PENDAHULUAN
s, budaya, agama dan gender. Sebagai negara yang luas dan beraneka ragam, tentu
saja Indonesia tidak luput dari berbagai permasalahan sosial. Salah satu permasala
han sosial yang umum dihadapi adalah kemiskinan. Menurut BPS dan Departeme
ahami kebutuhan dasar minimal untuk hidup layak.” Disamping itu kemiskinan di
perti sandang, pangan, papan serta pendidikan dan kesehatan (Setiawan, B Dkk, 2
022 : 16 )
tidak mampu mencukupi kebutuhan material dasar yang dilihat dari tempat tinggal
rjaan tetap, rendahnya tingkat pendidikan dan kesehatan, tidak adanya jaminan ma
sosial. Oleh karena itu, pengentasan kemiskinan menjadi fokus disetiap pemerinta
han. Strategi pemerintah untuk menekan angka kemiskinan dapat dilakukan berba
gai macam upaya melalui kebijakan yang dirancang oleh Pemerintah Pusat maupu
1
ntah menjadi sebuah indikator penilaian yang baik atau buruknya suatu masa peri
ode pemerintahan.
ngkatkan kualitas hidup, sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2010
bijakan berupa memberikan bantuan langsung secara tunai, bantuan fisik berupa b
2000 : 24). Penanggulangan atau bantuan yang diberikan kepada yang membutuh
kan diharapkan mempunyai nilai efektif yang bermanfaat untuk masyarakat miski
sebelumnya. Jelaslah bila sasaran atau tujuan telah tercapai sesuai dengan yang dir
encanakan sebelumnya, hal ini dikatakan efektif. Jadi apabila tujuan atau sasaran t
idak sesuai dengan yang telah ditentukan, maka pekerjaan itu dikatakan tidak efek
tif (Tarigan, K.W (2013). Gibson berpendapat bahwa efektivitas adalah penilaian
yang dibuat sehubungan dengan prestasi individu, kelompok dan organisasi. Sema
kin dekat prestasi mereka terhadap prestasi yang di harapkan “standar” maka mere
nakan dan memiliki dampak serta hsil sesuai dengan yang diharapkan. efektivitas
2
adalah manfaat sumber daya, sarana dan prasarana dalam jumlah tertentu yang sec
tu tujuan yang dilakukan oleh aparat dalam pelaksanaan program sesuai dengan k
etentuan yang telah ditetapkan. Efektivitas lebih menekankan pada aspek tujuan d
ari suatu organisasi. Untuk mengukur efektivitas pelaksanaan maka kita dapat mel
ganisasi. Salah satu program yang mendukung dalam upaya untuk penanggulanga
pada bidang dapur sehat. Program rehabilitasi dapur sehat merupakan program dar
kemiskinan dan upaya memberikan perlindungan pada keluarga miskin guna meni
ngkatkan kesejahteraan.
Dapur Sehat adalah Tempat Tinggal yang secara umum sudah memenuhi sy
arat rumah yang layak huni hanya belum memiliki dapur kondisi dapur yang belu
bupaten Pulau Morotai bahwa sebagai tindak lanjut Pelaksanaan Proyek Padat Kar
ya Tunai sesuai Permendes Nomor 6 Tahun 2020 tentang Perubahan atas Permend
es Nomor 11 Tahun 2019 tentang Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2020,
maka perlu diatur Juknis Pelaksanaan Proyek Padat Karya Tunai Pembangunan R
umah Dapur Sehat Warga Miskin pada Tahun 2020 di Kabupaten Pulau Morotai P
eraturan Bupati Pulau Morotai Nomor 48 Tahun 2019 tentang Petunjuk Teknis Pe
3
mberian Bantuan Pembangunan Dapur Sehat Warga Miskin melalui APBDeS Tah
un 2020;
Maksud Peraturan Bupati ini adalah sebagai pedoman bagi Pemerintah Desa,
rya Tunai Pembangunan Dapur sehat warga miskin yang dilaksanakan secara tran
dan Belanja Desa. Tujuan Peraturan Bupati ini adalah untuk memberikan kejelasa
n dan tata cara pelaksanaan Proyek Padat Karya Tunai Pembangunan Dapur sehat
warga miskin sehingga pelaksanaan bisa mencapai hasil sesuai yang diharapkan;
ntang dapur sehat. Adapun berbagai kendala dalam hal ini yaitu jangka waktu pen
yelesaian yang masih belum optimal. Hal tersebut disebabkan karena kurangnya p
program Rehabilitas dapur sehat masih menjadi kendala. Berdasarkan uraian diata
4
Berdasarkan dari uraian latar belakang diatas maka peneliti mengemukan ru
2. Faktor apa saja yang menjadi hambatan tentang Implementasi Program Dap
ndah.
5
2. Secara Praktis, yaitu:
Bagi penelitian ini diharapkan akan memberikan masukan dan saran dala
m hal memahami dan solusi terhadap persoalan saat ini dan menjadi satu s
3. Secara Akademis,
4. Bagi mahasiswa:
tentang apa yang di alamai oleh subjek penelitian, misalnya perilaku, persepsi,
kondisi maupun peristiwa yang terjadi.(Moelong, 2005 : 6). Olehnya itu penelitih
di desa momujiu di tahun 2019. Dan dari penemuan analisa tersebut akan peneltih
6
1.4.1 Jenis Penelitian
bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang di alamai oleh subjek
2018 sampai 2019. Dan dari hasil penemuan tersebut akan peneletih jabarkan
secara Deskrptif.
