MAHASISWA SEMESTER VI
PROGRAM STUDI D 4 KEPERAWATAN
Nama :
1. Silvia Handayani P27820716002
2. Novia Faizzatur Rohmah P27820716015
3. Bella Dama Shinta P27820716020
4. Aliyfia Syahadah Maulana P27820716024
5. Dhian Tiara Sari P27820716033
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA
JURUSAN KEPERAWATAN
2019
i
DAFTAR ISI
Halaman
Sampul Depan ............................................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN .......................................................................... 1
1.1 Latar Belakang……………………………………………………..5
1.2 Rumusan Masalah………………………………………………….6
1.3 Tujuan Penelitian…………………………………………………..6
1.4 Manfaat Penelitian………………………………………………….6
BAB 5 PENUTUP
5.1 Kesimpulan……………………………………………………………. 50
5.2 saran……………………………………………………………………50
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………51
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Mengetahui
Kepala Puskesmas Pucang Sewu
Drg.Prasukma Yogawarti
NIP. 19650411 199003 2 005
iii
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT, Tuhan Semesta alam yang Maha
Pengasih lagi Maha Panyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-
Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami,
sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Program Wajib UKS dan Program
Pengembangan KESORGA di Puskesmas Pucang Sewu Kota Surabaya mulai
tanggal 20 April- 3 Mei2019.
Hasil laporan ini telah disusun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan laporan hasil ini. Untuk
itu penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan laporan ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasa dari penulisan
laporan hasil ini. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka kami menerima segala
saran dan kritik dari pembaca agar penulis dapat memperbaiki laporan ini.
Akhir kata kami berharap semoga Laporan Program Wajib dan Program
Pengembangan di Puskesmas Pucang Sewu Kota Surabaya ini dapat memberikan
manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca serta tim penulis sendiri.
Tim Penyusun
4
Bab I
PENDAHULUAN
5
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah laporan ini yaitu, apa saja program wajib pelayanan program
UKS serta program pengembangan pelayanan program KESORGA?
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui program wajib Puskesmas Pucang Sewu yaitu pelayanan
UKS.
1.3.2 Untuk mengetahui program pengembangan Puskesmas yaitu pelayanan
program KESORGA.
1.4 Manfaat
1.3.1. Menambah wawasan tentang program wajib yang telah dilakukan Puskesmas
Pucang Sewu yaitu pelayanan program UKS.
1.3.2. Menambah wawasan tentang program pengembanganyang telah dilakukan
Puskesmas Pucang Sewu yaitu pelayanan program KESORGA
1.5 Visi Misi Puskesmas
Visi : “Dinas Kesehatan yang Profesional untuk mewujudkan masyarakat
Surabaya sehat, mandiri dan berdaya saing global”
Misi Dalam mewujudkan Dinas Kesehatan yang Profesional untuk mewujudkan
masyarakat Surabaya sehat, mandiri dan berdaya saing global maka perlu
ditempuh misi sebagai berikut:
Meningkatkan akses dan mutu upaya kesehatan;
Meningkatkan tata kelola dan optimalisasi fungsi regulator bidang
kesehatan;
Meningkatkan penggerakan dan pemberdayaan masyarakat dalam bidang
kesehatan.
6
Bab 2
TINJAUAN TEORI
a. SD
Pemeriksaan fisik oleh tenaga kesehatan Puskesmas
Pemeriksaan mental emosional yang di isi oleh orang tua dan dinilai
oleh petugas kesehatan Puskesmas.
b. SMP dan SMA
Pemeriksaan fisik oleh tenaga kesehatan puskesmas
7
Pemeriksaan mental emosional.intelegiansi,system reproduksi yang
dinilai melalui kuisioner yang dibagikan kepada siswa dan di isi oleh
siswa sendiri,kemudian dinilai oleh petugas kesehatan Puskesmas.
2. Pemeriksaan Berkala
Kegiatan pemeriksaan berkala dilaksanakan pada saat pertengahan
tahun ajaran, dengan sasaran seluruh siswa selain siswa baru. Dengan
rincian pemeriksaan fisik oleh petugas kesehatan Puskesmas.
8
RUK TAHUNAN USAHA KESEHATAN SEKOLAH (UKS)
Program Lokasi
No Kegiatan Sasaran Target Tenaga Pelaksana
Kesehatan Pelaksanaan
9
DT untuk Murid SD
kelas 1 dan TD untuk
1x Dokter umum, dokter
murid SD kelas 1 dan
3 Bias Campak kegiatan/tahun/p Luar Gedung gigi, perawat umum,
3 di wilayah kerja
uskesmas perawat gigi, bidan
puskesmas pucang
sewu
Murid SD kelas 1 di
1x Dokter umum, dokter
Bias TD atau wilayah kerja
4 kegiatan/tahun/p Luar Gedung gigi, perawat umum,
DT puskesmas pucang
uskesmas perawat gigi, bidan
sewu
Murid TK A dan TK
Pembinaan 1x
B di wilayah kerja Dokter gigi, perawat
5 Kesehatan Gigi kegiatan/tahun/p Luar Gedung
puskesmas pucang gigi, bidan
Pada TK uskesmas
sewu
Pembinaan dan
Murid SD kelas 3 di
Pembimbingan 1x
wilayah kerja Dokter gigi, perawat
6 Sikat Gigi kegiatan/tahun/p Luar Gedung
puskesmas pucang gigi
Masal pada uskesmas
sewu
SD/MI
10
Murid SD/MI
Murid SD kelas di
Mendapat 1x
wilayah kerja Dalam Dokter gigi, perawat
7 Perawatan kegiatan/tahun/p
puskesmas pucang Gedung gigi
Kesehatan uskesmas
sewu
Paripurna
Murid SMP kelas 9 di
3 sekolah SMP di 1x
Kegiatan Tenaga Promkes,
8 wilayah kerja kegiatan/tahun/p Luar Gedung
ABAT dokter umum, perawat
puskesmas pucang uskesmas
sewu
11
4) Cara Melakukan Kegiatan
1. Petugas UKS/UKGS Puskesmas menyurat atau berkoordinasi dengan
pihak sekolah sebelum turun ke sekolah melaksankan kegiatan.
