Anda di halaman 1dari 13

USULAN PROPOSAL

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

PROGRAM ASUPAN GIZI DAN


PANGAN DI SEKITAR MASYARAKAT (PAGAT) DALAM
PEMENUHAN ASUPAN GIZI DI KAMPUNG SORENDIWERI
DISTRIK SUPIORI TIMUR KABUPATEN SUPIORI

Oleh:

KELOMPOK I

NUR FITRI RESPITASARI


FENNY CAROLES
DEMIANUS SAWAKI
YOHANES YARANGGA
FERA YAFDAS

PROGRAM STUDI AHLI JENJANG KELAS BIAK-SUPIORI


BIAK
2020
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .......................................................................................................... 2

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 3

BAB II SOLUSI PERMASALAHAN ................................................................. 5

BAB III METODE PELAKSANAAN ................................................................. 6

A. Kerangka Pemecahan Masalah .................................................................... 6

B. Khalayak Sasaran ......................................................................................... 6

C. Keterkaitan ................................................................................................... 6

D. Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat .......................................................... 6

E. Metode Pelaksanaan ..................................................................................... 7

F. Monitoring dan Evaluasi .............................................................................. 8

BAB IV LUARAN DAN TARGET CAPAIAN ................................................ 10

A. Luaran ........................................................................................................ 10

B. Target ......................................................................................................... 10

BAB V BIAYA DAN RENCANA KEGIATAN .............................................. 11

A. Biaya .......................................................................................................... 11

B. Rencana kegiatan ....................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 133


BAB I
PENDAHULUAN

Status gizi adalah keadaan kesehatan individu atau kelompok yang


ditentukan oleh derajat kebutuhan fisik akan energi dan zat-zat gizi lain yang
diperoleh dari pangan dan makanan yang dampak fisiknya dapat diukur secara
antropometri.
Gizi buruk merupakan kelainan gizi yang dapat berakibat fatal pada
kesehatan balita. Gizi buruk akan menimbulkan dampak hambatan bagi
pertumbuhan anak. Balita mengalami siklus pertumbuhan dan perkembangan
yang membutuhkan zat-zat gizi yang lebih besar dari kelompok umur yang lain
sehingga balita paling mudah menderita kelainan gizi. Status gizi buruk pada
balita dapat menimbulkan pengaruh yang sangat menghambat pertumbuhan fisik,
mental maupun kemampuan berpikir. Balita penderita gizi buruk dapat mengalami
penurunan kecerdasan seperti Intelligence Quotient (IQ) hingga sepuluh persen
(Dewi & Budiantara, 2012).
Perwakilan UNICEF untuk Indonesia, Debora Comini, pernah mengatakan
sebelum terjadi pandemi, ada sekitar 2 juta anak menderita gizi buruk dan lebih
dari 7 juta anak di bawah usia lima tahun mengalami stunting di Indonesia.
UNICEF juga memperkirakan jumlah anak yang mengalami kekurangan
gizi akut di bawah 5 tahun bisa meningkat 15 persen secara global pada 2020 jika
tidak ada tindakan. Menurut Deborah, peningkatan jumlah anak kekurangan gizi
di Indonesia lantaran banyak keluarga kehilangan pendapatan akibat pandemi
sehingga tidak mampu membeli makanan sehat dan bergizi.
Presiden Joko Widodo juga telah menekankan bahwa program penanganan
pandemi COVID-19 tidak boleh menghentikan program penting nasional lain,
termasuk penanganan stunting. Apalagi, Kementerian Kesehatan, khususnya
Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat dan Direktorat Gizi, dinilai lamban
dalam upaya mengantisipasi naiknya prevalensi stunting dan masalah kurang gizi
anak Indonesia paska pandemi.