Adapun tempat atau lokasi yang menjadi objek penelitian penulis adalah Di
Desa Momojiu. Penelitian ini di lakukan Pada Pemerintah Desa Momojiu Kabupa
ten Pulau Morotai dan Masyarakat yang mendapatkan Program Dapur Sehat pada
tahun 2018 dan 2019.Waktu Penelitaian di lakukan pada Januari 2023 sampai
Sedangkan tipe pada penelitian ini adalah tipe Kualitatfi deskriptif. Karena
pengumpulan data merupakan teknik atau metode yang di gunakan oleh penelitih
7
untuk mengumpulkan data untuk di telitih. Pada teknik penelitian ini ada 2 cara
Merupakan sumber data yang diperoleh secara langsung dari sumber asl
i. Dalam halnya penelitian ini sumber data primer adalah Pemerintah desa
penelitian.
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua atau sumber se
kunder dari data yang kita butuhkan yang digunakan untuk menjelaskan data prim
er. Sumber data sekunder diharapkan dapat berperan membantu mengungkap data
yang diharapkan. Data sekunder ini dapat diperoleh dari catatan ataupun tulisan-tu
lisan yang berkaitan dengan objek atau permasalahan yang diteliti seperti buku-bu
penelitian ini data sekunder yang akan penelitih dapatkan yaitu dari Buku Laporan
Pertangungjawaban Program Dapur Sehat 2018 sampai 2019 dari pemerintah desa
1.4.4.1 Observasi
masyarakat yang mendapatkan Program dapur sehat di desa Momujiu tahun 2018
program tersebut dari berbagai aspek, seperti kualitas dapur sehat maupun dari
8
aspek kuantitasnya. Sehingga hal tersebut menjadi data analisis pada penelitian
ini.
1.4.4.2 Wawancara
ertanya langsung kepada responden untuk menanyakan fakta-fakta yang ada dan p
endapat maupun persepsi diri responden, dan bahkan saran-saran responden. Yaitu
juga terlebih khusus masyarakat yang menerima bantuan dapur sehat di tahun
eneliti membuat 2 (dua) buah kuesioner untuk penelitian ini yakni, satu kuesioner
untuk memperoleh data terkait keefektivan penerapan dapur sehat dan satu kuesio
ner untuk memperoleh data terkait tantangan yang di hadapai saat program
pembuatan dapur sehat berjalan. Kedua kuesioner tersebut peneliti berikan kepada
1.4.4.3 Dokumentasi
untuk memperoleh data dan informasi dalam bentuk buku, arsip, dokumen, tulisan
angka dan gambar yang berupalaporan serta keterangan yang dapat mendukung
lapora tentang realisasi dapur sehat di desa momujiu tahun 2018 sampai 2019 di
9
1.4.5 Teknik Analisi Data
Analisis data menurut Sugiyono (2018:482) adalah proses mencari dan men
yusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapanga
mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga
mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain. Sedangkan menurut Moleon
n data ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan
tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data.
pola, dalam hal ini penelitih menggunakan tabel untuk mengkasifikasi sampel
penelitian. Kemudian penelitih menjabarkan data yang ada dalam tabel secara
Reduksi data adalah proses pengolahan data yang telah di dapatkan dari
hasil observasi penelitian. Yang mana data yang telah terkumpul dan terekam saat
Olehnya itu pada penelitian tahapan ini penelitih akan menyeleksi data-data
temuan yang sesuia dengan kebutuhan penelitian dan tujuan penelitian yaitu
10
terkait dengan Efectifitas Implementasi dapur sehat 2018 sampai 2019 di desa
Momujiu.
Pada tahapan ini, dilihat dari sudut pandangnya Yuni bahwa Penyeajian data
mempergunakan metode analisis sesuai dengan tujuan yang di inginkan, hal ini di
Dari definisi tersebut penelitih akan membuat laporan dari data yang telah
di reduksi agar dapat di pahami dan di analisa sesui dengan tujuan penelitian.
dalam teknik analisi data pada sebuah penelitian. Penarikan kesimpulan pada
tahapan yaitu mencari makna dari data-data yang telah di kumpulkan dengan
data tersebut.
telah di kumpulakan dengan tujuan untuk kesesuain data yang ada di terori dasar
analisi penelitian dan data fakta yang di temukan di lokasi penelitian yang
objektiv.
11
BAB I Pendahuluan berisi mengenai, Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tuj
n.
Pemerintahannya.
program dapur sehat dan juga ada beberapa faktor yang menjadi
kendala dalam implemetasi dapur sehat yaitu Waktu, Biaya dan Mutu
12
aspek infaktrustur, administra yang lebih detail tentang Implementasi
13
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Efektivitas
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata efektif berarti dapat membua
hkan hasil, mulai berlaku, ada pengaruh, akibat atau efektifnya. Efektivitas dapat j
Pada umumnya efektivitas merujuk pada taraf pencapaian hasil dan sering at
au senantiasa dikaitkan dengan efisiensi, meski memiliki arti yang berbeda. Efekti
vitas lebih merujuk kepada seberapa jauh tujuan yang telah dicapai dan pada peny
elesaian pekerjaan sesuai dengan batas waktu dari pekerjaan tersebut, sedangkan e
fisiensi merujuk pada cara yang digunakan untuk mencapai tujuan dengan memba
ungan antara hasil yang diharapkan dengan hasil yang sesungguhnya dicapai, dim
Menurut Ari dan Hussein menyebutkan ada 3 (tiga) pendekatan utama dala
leh sumber daya, baik fisik maupun non fisik yang sesuai dengan kebutuhan
organisasi,
14
2) Pendekatan proses (proses approach) adalah untuk melihat sejauh mana efekt
ivitas pelaksanaan program dari semua kegiatan orises internal atau mekanis
me organisasi,
Sejauh mana peserta program tepat dengan sasaran yang sudah ditentuk
dan lebih bersifat operasional, penentu sasaran yang tepat baik ditetapkan se
jika sasaran yang ditetapkan itu kurang tepat maka akan menghambat pelaks
kan langkah awal yang dilakukan untuk mendapatkan hasil yang lebih maks
15
3. Tujuan program
Sejauh mana kesesuaian antara hasil dan tujuan program yang telah dite
capaian tujuan harus dipandang sebagai suatu proses. Oleh karena itu, agar
arti periodesasinya. Pencapaian tujuan terdiri dari beberapa faktor yaitu: kur
4. Pemantauan program
dar yang telah digariskan. Apabila hasil yang dicapai menyimpang dari stan
ndakan yang dilakukan (organisasi) pemerintah atau swata baik secara individu m
aupun secara kelompok yang dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan Feis, I.
