menular,
meningkatkan kecukupan imunisasi dan meningkatkan pelayanan kesehatan
reproduksi termasuk pelayanan kontrasepsi dan ibu, menanggulagi gizi buruk,
serta promosi pemberian ASI ekslusif dan pemantauan pertumbuhan.

 Ratu Irma
Angka kematian bayi selalu menjadi prioritas utama di Indonesia, karena
kesehatan selama hamil tidak di jaga, kurangnya pengawasan diri sendiri,
seperti malas ke posyandu atau malas periksa kehamilan ke bidan.
Sehingga lahir bayi yang sakit hingga meninggal. Oleh sebab itu
menyadari kesehatan selama hamil itu penting bagi ibu dan bayi.

Untuk pencegahan sebaiknya rajin memeriksakan kehamilan di bidan atau


mengikuti setiap kali ada posyandu, agar ibu dan bayi lahir sehat.

Anda mungkin juga menyukai