WILAYAH KERJA
DISUSUN OLEH:
NAMA: HAMIDA
NIM: 71547120018
KATA PENGANTAR
1
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
PROGRAM PEMERINTAHAN BERKAITAN DENGAN KIA/KB DI WILAYAH KEJA ini
tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas dosen pada mata kuliah Asuhan kebidan komunitas Selain itu, makalah ini
juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang memahami apa saja program
pemerintah berkaitan dengan KIA/KB di wilayah kerja.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Priscilla Jessika
Pihahey,SKM.,M.K.M selaku dosen mata kuliah Asuhan kebidann komunitas
telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.
saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini.
Saya menyadari, makalah yang kami buat ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya
nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
2
KATA PENGANTAR..................................................................................... 2
DAFTAR ISI................................................................................................. 3
BAB 1 PENDAHULUAN.............................................................................. 4
A. LATAR BELAKANG.................................................................... 4
B. RUMUSAN MASALAH.............................................................. 5
C. TUJUAN.................................................................................... 6
BAB II PEMBAHASAN................................................................................ 7
A. PENGERTIAN PWS/KIA............................................................. 7
B. TUJUAN PWS/KIA.................................................................... 8
C. PRINSIP PENGELOLAAN DAN BATASAN
PEMANTAUAN PWS KIA.......................................................... 8
D. INDIKATOR PEMANTAUAN DAN CARA
MEMBUAT PWS KIA................................................................. 9
E. ANALISIS TINDAK LANJUT DAN
PELEMBANGAN PWS KIA......................................................... 21
F. SISTEM PENCATATAN DAN PELAPORAN PWS KIA.................. 23
G. PROSES PENERAPAN PWS KIA................................................. 24
BAB III PENUTUPAN................................................................................... 29
A. KESIMPULAN........................................................................... 29
B. SARAN...................................................................................... 29
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 30
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
4
Capaian AKB 32 di tahun 2012 kurang menggembirakan dibandingkan
target Renstra Kemenkes yang ingin dicapai yaitu 24 di tahun 2014 juga
target MDGs sebesar 23 per 1.000 kelahiran hidup di tahun 2015. Penurunan
AKB yang melambat antara tahun 2003 sampai 2012 yaitu dari 35 menjadi 32
per 1.000 kelahiran hidup, memerlukan akses seluruh bayi terhadap
intervensi kunci seperti ASI eksklusif atau imunisasi dasar, sementara
berdasarkan Riskesdas 2010 cakupan ASI eksklusif sebesar 15%, imunisasi
DPT-HB3 sebesar 62%, dan imunisasi campak 74%(Profil Kesehatan
Indonesia, 2012).
SDKI tahun 2012 mengestimasikan nilai penurunan AKABA melandai
antara tahun 2003 sampai 2012 yaitu dari 46/1.000 menjadi 40/1.000
kelahiran hidup. Untuk mempertajam penurunan diperlukan peningkatan
akses balita terhadap sanitasi, air bersih, dan penanganan segera terhadap
gejala penyakit. Sementara berdasarkan Riskesdas 2010 cakupan balita diare
mendapat oralit hanya 35%, cakupan balita demam ke fasilitas kesehatan
sebesar 56%, dan cakupan balita mendapat pengobatan malaria hanya 22%
(Profil Kesehatan Indonesia, 2012).
Ironisnya dengan data terakhir dari SDKI 2012, terjadi peningkatan
AKI sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup.Ini berarti kesehatan ibu
justrumengalami kemunduran selama 15 tahun. Pada tahun 2007, AKI di
Indonesia sebenarnya telah mencapai 228 per 100.000 kelahiran hidup. Bila
melihat target MDGs 2015 untuk AKI, target Indonesia adalah menurunkan
AKI mencapai 102 per 100.000 kelahiran hidup. Dengan posisi 359 per
100.000 kelahiran hidup pada tahun 2012 maka akan sangat sulit bagi
pemerintah untuk mencapai target penurunan AKI sebesar 102 per 100.000
kelahiran hidup pada tahun 2015. Melonjaknya AKI tidak terlepas dari
kegagalan program Kependudukan dan Keluarga Berencana (KKB)(Saputrra,
2013).
