Diajukan untuk memenuhi tugas pengganti Ujian Tengah Semester (UTS) mata
kuliah Penelitian Pekerjaan Sosial
Dosen Pengajar:
Dwi Yuliani, M.Si., Ph. D.
Oleh:
Umatun Karomah
NRP. 23.01.005
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................... . 1
B. Perumusan Masalah............................................................ . 7
C. Hipotesis…………………………………………………... 7
D. Tujuan Penelitian................................................................ 8
E. Manfaat Penelitian.............................................................. . 8
F. Sistematika Penulisan......................................................... . 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Penelitian Terdahulu.......................................................... . 10
B. Tinjauan Konseptual.......................................................... . 12
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian.............................................................. . 35
B. Definisi Operasional......................................................... . 35
C. Populasi dan Sampel......................................................... . 36
D. Teknik Pengumpulan Data................................................ . 37
E. Alat Ukur dan Pengujian Validitas................................... . 37
F. Teknik Analisis Data......................................................... . 40
G. Jadwal dan Langkah-Langkah Penelitian........................... 41
DAFTAR PUSTAKA............................................................................... . 42
BAB I
PENDAHULUAN
Indonesia telah melaksanakan Program Keluarga Harapan (PKH). Program serupa telah
dilaksanakan dan cukup berhasil di beberapa negara yang dikenal dengan Conditional
Rendahnya kondisi kesehatan keluarga sangat miskin juga berdampak pada tidak
optimalnya proses tumbuh kembang anak, terutama pada usia 0-5 tahun. Pada tahun 2010
di Kabupaten Bengkulu Utara misalnya, angka kematian balita pada kelompok penduduk
berpendapatan terendah adalah 80% per 1000 kelahiran hidup, sementara pada kelompok
penduduk berpendapatan tertinggi hanya 32% per 1000 kelahiran hidup (SDKI, 2010).
Pada tahun 2003-2010, terdapat kecenderungan bertambahnya kasus gizi kurang yang
meningkat dari 24,5% pada tahun 2003 menjadi 29% pada tahun 2010. Sementara pada
tahun 2012 terjadi penurunan menjadi 18,4% (Riset Kesehatan Dasar, 2012).
Gizi kurang berdampak buruk pada produktivitas dan daya tahan tubuh seseorang
tidak masuk sekolah karena sakit dapat menyebabkan anak putus sekolah. Kondisi
kesehatan dan gizi mereka yang umumnya buruk juga menyebabkan mereka tidak dapat
berprestasi di sekolah.
Sebagian dari anak-anak keluarga sangat miskin ada juga yang sama sekali tidak
mengenyam bangku sekolah karena harus membantu mencari nafkah. Meskipun angka
partisipasi sekolah dasar tinggi, namun masih banyak anak keluarga miskin yang putus
sekolah atau tidak melanjutkan ke SMP/Mts. Kondisi ini menyebabkan kualitas generasi
penerus keluarga miskin senantiasa rendah dan akhirnya terperangkap dalam lingkaran
kemiskinan.
PKH merupakan salah satu program perlindungan sosial di Indonesia dalam bentuk
bantuan sosial. Bantuan ini diberikan kepada keluarga miskin dan rentan miskin dengan
persyaratan tertentu dimana mereka terdaftar dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial
(DTKS). PKH merupakan salah satu upaya pemerintah dalam percepatan penanggulangan
kemiskinan dan secara khusus bertujuan untuk memutus rantai kemiskinan antar generiasi.
Sebagai sebuah program bantuan sosial bersyarat, PKH bertujuan membuka akses KPM
bagi ibu hamil dan anam usia dini dalam memanfaatkan fasilitas/layanan Kesehatan
(faskes) dan anak usia sekolah dalam memanfaatkan fasilitas/layanan Pendidikan (fasdik)
yang tersedia disekitar tempat tinggal mereka. Manfaat PKH saat ini juga diarahkan untuk
mencakup penyandang disabilitas dan lanjut usia dengan tujuan untuk mempertahankan
kesejahteraan sosial mereka sesuai dengan amanat konstitusi dan Nawacita Presiden RI.