2. Puskesmas melalui petugas UKs/UKGS menentukan jumlah sasaran
atau jumlah sekolah yang akan dilakukan penjaringan dan
pemeriksaan kesehatan.
3. Mengatur jumlah Tim UKS/UKGS yang akan bertugas untuk
melakukan penjaringan dan pemeriksaan kesehatan.
4. Mengatur jadwal pelaksaan kegiatan.
5. Kegiatan ini dilaksanakan bersama beberapa lintas sector yang terkait
(Diknas/Sekolah).
6. Sekolah bertugas memfasilitasi tempat dan sasaran.
5) Sasaran
1. Sasaran Program
a) Tercapainya jangkauan pelayanan kesehatan anak usia sekolah di
sekolah.
b) Sekolah melaksanakan program penjaringan setahun sekali pada tahun
ajaran baru.
c) Sekolah melaksanakan pemeriksaan berkala setahun sekali pada
pertengahan tahun ajaran.
2. Sasaran Kegiatan
1. Sasaran siswa yang diperiksa :
a) SD/MI : 100%
b) SMP/MTs : 93%
c) SMA/MA : 93%
2. Jumlah sekolah UKS :
a) SD/MI : 75%
b) SMP/MTs : 67%
c) SMA/MA : 69%
12
6) Jadwal Pelaksanaan
Bulan
No. Kegiatan Materi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1. Screening
2. Berkala
13
dilaporkan acuan
kebagian pelaksanaan
YANSUS kegiatan
DKK tahun
Surabaya berikutnya
1. Definisi KESTRAD
KESTRAD adalah perawatan dan atau dengan cara dan obat sesuai dengan
pengalaman dan keahlianyang dapat dipertanggung jawabkan dan diterapkan
sesuai dengan norma yang berlaku dimasyarakat. Pelayanan kesehatan
tradisional merupakan suatu bentuk pelayanan kesehatan yang
mengombinasikan pekayanan kesehatan konvensional dengan pelayanan
kesehatan tradisional, baik sebagai pelengkap atau perbaikan. Pelayanan
kesehatantradisional menggunakan pelengkap kesehatan tradisional yang
memanfaatkan ilmu biomedis dan biokultural dalam penjelasannya serta manfaat
dan keamanannya terbukti secara ilmiah.
2. Tujuan KESTRAD
Tujuan dibentuknya Kestrad menurut UU No. 36 Tahun 2009 yaitu agar
masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan tradisional yang dapat
dipertanggungjawabkan, aman dan bermanfaat, dibina dan diawasi oleh
pemerintah. Disisi lain masyarakat diberikan kesempatan untuk
mengembangkan, meningkatkan dan menggunakan pelayanan kesehatan
tradisional yang dapat di pertanggunjawabkan manfaat dan keamanannya. Selain
itu pelayanan program Kestrad memiliki tujuan untuk promotif dan preventif
pada masyarakat luas dalam suatu metode pengobatan.
3. Sasaran Kestrad
14
Sasaran program Kestrad adalah seluruh masyarakat Indonesia yang berminat
dalam program kesehatan tradisional khususnya masyarakat Kota Surabaya.
Demo Toga
1. Definisi : Demo Toga merupakan salah satu bentuk upaya
mengenalkan Toga yang selama ini belum tersosialisasikan tentang
kegunaanya. Melalui Demo Toga ini dapat membantu masyarakat dalam
15
hal derajat kesehatan dan nilai ekonomi untuk dijadikan inovasi dalam
hal mata pencaharian
2. Tujuan : Sebagai sarana untuk mendekatkan tanaman obat kepada
upaya-upaya kesehatan masyarakat, antara lain upaya preventif
(pencegahan), promotif (meningkatkan derajat kesehatan) dan kuratif
(penyembuhan penyakit)
3. Langkah-langkah :
1) Petugas mendatangi posyandu yang sudah dijadwalkan
2) Petugas menyiapkan alat, bahan dan materi untuk melakukan
Demo Toga
3) Petugas menyiapkan absensi daftar hadir
4) Petugas membagikan brosur yang berisi resep demo toga keapada
peserta
5) Petugas memulai melakukan demo toga
6) Petugas melakukan tanya jawab kepada peserta yang disuluh
7) Petugas mendokumentasikan acara demo toga
8) Kegiatan demo toga selesai dilaksanakan
3. Pijat Bayi
Definisi : Terapi pijat bayi adalah terapi dengan cara memberikan
sentuhan pada bayi dan diberi sedikit penekanan pada titik tertentu untuk
membantu bayi dapat merasa nyaman dengan tubuhnya, memperbaiki pola
tidur, membantu system pencernaan dan meningkatkan kesehatan bayi.
Tujuan : untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan bayi.
