Anda di halaman 1dari 14

IMPLEMENTASI PROGRAM RANTANG KASIH SEBAGAI

INOVASI KEBIJAKAN PUBLIK INKLUSIF DALAM


MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN LANSIA

Agung Toni Saputra


210930101007
Bab I
Latar Belakang
• Data kemiskinan Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur, menunjukkan terdapat 4.828 orang
lansia miskin sebatang kara. Mereka memenuhi kebutuhan hidupnya, terutama pangan, dengan
bergantung pada belas kasihan tetangganya. Angka kemiskinan di Banyuwangi dari tahun 2016-2021
mengalami penurunan dan kenaikan. Sepanjang tahun 2016-2019 angka kemiskinan mengalami
penurunan sedangkan sepanjang tahun 2019-2021 mengalami kenaikan. Salah satu penyebab naiknya
angka kemiskinan di Banyuwangi adalah semakin naiknya jumlah penduduk berusia lanjut.
2016 2017 2018 2019 2020 2021

8,79 8,64 7,80 7,52 8,06 8,07

Angka Kemiskinan Kabupaten Banyuwangi


Sumber : BPS Kab. Banyuwangi

• Rantang Kasih merupakan program yang dilaksanakan oleh pemerintah kabupaten Banyuwangi sejak
tahun 2017 dan masih terus berjalan sampai sekarang. Dalam program Rantang Kasih para lansia yang
miskin sebatang kara mendapat kiriman makanan siap saji setiap harinya dengan gratis. Adapun
uniknya program ini yaitu memiliki sebuah aplikasi digital yang bernama Jalin Kasih, yang dimana isi
dalam aplikasi ini yaitu data seluruh permasalahan tentang kemiskinan dengan berbasis geospasial,
dilengkapi oleh data penduduk miskin dan dikelompokkan sesuai program bantuan kemiskinan yang
sesuai untuk masing-masing.
• Pada tahun 2019 program ini masuk dalam 99 inovasi pelayanan publik
dari Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi (KemenPAN-RB) dari total 3.156 inovasi se-Indonesia dalam
Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) dan pada tahun 2020
program ini mendapat rekor MURI.
• Rantang Kasih merupakan suatu program pelayanan publik yang
memiliki fokus dalam memuliakan lansia miskin terlantar sebatang kara
dan dalam penerapannya program ini telah di atur dalam Peraturan
Bupati Banyuwangi Nomor 10 Tahun 2018 Tentang Mekanisme
Penyelenggaraan Pelayanan Program Rantang Kasih Bagi Lanjut Usia
Miskin Sebatang kara, dan di perbarui dengan Peraturan Bupati
Banyuwangi Nomor 22 Tahun 2021 Tentang Program Rantang Kasih.
• Permasalahan ini menjadikan Kabupaten Banyuwangi potensial untuk
diteliti dikarenakan dalam program ini Banyuwangi menjadi kabupaten
pertama yang memberikan bantuan makanan secara langsung dan
gratis kepada setiap lanjut usia (lansia) yang hidup sebatangkara.
Rumusan Masalah
• Bagaimana implementasi program rantang kasih serta apa
saja faktor pendukung dan penghambat program tersebut
dalam memberikan kesejahteraan kepada lansia?
Tujuan Penelitian
• Untuk menganalisis bagaimana implementasi program
“Rantang Kasih” serta faktor pendukung dan penghambat
program tersebut dalam memberikan kesejahteraan kepada
lansia.
Bab II
Penelitian Terdahulu
• Penelitian terdahulu luar negeri melihat inovasi kebijakan yang berlaku dengan
mengkaji mekanisme pelaksanaan kebijakan dan promosi kebijakan yang diterapkan
oleh pemerintah.
• Penelitian terdahulu dalam negeri melihat inovasi kebijakan dengan mengkaji
implementasi kebijakannya, mengkaji inovasi program pelayanan, mengkaji
pemberdayaan lansia, mengkaji implementasi kesejahteraan sosial, mengkaji inovasi
kualitas pelayanan publik pemerintah daerah, analisis bagaimana inovasi kebijakan
dalam perspektif pendekatan administrasi pubik, analisis elemen dan faktor yang
mempengaruhi governansi inovasi pelayanan publik pemerintah, mengkaji kerangka
penyelenggaraan pemerintahan, mengkaji peran organisasi pemerintahan daerah
(OPD), dan menganalisis penyelenggaraan dan kinerja pelayanan publik, serta
identifikasi isu-isu strategis dan prioritas
• Proposal disertasi yang diajukan oleh peneliti ini bertujuan untuk mengkaji bagaimana
implementasi program rantang kasih serta apa saja faktor pendukung dan penghambat
program tersebut dalam memberikan kesejahteraan kepada lansia dengan
menggunakan metode penelitian kualitatif.
Landasan Teori
• Implementasi
Teori Implementasi Kebijakan Edward III
1. Komunikasi, yaitu keberhasilan implementasi kebijakan mensyaratkan agar implementor mengetahui apa yang harus
dilakukan, dimana yang menjadi tujuan dan sasaran kebijakan harus ditransmisikan kepada kelompok sasaran (target
group), sehingga akan mengurangi distorsi implementasi.
2. Sumberdaya, meskipun isi kebijakan telah dikomunikasikan secara jelas dan konsisten, tetapi apabila implementor
kekurangan sumberdaya untuk melaksanakan, maka implementasi tidak akan berjalan efektif.
3. Disposisi, adalah watak dan karakteristik yang dimiliki oleh implementor, seperti komitmen, kejujuran, sifat
demokratis.
4. Struktur Birokrasi, Struktur organisasi yang bertugas mengimplementasikan kebijakan memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap implementasi kebijakan. Aspek dari struktur organisasi adalah Standard Operating Procedure
(SOP) dan fragmentasi.