Selain mendorong KPM untuk memanfaat pelayanan sosial dasar Kesehatan, Pendidikan
dan kesejahteraan sosial, KPM PKH juga didampingi untuk mendapatkan program
perlindungan sosial dan pemberdayaan merupakan upaya yang terus dilakukan demi
Goals atau MDGs). Setidaknya ada lima komponen MDGs yang didukung melalui PKH,
yaitu pengurangan penduduk miskin ekstrim dan kelaparan, pencapaian pendidikan dasar,
kesetaraan gender, pengurangan angka kematian bayi dan balita, dan pengurangan
kewajiban kesehatan dan pendidikan. Kewajiban itu adalah pemeriksaan kandungan bagi
ibu hamil, pemeriksaan kesehatan, pemberian asupan gizi dan imunisasi anak
balita, kewajiban menyekolahkan anak ke sekolah dasar dan lanjutan (SD s.d SLTP). Bagi
PKH akan memberi manfaat jangka pendek dan panjang, untuk jangka pendek akan
memberikan income effect kepada Rumah Tangga Sangat Miskin atau sering disebut
dengan KPM, melalui pengurangan beban pengeluaran rumah tangga. Manfaat jangka
panjang PKH adalah memutus rantai kemiskinan antar generasi melalui peningkatan
kualitas kesehatan/nutrisi, pendidikan dan kapasitas pendapatan anak dimasa depan (price
effect anak keluarga miskin); serta memberikan kepastian kepada si anak akan masa
Tujuan umum PKH adalah untuk mengurangi angka dan memutus rantai
2. Meningkatkan status kesehatan dan gizi ibu hamil, ibu nifas, anak balita dan anak usia
3. Meningkatkan akses dan kualitas pelayanan pendidikan dan kesehatan, khususnya bagi
anak-anak KPM.
4. Meningkatkan taraf pendidikan anak-anak KPM.
dan sumber daya manusia untuk melaksanakan program ini sangat diperlukan. Pada
level nasional dibentuk tim koordinasi Unit Pelaksanaan Program Keluarga Harapan
yang kemudian di sebut UPPKH. Sampai pada level kabupaten terdapat tim koordinasi
Unit Pelaksanaan Program Keluarga Harapan Kabupaten. Pada level kecamatan Unit
bersentuhan langsung dengan penerima manfaat PKH melalui berbagai peran yang
Pendamping PKH memiliki beberapa tugas yaitu tugas persiapan dan tugas rutin.
peserta PKH dalam kunjungan awal ke PPK, serta memfasilitasi proses pendaftaran
sekolah bagi anak-anak peserta PKH yang belum terdaftar di satuan pendidikan.
melaksanakan tugas-tugasnya dan bekerja sesuai dengan apa yang telah diembankan.
Jumlah peserta PKH di Kabupaten Bengkulu Utara adalah 12.588 KPM dengan
KPM yang disebut P2K2. P2K2 ini merupakan salah satu proses untuk melakukan
perubahan perilaku KPM dalam segala aspek kehidupan. Salah satu perubahan perilaku
yang diharapkan adalah agar KPM dapat memulai usaha dan beridkari sehingga bisa
mencapai tujuan untuk melakukan graduasi berdikari dan menjadi peserta Pahlawan
Ekonomi Nasional (PENA) dikemudian hari. Namun pada kenyataannya masih ada
pendamping yang tidak rutin melakukan P2K2, hal ini disebabkan oleh kurangnya
control yang kuat berupa monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan P2K2.
Berdasarkan latar belakang yang diutarakan diatas, maka masalah pokok penelitian
ini adalah “Seberapa Besar Pengaruh Monitoring dan Evaluasi terhadap Pelaksanaan
Bengkulu Utara.