Langkah – langkah:
1. Petugas menyiapkan bahan
2. Petugas memanggil pasien
3. Petugas mencuci tangan sebelum melakukan pemijatan
4. Bayi dibaringkan dalam posisi terlentang dan membuka pakaian
bayi oleh petugas
5. Petugas mulai memijat bayi mulai perut, tangan, kaki, kepala dan
wajah
16
6. Petugas membalikkan badan bayi posisi tengkurap dan memijat
bagian punggung bayi
7. Petugas mencuci tangan setelah melakukan pemijatan
8. Petugas memakaikan pakaian bayi dan dipersilahkan pulang
9. Petugas mencatat di buku register harian pasien pijat bayi
10. Petugas mengisi rekam medis yang dikirim dari Ruang Pelayanan
KIA
11. Petugas menginput data bayi pada aplikasi Simpus
12. Petugas mengembalikan rekam medis pada Ruang Pelayanan KIA
13. Petugas selesai melakukan pijat bayi
4. Terapi Akupuntur
2 Definisi : Akupunktur adalah terapi dengan melakukan penusukan jarum
steril pada permukaan tubuh dititik akupuntur.
3 Tujuan : untuk memberikan rangsangan ditubuh pasien untuk
mempengaruhi energi dalam tubuh pasien.
A. Langkah – langkah:
a. Petugas memanggil pasien sesuai dengan antrian
b. Petugas mencocokkan identitas pasien, bila tidak cocok kartu status
pasien dikembalikan ke unit pendaftaran
c. Petugas melakukan anamnesis, mendiagnosa penyakit dan
menentukan titik akupunktur
d. Petugas menjelaskan terapi akupunktur yang akan dilakukan
kepada pasien
e. Petugas melakukan tindakan akupunktur
f. Petugas mencatat kedalam kartu status pasien dan buku register
g. Petugas melakukan simpus diakhir layanan
h. Petugas mengembalikan kartu pasien ke unit pendaftaran
i. Petugas selesai melakukan pelayanan akupuntur
17
B. Definisi : Akupresur wajah adalah salah satu bentuk pelayanan kesehatan
tradisional keterampilan dengan cara merangsang titik-titik tertentu
melalui penekanan pada permukaan tubuh, dengan menggunakan jari
maupun benda tumpul.
C. Tujuan : untuk kebugaran atau membantu mengatasi masalah kesehatan
D. Langkah-langkah :
Petugas memanggil pasien sesuai urutan
Petugas menyiapkan alat dan bahan
Petugas mencuci tangan sebelum melakukan pemijatan
Petugas menggunakan APD masker
Petugas menuangkan minyak pada cepuk
Petugas mulai memijat bagian wajah hingga kepala pasien selama
10 menit
Petugas membersihkan sisa minyak pada wajah pasien
menggunakan tissue kering
Petugas mencuci tangan setelah memijat pasien
Petugas mempersilahkan pasien pulang
Petugas mencatat di buku register harian pasien
Petugas memasukkan data simpus pasien
Petugas selesai melakukan terapi akupresure wajah
f. Medic Herbal
1) Definisi : Berdasarkan permasalahan yang dialami pasien, konsultasi
herbal adalah memberikan saran kepada pasien terhadap penyakit
yang diderita dengan memberikan saran mengkonsumsi herbal sesuai
dengan penyakit yang diderita.
2) Tujuan : membantu pasien mengatasi masalah kesehatan yang
dialaminya.
3) Langkah-langkah :
1. Petugas memanggil pasien sesuai dengan antrian
2. Petugas mencocokkan identitas pasien
3. Petugas petugas menanyakan apa yang dikeluhkan pasien
18
4. Petugas memberikan saran kepada pasien apa yang harus
dikonsumsiherbal sesuai penyakit yang diderita
5. Petugas mencatat kedalam kartu status pasien dan buku register
6. Petugas melakukan simpus diakhir layanan
7. Petugas mengembalikan kartu pasien ke unit pendaftaran.
8. Petugas selesai melakukan medik herbal
19
Bab III
PELAKSANAAN KEGIATAN
20
3. Pencatatan dan pelaporan
Pencatatan dilakukan melalui rekam medis yang disusun sedemikian
rupa sehingga memudahkan dokter dan bidan mendapat informasi penting
yang perlu diketahui setiap pasien datang. Ada register harian hasil
pelayanan. Ada kohort ibu, kohort bayi, kohort anak balita dan prasekolah
yang diisi dengan benar. Ada pencatatan kasus-kasus yang dirujuk. Ada
PWS-KIA yang terisi tiap bulannya beserta rencana tindak lanjut penanganan
masalah yang ditemukan. Ada arsip laporan bulanan (LB3 KIA, PWS-KIA,
Imunisasi, KB dll). Pengiriman laporan bulanan sebelum tanggal 5 setiap
bulannya.
4. Mekanisme rujukan
a) Rujukan dilakukan ke Fasilitas Kesehatan Tingkat II sesuai dengan sistem
rujukan yang berlaku
b) Rujukan berdasarkan indikasi medis
5. Kredensial
Kredensial adalah proses menilai dokter dan bidan oleh dinas
kesehatan dengan suatu kriteria mutu yang ditetapkan. Proses ini bertujuan
agar kualitas mutu pelayanan dapat distandarkan.Hal-hal yang
dikredensialingkan adalah :
1.Aspek legal: perizinan
2.Sarana prasarana sesuai standard
Jenis pelayanan kebidanan pada pelayanan primer
21
Imunisasi 4 Carrier of diphteria Z22.2
12 Incertion of Z30.1
(intrauterine)
contraceptive device
13 Surveilance of Z30.4
contraceptive drugs
14 Surveillane of Z30.5
(intrauterine)
contraceptive devce
22
1. Rekam medis pasien Poli KIA/KB
Dalam rekam medis pasien poli KIA-KB data-data penting yang perlu
dicatat, dirangkum dalam blangko rekam medis KIA-KB adalah:
1. Identitas pasien
2. Nomor rekam medis
3. Nama
4. Tempat dan tanggal lahir/umur
5. Nama KK
6. Alamat rumah
7. NIK
8. Kepesertaan
9. Nomor BPJS
10. Pekerjaan
11. Agama
12. Pendidikan
2. Indikator pemantauan
Pemeriksaan terhadap kesehatan ibu dan anak di catatkan pada
kunjungan pertama atau kesempatan pertama,sehingga memberikan
gambaran keadaan secara keseluruhan.