3
Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) No. 29 Tahun 2019 Tentang
Penanggulangan Masalah Gizi Bagi Anak Akibat Penyakit mulai diberlakukan
pada 29 Agustus 2019.
Dari data yang di dapat Sebanyak 1.050 anak di Provinsi Papua yang
dilaporkan dengan kondisi gizi buruk hingga November 2019. Jumlah ini
berdasarkan hasil Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat dari sekitar
400 puskesmas di Papua.
Dari hasil wancara dengan pengelola gizi di Puskesmas Sorendiweri di
peroleh data balita yang gizi buruk sebayak 2 orang dan kurang gizi sebanyak 15
orang anak.
Program asupan gizi dan pangan di sekitar masyarakat (PAGAT) adalah
program sederhana yang berfokus pada pemenuhan gizi ibu hamil dan keluarga
dengan menggunakan metode penanaman dan pemeliharaan sederhana dan
menggunakan bahan-bahan pangan yang mudah ditemukan di lingkungan sekitar
namun memiliki nilai gizi yang tinggi. Seluruh bahan dan metode PAGAT
menggunakan bahan yang mudah dan terbarukan, serta sangat berpotensi untuk
dikembangkan lebih jauh menjadi mata pencaharian bagi keluarga.

4
BAB II
SOLUSI PERMASALAHAN

Solusi permasalan dalam memenuhi azupan gizi di Desa Sorendiweri Distrik

Supiori Timur meliputi :

1. Melakukan penyuluhan dan penjelasan mengenai efektifnya program


2. Mengajak kader dari berbagai kalangan dan usia
3. Menggalang dana dan mengumpulkan donatur
4. Membangun 3 PAGAT dengan 3 model berbeda yang disusaikan dengan
kebutuhan maisng-masing keluarga. Pembangunan 3 PAGAT awal adalah
sebagai tahap yang riil dalam pengenalan program ini kepada masyarakat.
5. Menjelaskan keunggulan metode ini kepada seluruh kader dan masyarakat

5
BAB III
METODE PELAKSANAAN

A. Kerangka Pemecahan Masalah


Presiden Joko Widodo juga telah menekankan bahwa program
penanganan pandemi COVID-19 tidak boleh menghentikan program penting
nasional lain, termasuk penanganan stunting. Apalagi, Kementerian
Kesehatan, khususnya Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat dan
Direktorat Gizi, dinilai lamban dalam upaya mengantisipasi naiknya
prevalensi stunting dan masalah kurang gizi anak Indonesia paska pandemi.
Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) No. 29 Tahun 2019
Tentang Penanggulangan Masalah Gizi Bagi Anak Akibat Penyakit mulai
diberlakukan pada 29 Agustus 2019.
Dengan adaya program asupan gizi dan pangan di sekitar masyarakat
(PAGAT) di harapkan dapat memenuhi asupan gizi terutama Ibu hamil,anak
dan kelurga di Desa Sorekdiweri Distrik Supiori Timur Kabupaten Supiori.

B. Khalayak Sasaran
Khalayak sasaran dalam kegiatan pengabdian ini masyarakat di Desa
Sorendiweri Distrik Supiori Timur Kabupaten Supiori.

C. Keterkaitan
Program pengabdian masyarakat ini akan dilakukan dengan mencoba
berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait seperti: Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten Supiori, Kepala Distrik Supiori Timur, Kepala Kampung, Kepala
Puskesmas , Kader serta tokoh masyarakat,Babinsa, Babinkantibmas.

D. Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat


Kegiatan dilakukan oleh Tim Pemberdayaan Kepada Masyarakat meliputi:

1. Penyuluhan kepada masyarakat mengenai program PAGAT sekaligus


perekrutan KADER dan pembukaan kesempatan menjadi donator;
2. Penyuluhan kepada KADER yang telah direkrut;
6
3. Pembuatan PAGAT pertama di lingkungan Puskesmas Sorendiweri;
4. Pembuatan 3 PAGAT susulan di beberapa rumah yang telah terpilih.

E. Metode Pelaksanaan
Metode pengembangan yang akan dilaksanakan merupakan sebuah

rangkaian tahapan yang disusun secara sistematis, berikut adalah gambaran

flow map yang akan berjalan :

Penetapan Daerah Survei Daerah Observasi


Sasaran Sasaran Lapangan

Izin Rencana Penyusunan Materi


Penyuluhan & Penyuluhan Kader
Pelaksanaan
Pelatihan Kader dan target masy.