(2009).
ican Politic. Implementasi adalah apa yang seharusnya terjadi setelah kebijakan di
bentuk. Hal ini sering menjadi bagian yang menarik dari proses pembuatan kebija
16
kan karena merupakan titik dimana ide-ide seharusnya diterjemahkan ke dalam tin
dakan yang meningkatkan hasil yang akan dicapai T.B. Smith mengakui bahwa k
etika kebijakan telah dibuat, selanjutnya kebijakan atau program tersebut harus dii
mplementasikan dan hasilnya sedapat mungkin harus sesuai dengan apa yang diha
agai berikut:
ra jelas.
pelaksanaan.
1) Menentukan jadwal
2) Melakukan pemantuan
17
Secara praksis implementasi kebijakan diperlukan untuk melihat kesesuaian
dan relevansi model deskriptif yang dibuat. Implementasi kebijakan sangat diperl
ukan, karena pada tahap itulah dapat dilihat “kesesuaian” berbagai faktor determi
iinginkan, maka menurut Darwin dalam Monalisa (2017:18), ada beberapa hal ya
ini, setidaknya ada empat hal penting dalam proses implementasi kebijakan, yakni
tasi, interpretasi, manajemen program, dan penyediaan layanan dan manfaat pada
public.
merupakan suatu upaya menetapkan dan menata kembali unit-unit, dan model-mo
del yang mengarah pada upaya mewujudkan kebijakan menjadi hasil (outcome) se
ang menjelaskan subtansi dari suatu kebijakan dalam bahasa yang lebih operasion
al dan mudah dipahami, sehingga subtansi kebijakan dapat dilaksanakan dan diter
ima oleh para pelaku dan sasaran kebijakan.Ketiga, aktivitas aplikasi (applicatio
18
Menurut Cheeema dan Dennis A. Rondinelli dalam Monalisa (2017:19), me
ma program.
dan koordinasi dengan instansi lain. Untuk itu koordinasi dan kerjasama ant
Akib (2010: 4), memberikangambaran bahwa terdapat empat variabel yang perlu
a) kebijakan yang diimpikan, yaitu pola interaksi yang diimpikan agar orang y
19
b) Kelompok target, yaitu subyek yang diharapkan dapat mengadopsi pola inte
raksi baru melalui kebijakan dan subyek yang harus berubah untuk memenu
hi kebutuhannya.
c) Organisasi yang melaksanakan, yaitu biasanya berupa unit atau satuan kerja
an.
Van Meter dan Van Horn dalam Riyanto (2010: 32), mengajukan model me
ngenai implementasi kebijakan. Dalam model ini Van meter dan Van horn dalam t
plementasi akan dipengaruhi oleh sifat kebijakan yang akan dilaksnakan. Kemudi
Hal terakhir yang perlu diperhatikan guna menilai kinerja implementasi kebi
tik yang tidak kondusif dapat menjadi sumber masalah dari kegagalan kinerja imp
20
Pemberdayaan pada dasarnya merupakan suatu proses yang dijalankan deng
an kesadaran dan partisipasi penuh dari para pihak untuk meningkatkan kapasitas
dan kapabilitas masyarakat sebagai sumber daya pembangunan agar mampu meng
enali permasalahan yang dihadapi dalam mengembangkan dan menolong diri men
uju keadaan yang lebih baik, mampu menggali dan memanfaatkan sumberdaya ya
kan diri secara jelas dengan mendapat manfaat darinya. Pemberdayaan adalah seb
uah ”proses menjadi”, bukan ”proses instan”. Sebagai proses, pemberdayaan mem
S 2017)
1. Penyadaran
an untuk keluar dari kemiskinannya. Pada tahap ini, masyarakat miskin dibu
at mengerti bahwa proses pemberdayaan itu harus berasal dari diri mereka s
endiri melalui iformasi aktual dan akurat terjadi proses penyadaran secara al
amiah. Proses ini dapat dipercepat dan dirasionalkan hasilnya dengan hadirn
ya upaya pendampingan.
2. Pengkapasitasan
kan diberikan. Pada tahap ini sekaligus dikenalkan dan dibukakan akses kep
21
ada sumberdaya kunci yang berada di luar komunitasnya sebagai jembatan
i terkait dengan ”aturan main” yang akan digunakan dalam mengelola pelua
ng.
3. Pendayaan,
uaikan dengan kemampuan yang dimiliki melalui partisipasi aktif dan berkel
anjutan yang ditempuh dengan memberikan peran yang lebih besar secara b
a serta dituntun untuk melakukan self evaluation terhadap pilihan dan hasil
ntingan sehingga implementasi program akan terlaksana secara efektif dan efisien.
22
erbaikan. Tahapan selanjutnya dari pemberdayaan adalah mewujudkan masyaraka
t yang mandiri berkelanjutan. Mandiri adalah langkah lanjut yang rasional dari ma
syarakat yang telah sejahtera. Dalam kata mandiri telah terkandung pengertian ada
usaha untuk memenuhi kebutuhannya sendiri dengan usaha sendiri tanpa tergantu
ng pada orang lain. Dalam pemandirian masyarakat miskin hendaknya tidak meng
abaikan potensi dan kapasitas yang tersisa dalam diri maupun kelompoknya serta
menghindarkan diri dari budaya cepat puas dan merasa cukup. Dalam pemandiria
mereka bisa menambah wawasan dan selalu diingatkan untuk memiliki pikiran ya
ng maju berwawasan jauh ke depan untuk menjangkau kondisi yang lebih baik.