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari PWS/KIA
2. Apa tujuan dari PWS/KIA
3. Apa prinsip pengelolaan dan batasan pemantauan PWS/KIA
4. Apa indikator pemantauan dan cara membuat grafik PSW/KIA
5. Apa analisis tindak lanjut dan pelembagaan PWS/KIA
6. Bagaimana sistem pencatatan dan pelaporan PWS KIA
7. Bagaimana proses penerapan PWS KIA
5
C. TUJUAN
1. Sebagai Tugas Mata Kuliah Asuhan Kebidanan Komunitas
2. Untuk mempelajari atau memahami tentang Program Pemerintahan Yang
Berkaitan Dengan KIA/KB di Wilayah Kerja
6
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
7
B. Tujuan PWS/KIA
1. Tujuan Umum
Meningkatkan jangkauan dan mutu pelayanan KIA di wilayah kerja
Puskesmas, melalui pemantauan cakupan pelayanan KIA di tiap desa
secara terus-menerus.
2. Tujuan Khusus
1) Memantau cakupan pelayanan KIA yang dipilih sebagai indicator,
secara teratur (bulanan) dan berkesinambungan (terus-menerus)
untuk tiap desa.
2) Menilai kesenjangan antara target yang ditetapkan dan pencapaian
sebenarnya untuk tiap desa.
3) Menentukan urutan desa prioritas yang akan ditangani secara intensif
berdasarkan besarnya kesenjangna antara target dan pencapaian.
4) Merencanakan tindak lanjut dengan menggunakan sumber daya yang
tersedia yang dapat digali (Syafrudin, 2009).
8
5. Peningkatan pelayanan neonatal dan ibu nifas dengan mutu
sesuai standard an menjangkau seluruh sasaran (Meilani dkk,
2009).
Prinsip pengelolaan PWS KIA meliputi beberapa hal yang mencakup indiator
ketercapaian program PWS KIA. Adapun indikator tersebut adalah (Karwati,
2011) :
Jumlah sasaran ibu hamil dalam 1 tahun dapat diperoleh melalui proyeksi,
dihitung berdasarkan perkiraan jumlah ibu hamil dengan menggunakan
rumus :
Angka kelahiran kasar (CBR) yang digunakan adalah angka terakhir CBR
kabupaten/kota yang diperoleh dari kantor perwakilan Badan Pusat Statistik
(BPS) di kabupaten/kota. Bila angka CBR kabupaten/kota tidak ada maka
dapat diguanakan angka terakhir CBR provinsi. CBR provinsi dapat diperoleh
juga dari buku Data Penduduk Sasaran Program Pembangunan Kesehatan
2007-2011 (Pusat Data Depkes RI, tahun 2007).
Contoh :
Untuk menghitung perkiraan jumlah ibu hamil di desa/kelurahan X di
kabupaten Y yang mempunyai penduduk sebanyak 2000 jiwa dan angka CBR
terakhir kabupaten Y 27,0/1000 penduduk, maka :
1,10 X 0,027 X 2000=59,4
Jadi, sasaran ibu hamil di desa atau kelurahan X adalah 59 orang.