Sosialisasi Pelaksanaan Laporan


Program PAGAT Program PAGAT Akhir

Dari flow map di atas dapat didefinisikan sebagai berikut :

1. Penetapan daerah sasaran


2. Meninjau beberapa lokasi
3. Melakukan pengamatan terhadap posyandu yang telah ditetapkan
4. Penyusunan materi untuk penyuluhan dan pelatihan kader
5. Jadwal penyuluhan dan pelatihan kader serta target masyarakat dalam
program
6. Izin pelaksanaan / advokasi untuk penyuluhan dan pelatihan kader beserta
target masyarakat dalam program PAGAT
7. Sosialisasi program kepada kader posyandu beserta target masyarakat
dalam program PAGAT

7
8. Pelaksanaan program penyuluhan dan pelatihan kader beserta masyarakat
yang merupakan target program didalamnya.
9. Laporan Akhir
Berdasarakan model follow up diatas dapat kita laksanakan model

pengembangan Program PAGAT didalam beberapa tahapan proses, yaitu :

1. Pengumpulan informasi awal tentang potensi kelompok sasaran.


2. Pertemuan dengan dinas terkait untuk mencari kesepakatan dalam
penentuan calon kelompok sasaran dan lokasi
3. Koordinasi dengan Puskesmas, Dinas Kesehatan, Badan Ketahanan dan
Pelaksana Penyuluhan (BKP3) dan Dinas Pertanian
Selain hal diatas target masyarakat yang balita/bayi maupun

keluarganya yang terindikasi gizi buruk serta kader yang berperan serta

didalamnya diberikan sosialisasi dan pendekatan agar mau dan paham cara

memanfaatkan lahan pekaranganya serta akses pasar dan akses lain yang

memungkinkan orang – orang bisa melihat dan mencontoh kegiatan ini (

dalam hal ini sponsor kegiatan dapat membantu serta agar berhasil dan saling

memberi dampak keuntungan/ positif satu sama lain).

F. Monitoring dan Evaluasi


Untuk mengetahui sampai seberapa jauh kegiatan yang telah

dilakukan selama pembinaan, maka dilakukan 1) Monitoring dan 2) Evaluasi

.Monitoring adalah mengamati perkembangan dan kemajuan dari jauh

melalui laporan aktivitas secara frekuentif dan mencatat setiap kegiatan dan

hasil yang telah dicapai serta permasalahan yang terjadi.

8
Untuk mengetahui hasil dan monitoring dilakukan pencatatan harian

(recording) harian dan dievaluasi per tiap bulan, dengan mengisi tabel berikut

No. Tanggal Jenis Kegiatan Keterangan Hasil & Masalah


1
2
Dst

Recording ini diisi oleh koordinator/ kader Posyandu yang telah

ditunjuk dan dilatih yang berisi tentang penilaian keberhasilan kegiatan ini

yang dapat dilihat dari dari perubahan lingkungan, pengetahuan, sikap

ataupun perilaku masyarakat tersebut, dimana secara frekuentif dilaporkan ke

penanggung jawab program PAGAT , dari hasil pengumpulan dara, informasi

dari monitoring kemudian dianalisis dan dievaluasi, dan dikemudian hari

diadakan peninjauan lapangan untuk mengetahui keadaan sebenarnya.

Tinjauan lapangan dilaksanakan secara periodik sesuai dengan kebutuhan,

diupayakan lebih sering ke lapangan.

9
BAB IV
LUARAN DAN TARGET CAPAIAN

A. Luaran
Luaran kegiatan pemberdayaan kepada masyarakat ini adalah:

1. Penyuluhan kepada masyarakat mengenai program PAGAT sekaligus


perekrutan KADER dan pembukaan kesempatan menjadi donator;
2. Penyuluhan kepada KADER yang telah direkrut;
3. Pembuatan PAGAT pertama di lingkungan Puskesmas Sorendiweri;
4. Pembuatan 3 PAGAT susulan di beberapa rumah yang telah terpilih.