a. Akses pelayanan antenatal (cakupan K1)
b. Cakupan pelayanan ibu hamil (cakupan K4)
c. Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan (Pn)
d. Cakupan pelayanan nifas oleh tenaga kesehatan (KF3)
e. Cakupan pelayanan neonatus (KN1)
f. Cakupan pelayanan kesehatan neonatus pertama 0-28hari (KN lengkap)
g. Deteksi faktor resiko dan komplikasi oleh masyarakat
h. Cakupan penanganan komplikasi Obstetri (PK)
i. Cakupan penanganan komplikasi neonatus
j. Cakupan pelayanan kesehatan bayi 29 hari -12 bulan (kunjungan bayi)
k. Cakupan pelayanan anak balita (12-59 bulan)
l. Cakupan pelayanan kesehatan anak balita sakit yang dilayani dengan
MTBS
23
m. Cakupan peserta KB aktif (Contraceptive Prevalence Rate)
Tujuan Khusus
24
- Poli KIA dan KB Program yang terlibat adalah sebagai
perencana program dan sebagai petugas pelaksana kegiatan kelas
ibu hamil.
25
penyuluhan ibu hamil untuk menjadi
kemudian acuan
dilaporkan ke pelaksanaan
Dinas kegiatan pada
Kesehatan periode
berikutnya
26
Dengan demikian, penanganan kasus yang efektif, tidak
hanya terdiri dari terapi antimikroba untuk memperoleh
kesembuhan dan mengurangi penularan, namun secara
menyeluruh dan meliputi layanan terhadap kesehatan reproduksi
pasien.Pemeriksaan Laboratorium dibagi menjadi beberpa jenis,
yaitu : pemeriksaan Hematologi, Kimia Klinik, Imunoserologi,
Mikrobiologi, dan sebagainya.
b. Penanganan kasus IMS berdasarkan pendekatan sindrom
Penanganan kasus IMS berdasarkan pendekatan sindrom
dilaksanakan melalui identifikasi sekelompok keluhan dan gejala
sebagai sindrom yang mudah dikenali, dan selanjutnya ditetapkan
pengobatannya terhadap sebagian besar atau hampir semua mikro-
organisme yang diyakini sebagai penyebab sindrom tersebut.
c. Penggalian faktor resiko
Sejumlah faktor risiko yang didasarkan pada situasi
demografis dan perilaku, sering kali dapat dikaitkan dengan
infeksi serviks, misalnya:
1. umur kurang dari 21 tahun (atau 25 tahun di beberapa tempat),
2. berstatus belum menikah,
3. mempunyai lebih dari satu pasangan seksual dalam 3 bulan
terakhir,
4. memiliki pasangan seksual baru dalam 3 bulan terakhir,pasangan
seksualnya mengalami IMS, dan
5. belum berpengalaman menggunakan kondom
d. Pemilihan obat
Obat-obat yang digunakan untuk pengobatan IMS di
semua tingkat fasilitas layanan kesehatan harus memberikan
kemanjuran paling tidak 95%. Kriteria pemilihan obat IMS
berdasarkan:
1. Angka kesembuhan kemanjuran tinggi (sekurang-kurangnya 95
%).
2. Harga murah.
27
3. Toksisitas dan toleransi masih dapat diterima.
4. Pemberian dalam dosis tunggal.
5. Cara pemberian oral.
6. Tidak merupakan kontra indikasi untuk ibu hamil & menyusui.
c) Bagan Alur Pelayanan Poli IMS
ya Curiga
Rujuk pemeriksaan Pemeriksaan IMS
Lab& membayar di fisik lanjutan
kasir
tdk
Therapy
Periksa Kembali Konseling/
Lab Poli IMS KIE
Unit Obat
Pulang/selesa
i
28
e) Sasaran
Sasaran kegiatan ini adalah seluruh PUS yang datang dengan keluhan
infeksi menular seksual
f) Jadwal pelaksanaan kegiatan
Kegiatan dilaksanakan pada saat jam pelayanan berdasarkan standart
yang ada dari Dinas Kesehatan Kota Surabaya
No. Kegiatan Bulan
Jan Feb Ma Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt N Des
r o
p
1. Penjaringan IMS v v v v V v v v v v v v
melalui keluhan
duh tubuh
urethra maupun
vagina dari Poli
Umum &
KIA/KB
2. Penjaringan IMS V v v v V v v v v v v v
pada ibu hamil
melalui
pemeriksaan
ANC K1
3. Sosialisasi V v v v V v v v v v v v
melalui
penyuluhan jkn
tentang
penyakit IMS &
HIV AIDS
29
a) BukuRegisterpemeriksaan laboratorium IMS
b) Status Rekam Medis
c) Buku Kunjungan pasien poli IMS
d) Blangko pengisian IMS
2. Pelaporan
PelaporanyangharusdisampaikansecaraberkalakeDinas
KesehatanKotaberupalaporanbulananyang
merupakanhasilrekapitulasipencatatan harian.Laporan
triwulan,dantahunansesuaiketentuanyangberlaku.
3. Evaluasi
Dilakukan setiap hari, setiap bulan dalam bentuk laporan IMS.
c) Pelaksanaan
- Dilakukan oleh Tim Puskesmas dengan melakukan sosialisasi
kelas calon pengantin dalam bentuk pertemuan
- Lintas sektor wilayah kerja Puskesmas yang diundang meliputi
KUA Kecamatan, Kecamatan, Kelurahan, RW,RT,PKK,Tokoh
Agama(TOMA)/ Modin dan lain-lain yang berkaitan dalam
memberikan dukungan kegiatan sosialisasi kelas calon
pengantin.