9
2. CAKUPAN PELAYAN IBU HAMIL (CAKUPAN K4)
Jumlah sasaran ibu hamil dalam 1 tahun dapat diperoleh melalui proyeksi,
dihitung berdasarkan perkiraan jumlah ibu hamil dengan menggunakan
rumus :
10
Jumlah persalinan yang ditolong oleh tenagakesehatan kompeten
disuatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
x 100 %
Jumlahsasaranibubersalindisuatuwilayahkerjadalam 1tahun
Jumlah sasaran ibu bersalin dalam 1 tahun dapat diperoleh melalui proyeksi,
dihitung berdasarkan perkiraan jumlah ibu hamil dengan menggunakan
rumus :
Contoh :
Untuk menghitung perkiraan jumlah ibu bersalin di desa/kelurahan X di
kabupaten Y yang mempunyai penduduk sebanyak 2000 penduduk dan
angka CBR terakhir di kabupaten Y 27,1/1000 penduduk maka :
Jumlah Ibu Bersalin=1,05 X 0,027 X 2000=56,7=sasaranibu bersalin
Jumlah ibu nifas yang telah memperoleh 3 kali pelayanan nifas sesuai
standar olehtenaga kesehatan
disuatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
x 100 %
Jumlahsasaranibunifasdisuatuwilayahkerjadalam 1 tahun
11
Adalah cakupan neonatus yang mendapatkan pelayanan sesuai
standar pada 6-48 jam setelah lahir disuatu wilayah kerja pada kurun waktu
tertentu. Dengan indikator ini dapat diketahui akses/jangkauan pelayanan
kesehatan neonatal.
Rumus yang dipakai untuk perhitungannya adalah :
Jumlah sasaran ibu bersalin dalam 1 tahun dapat diperoleh melalui proyeksi,
dihitung berdasarkan perkiraan jumlah ibu hamil dengan menggunakan
rumus :
12
Jumlah sasaran ibu bersalin dalam 1 tahun dapat diperoleh melalui proyeksi,
dihitung berdasarkan perkiraan jumlah ibu hamil dengan menggunakan
rumus :
Adalah cakupan ibu hamil dengan faktor risiko atau komplikasi yang
ditemukan oleh kader atau dukun bayi atau masyarakat serta dirujuk ke
tenaga kesehatan disuatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
Masyarakat disini, bisa keluarga ataupun ibu hamil, bersalin, dan nifas itu
sendiri. Indikator ini menggambarkan peran serta dan keterlibatan
masyarakat dalam mendukung upaya peningkatan kesehatan ibu hamil,
bersalin dan nifas.
Rumus yang dipakai untuk perhitungannya adalah :
13
9. CAKUPAN PENANGANAN KOMPLIKASI NEONATUS
14
11. CAKUPAN PELAYANAN ANAK BALITA (12-59 BULAN)
Jumlah anak balita sakit diperoleh dari kunjungan balita sakit yang
datang ke puskesmas (register rawat jalan di puskesmas). Jumlah anak balita
sakit yang mendapat pelayanan standar diperoleh dari form pencatatan dan
pelaoran MTBS.
Adalah cakupan dari peserta KB yang baru dan lama yang masih aktif
menggunakan alat dan obat kontrasepsi (alkon) dibandingkan dengan jumlah
pasangan usia subur disuatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
Indikator ini menunjukkan jumlah peserta KB baru dan lama yang masih aktif
memakai alkon terus-menerus hingga saat ini untuk menunda, menjarangkan
kehamilan atau yang mengakhiri kesuburan.
15
Rumus yang dipakai untuk perhitungannya adalah :
GRAFIK PWS-KIA
PWS-KIA disajikan dalam bentuk grafik dari tiap indikator yang dipakai,
yang juga menggambarkan pencapaian tiap desa setiap bulannya. Seharusnya
setiap indikator dibuat grafik kemudian masing-masing dianalisis untuk
mengetahui status setiap desa. Paling tidak ada 9 grafik yang dibuat setiap
bulannya, ataupun 14. Semuanya itu dipakai untuk alat pemantauan program KIA
dan juga sebagai alat motivasi dan komunikasi lintas sektor. Namun demikian
belum semua wilayah bisa membuat PWS-KIA untuk semua indikator.