2.4 Konstruksi
Dalam bidang asritektur atau teknik sipil, sebuah konstruksi juga di kenal sebagai
tata letak sebuah bangunan seperti jembatan, rumah dll. Pelaksanaan proyek
konstruksi dibagi menjadi dua tahap, yaitu tahap persiapan dan tahap pelaksanaan
proyek konstruksi yang sudah ada berada diambang pintu dapat terhambat. Untuk
23
Tahapan persiapan adalah sebuah perencanaan yang dari berbagai aspek
untuk menjalakan sesuatu, dalam hal ini yaitu konstruksi. Untuk menentukan
sebuah konstruksi yang baik ada beberapa faktor pendukung yang akan di
Pada tahapan ini meliputi 2 hal, yaitu Pra desin dan pengembangan desain.
24
Pada tahapan pelaksanaan ini adalah untuk mewujudkan bagunan yang di
suatu proses yang panjang dan didalamnya banyak masalah yang harus
maka potensi terjadinya konflik sangat besar sehingga dapat dikatakan bahwa
dengan yang diharapkan. Pada proyek dengan ukuran dan kompleksitas yang amat
besar, yang melibatkan banyak organisasi ditambah lagi banyaknya kegiatan yang
(Ervianto, 2004).
25
maka timbul maslah kesulitan koordinasi dan komunikasi. Kesulitan
Sumber daya manusia non teknis dalam hal ini pengawas atau
pula kualitas sumber daya manusia lainnya yang terlibat dalam proyek
konstruksi.
d. Biaya
dari operasinya.
e. Mutu
26
proyek. Mutu pelaksanaan konstruksi tersebut harus memenuhi kriteria
f. Waktu
h. Faktor keamanan
pengaman.
Olehnya itu perlu di pahami mekanisme kostruksi yang baik dan benar agar sesuai
memiliki kondisi dapur yang tidak memenuhi aspek kesehatan den keselamatan b
disipliner yang memulihkan kembali aspek-aspek fisik, emosi, kognisi, dan sosial
27
ian, mobilitas, pekerjaan, hubungan sosial, dan kegiatan yang bermakna. Sementa
ra itu Murtagh juga menjelaskan bahwa rehabilitasi adalah suatu tindakan atau pro
ses pengembalian sebuah objek pada kondisi yang dapat dipergunakan kembali m
efisien.
akan suatu proses untuk memperbaiki atau mengubah sebuah objek dari kondisi y
atau bangunan untuk tempat tinggal atau bangunan pada umumnya (seperti gedun
g dan sebagainya), jika ditinjau secara lebih mendalam bahwa rumah tidak hanya
sekedar bangunan saja melainkan termasuk ke dalam konteks sosial dari kehidupa
n keluarga dimana manusia saling mencintai dan berbagi dengan orang-orang terd
nian atau berlindung dari pengaruh keadaan alam sekitarnya (hujan dan panas) ser
ahi kegiatan penghuninya dan cukup luas bagi seluruh pemakainya, sehingga kebu
tuhan ruang dan aktivitas setiap penghuninya dapat berjalan dengan baik, lingkun
gan rumah juga sebaiknya terhindar dari faktor-faktor yang dapat merugikan Kese
hatan
bukan hanya sekedar bangunan untuk menetap dan beristirahat dari berbagai aktiv
28
itas tetapi juga sebagai tempat untuk berkumpul bersama keluarga dan penghuni l
ainnya, maka dari itu rumah atau dapur juga harus terjaga lingkungannya yang ber
sih, sehat dan aman karena akan sangat berpengaruh bagi kelangsungan hidup pen
ghuninya.
Program Dapur Sehat merupakan salah satu program yang dibuat pemerinta
h daerah dengan cara merehabilitasi atau merenovasi dapur, yang sebelumnya mas
i memiliki kondisi dapur yang tidak memenuhi aspek kesehatan den keselamatan
Undang – Undang Nimor 11 tahun 2009 tentang Kesejateraan Sosial, dan Peratura
n Bupati Pulau Morotai Nomor 48 Tahun 2019 tentang Petunjuk Teknis Pemberia
n bantuan perumahan warga miskin dan pembangunan dapur sehat warga miskin
ini bisa dikatakan sangat membantu masyarakat yang mempunyai dapur yan
g tidak layak, dan tidak memenuhi aspek kesehatan den keselamatan, yang berkrit
eria agar dapat merasakan keamanan, kenyamanan, serta kesehatan dalam kesehar
ori Edward III karena Pemerintah dianggap lebih mengetahui perihal indikator ind
ikator tersebut seperti; jalannya komunikasi antar pelaksana program, sumber sum
ber yang digunakan untuk melaksanakan program sehingga hasil yang diinginkan
dapat dicapai, disposisi, dan struktur birokrasi dari program yang dilaksanakan ter
29
sebut. Sedangkan untuk pengukuran yang datanya berasal dari masyarakat peneri
diperhatikan seperti:
1. Ketetapan sasaran program yaitu sejauh mana peserta program tepat dengan
Dari aspek tantangan, ada juga faktor -faktor yang menjadi tantangan dalam
4. Biaya
5. Mutu
6. Waktu
7. Faktor keamanan
30
2.6 Akhir Pikir Penilitian
Berdasarkan defenisi dan konsep yang ada di atas dapat di simpulkan bahwa
efektivitas implementasi program merujuk pada tingkat pencapaian hasil yang ber
kaitan langsung dengan suatu program proses efektivitas berdasarkan planning ser
ta prosedural yang ada sesuai dengan pendapat para ahli sebelumnya. Namun
daripada itu selain dari efektivitas penerapan program dapur sehat, juga terdapat
tantangan yang di hadapi saat penerapan dapur sehat tersebut. Apabila konsep ters
ebut di kaitkan dengan fungsi pemerintahan dalam hal ini kaitannya dengan salah
satu program yakni Rehabilitas Program Dapur Sehat di Desa Momojiu Kabupate
n Pulau Morotai.