Selanjutnya pertanyaan dasar tersebut, dapat dirumuskan pada sub - sub sebagai
berikut :
1. Seberapa tinggi tingkat pelaksanaan P2K2 oleh Pendamping PKH di Kabupaten
C. Hipotesis
Hipotesis penelitian ini terbagi menjadi dua yaitu H0 dan H1. H0 dan H1 yakni sebagai
berikut:
1. H0 = Tidak ada pengaruh Monitoring dan Evaluasi terhadap pelaksanaan P2K2 oleh
D. Tujuan penelitian
Berdasarkan rumusan pokok penelitian tersebut diatas, tujuan umum dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui pelaksanaan P2K2 oleh pendamping Program Keluarga Harapan
E. Manfaat penelitian
Berdasarkan latar belakang dan tujuan yang telah disebutkan diatas, diharapkan
1. Manfaat Teoritis
pengetahuan bagi pekerjaan sosial, memperkaya wawasan dan wacana ilmiah serta
Bengkulu Utara.
2. Manfaat Praktis
Manfaat praktis dari penelitian ini sebagai bahan pemikiran yang dapat
pelaksanaan P2K2 oleh pendamping program keluarga harapan dapat menjadi dasar
F. Sistematika Penulisan
kerangka pikir.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Penelitian terdahulu
Dalam penelitian ini akan dicantumkan beberapa hasil penelitian terlebih dahulu terkait
dengan judul peneliti “ Kinerja Pendamping PKH di Kabupaten Bengkulu Utara” oleh
1. Penelitian yang dilakukan oleh Raila Adnin, dengan judul Peran pendamping dalam
2014. Jumlah penduduk miskin di Indonesia pada tahun 2014 telah mencapai angka
28,28 juta jiwa yang merupakan 11,25 persen dari keseluruhan penduduk Indonesia.
Kemiskinan jika tidak ditangani secara serius akan memberikan dampak buruk
diberbagai bidang, antara lain bidang kesehatan dan pendidikan. Mengatasi hal
masyarakat miskin. Hasil dari penulisan ini adalah PKH merupakan program bantuan
pendamping PKH, yakni peran dan keterampilan fasilitatif, peran dan keterampilan
edukasional, peran dan keterampilan perwakilan, dan peran dan keterampilan teknis.
(b) implementasi program pengentasan kemiskinan melalui PKH. Tolak ukur dari
program, tujuan program, pemantauan program, cara kerja yang baik dan benar,
kemiskinan. Berbeda dengan yang akan peneliti lakukan dalam penelitian ini, yaitu
Utara.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Armindo Putra Zega, dengan judul Kinerja
Utara, tahun 2014. Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh gambaran tentang
Utara. Tujuan penelitian ini untuk memperoleh data dan gambaran mengenai
karakteristik responden, tugas persiapan dan tugas rutin. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Jumlah
populasi dalam penelitian ini sebanyak 50 orang dan peneliti menggunakan teknik
penelitian populasi atau sensus. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
pendamping PKH yang ada di Kabupaten Nias Utara. Teknik pengumpulan data yang
digunakan yaitu angket, observasi dan studi dokumentasi. Hasil penelitian ini
sedang. Pada aspek tugas rutin masih harus dilakukan peningkatan kinerja dan
pendampingan. Dalam hal ini perlu ditingkatkan melalui Bimbingan dan Pemantapan
di Kabupaten Nias Utara. Tujuan program adalah peningkatan kinerja pendamping
B. Tinjauan Konseptual
atau teori–teori agar mampu menyampaikan sebuah realitas menjadi sebuah kajian ilmiah
yang terarah dan mampu diukur. Untuk mengkaji realitas mengenai permasalahan yang
akan peneliti angkat ini, penulis akan mengambil beberapa konsep yang memiliki korelasi
dan relefansi terhadap isu yang akan menjadi topik pembahasan utama dalam Karya Ilmiah
Akhir ini.
a. Pengertian Monitoring
Menurut Dr. Harry Hikmat (2010), monitoring adalah proses pengumpulan dan
pemantauan yang dapat dijelaskan sebagai kesadaran tentang apa yang ingin
menjauh dari itu. Monitoring akan memberikan informasi tentang status dan
memeriksa terhadap proses berikut objek atau untuk mengevaluasi kondisi atau
kemajuan menuju tujuan hasil manajemen atas efek tindakan dari beberapa jenis
antara lain tindakan untuk mempertahankan manajemen yang sedangberjalan.