- Adanya kesepakatan dengan lintas sektor terkait penggerakan
sasaran dan pemberian informasi calon pengantin menuju
kehidupan perkawinan yang sehat melalui kelas calon
pengantin.
- Alur pelayanan kesehatan calon pengantin terlampir.
30
- Laporan kegiatan berisi proses pelaksanaan,hasil kesepakatan
dan alur pelayanan kesehatan calon pengantin yang disepakati
diwilayah kerja.
d) Lokasi
Wilayah kerja puskesmas Kota Surabaya.
e) Indikator keberhasilan
- Indikator Keluaran
Terlaksananya kegiatan sosialisasi calon pengantin
- Keluaran
a. Tersosialisasinya kelas catin
b. Terkoordinasinya penggerakan sasaran calon pengantin
31
Dalam gedung puskesmas
Semua ibu hamil yang datang ke puskesmas untuk melakukan
pemeriksaan kehahamilanya diperiksa secara terpadu yaitu dilakukan
pemeriksaan 10T :
5. Memeriksa berat badan dan tinggi badan
6. Mengukur lingkar lengan atas (LILA)
7. Mengukur tekanan darah pada ibu hamil
8. Melakukan pemeriksaan palpasi Leopold dan presentase janin
9. Pemeriksaan detak jantung janin (DJJ)
10. Screaning imunisasi TT
11. Temu wicara dengan pasien hamil
12. Tatalaksana kasus
13. Pemberian Tablet besi
14. Tes Laboratorium
32
Diluar gedung : Ibu hamil yang berkunjung ke fasilitas UKM (posyandu)
dilakukan pendataan dan diharapkan melakukan pemeriksaan kehamilan
secara terpadu.
Petugas melaksanakan kegiatan sesuai dengan tata nilai yang ada,
diantaranya adalah dengan profesional dan disiplin, profesional sesuai
dengan kompentensinya dan disiplin menjalankan sesuai dengan SOP
yang ada.
e) Sasaran
Semua ibu hamil yang berkunjung di Puskesmas Pucang Sewu dan yang
ada diwilayah kerja Puskesmas Pucang Sewu.
f) Jadwal kegiatan
Jadwal pemeriksaan kehamilan setiap hari salasa dan kamis (pasien yang
datang selain hari itu tetap dilayani)
g) Evaluasi pelaksanaan kegiatandan pelaporan
7. Seluruh kunjungan ibu hamil dicatat di kohort
8. Pencatatan ditutup setiap tgl 25 dan dibuat dalam bentuk laporan
tertulis menggunakan format laporan bulanan (LB3 dan PWS).
9. Pelaporan diserahkan ke ka.TU disetiap akhir bulan maksimal tanggal
2 bulan berikutnya.
10. Pelaporan diserahkan ke Dinas Kesehatan Kota maksimal tanggal 5
bulan berikutnya.
33
b) Cara melaksanakan kegiatan
c) Sasaran
o Semua Bayi baru lahir Sampai usia 28 hari
o Bayi baru lahir dengan penyakit dan kelainan
34
(iii ) Pendataan ibu hamil dan supervisi fasilitatif
a) Tujuan
T u j u a n umum
Turunnya AKI AKB di Surabaya
Tujuan khusus
Terlaksananya kerjasama penurunan AKI, AKB antara puskesmas,bidan
praktek swasta danmasyarakat di setiap Kelurahan di UPTD Puskesmas
Pucang Sewu
b) Kegiatan
Kegiatan ini dilaksanakan selama tahun 2015. Setiap pemeriksaan ibu
hamil menimal 4 kali kunjungan di puskesmas, kelas ibu hamil terdiri
dari 3 kali pertemuan dalam 1 bulan, kemudian fasilitatif di Bidan
Praktek Mandiri 1 kali/1 bulan dengan fasilitator dan narasumber Kelas
Ibu Hamil adalah petugas UPTD Puskesmas. Kegiatan dilakukan di
wilayah kelurahan di wilayah kerja UPTD Puskesmas
c) Cara melaksanakan kegiatan
1. Membentuk tim pelaksana
2. Melakukan rapat pra pelaksanaan
3. Melakukan koordinasi dengan BPM di wilayah kerja puskesmas
Pucang Sewu
4. Mempersiapkan form pendataan ibu hamil dan checklist supervisi
fasilitatif.
5. Melakukan kunjungan ke BPM untuk pengambilan data dan
supervisi
6. Dokumentasi
d) Sasaran
Pendataan sasaran Ibu hamil 734/tahun, bayi (706) dan anak (2876),
sasarannya Ibu Hamil dengan umur kehamilan minimal 4 minggu - 32
minggu. Maksimal 1 kelas ibu hamil 10 orang ibu hamil. Harapan pada
usia kehamilan 20 minggu- 32 minggu sudah terpapar kelas ibu hamil,
35
dan semua ibu hamil, bayi dan balita yang ada di bidan praktek mandiri
juga bisa tercover di pelayanan kesehatan.
(iv) Pendataan KB
a) Tujuan
Tujuan Umum
Mengetahui kualitas pelayanan keluarga berencana di wilayah Puskesmas
Tujuan Khusus
- Mengetahui keadaan sarana kesehatan keluarga berencana
- Mengetahui permasalahan pelayanan keluarga berencana
- Merencanakan tindak lanjut
- Mengevaluasi pelaksanaan rencana tindak lanjut.