1. Ketetapan sasaran program yaitu sejauh mana peserta program tepat dengan
sasaran yang telah ditentukan sebelumnya dalam hal ini program yang tepat
dengan sasaran yang telah ditentukan sebelumnya dalam hal ini program Da
aan program ini dapat tersampaikan kepada masyarakat pada umumnya dan
sasaran peserta program pada khususnya yang ada di kabupaten pulau morot
ai
3. Pencapaian tujuan program yaitu sejauh mana kesesuaian antara hasil pelaks
anaan program dapur sehat dengan tujuan yang telah diharapkan sebelumny
31
4. Pemantauan program yaitu kegiatan yang dilakkan setelah dilaksanakannya
progam dapur sehat sasaran program ini khusunya yang ada di desa momoji
Sedangkan dari aspek tantangan dalam realisasi dapur sehat juga terdapat
beberapa faktornya :
4. Faktor Biaya
5. Faktor Mutu
6. Faktor Waktu
7. Faktor keamanan
32
BAB III
Desa Momujiu adalah salah satu desa yang berada di Kec. Morotai selatan dengan
denagn julah penduduk laki-lakinya yaitu 691 jiwa, perempuan 351 jiwa, usia 0-
15 yaitu 340, usia 15-65 yaitu 240, usia 65 keatas yaitu 431. Mayoritas
pekerjaannya Petani.
ada karena ada yang membuat nama desa tersebut, bila desa-desa lain tidak lepas
penduduk, begitu juga dengan Desa Momojiu juga tidak luput dari asal usul
tersebut.
masyarakat yang dapat dipercaya, belum diketahui secara pasti kapan pertama kali
33
leluhur Mendirikan Desa Momojiu ini, Namun dari Desa Momojiu ini Telah ada
Tahun 1945. Namun terdapat peristiwa bersejarah yang mewarnai sepak terjang
desa, awalnya penduduk yang berdomisili di Desa Daeo dan Mira hanya berkebun
Diwilayah desa Momojiu namun karena perjalanan menuju kebun yang terlalu
jauh akhir banyak yang memutuskan untuk menetap.Pada waktu itu jumlah
penduduknya belum terlalu banyak. Tidak tahu pasti siapa yang memberikan
Penamaan Desa Momojiu ini tapi penamaan ini bermula dari kedatangan
penduduk untuk bermukim didesa ini dan menemukan sebuah Pohon/kayu besar
perkampungan.
34
13. 56-64 16 9 25
14 65-Ke atas 8 14 22
TOTAL 349 340 689
35
3.4 Kondisi Sosial Ekonomi Desa
Desa Momojiu adalah sebuah desa yang berada diwilayah Kecamatan Morotai
Selatan Kabupaten Pulau Morotai. Dimana keadaan Masyarakat Desa Momojiu sangat
agamais oleh karena Budaya kearifan lokal masih melekat kuat dalam kehidupan
masyarakat.Perkembangan penduduk di Desa Momojiu masih bisa dikategorikan sedang,
hal ini karena didukung oleh kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan dan
menata kehidupan secara sosial.
Jika dilihat secara cermat, ada beberapa sektor yang mampu mendorong
peningkatan pertumbuhan ekonomi di Desa Momojiu, yang paling signifikan adalah
disektor Pertanian/perkebunan dan Nelayan. Ini dilihat dari Luasnya lahan
Pertanian/perkebunan dan masifnya Pengelolaan Sumber daya alam disektor tersebut.
Hasil Pertanian/Perkebunan yang dominan adalah Kelapa (Kopra),Pala,cengkih,Padi
Ladang dan Holtikultura lainnya.
KEPALA DESA
DARMINTO
KURUNG, S.Pi
SEKRETARIS
RASYID
BUEKE
AMRIN
HAMJA,S.Ip
KETUA RW 01 KETUA RW 02
ENDANG HAJI KUSNADI
HASAN UMATERNATE
faktor yang menjadi tantangan dalam implenetasi dapur sehat tersebut seperti,
kerja, Faktor Biaya, Faktor Mutu, Faktor Waktu, dan Faktor keamanan.
Pada penyaluran dapur sehat di Momujiu tahun 2018 dan 2019 di lihat dari
aspek ketidak layakan dapur yang di gunakan, seperti dapur yang belum beton,
tidak ada toilet di dalam rumah, tidak higenisnya tempat masak. Hal-hal ini yang
menjadi sasaran Program Dapur Sehat. Dapat di lihat pada tabel di bawah ini :
4.1.1 Data Penerima Dapur Sehat di Desa momujiu Tahun 2018 dan
2019.