Monitoring adalah proses rutin pengumpulan data dan pengukuran kemajuan atas
objektif program. Memantau perubahan yang fokus pada proses dan keluaran.
tujuan, yaitu :
kebijakan tersebut sesuai dengan standard dan prosedur yang telah ditentukan.
a. Pengertian pendamping
penerima manfaat dengan pihak –pihak lain yang terlibat di tingkat kecamatan
sosial dapat diartikan sebagai interaksi dinamis antara kelompok miskin dan pekerja
pemberdayaan masyarakat.
b. Tugas Pendamping
Ada dua jenis tugas yang harus diemban oleh para pendamping PKH yaitu
tugas persiapan dan tugas rutin, yang harus dilakukan dalam tugas persiapan adalah:
4) Memfasilitasi proses pendaftaran sekolah bagi anak – anak peserta PKH yang
Sedangkan tugas rutin yang harus dilakukan seorang pendamping PKH adalah
sebagai berikut:
1) Pemutakhiran data.
3) Melakukan koordinasi.
c. Fungsi Pendamping
Payne dalam Edi Suharto (1986: 26) menyatakan bahwa prinsip utama
pendamping sosial adalah “making the best of the client’s resources”. Yang
maksudnya, Klien dan lingkungannya dipandang sebagai sistem yang dinamis dan
Atas dasar tersebut, pendampingan sosial berpusat pada empat bidang tugas atau
fungsi, yaitu:
kesempatan bagi masyarakat. Dalam fungsi ini antara lain dengan melakukan
sumber.
2) Penguatan (empowering)
3) Perlindungan (protecting)
perlindungan.
4) Pendukungan (supporting)
keterampilan, kemandirian, dan pengetahuan yang akan kita capai selama proses
keputusannya itu dan memilih arah tindaknnya sendiri tanpa terhalang oleh pengaruh
dari luar atau yang diinginkan oleh orang lain/pihak lain. Untuk mencapai
dasar dan mekanisme untuk tetap dapat tetap bertahan pada waktu krisis. Hal ini
bisa diperoleh melalui pertama proses mobilisasi sumberdaya pribadi dan atau
bentuk dominasi yang muncul. Dengan dasar tersebut masyarakat akan dapat
proses pendampingan ada intervensi pendamping dari luar, maka pada tahap
e. Fokus Pendampingan
oleh karena itu fokus pendampingan harus mengarah pada pencapaian tujuan
(CCT), yang diterjemahkan menjadi Bantuan Tunai Bersyarat. Program ini "bukan"
belinya pada saat pemerintah melakukan penyesuaian harga BBM. PKH lebih
dimaksudkan kepada upaya membangun sistem perlindungan sosial kepada
masyarakat miskin.
Oleh sebab itu akan segera dibentuk Tim Pengendali PKH dalam TKP . agar terjadi
koordinasi dan sinergi yang baik. PKH merupakan program lintas Kementerian dan
Pusat Statistik. Untuk mensukseskan program tersebut, maka dibantu oleh Tim
Tenaga ahli PKH dan konsultan World Bank. Program Keluarga Harapan (PKH)
Amerika Latin dengan nama program yang bervariasi. Namun secara konseptual,
kelanjutan program Subsidi Langsung Tunai (SLT) yang diberikan dalam rangka
tunai. Peserta adalah elemen penting dalam program ini. Pengetahuan atas
kewajiban ini yang menjadi dasar perubahan perilaku keluarga dan anggota
kewajiban untuk dapat menerima bantuan tunai. Peserta adalah elemen penting
dalam program ini. Pengetahuan atas kewajiban ini yang menjadi dasar perubahan
Sejak tahun 2012, untuk memperbaiki sasaran penerima PKH, data awal untuk
penerima manfaat PKH diambil dari Basis Data Terpadu hasil PPLS 2011, yang
dikelola oleh TNP2K. Sampai dengan tahun 2020, ditargetkan cakupan PKH adalah
sebesar 10 juta keluarga. Sasaran PKH yang sebelumnya berbasis Rumah Tangga,
Perubahan ini untuk mengakomodasi prinsip bahwa keluarga (yaitu orang tua–
ayah, ibu–dan anak) adalah satu orang tua memiliki tanggung jawab terhadap
pendidikan, kesehatan, kesejahteraan dan masa depan anak. Karena itu keluarga
adalah unit yang sangat relevan dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia
dalam upaya memutus rantai kemiskinan antar generasi. Beberapa keluarga dapat
berkumpul dalam satu rumah tangga yang mencerminkan satu kesatuan pengeluaran
dapat menjadi peserta PKH didapatkan dari Basis Data Terpadu dan memenuhi
2) Memiliki anak usia 5-7 tahun yang belum masuk pendidikan dasar (anak pra
sekolah)
5) Anak 15-18 tahun yang belum menyelesaikan pendidikan dasar termasuk anak
dengan disabilitas.