36
b) Sasaran
Bidan Praktek Mandiri (BPM), Dokter Praktek Swasta(DPS), Puskesmas
Pembantu, Pos Kesehatan Kelurahan wilayah kerja Puskesmas
c) Pelaksanaan
a. Metode Pelaksanaan
Penyeliaan fasilitatif dilakukan oleh petugas Puskesmas
menggunakan daftar tilik penyeliaan fasilitatif pelayanan keluarga
berencana.
b. Tahapan Pelaksanaan
1) Kajian mandiri oleh Bidan Penanggung jawab di Dokter Praktek
Swasta
2) Kajian mandiri oleh Bidan Penanggung jawab di BPM wilayah
Puskesmas
3) Kajian mandiri oleh Bidan Penanggung jawab di Puskesmas
Pembantu wilayah Puskesmas
4) Kajian mandiri oleh Bidan Penanggung jawab di Pos Kesehatan
kelurahan wilayah Puskesmas
5) Verifikasi hasil kajian mandiri di BPM oleh Bidan Koordinator
Puskesmas
6) Verifikasi hasil kajian mandiri di Dokter Praktek Swasta oleh Bidan
Koordinator Puskesmas
7) Verifikasi hasil kajian mandiri di Puskesmas Pembantu oleh Bidan
Koordinator Puskesmas
8) Verifikasi hasil kajian mandiri di Pos Kesehatan kelurahan oleh
Bidan Koordinator Puskesmas
9) Penyelia membuat rencana perbaikan mandiri sesuai hasil kajian
mandiri dan kesepakatan bersama dengan yang diselia
10) Laporan pelaksanaan kegiatan. Laporan pada SPJ DAK meliputi hasil
perjalanan dinas ( sesuai form BOK ) dilampiri rekapitulasi daftar
tilik penyeliaan, ringkasan laporan hasil penyeliaan dan rencana
perbaikan mandiri.
37
d) Lokasi
38
- Poli KIA dan KB Program yang terlibat adalah sebagai perencana
program dan sebagai petugas pelaksana kegiatan di Pos PIN Polio.
- Unit Promkes terlibat dalam pemberdayaan masyarakat dan lintas
sektor untuk mendukung kegiatan PIN Polio diantaranya adalah
kegiatan sosialisasi PIN Polio kepada Kader, PKK dan lintas sektor,
selain itu juga sebagai petugas pelaksana kegiatan di Pos PIN Polio.
- Unit Tata Usaha terlibat dalam pemenuhan sarana dan prasarana
kebutuhan selama PIN Polio dan sebagai petugas pelaksana kegiatan
di Pos PIN Polio.
- Unit/Poli yang lain sebagai pelaksana kegiatan di Pos PIN Polio.
k. Pihak Lintas Sektor
Kecamatan berperan dalam menfasilitasi kegiatan pertemuan lintas
sektor, pertemuan ini merupakan sarana puskesmas dalam
melaksanakan sosialisasi kepada pihak lintas sektor.
Pihak Kelurahan dan perangkatnya akan berperan dalam kegiatan
sosialisasi PIN Polio ke warganya, selain itu kelurahan juga dilibatkan
dalam penggerakan masyarakat agar target sasaran imunisasi
terpenuhi, selain puskesmas akan meminta bantuan tenaga kelurahan
dan untuk menjadi petugas pelaksana kegiatan di Pos PIN Polio.
TP PKK dan Kader Kesehatan berperan dalam menfasilitasi sarana
dan prasarana kegiatan PIN Polio, sebagai penggerak masyarakat
untuk mengerahkan sasaran, mengatur alur saat pemberian imunisasi
Polio agar tertib dan teratur, dan sebagai pelaksana kegiatan di Pos
PIN Polio.
UPTD Pasar Pucang berperan dalam menfasilitasi sarana dan
prasarana kegiatan di Pos PIN Polio.
UPTD Terminal Bratang berperan dalam menfasilitasi sarana dan
prasarana kegiatan di Pos PIN Polio.
-Melaksanakan PIN Polio
-Melakukan monitoring
-Menyusun RTL
39
-Melaksanakan evaluasi
Sasaran Kegiatan
Target PIN Polio adalah >95% dari sasaran yang ada.
40
(vi) Kunjungan rumah ibu nifas yang ber-KB
a) Tujuan
Tercapainya peningkatan capaian KB Baru Pasca Salin.
b) Sasaran
Ibu nifas (batasan sampai dengan 42 hari Pasca Persalinan) yang belum ber-
KB kemudian menjadi peserta KB pasca salin.
c) Pelaksanaan
- Dilakukan oleh petugas kesehatan dan atau kader yang melakukan
kunjungan rumah Ibu nifas yang belum ber-KB.
- Pengertian Ibu nifas (batasan sampai dengan 42 hari Pasca Persalinan)
yang belum ber-KB
- Data ibu nifas yang belum ber KB didapat dari kohort KB.
Sebelum melakukan kunjungan ke rumah sasaran, petugas menentukan
sasaran dari kohort KB, menyiapkan format kunjungan rumah dalam
bentuk SOAP, Kunjungan rumah Kit/Public Health Nursing (PHN) Kit
(Tensimeter,timbangan,stopwatch/jam tangan,termometer,lembar balik
Alat Bantu Pengambil Keputusan (ABPK),pemeriksa Hb, Lila,sarung
tangan /Handscoon). Saat melakukan kunjungan rumah, petugas
kesehatan melakukan anamnesa, pemeriksaan fisik, assesmen(diagnosis),
dan melakukan penatalaksanaan serta evaluasi.
- Konseling sesuai dengan alat bantu pengambil keputusan (ABPK).
- Dalam kegiatan evaluasi ada kesepakatan/komitmen sasaran untuk berKB
dan jenis alat kontrasepsi yang dipilih serta kapan dilakukan pelayanan
KB.