Langkahh-langkah dalam pembuatan PWS-KIA (Meilani dkk, 2009) :
1. PENGUMPULAN DATA
2. PENGELOLAAN DATA
16
Rumus =
Pencapaian cakupan kumulatif kunjungan pertama ibu hamil
per desa(Januari−Juni 2008)
x 100 %
Jumlahsasaranibuhamilper desa selama 1 tahun
Rumus =
Pencapaian cakupan kumulatif kunjungan pertama ibu hamil
per desa selama bulan Juni 2008
x 100 %
Jumlahsasaranibuhamilper desa selama 1 tahun
Rumus =
Pencapaian cakupan kumulatif kunjungan pertama ibu hamil
per desa selama bulan Mei2008
x 100 %
Jumlahsasaranibuhamilper desa selama 1 tahun
Rumus =
Pencapaian cakupan kumulatif kunjungan keempat ibu hamil( K 4)
per desa(Januari−Juni 2008)
x 100 %
Jumlahsasaranibuhamilper desa selama 1tahun
Rumus =
Pencapaian cakupan kumulatif kunjungan keempat ibu hamil( K 4)
per desa selama bulan Juni 2008
x 100 %
Jumlahsasaranibuhamilper desa selama 1tahun
17
Rumus =
Pencapaian cakupan kumulatif kunjungan keempat ibu hamil( K 4)
per desa selama bulan Mei2008
x 100 %
Jumlahsasaranibuhamilper desa selama 1tahun
90 %
=7,5 % Maka sasaran pencapaian kumulatif sampai dengan
12bulan
bulan juni adalah = (6x7,5%) = 45% (garis b)
Apabila target dalam 1 tahun adalah 80% berarti besarnya target adalah :
80 %
=6,66 % Maka sasaran pencapaian kumulatif sampai dengan
12bulan
bulan juni adalah = (6x6,6%) = 40% (garis b)
18
b. Hasil perhitungan pencapaian kumulatif cakupan K1 sampai dengan bulan
Juni dimasukkan ke dalam jalur % kumulatif secara berurutan sesuai
peringkat. Pencapaian tertinggi di sebelah kiri da terendah sebelah kanan,
sedangkan pencapaian untuk puskesmas dimasukkan dalam kolom
terakhir.
c. Nama desa bersangkutan dituliskan pada lajur desa, sesuai dengan
cakupan kumulatif masing-masing desa.
d. Hasil perhitungan pencapaian bulan ini (Juni) dan bulan lalu (Mei) untuk
tiap desa dimasukkan ke dalam lajur masing-masing.
e. Gambar anak panah dipergunakan untuk mengisi lajur tren. Bila
pencapaian cakupan bulan ini lebih besar maka digambarkan anak
panahnya menunjukkan ke bawah, sedangkan untuk cakupan yang
tetap/sama digambarkan dengan tanda strip(-).
Grafik PWS KIA dibuat setiap bulannya. Dengan demikian target yang
digunakan sebagai standar disesuaikan kapan grafik itu dibuat.
Contoh :
Untuk Target 90% Untuk Target 90%
Desember 90 Desember 80 Targe
Garis a
19
Desember 90
Sasaran Pencapa ian
Nopember 72, Kumulatif sampai
6 dengan bulan Juni
Oktober 66 7,5% 6 bulan = 45%
September 59,
4
Agustus 52,
8
Juli 46, Target 45
2 %
Juni 39,
6
Mei 33
April 26, Garis b
4
Maret 19,
8
Februari 13,
2
Januari 7,5
% 65 55 53 42 32 49
Kumulatif
% Bulan ini 15 7,5 5 10 3 8
% Bulan 10 7,5 6 8 5 7
lalu
Tren
Nama A B C D E PUSK
Desa
Contoh :
PresentaseGrafik Akses
(%) adalah Ibu
sasaran Hamil
rata-rata tiapJuni
bulan 2008
dituliskan dengan nilai terkecil dipaling bawah
dan berturut-turut dinaikkan kelipatannya.
Target 1 tahun = 80% : 12 bulan = 6,6%
20
Garis a
Desember 80
Didapatkan dari
Nopember 73,3
Oktober 66,7 6,6 % x 6 bulan =
Septembe 60 39,6%
r
Agustus 53,3
Juli 46,7 Targe 39,6%
t
Juni 40
Mei 33,3
April 26,6 Garis b
Maret 20
Februari 13,3
Januari 6,6
% 63 60 46 33 26 45,6
Kumulatif
% Bulan ini 11 8 5 8 3 7
% Bulan 9 8 6 6 5 6,5
lalu
Tren
Nama A B C D E PUSK
Desa
21
Target
Diatas Dibawah Naik Turun Tetap
A √ √ Baik
B √ √ Baik
C √ √ Kurang
D √ √ Cukup
E √ √ Jelek
Status Baik
Adalah desa dengan cakupan di atas target yang ditetapkan untuk
bulan Juni 2008 dan mempunyai kecenderungan cakupan bulanan yang
meningkat atau tetap dibandingkan dengan cakupan bulan lalu. Desa ini
adalah desa A dan B. Jika keadaan tersebut berlanjut maka desa-desa
tersebut akan mencapai atau melebihi target tahunan yang ditentukan.