Seluruh keluarga di dalam suatu rumah tangga berhak menerima bantuan tunai
persyaratan dan komitmen untuk ikut berperan aktif dalam kegiatan pendidikan anak
1) Kesehatan
KSM yang sudah ditetapkan menjadi peserta PKH dan memiliki kartu PKH
a) Bayi baru lahir (BBL) harus mendapat IMD, pemeriksaan segera saat lahir,
menjaga bayi tetap hangat, Vit K, HBO, salep mata, konseling menyusui.
b) Anak usia 0-28 hari (neonatus) harus diperiksa kesehatannya sebanyak 3 kali:
pemeriksaan pertama pada 6-48 jam, kedua: 3-7 hari, ketiga: 8-28 hari. Anak
d) Anak usia 6-11 bulan harus mendapatkan Vitamin A minimal sebanyak 2 (dua)
e) Anak usia 12–59 bulan perlu mendapatkan imunisasi tambahan dan ditimbang
f) Anak usia 5-6 tahun ditimbang berat badannya secara rutin setiap bulan untuk
fasilitas kesehatan sebanyak 4 (empat) kali, yaitu sekali pada usia kehamilan
sekali pada usia 0-3 bulan, sekali pada usia kehamilan 4-6 bulan, dua kali pada
VI setelah melahirkan.
kesehatan di dokter spesialis atau psikolog sesudai dengan jenis dan derajat
kecacatan.
4) Pendidikan
a) Peserta PKH yang memiliki anak usia 7-15 tahun diwajibkan untuk
belajar efektif setiap bulan selama tahun ajaran berlangsung. Apabila ada anak
yang berusia 5-6 tahun yang sudah masuk sekolah dasar dan sejenisnya, maka
regular dapat mengikuti program SD/MI atau SMP/MTs, sedangkan bagi yang
tidak mampu dapat mengikuti pendidikan non reguler yaitu SDLB atau SMLB.
c) Peserta PKH yang memiliki anak usia 15-18 tahun dan belum menyelesaikan
d) Anak peserta PKH yang bekerja atau menjadi pekerja anak atau telah
meninggalkan sekolah dalam waktu yang cukup lama, maka anak tersebut
atau shelter yang dilaksanakan Kementerian Sosial untuk anak jalanan dan
secara konsisten oleh Peserta PKH, maka mereka akan memperoleh bantuan
secara teratur.
1) Bantuan terkait kesehatan berlaku bagi keluarga dengan anak di bawah umur 6
tahun dan/atau ibu hamil/nifas. Besar bantuan ini tidak dihitung berdasarkan
jumlah anak.
3) Dengan adanya perbedaan komposisi anggota keluarga Peserta PKH, maka besar
tahun, maka pada tahun-tahun mendatang besaran bantuan ini akan dievaluasi dan
c. Tujuan PKH
target Millennium Development Goals (MDGs). Secara khusus, tujuan PKH adalah:
Peserta PKH.
kepesertaan PKH tidak akan bersifat permanen. Kepesertaan penerima bantuan PKH
selama enam tahun selama mereka masih memenuhi persyaratan yang ditentukan,
apabila tidak ada lagi persyaratan yang mengikat maka mereka harus keluar secara
alamiah (Natural Exit). Untuk peserta PKH yang tidak keluar alamiah, setelah enam
tahun diharapkan terjadi perubahan perilaku terhadap peserta PKH dalam bidang
pendidikan, kesehatan dan peningkatan status sosial ekonomi. Pada tahun kelima
diarahkan pada upaya membantu dan menolong individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat agar dapat berfungsi sosial sesuai dengan status dan peranannya dalam
kehidupan masyarakat.