37
19.000.000 5.000.000
4 Usman Wilani Rp. Rp. 4m 6m Selesai
19.000.000 4.000.000
5 Safrudin Rp. Rp. 5m 9m Selesai
Topora 19.000.000 6.000.000
6 Ahmad Doto Rp. Rp. 4m 5m Selesai
19.000.000 3.000.000
7 Rasid Bueke Rp. Rp 5m 7m Selesai
19.000.000 4.000.000
8 Muhmina Rp. Rp. 4m 5m Selesai
Sahupala 19.000.000 4.000.000
9 Anwar Pawane Rp. Rp. 4m 5m Selesai
19.000.000 4.000.000
Pada tabel 4.1, dapat di lihat bahwa penerima Bantuan Program dapur
sehat di tahun 2018 adalah 10 Orang. Kriteria dari 10 orang di atas telah terseleksi
secara administrasi dan kelayakan dari pemerintah daerah. Setia orang yang
mendapatkan program dapur sehat di berikan anggaran dengan jumlah yang sama
yaitu Rp. 19.000.000. Untuk ketentuan volume ruangan dapur sehat dari
pemerintah yaitu 4 x 5 persegi. Akan tetapi, penerima dapur sehat menawarkan
untuk desain bagunannya agar di serahkan kepada penerima program. Sehingga
dari hal tersebut membutuhkan anggaran tambahan dari penerima program
senigga melengkapi desain bagunan yang di inginkan oleh penerima program.
Dari hal tersebut, dapat di lihat pada tabel 4.1, Bapak Subur Hadad,
dengan anggaran program yang di berikan Rp. 19.000.000, dan menambahkan
uang pribadi sejumlah Rp. 4.000.000 dengan volume bangunan 4 X 5 M persegi
terselesaikan sesuai dengan harapan bapak Sibur Hadad. Begitu juga dengan
Hamani Haji, dengan dana Rp.19.000.000 dan tambahan uang pribadi Rp.
3.000.000 untuk selesaikan bagunan dengan luas 4 X 5 M persegi, dapat
terselesaikan dengan keinginan bapak tersebut.
Tabel 4.2 Data Penerima Dapur Sehat 2019.
Anggaran Volume Ket
Nama Anggaran Anggaran Lebar Panjanga Selesai
No
Program Pribadi
1 Hamima Yallo Rp. Rp. 4m 5m Selesai
19.000.000 4.000.000
2 Mundalia Rp. Rp. 6m 3m Selesai
38
Kapten 19.000.000 3.000.000
3 Hairia Ube Rp. Rp. 4m 6m Selesai
19.000.000 5.000.000
4 Mahruf Pita Rp. Rp. 4m 6m Selesai
19.000.000 4.000.000
5 Mahmud Deto Rp. Rp. 5m 9m Selesai
19.000.000 6.000.000
6 Faujan Thalib Rp. Rp. 4m 5m Selesai
19.000.000 3.000.000
7 Kamarun Rp. Rp 5m 7m Selesai
Bubale 19.000.000 4.000.000
8 Bahrudin Rp. Rp. 4m 5m Selesai
Manuru 19.000.000 4.000.00
0
9 Abdul Amin Rp. Rp. 4m 5m Selesai
Deto 19.000.000 4.000.00
0
10 Kusain Toton Rp. Rp. 4m 5m Selesai
19.000.000 4.000.00
0
Pada tabel 4.2 terdapat 10 orang penerima program dapur sehat di tahun 2019. di
tahun ini juga sistem implementasi dapur sehat masih sama seperti di tahun 2018.
Yaitu dana dari Pemerintah Rp.19.000.000. dengan Volume Ruang 4 x 5 m
persegi. Namun, lagi-lagi penerima program menawarkan agar desain konstruksi
baungannya di pilih oleh penerima Program. Sehingga berdampak pada ketidak
cukupan dana untuk memenuhi semua hasrat desain para penerima program. Dan
hal tersebut betdampak pada biaya tambahan yang harus di keluarkan dari
penerima dapur sehat. Seperti pada Ibu Hamima Yallo, dengan uang Rp.
19.000.000 dari pemerintah, dan tambahan Rp. 4.000.000 untuk memenuhi
kebutuhan desain yang di inginkannya. Hal tersebut berlaku untuk semua nama-
nama yang terdapat pada tabel di attas (Tabel, 4.2)
4.1.2 Efektifitas Implenetasi Dapur Sehat di Desa Momujiu Tahun
2018.
Pada bagian ini, seperti yang sudah di sampaikan pada Bab II, terkait dengan
tolak ukur Efektivitas Program yaitu, di lihat dari Ketepatan Sasaran Program,
39
Sosialisai Program, Tujuan Program, dan Pemantauan Program pada sampel
Pada bagin ini, penelitih melampirkan tabel untuk mendiskripsikan kondisi yang
terjadi di lokasi penelitian dengan menggunakan kata “Ya dan Tidak” pada Tabel.
Keterangan Tabel :
No : Tanda Penerima
Nama : Orang-Orang yang menerima program
Ya : Program Yang di Salurkan tepat pada Orangnya / sasaran.
Tidak : Program yang di Salurkan Tidak Tepat pada Orangnya / sasaran.
4.1.1.1 (Ketepatan Sasaran Program) Dapur Sehat kepada
Masyarakat Desa Momujiu 2018.
No Nama Ya Tidak
1 Subur Hadad
2 Haman Haji
3 Nasirun Turkie
4 Usman Wilani
5 Safrudin Topora
6 Ahmad Doto
7 Rasid Bueke
8 Muhmina Sahupala
9 Anwar Pawane
10 Umar Baharun
Pada tabel di atas dpat dilihat bahwa, 10 orang penerima program mengatakan
IYA . hal tersebut bermaksud bahwa Efektivitas Implementasi Dapur Sehat telah
tepat pada sasaran programnya. Karena dengan indikator-indikar secara
admintsrasi dan survei ketidaklayakan dapur tersebut berdasarkan penilaian
Ppemerintah.