B. Target
Tabel 1. Target Kepada masyarakat

No Program Kegiatan Target Capaian


1. Pendidikan/Penyuluhan Penyuluhan kepada masyarakat 75% masyarakat
mengenai program PAGAT kelompok yang
mengikuti
penyuluhan
Penyuluhan kepada KADER 100 % Kader yang
yang telah direkrut direkrut mengikuti
penyuluhan

2. Pembuatan PAGAT Pembuatan PAGAT pertama di pagat pertama selesai


pertama lingkungan Puskesmas
Sorendiweri
3. Pembuatan 3 PAGAT Pembuatan 3 PAGAT susulan masyarakat dapat
susulan di beberapa rumah yang telah menjalankan
terpilih program ini

10
BAB V
BIAYA DAN RENCANA KEGIATAN

A. Biaya

Rancangan anggaran kegiatan pemberdayaan masyarakat dapat dilihat


pada tabel 2 berikut (contoh).
Tabel 2. Rancangan Anggaran Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat

N Harga (Rp)
Rincian Pengeluaran
O Jumlah Satuan Frek Satuan Total
1 Bahan Habis Pakai
A ATK 1 Paket 3 bulan 300,000 300,000
Bibit ikan dan tanaman
B 5 Paket 2 kali 100,000 1,000,000
penunjang (total)
Perlengkapan (jaring,
C 5 Paket 2 kali 100,000 1,000,000
kawat, bambu dll.)
Penggandaan Blanko
D 1 Paket 2 kali 100,000 200,000
kuesioner
E Souvenir Kegiatan 10 Paket 2 kali 20,000 400,000
Jumlah (1) 2,900,000
2 Transportasi
A Pengurusan perizinan 2 Orang 2 kali 50,000 100,000
B Studi Pendahuluan 2 Orang 2 kali 50,000 100,000
C Pelaksanaan Kegiatan
4
1. Sosialisasi kegiatan 2 Orang 50,000 400,000
tempat
2. Pembuatan Media 4
2 Paket 200,000 800,000
Promosi Kesehatan tempat
3. Spanduk Kegiatan 4
2 Paket 100,000 800,000
Penyuluhan tempat
Jumlah (2) 2,200,000
3 Konsumsi Kegiatan
4
A Sosialisasi kegiatan 1 Paket 50,000 200,000
tempat
4
B Penyuluhan Kesehatan 30 Orang 20,000 2,400,000
tempat
Jumlah (3) 2,600,000
4 Laporan
Penggandaan dan
A 1 Paket 2 kali 50,000 100,000
Penjilidan
11
4
B Dokumentasi Kegiatan 1 Paket 100,000 100,000
tempat
Jumlah (4) 200,000
Total (1+2+3+4) 7,900,000

B. Rencana kegiatan
Jadwal kegiatan secara lengkap pada tabel 3 berikut.
Tabel 3. Jadual Pelaksanaan Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat

Pertemuan ke:
Kegiatan
1 2 3 4 5 6
1. Persiapan
a. Pembuatan Proposal dan Instrumen
b. Perijinan dan Pertemuan
c. Identifikasi potensi dan masalah
d. Penentuan solusi
2. Pelaksanaan
a. Sosialisasi Kegiatan
b. Penyusunan Satuan Acara Penyuluhan dan Pendidikan
Kesehatan
c. Perekrutan dan Pelatihan Kader serta target masy.
d. Pendampingan proses pembuatan tata laksana kegiatan
e. Monitoring dan Evaluasi Kegiatan
3. Pembuatan Laporan Kegiatan
4. Publikasi/Seminar

12
DAFTAR PUSTAKA

Dinkes Pokus Selesaikan petmasalahan gizi di papua.


https://www.papua.go.id/view-detail-berita-4719/dinkes-fokus-selesaikan-
persoalan-gizi-buruk-di-papua.html, diakses tanggal 17 November 2020.

World Health Organization. 2015. Global prevalence anaemia 2011 maps.


Geneva. World Health Organization. Micronutrients in Global. 2012.
http://www.who.int/nutrition/publications/micronutrients/global_prevalence
_anaemia_2011_maps.pdf. diakses tanggal 17 November 2020.

USULAN PROGRAM IPTEK BAGI MASYARAKAT (Ibm) Dalam Rangka


PerbaikanGizi
Buruk.https://www.academia.edu/41437870/Program_Penanggulangan_Giz
i_Buruk_Program_Pemberdayaan_Masyarakat_PAGAT_Program_Asupan_
Gizi_dan_Pangan_di_Sekitar_Masyarakat. Diakses tanggal 17 November
2020

13

Anda mungkin juga menyukai