- Setelah melakukan kunjungan rumah petugas membuat laporan hasil
kunjungan rumah ibu nifas yang tidak berKB sesuai dengan tanggal
pelaksanaan kunjungan.
- Adanya pemantauan sasaran telah menjadi peserta KB aktif
d) Lokasi
Rumah Ibu nifas yang belum ber-KB.
e) Indikator keberhasilan
- Indikator Keluaran
41
Terlaksananya kunjungan rumah Ibu nifas yang belum ber-KB.
- Keluaran
Termotivasinya Ibu nifas yang belum ber-KB untuk menjadi peserta KB
pasca salin
(vii) PPIA
a) Tujuan
Terlaksananya pembinaan pelayanan kesehatan reproduksi
b) Sasaran
Bidan Praktek Mandiri (BPM), Dokter Praktek Swasta(DPS), Klinik
wilayah kerja Puskesmas
c) Pelaksanaan
- Dilakukan oleh Tim Puskesmas dengan melakukan kunjungan ke tempat
pelayanan kesehatan reproduksi di wilayah kerja puskesmas(BPM,
DPS,Klinik).
- Di tempat layanan kesehatan reproduksi dapat dilihat pencatatan dan
pelaporan kunjungan ibu hamil pertama kali(K1), ibu hamil yang
ditawarkan tes HIV, dan ibu hamil yang di tes HIV, cara penulisan
dikohort atau buku rekam medis dan buku KIA.
- Adanya komitmen /kesepakatan tempat pelaksanaan antara puskesmas dan
BPM/DPS/Klinik dalam melakukan tes HIV pada ibu hamil. Format
pelaporan kegiatan pembinaan pelayanan kesehatan reproduksi terlampir.
d) Lokasi
Bidan Praktek Mandiri (BPM), Dokter Praktek Swasta(DPS), Klinik
wilayah kerja Puskesmas.
e) Indikator keberhasilan
- Indikator Keluaran
Terlaksananya kegiatan hasil pembinaan pelayanan kesehatan reproduksi
- Keluaran
Terkumpulnya permasalahan dari hasil pembinaan pelayanan kesehatan
reproduksi Bidan Praktek Swasta (BPM)/Dokter Praktek Swasta
(DPS)/Klinik.
42
(viii) Pelacakan kematian AKI AKB
a) Tujuan
Tujuan Umum
Meningkatkan mutu pelayanan KIA di seluruh wilayah suatu
kabupaten/kota dalam rangka mempercepat penurunan angka kematian
ibu dan perinatal
Tujuan Khusus
43
c) Peran Lintas Program dan Lintas Sektor
- Pihak Lintas Program :
Poli KIA dan KB adalah sebagai penanggumg jawab dan pelaksana
kegiatan pelacakan AKI/ AKB.
Semua petugas di UKM berkewajiban untuk memberi informasi
kepada koordinator KIA dan KB apabila terjadi AKI/ AKB.
- Pihak Lintas Sektor :
Kader kesehatan, Kelurahan, Kecamatan berperan dalam kegiatan
sosialisasi ke warganya apabila ada ibu, bayi atau balita meninggal di
wilayahnya segera melaoprak untuk ditindak lanjuti segera dilakukan
pelacakan kematian oleh petugas puskesmas.
d) Cara Melaksanakan Kegiatan
Petugas melakukan pelacakan kasus melalui kunjungan rumah, tempat
yang terkait( Rumah sakit, Bidan praktek swasta, dan puskesmas ).
e) Sasaran
Sasaran Program
Kegiatan pelacakan AKI/ AKB dilakukan apabila terdapat kasus dengan
sasaran 100% laporan AKI/ AKB dapat terdata oleh petugas kesehatan.
Sasaran Kegiatan
44
No Kegiatan Pencatatan Pelaporan Evaluasi
45
Ada tiga pelayanan dan semua pelayanan tersebut harus melewati
pendaftran online dulu. Untuk akupuntur tahap selanjutnya setelah daftar online
harus melewati dokter umum lalu masuk ke pelayanan kestard.Jika pijat bayi
melalui poli Kia dulu lalu ke pelayanan kestard dan yang terakhir adalah totok
wajah, pelayanan ini langsung ke pelayanan kestard.
46
Bab IV
PEMBAHASAN
E. Definisi SWOT
Identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan
strategi, berdasarkan logika yang dapat memaksimalkan kekuatan dan
peluang dan secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan dan ancaman.
Jadi analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal (peluang dan
ancaman) dengan faktor internal (kekuatan dan kelemahan).
F. Kriteria Bobot
Pemberian bobot masing-masing faktor dimulai dari 1,0 (paling
penting) sampai dengan 0,0 (tidak penting), berdasarkan pengaruh faktor
tersebut terhadap strategi perusahaan.
G. Peringkat (Rating)
Hitung peringkat masing-masing faktor dengan memberikan skala
mulai 4 (sangat baik) sampai dengan 1 (kurang) berdasarkan pengaruh faktor
tersebut. Data peringkat didapatkan berdasarkan hasil pengukuran baik secara
observasi, wawancara, pengukuran langsung. Faktor kekuatan dan peluang
menggambarkan nilai kinerja positif, sebaliknya faktor kelemahan dan
ancaman menggambarkan nilai kinerja yang negatif. Kemudian, bobot dikali
dengan peringkat untuk mendapatkan nilai masing-masing faktor.