Pekerjaan Sosial adalah suatu keahlian yang mempunyai tanggung jawab untuk
atas, dapat disimpulkan bahwa pekerjaan sosial adalah suatu aktifitas profesional
Adapun menurut Siporin dalam Dwi Heru Sukoco (1991:4) Pekerjaan Sosial pada
1) mencegah permasalahan agar tidak muncul dan agar tidak kambuh lagi;
dihadapinya.
dibutuhkan.
dan berprikemanusiaan.
(1991 : 52-54), membagi fungsi dasar pekerjaan sosial menjadi 4 (empat) bagian
sebagai berikut:
semua orang.
masyarakat.
Individu yang akan diberi pertolongan dalam hal ini adalah pendamping
Keluarga Harapan.
A. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif metode single subject design
dengan desain reversal A-B-A. Single subject design disebut juga single subject research
yaitu penelitian subjek dengan prosedur penelitian menggunakan desain eksperimen untuk
melihat pengaruh perlakuan terhadap perubahan tingkah laku. Data analisis dengan
menggunakan teknik analisis visual grafik, yaitu dengan cara memplotkan data-data
kedalam grafik, kemudian data tersebut dianalisis berdasarkan komponen-komponen pada
setiap kondisi baseline (A1), intervensi (B), baseline (A2) (Sunanto, 2005).
Desain A-B-A merupakan salah satu pengembangan dari desain dasar A-B, desain
A-B-A ini telah menunjukkan adanya hubungan sebab akibat antara variabel terikat dan
variabel bebas. Prosedur dasarnya tidak banyak berbeda dengan desain A-B, hanya saja
telah ada pengulangan fase baseline. Mula-mula target behavior diukur secara kontinyu
pada kondisi baseline (A1) dengan periode waktu tertentu kemudian pada kondisi
intervensi (B). Berbeda dengan desain A-B, pada desain A-B-A setelah pengukuran pada
kondisi intervensi (B) pengukuran pada kondisi baseline kedua (A2) diberikan (Sunanto,
2005).
B. Definisi Operasional
Definisi operasional dibuat agar memberikan kemudahan di dalam menetapkan
ruang lingkup penelitian. Untuk membatasi area penelitian, maka peneliti menentukan
definisi operasional.
Untuk menghindari penafsiran yang berbeda terhadap istilah-istilah yang
digunakan dalam karya ilmiah ini, penulis memberikan batasan pengertian terhadap judul
yang diajukan, sebagai berikut:
1. Monitoring adalah suatu aktivitas yang dilakukan untuk melakukan pengawasan
pelaksanaan P2K2 oleh Pendamping PKH di Kabupaten Bengkulu Utara melalui
pengambilan data dan analisis informasi berkala yang sistematis dan dilakukan
secara terus-menerus untuk memastikan bahwa semua telah berjalan sesuai dengan
yang seharusnya dilakukan.
2. Evaluasi adalah proses pemeriksaan dan penilaian terhadap pelaksanaan P2K2 oleh
Pendamping PKH di Kabupaten Bengkulu Utara.
3. Program Keluarga Harapan adalah program pengentasan kemiskinan dibawah
Kementrian Sosial berupa bantuan tunai yang ditujukan kepada KPM yang
memenuhi syarat sebagai penerima bantuan dengan upaya meningkatkan sumber
daya manusia (SDM), yaitu pendidikan dan kesehatan.
4. Pendamping PKH adalah mereka yang bertugas sebagai pelaksana Program
Keluarga Harapan ditingkat kecamatan/ kabupaten Sulawesi Selatan. Pendamping
direkrut oleh UPPKH pusat melalui proses seleksi yang dinyatakan lulus serta
menandatangani kontrak kerja bermaterai Rp. 6.000,- dengan form yang telah
disediakan oleh UPPKH Pusat dan Daerah.