22
bentuk rencana operasional jangka pendek untuk dapat menyelesaikan masalah
sesuai spesifikasi daerah mengikuti skema yang telah ada. Rencana operasional
tersebut perlu dibicarakan dengan semua pihak yang terkait :
a. Bagi desa yang berstatus baik atau cukup, pola penyelenggaraan
pelayanan KIA perlu dilanjutkan, dipertahankan dengan beberapa
penyesuaian tertentu sesuai kebutuhan.
b. Bagi desa yang berstatus kurang dan terutama yang berstatus jelek perlu
diprioritaskan untuk pembinaan selanjutnya. Perlu dilakukan analisis
lebih mendalam serta dicari penyebab rendahnya atau menurunnya
cakupan bulanan, sehingga dapat diupayakan cara penanganan masalah
secara lebih spesifik.
c. Intervansi dan kegiatan yang teknis (termasuk segi penyediaan logistic)
harus dibicarakan dalam pertemuan mini lokakarya puskesmas dan rapat
dinas kesehatan kabupaten/kota.
d. Intervensi dan kegiatan yang bersifat non teknis harus dibicarakan di
rapat koordinasi tingkat kecamatan.
F. Sistem Pencatatan Dan Pelaporan PWS/KIA
Pengumpulan dan pengelolaan data merupakan kegiatan pokok dari
PWS-KIA. Data yang dicatat perdesa dan kemudian dikumpulkan di tingkat
Puskesmas akan dilaporkan sesuai jenjang administrasi.
1. Jenis Data
Data yang diperlukan untuk mendukung pelaksanaan PWS-KIA adalah :
Data sasaran :
Jumah seluruh ibu hamil
Jumla seluruh ibu bersalin
Jumlah seluruh bayi berusia kurang dari 1 bulan (neonatal)
Jumlah seluruh bayi
Data pelayanan :
Jumlah K1
Jumlah K4
Jumlah ibu hamil berisiko yang dirujuk oleh masyarakatJumlah ibu hamil
berisiko yang dilayani oleh tenaga kesehatan
Jumlah persalinan yang ditolong oleh tenaga professional
Jumlah bayi berusia kurang dari 1 bulan yang dilayani oleh tenaga
kesehatan minimal 2 kali.
2. Sumber Data
23
Data sasaran sebaiknya berasal dari hasil pencacahan jiwa setempat.
Bila angka tersebut tak tersedia, atau diragukan, maka perkiraan jumlah
sasaran dapat dihitung menurut rumus seperti yang telah diuraikan
24
dari fasilitas pelayanan di luar puskesmas pun perlu dilibatkan agar dapat
diketahui cakupan pelayanan KIA oleh tenaga kesehatan.
b. Pertemuan Sosialisasi :
Fokus pertemuan ini adalah untuk lintas sektor di tingkat Propinsi, dengan
tujuan untuk sosialisasi tentang PWS KIA, menyepakati peran lintas sektor
dalam PWS KIA dan menyusun mekanisme pemantauan kegiatan.
Pihak yang terlibat meliputi :
Dinas Kesehatan
BAPPEDA
Biro Pembangunan Masyarakat Desa
Biro PP dan KB
c. Fasilitasi :
Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan bantuan teknis berupa kunjungan
ke lapangan atau pertemuan di kabupaten/kota dan puskesmas. Petugas
provinsi dibekali untuk
dapat memfasilitasi petugas kabupaten/kota dan puskesmas. Peserta terdiri
dari unsur-unsur lain dari dinas kesehatan kabupaten/kota seperti : Gizi,
Imunisasi, Yankes, Yanfar,P2PL, dll.