40
Tabel 4.1.1.2 (Sosialisa Program) Dapur Sehat kepada
Masyarakat Desa Momujiu 2018
No Nama Ya Tidak
1 Subur Hadad
2 Haman Haji
3 Nasirun Turkie
4 Usman Wilani
5 Safrudin Topora
6 Ahmad Doto
7 Rasid Bueke
8 Muhmina Sahupala
9 Anwar Pawane
10 Umar Baharun
Pada tabel 4.2 Indikator sosialisasi program, juga telah tersolialisasi secara
untuk terkait dengan tujuan dan manfaat program dapur sehat untuk mereka,
sehingga dari hasil tabel di atas para penerima program secara keseluruhan
mengatakan “Iya” Indikator sosialisasi program.
Tabel 4.1.1.3 (Tujuan Program) Dapur Sehat kepada
Masyarakat Desa Momujiu 2018
No Nama Ya Tidak
1 Subur Hadad
2 Haman Haji
3 Nasirun Turkie
4 Usman Wilani
5 Safrudin Topora
6 Ahmad Doto
7 Rasid Bueke
8 Muhmina Sahupala
9 Anwar Pawane
10 Umar Baharun 41
Tabel 3.1.1.4 Tabel 4.1.1.4 (Pemantauan Program) Dapur
Sehat kepada Masyarakat Desa Momujiu 2018
No Nama Ya Tidak
1 Subur Hadad
2 Haman Haji
3 Nasirun Turkie
4 Usman Wilani
5 Safrudin Topora
6 Ahmad Doto
7 Rasid Bueke
8 Muhmina Sahupala
9 Anwar Pawane
10 Umar Baharun
Tabel 4.1.1.4 Keseluruhan Data Efektivitas Penerima Dapur Sehat desa Momujiu
di tahun 2018
1 Subur Hadad
2 Haman Haji
3 Nasirun Turkie
4 Usman Wilani
5 Safrudin Topora
6 Ahmad Doto
7 Rasid Bueke
8 Muhmina
Sahupala
9 Anwar Pawane 42
10 Umar Baharun
4.1.3 Efektifitas Implenetasi Dapur Sehat di Desa Momujiu Tahun 2019.
Tabel 4.1.3.1 (Ketepatan Sasaran Program) Dapur Sehat kepada
Masyarakat Desa Momujiu 2019.
No Nama Ya Tidak
1 Hamima Yallo
2 Mundalia Kapten
3 Hairia Ube
4 Mahruf Pita
5 Mahmud Deto
6 Faujan Thalib
7 Kamarun Bubale
8 Bahrudin Manuru
9 Abdul Amin Deto
10 Kusain Toton
No Nama Ya Tidak
1 Hamima Yallo
2 Mundalia Kapten
3 Hairia Ube
4 Mahruf Pita
5 Mahmud Deto
6 Faujan Thalib
7 Kamarun Bubale
8 Bahrudin Manuru
9 Abdul Amin Deto
10 Kusain Toton
43
Tabel 4.1.3.3 (Tujuan Program) Dapur Sehat kepada Masyarakat
Desa Momujiu 2019
No Nama Ya Tidak
1 Hamima Yallo
2 Mundalia
Kapten
3 Hairia Ube
4 Mahruf Pita
5 Mahmud Deto
6 Faujan Thalib
7 Kamarun
Bubale
8 Bahrudin
Manuru
9 Abdul Amin
Deto
10 Kusain Toton
No Nama Ya Tidak
1 Hamima Yallo
2 Mundalia Kapten
3 Hairia Ube
4 Mahruf Pita
5 Mahmud Deto
6 Faujan Thalib
7 Kamarun Bubale
8 Bahrudin Manuru
9 Abdul Amin Deto
10 Kusain Toton
44
Tabel 4.1.3.5Total Keseluruhan data penerima dapur sehat di desa momujiu 2019
1 Hamima Yallo
2 Mundalia
Kapten
3 Hairia Ube
4 Mahruf Pita
5 Mahmud Deto
6 Faujan Thalib
7 Kamarun
Bubale
8 Bahrudin
Manuru
9 Abdul Amin
Deto
10 Kusain Toton
4.2 Pembahasan
4.2.1 Keefektivan Implementasi Program 2018
masyarakat yang tidak mampu secara sarana kehidupan, yaitu seperti Dapur yang
tiak layak, tidak higenis dan tidak kondusif untuk di gunakan. Olehnya itu melalu
program pemerintah daerah ini dapat membantuh masyarak agar selalu menjaga
45
dan aman. Agar menjaga tujuan pemerintah dalam pengentasan kemiskinan
melalui dapur sehat ini, perlu juga keefektivan implemntasinya Program Dapur
Sehat sehingga dapat tercapai sesuai dengan apa yang di inginkan. Untuk
Pemantauan Program. Olehnya itu seperti yang di sampaikan oleh Kepala Desa
Momujiu :
harapan pemerintah yaitu dengan Pembuatan Dapur Sehat secara efektiv (Selesai)
dapat di lihat pada tabel 3.1.1.1 kolom Ket. Bahwa semua penerima dapur sehat
merasa sesui dengan tolak ukur efektivitas Program Dapur Sehat 3.1.1.4 dan
3.1.3.5.