5. Penelitian ini dilakukan di 19 Kecamatan yang ada di Kabupaten Bengkulu Utara
yaitu: Kecamatan Argamakmur, Kecamatan Lais, Kecamatan Hulu Palik, Kecamatan
Giri Mulya, Kecamatan Kerkap, Kecamatan Padang Jaya, Kecamatan Enggano,
Kecamatan Tanjung Agung Palik, Kecamatan Ketahun, Kecamatan Putri Hijau,
Kecamatan Marga Sakti Seblat, Kecamatan Napal Putih, Kecamatan Pinang Raya,
Kecamatan Air Besi, Kecamatan Batiknau, Kecamatan Air Padang dan Kecamatan
Air Napal.
C. Populasi dan sampel
Menurut Sugiyono (2008:215) dalam penelitian kuantitatif, populasi diartikan sebagai
wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang di tetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pendamping PKH yang ada di Kabupaten
Bengkulu Utara berjumlah 79 orang/responden yang tersebar di 19 kecamatan di
Kabupaten Bengkulu Utara. Dalam penelitian ini penulis tidak melakukan penarikan
sampel, karena jumlahnya kurang dari 100 orang sehingga penulis melakukan penelitian
populasi. Sesuai dengan pendapat Suharsimi Arikunto (1991:107) yang menyatakan
bahwa : “untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik
diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.”
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan pengumpulan data berupa suatu pernyataan
tentang sifat, keadaan, kegiatan tertentu dan sejenisnya. Pengumpulan data dilakukan
untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian
(Gulo, 2002 : 110)
Teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Angket, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan menggunakan kuisioner
atau daftar pernyataan yang disusun untuk mendapatkan jawaban dari seluruh
Pendamping PKH Kabupaten Bengkulu Utara yang berjumlah 46 orang.
2. Studi dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan data melalui sumber data sekunder yang
dapat dipelajari, diantaranya bahan-bahan tertulis yang berbentuk laporan-laporan dan
catatan-catatan. Dalam penelitian ini pengumpulan data dengan cara mempelajari data-
data yang ada seperti; foto-foto pendamping saat melakukan kunjungan, baik ke tempat
tinggal peserta PKH maupun ke penyedia pelayanan kesehatan dan pendidikan. Contoh
laporan, seperti validasi data dan pemutakhiran data yang telah diselesaikan oleh
pendamping.
E. Alat Ukur dan Pengujian Validitas
Alat ukur di dalam penelitian ini menggunakan pencatatan kejadian (menghitung
frekuensi) dengan cara memberikan tanda (tally) pada kertas yang sudah disiapkan.
Pencatatan kejadian dilakukan dengan mencatat atau memberikan tanda terhadap setiap
kejadian atau perilaku yang terjadi sepanjang periode waktu observasi (Sunanto dkk,
2005). Peneliti menuliskan tanda Ketika pengawas melakukan monitoring dan evaluasi
terhadap pelaksanaan P2K2 oleh pendamping PKH di Kabupaten Bengkulu Utara.
Gambar 3.1 Instrumen Penelitian
Catatan Kejadian
Inisial Subjek :
Pengamat :
Perilalaku yang
diamati :
Sesi Tanggal Waktu Tanda Total
Kejadian Kejadian
Uji validitas alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas muka (face
validity) dan statistik. Menurut Moh. Nazir (2011) uji validitas muka adalah penilaian para ahli
terhadap alat ukur yang digunakan pada penelitian. Peneliti menyusun alat ukur, kemudian alat
ukur tersebut diperlihatkan kepada dosen pembimbing selaku ahli. Apabila unsur-unsur dalam
alat ukur tersebut dapat mengukur kedisiplinan sasaran dengan baik, maka alat ukur tersebut
memiliki validitas muka yang baik. Uji validitas statistik adalah pengujian yang dilakukan
Reliabilitas penelitian menunjukan sejauh mana pengukuran data dapat diukur secara
tepat dan ajeg, selain itu reliabilitas sangat menentukan kualitas hasilpenelitian (Suananto dkk,
sebagai berikut:
sebagai berikut:
Apabila target perilaku lebih dari 75% maka nonagreement occurance harusdihitung (Sunanto,