Setiap kali fasilitasi, sebaiknya peserta sekitar 30 orang.
Materi fasilitasi :
Pedoman PWS KIA
Kebijaksanaan Program KIA
Pedoman Pelayanan Kebidanan Dasar
Perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan kegiatan
d. Evaluasi /Tindak lanjut :
Kegiatan ini bertujuan untuk menilai kemajuan cakupan program KIA dan
merencanakan kegiatan tindak lanjut.
2. Pelaksanaan PWS KIA Di Tingkat Kabupaten
Langkah – langkah atau urutan yang dilaksanakan meliputi :
a. Pertemuan orientasi :
Pertemuan ini merupakan pertemuan dengan tujuan :
Menyamakan persepsi mengenai PWS KIA
Menentukan kebijaksanaan propinsi dalam pelaksanaan PWS KIA
Merencanakan Fasilitasi tingkat kabupaten/kota dan puskesmas
Menyusun mekanisme pemantauan kegiatan, dll
Pihak yang terlibat meliputi :
Subdinas/Bidang yang menangani KIA dari Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota.
25
Subdinas/Bidang yang menangani Puskesmas dan RS dari Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota.
Subdinas/Bidang yang menangani Pengendalian Penyakit dari Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota.
Kepala Puskesmas dan Bidan Koordinator
Selain itu, pertemuan juga dapat melibatkan RSU dan Unit Pelayanan
Kesehatan Swasta. Hal ini penting karena PWS KIA mempunyai pendekatan
wilayah. Dengan demikian semua pelayanan KIA dari fasilitas pelayanan di
luar puskesmas pun perlu dilibatkan agar dapat diketahui cakupan pelayanan
KIA oleh tenaga kesehatan.
b. Pertemuan Sosialisasi :
Fokus pertemuan ini adalah untuk lintas sektor tingkat kabupaten/kota,
dengan tujuan
untuk sosialisasi tentang PWS KIA, menyepakati peran lintas sektor dalam
PWS KIA dan menyusun mekanisme pemantauan kegiatan.
Pihak yang terlibat meliputi :
Dinas Kesehatan
BAPPEDA
Biro Pembangunan Masyarakat Desa
Biro PP dan KB
c. Fasilitasi :
Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan bantuan teknis berupa kunjungan
ke lapangan atau pertemuan di puskesmas. Petugas kabupaten/kota dibekali
untuk dapat memfasilitasi petugas puskesmas.
Materi fasilitasi :
Pedoman PWS KIA
Kebijaksanaan Program KIA
Pedoman Pelayanan Kebidanan Dasar
Perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan kegiatan
d. Evaluasi /Tindak lanjut :
Kegiatan ini bertujuan untuk menilai kemajuan cakupan program KIA dan
merencanakan kegiatan tindak lanjut.
3. Pelaksanaan PWS KIA di Tingkat Puskesmas
Langkah – langkah atau urutan yang dilaksanakan meliputi :
a. Pertemuan reorientasi
Pertemuan ini merupakan pertemuan dengan tujuan :
Menyamakan persepsi mengenai PWS KIA
26
Sosialisasi kebijaksanaan Kabupaten/Kota dalam pelaksanaan PWS
KIA
Merencanakan Fasilitasi ke Desa
Menyusun mekanisme pemantauan kegiatan, dll
Pihak yang terlibat meliputi :
Bidan di Desa
Bidan Koordinator
Pengelola Program KIA
Kepala Puskesmas
Petugas Gizi
P2PL
Data Operator
Farmasi
b. Pertemuan Sosialisasi
Fokus pertemuan ini adalah untuk lintas sektor tingkat kecamatan dan desa,
dengan tujuan untuk sosialisasi tentang PWS KIA, menyepakati peran lintas
sektor dalam PWS KIA dan menyusun mekanisme pemantauan kegiatan.