47
Tabel 2.25 Analisis SWOT Awal di Poli KIA-KB Puskesmas Pucang Sewu
Bobot x
Analisis SWOT Bobot Rating Nilai
Rating
STRENGTH
48
24,11 %
15. Cakupan pelayanan kesehatan ibu
0,08 3 0,24
hamil (K4) pada tahun 2016 sebesar
20,69 %
16. Cakupan bayi paripurna pada tahun 0,05 3 0,15
2016 sebesar 14,3 %
17. Cakupan KB aktif (Contraceptive
Prevalence Rate/CPR) pada tahun 2016 0,09 3 0,27
sebesar 61,16 %
0,08 3 0,24
Total
0,08 3 0,24
1 3,48
WEAKNES
16,28%
3. Cakupan kunjungan nifas tahun 2016
0,15 3 0,45
sebesar 16,28%
4. Cakupan komplikasi kebidanan yang
ditangani tahun 2016 sebesar 14,07%
0,25 2 0,5
5. Cakupan neonatus komplikasi
ditangani tahun 2016 sebesar 17,03%
49
0,15 1 0,15
Total
1 2,45
OPPORTUNITY
0,1 3 0,3
Total
1 3,1
50
THREAT
Total
1 2,67
51
O
2.1.1 Diagram Layang Poli KIA-KB
Puskesmas Pucang Sewu
Keterangan:
III I
1,25;0,43
W S
II
IV
Gambar 2.11 Diagram layang Poli KIA-KB Puskesmas Pucang
Sewu 52
T
Keterangan:
Dari hasil diagram layang analisis SWOT Puskesmas Pucang Sewu Surabaya
didapatkan bahwa seluruh komponen pengkajian sudah berada pada kuadran I (S-O). Dalam
kuadran ini kekuatan yang dimiliki puskesmas lebih dominan daripada kelemahannya,
disamping itu peluang lebih besar daripada hambatan sehingga dapat memanfaatkan kekuatan
dan peluang yang ada. Di poli KIA-KB sudah mempunyai kekuatan maksimal untuk
menjalankan program dan menangani masalah yang muncul baik di dalam Puskesmas
maupun wilayah binaan. Hal tersebut akan menjadi lebih baik, apabila Puskesmas dapat
meningkatkan kemampuan SDM dengan mengikutsertakan karyawannya untuk mengikuti
pelatihan-pelatihan berkala sesuai dengan bidangnya. Dengan meningkatnya SDM, akan
meningkatkan mutu pelayanan dan kinerja Puskesmas.
Defenisi USG :
1. Urgent adalah tingkat kegawatan masalah, artinya apabila masalah tidak segera
ditanggulangi akan semakin gawat :
Dengan bobot skor :
a. 5 = sangat gawat
b. 4 = gawat
c.3 = cukup gawat
d. 2 = kurang gawat
e.1 = tidak gawat
2. Seriousness adalah tingkat keseriusan sebuah masalah, apabila masalah tidak
diselesaikan akan berakibat serius pada masalah lain. Dengan bobot skor :
a. 5 = sangat serius
b. 4 = serius
c. 3 = cukup serius
d. 2 = kurang serius
e. 1 = tidak serius
3. Growth adalah besar atau luasnya masalah berdasarkan pertumbuhan atau
perkembangan, artinya apabila masalah tersebut bila tidak segera ditangani
pertumbuhannya akan berjalan terus.
Dengan bobot skor :
a. 5 = sangat besar
b. 4 = besar
c. 3 = cukup besar
d. 2 = kurang besar
e. 1 = tidak besar
Berikut adalah matriks penentuan prioritas masalah yang akan diselesaikan
Hasil urutan prioritas masalah yang akan diselesaikan berdasarkan matriks di atas, adalah
sebagai berikut :
3
Bab V
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
1. Pelayanan kesehatan dasar kepada masyarakat selalu diprioritaskan agar
tingkat kepuasan masyarakat dalam menerima pelayanan kesehatan semakin
tinggi, walaupun masih ada beberapa hal yang perlu diperbaiki dan
ditingkatkan.
2. Puskesmas Pucang Sewu Kota Surabaya terus berusaha meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat melalui pelaksanaan program dan kegiatan
pembangunan kesehatan masyarakat dalam rangka mencapai Visinya “Dinas
Kesehatan yang Profesional untuk mewujudkan masyarakat Surabaya sehat,
mandiri dan berdaya saing global”
3. Secara pencapaian program dan kegiatan di Puskesmas Pucang Sewu Kota
Surabaya terjadi peningkatansanitasi dan lingkungan masyarakat, program gizi,
program KIA, P2P program promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat
serta imunisasi mengalami peningkatan.
4. Salah satu perlaksanaan dari program wajib KIA dan KB yaitu Puskesmas
Pucang Sewu membuat program inovasi KesTrad yang juga merupakan
program perkembangan dibidang tradisional secara bertanggung jawab.
1.2 Saran
Demikianlah hasil Laporan Program Wajib dan Program Inovasi di Puskesmas
Pucang Sewu Kota Surabaya mulai tanggal 23 Maret – 5 April 2019 oleh
mahasiswa/i politeknik kesehatan kemenkes surabaya program studi D-IV
keperawatan gawat darurat ini disusun dan dibukukan denganharapan menambah
ilmu pengetahuan, sikap dantindakan dari mahasiswa/i yang melaksanakan praktik
kerja lapangan ini.
4
DAFTAR PUSTAKA
http://dinkes.brebeskab.go.id/berita-terbaru/yankes/185-pelayanan-kesehatan-
tradisional.html
http://manajemen-pelayanankesehatan.net/naskah-akademis-sistem-kesehatan-provinsi-
riau/bab-v-pelayanan-kesehatan-tradisional-alternatif-dan-komplementer/
http://dinkes.surabaya.go.id/portal/berita/penambahan-pelayanan-batra-di-lima-
puskesmas/
5
Lampiran
Posyandu balita
6
Senam Ibu Hamil
7
Kelas ibu balita