46
Juga yang di sampaikan oleh salah satu penerima Program Dapur Sehat
Setelah Pembuatan Dapur sehat selesai, sangat membantu saya dalam hal
penyajian makan. Saya sering memasak terlambat karena ada beberapa fasilatas
di dapur yang jangkauannya jauh seperti tempat cuci panci. Hal ini
mempengaruhi pekerjaan saya di dapur. (Wawanca, 15 Februari 2023)
Dapat dilihat pada wawancara tersebut bahwa pembuatan Dapur Sehat
fasilitas dapur sehat dapat mempercepat pekerjaan para ibu rumah tangga, hal itu
produktifitas dalam menjalani kehidupan semakin baik. Hal ini berindikasi pada
terciptanya inspirasi karya masak yang dapat di perjual belikan. Sehingga dapat
dalam penyaluran dapur sehat kepada Bapak Subur Hadad sangat efektiv karena
telah di lakukannya juga sosialisai tentang manfaat dprogram tersebut. Hal ini
menandakan bahwa salah satu keefektivan Program dapur sehat juga telah di
rasakan oleh Pak Subur Hadad dalam hal ini yaitu Sosialisai Manfaat Program
47
karena Program ini berdampak singnifikan terhadap inovasi di dapur, karena
dalam proses trealisasi program tersebut semua detail-detail pekerjaan di pantau
dengan sempurna oleh pelaksananya. Meskipun ada beberapa kendala yang saya
alami, tetapi Program dapur sehat dapat di selesaikan secara efektiv.
terdapat beberapa kendala dalam proses pembuatan dapur sehat berjalan, namun
sampai selesai. Hal ini juga menambah keefectivan realisasi program di desa
momujiu.
dapur sehat yang merasa kesulitan dalam menjalakan promram dapur sehat
tersebut, sehinggal hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi mereaka. Hal ini
Tabel 4.2.1.1 Tantangan Saat proses Program Dapur Sehat Berjalan 2018
No Nama Sulit Kurang Sulit Tidak Sulit
1 Subur Hadad
2 Haman Haji
3 Nasirun Turkie
4 Usman Wilani
5 Safrudin Topora
6 Ahmad Doto
7 Rasid Bueke
48
8 Muhmina
Sahupala
9 Anwar Pawane
10 Umar Baharun
Tabel 4.2.1.2 Tantangan Saat proses Program Dapur Sehat Berjalan 2019
No Nama Sulit Kurang Sulit Tidak Sulit
1 Hamima Yallo
2 Mundalia Kapten
3 Hairia Ube
4 Hasar Deto
5 Baharudin
Manudu
6 Musiyadi Toton
7 Safrudin Topora
8 Mahfut Pita
oleh pengelolah Program Dapur Sehat dan juga Penerima Program. Dalam hal
ini seperti di sampaikan oleh salah satu Tim Pengelola Dapur Sehat yaitu
Rusminto mengatakan
49
masyarakat yang mengangap sepele hal tersebut. Hal tersebut bagi kami
menjadi salah satu tantangan tersediri bagi kami, dan dengan solusinya kami
harus melakukan sosialisa program lebih maksimal lagi untuk penerima di
tahun-tahun selanjutnya
tersebut harus selesai tepat pada waktu yang telah di tentukan. Karena ada
Namun menurut salah satu Penerima Program, sebut saja Bapak Mahfut
Pita bahwa “Semua program pemerintah yang di berikan kepada kami berdampak
baik, namun perlu dipertimbangakan tentang hal - hal teknisnya di lokasi
pembangunan. Karena ada hal-hal yang tidak sesuai dengan expektasi teori,
contohnya tiba-tiba hal material naik secara signifikan.Hal itu mempengaruhi
teterlambatan pembanguan, karena anggaran yang di alokasikan di takitkan tidak
cukum sampai selesai makanya, kami mencari uang tambahan untuk
mengantisipasi kekurangan anggaran. Dalam mencari tambahan tersebut, kami
membutuhkan waktunya. Olehnya itu kemungkinan penyelesaian dapur tersebut
sempat molor 2 sampai 3 bulan.
Dari pernyataan Bapak Mahfut Pita, menghasilkan kesimpulan bahwa ada
hal-hal yang harus di pertimbangak oleh pembuat kebijakan. Karena dalam hal
Program tersebut.
50
51
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN
Dalam penelitian ini, dapat di tarik kesimpulan bahwa pemerintah
lakukan dengan berbagai macam cara salah satu Bantua Program Dapur Sehat
kepada masyarakat miskin / dapur yang tidak layak, yang di lakukan oleh
Pemerintah Kab. Pulau Morotai. Oleh karena itu Program dapur sehat dapat
membantu masyarakat Kab. Pulau Morotai seperti kondisi dapur yang lebih
kondusif, unit dapur yang memadai. Hal tersebut dapat meningkatkan kreatifitas
Sehingga Implentasi Penerapan Dapur Sehat telah Efektiv di tahun 2018 dan 2019
Selain itu juga, dalam realisasi dapur sehat 2018 dan 2019 terdapat
beberapa hal yang menjadi kendala dalam pembanguan dapur sehat, yaitu dari
aspek administrasi dan juga secara teknis penerapan dapur sehat di desa Joubela
5.2 SARAN
Berdasarkan dari hasil pengkajian di lokasi penelitian, maka penelitih
bahwa Program pemerintah dalam hal ini Dapur Sehat sangat bermanfaat untuk
52
masyarakat yang membutuhkan olehnya itu perlu inovasi baru untuk bersinergi
membutuhkan.
2. Untuk Penelitih selanjutnya bahwa, masih banyak hal yang belum penelitih
keperluan masyarakat miskin. Olehnya itu, kiranya bisa menjadi acuan untuk
53
DAFTAR PUSTAKA
Budo, A., Tulusan, F., & Tampi, G. (2020). Efektivitas Pelayanan Kesehata
lik, 6(94).
Lizard, R. S., Kimbal, M., & Lapian, M. (2017). Efektivitas Program Pembe
54
Moleong, L. J (2017) Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remja.
Rosdakarya.
ur Jakarta.
Wiyono, E.H (2007) Kamus bahasa Indonesia Lengkap dan Ejaan yang
Yasin, A., Yuniarti, A., & Nugroho, Y. A. (2022). Efektifitas Algoritma Dat
55
https://promkes.kemkes.go.id/program-indonesia-sehat-untuk-mensejahteraka
n-masyarakat 05 Februari 2023
https://lppmstianusa.com/ejurnal/index.php/janmaha/article/view/478 05
Februari 2023
56