Pihak yang terlibat meliputi :
Puskesmas
Camat
Kepala Desa
Dewan Kelurahan
LKMD
PKK
Koramil
Polsek
c. Memfasilitasi Bidan di Desa :
Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan bantuan teknis berupa kunjungan
ke lapangan atau pertemuan di Desa. Petugas Puskesmas memfasilitasi Bidan
di Desa dan lintas sector terkait.
Materi fasilitasi :
Pedoman PWS KIA
Pedoman Pelayanan Kebidanan Dasar
Kebijaksanaan Program KIA
Perencanaan pelaksanaan dan pemantauan kegiatan
d. Implementasi PWS KIA Puskesmas.
27
Puskesmas melaksanakan kegiatan PWS KIA melalui pengumpulan,
pengolahan, analisis, penelusuran dan pemanfaatan data PWS KIA sesuai
dengan yang diterangkan pada pembahasan sebelumnya. Termasuk dalam
implementasi PWS KIA di Puskesmas adalah pemanfaatan PWS KIA dalam
Lokakarya Mini, Pertemuan Bulanan Kecamatan dan Musrenbangcam.
e. Tindak lanjut :
Kegiatan ini bertujuan untuk menindaklanjuti hasil – hasil pembahasan
implementasi PWS KIA di tingkat puskesmas .
4. Pelaksanaan PWS KIA di Tingkat Desa
Langkah – langkah urutan pelaksanaan meliputi :
a. Implementasi PWS KIA oleh Bidan di Desa
Bidan Di Desa melaksanakan kegiatan PWS KIA melalui pengumpulan,
pengolahan, analisis, penelusuran dan pemanfaatan data PWS KIA sesuai
dengan yang diterangkan pada pembahasan sebelumnya. Termasuk dalam
implementasi PWS KIA di Tingkat Desa adalah pemanfaatan PWS KIA untuk
dibahas dalam Lokakarya Mini Puskesmas, Pertemuan Bulanan Desa dan
Musrenbangdes.
b. Tindak lanjut :
Kegiatan ini bertujuan untuk menindaklanjuti hasil – hasil pembahasan
implementasi PWS KIA di tingkat puskesmas dan desa.
28
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWS
KIA) adalah alat manajemen untuk melakukan pemantauan
program KIA untuk memantau cakupan pelayanan KIA di suatu
wilayah (puskesmas/kecamatan) secara terus-menerus, agar
dapat dilakukan tindak lanjut yang cepat dan tepat terhadap desa
yang cakupan pelayanan KIA-nya masih rendah (Syafrudin, 2009).
Meningkatkan jangkauan dan mutu pelayanan KIA di wilayah kerja
Puskesmas, melalui pemantauan cakupan pelayanan KIA di tiap
desa secara terus-menerus.
Pengelolaan program KIA bertujuan memantapkan dan
meningkatkan jangkauan serta mutu pelayanan KIA secara efektif
dan efisien.
Grafik PWS-KIA perlu dianalisis dan ditafsirkan, agar dapat
diketahui desa mana yang paling memerlukan perhatian dan
tindak lanjut yang perlu dilakukan
Pengumpulan dan pengelolaan data merupakan kegiatan pokok
dari PWS-KIA. Data yang dicatat perdesa dan kemudian
dikumpulkan di tingkat Puskesmas akan dilaporkan sesuai jenjang
administrasi.
Proses yang perlu dilakukan dalam penerapan PWS KIA dimulai
dengan langkah-langkah sosialisasi, fasilitasi dan evaluasi yang
diikuti dengan tindak lanjut sesuai kebutuhan.
B. SARAN
Demikianlah makalah ini semoga dapat bermanfaat bagi pembaca.
Apabila ada saran dan kritik yang ingin di sampaikan, silahkan sampaikan
kepada saya.
Apabila ada terdapat kesalahan mohon dapat memaafkan dan
memakluminya, karena saya adalah hamba Allah yang tak luput dari salah
khilaf dan lupa.
29
DAFTAR PUSTAKA
Ambarwati Eny Retna & Rismintari Sriati. 2009. Asuhan Kebidanan Komunitas.
Yogyakarta : Nuha Medika.
30