dan antar kondisi. Analisis visual digunakan oleh peneliti karena memungkinkan unutk
menampilkan data pengukuran yang kontinyu sebagai proses eksperimen; peneliti dapat
mempertimbangkan apa yang terjadi di setiap dan di semua sesi pengukuran hingga
variabilitas dapat dinilai untuk setiap individu; datagrafik tidak menentukan level signifikansi
untuk menilai efektivitas dari suatu intervensi; kesimpulan dari sebuah intervensi dapat
digambarkan dengan relatif cepat; menyajikan pandangan konservatif dari sebuah data karena
hasil penelitian mungkin menunjukan signifikansi statistik yang mungkin tidak dapat
diinterpretasikan dengan kuat dan stabil ketika tampilan lengkap grafik data dikaji (Heward
(1987); Parsonson dan Baer (1978); Neuman dan McCornnick (1995) dalam Prahmana,
membandingkan titik-titik data atau poin data pada grafik yang menunjukkan kondisi baseline
dengan poin data yang menunjukkan intervensi atau membandingkan poin data yang
Analisis dalam kondisi merupakan analis perubahan data dalam satu kondisimisalnya
kondisi baseline atau kondisi intervensi. Komponen yang akan dianalisis melalui analis
3. Kecenderungan stabilitas
4. Jejak data
5. Level stabilitas
Komponen yang akan dianalisis dengan antar kondisi sebanyak 5 (lima) komponen
yakni:
Sumber Buku :
A.A Anwar Prabu Mangkunegara. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya
Edi Suharto .2006. Kesejahteraan Sosial Dan Peran Profesi Pekerja Sosial. Jakarta. 24
Dwi Heru Sukoco. 1995. Profesi Pekerjaan Sosial dan Proses Pertolonganya. Bandung:
Koperasi Mahasisiwa Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial (STKS) Bandung.
Gomes, Faustino Cardoso. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Andi
Offset.
Hariandja, Marihot Tua Efendi dan Yovita Hardiwati. 2003. Manajemen sumber
daya manusia: pengadaan, pengembangan, pengkompensasian, dan peningkatan
produktivitas pegawai. Jakarta: Grasindo
Heidjcraman dan Suad Husnan. 1990. Personalia Manajemen. Yogyakarta: BFEF Saydam
Lexy J. Moleong. 2003. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosada
Karya
Lincoln, Yvona S, & Egon G. Guba. 1985. Naturalistic inquiry. Beverly Hills: Sage
Publication
Malayu S.P. Hasibun. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : PT. Bumi Aksara
Marihot Tua Effendy. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : PT. Grasindo
Masri Singarimbun dan Sofian Effendi. 1989. Metode Penelitian Survai. Jakarta : LP3ES
Indonesia , Anggota IKAPI
M. Iqbal Hasan. 2002. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia
Rismayani. 2007. Analisis Usahatani dan Permasaran Hasil. Medan: USU Press
Sedarmayanti. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung : PT. Refika Aditama
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: CV.Alfabeta
Supriyadi. 2010. Mengagas Pembaharuan pendidikan Proses belajar. Jakarta : Renika Cipta
Soetarso. 1992. Praktek Pekerjaan Sosial, Bandung: Koperasi Mahasiswa Sekolah Tinggi
Kesejahteraan Sosial
Tohardi Ahmad. 2002. Pemahaman Praktis Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta :
CV. Mandar Maju
Sumber lain:
https://serupa.id/monev-monitoring-dan-evaluasi-pengertian-tujuan-perbedaan-dsb/
https://pusdataru.jatengprov.go.id/tataruang/backoffice-layanan/upload/dokumen/monev.pdf
Raila Adnin. (2014). Peran pendamping dalam pemberdayaan masyarakat miskin melalui
Program Keluarga Harapan (PKH).
https://www.google.co.id/?gws_rd=cr&ei=pNdeVdXJC5K0uATHroGwAg#q=abstark+penel
itian+pendamping+pkh+ 26-04-2015 (20.00 WIB)
Armindo Putra Zega, dengan judul Kinerja Pendamping Pelaksanaan Program Keluraga
Harapan ( PKH) di Kabupaten Nias Utara, tahun 2014. KIA DIV STKS Bandung. 09 Juni 2015
(13.00 WIB)
http://monaliasakwati.blogspot.com/2011/10/resensi-buku-metode-penelitian-survai.html