• Administrasi Publik
Administrasi publik merupakan gabungan dari teori organisasi, ilmu manajemen, dan konsep
kepentingan umum yang dikolaborasikan menjadi satu konsep dalam pemerintahan (Henry, 2021).
Inovasi Kebijakan
• Inovasi secara umum didefinisikan sebagai gagasan atau ide yang dimiliki
oleh sebuah organisasi terkait produk, proses, dan sistem organisasi
(Exposito & Sanchis-Llopis, 2018)
• Inovasi secara konseptual didefinisikan sebagai pengembangan suatu hal
menuju yang baru terkait dengan produk, proses dan bentuk organisai
layanan yang ada. Sementara inovasi kebijakan mencakup inovasi
tambahan berdasarkan pembelajaran kebijakan yang dilakukan oleh
pemerintah dan inovasi radikal yang dipicu oleh inovasi konseptual
(Windrum & Koch, 2008). Inovasi kebijakan merupakan perubahan yang
dapat terjadi pada tujuan kebijakan dan sarana kebijakan.
Undang-Undang No. 23 Th 2014
• Pasal 31 (1) Dalam pelaksanaan Desentralisasi dilakukan penataan Daerah. (2)
Penataan Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditujukan untuk: a.
mewujudkan efektivitas penyelenggaraan Pemerintahan Daerah; b.
mempercepat peningkatan kesejahteraan masyarakat; c. mempercepat
peningkatan kualitas pelayanan publik; d. meningkatkan kualitas tata kelola
pemerintahan; e. meningkatkan daya saing nasional dan daya saing Daerah; dan
f. memelihara keunikan adat istiadat, tradisi, dan budaya Daerah. (3) Penataan
Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas Pembentukan Daerah
dan penyesuaian Daerah. (4) Pembentukan Daerah dan penyesuaian Daerah
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat dilakukan berdasarkan pertimbangan
kepentingan strategis nasional.
PP No. 38 Th. 2017
• Pasal 2 Inovasi Daerah bertujuan untuk meningkatkan kinerja penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah. Untuk mencapai tujuan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), sasaran Inovasi Daerah diarahkan untuk mempercepat terwujudnya
kesejahteraan masyarakat melalui: a. peningkatan Pelayanan Publik; b.
pemberdayaan dan peran serta masyarakat; dan c. peningkatan daya saing
Daerah
Kerangka Konseptual Penelitian

FENOMENA PENELITIAN
• Masih terjadinya kenaikan jumlah kemiskinan dalam pelaksanaan program inovasi “rantang kasih”
RUMUSAN MASALAH
• Bagaimana implementasi program rantang kasih serta apa saja faktor pendukung dan penghambat program
tersebut dalam memberikan kesejahteraan kepada lansia?

TEORI IMPLEMENTASI
• George C. Edward III

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN
• Komunikasi, yaitu keberhasilan implementasi kebijakan mensyaratkan agar implementor mengetahui apa yang
harus dilakukan, dimana yang menjadi tujuan dan sasaran kebijakan harus ditransmisikan kepada kelompok
sasaran (target group), sehingga akan mengurangi distorsi implementasi
• Sumberdaya, meskipun isi kebijakan telah dikomunikasikan secara jelas dan konsisten, tetapi apabila
implementor kekurangan sumberdaya untuk melaksanakan, maka implementasi tidak akan berjalan efektif.
• Disposisi, adalah watak dan karakteristik yang dimiliki oleh implementor, seperti komitmen, kejujuran, sifat
demokratis.
• Struktur Birokrasi, Struktur organisasi yang bertugas mengimplementasikan kebijakan memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap implementasi kebijakan. Aspek dari struktur organisasi adalah Standard Operating
Procedure (SOP) dan fragmentasi.
Bab III
METODE PENELITIAN
• Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah desain penelitian kualitatif.
Penelitian kualitatif didefinisikan sebagai sebuah rangkaian teknik interpretatif yang
dilakukan dengan menjelaskan fenomena yang terjadi secara alami berdasarkan deskripsi
kejadian, situasi, dan interaksi antara orang dengan hal lain yang saling berkaitan sehingga
dapat memberikan informasi secara mendalam dan terperinci. Penelitian kualitatif
dilakukan untuk mengeksplorasi dan memahami makna-makna dari masalah social atau
kemanusiaan (Creswell & Creswell, 2018).
• Desain penelitian deskriptif kualitatif dipilih pada penelitian ini karena penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui implementasi program Rantang Kasih dalam menyejahterakan
lansia di Kabupaten Banyuwangi dan mengetahui faktor apa saja yang mendukung dan
menghambat implementasi program Rantang Kasih di Kabupaten Banyuwangi. Sehingga
dengan menggunakan penelitian deskriptif kualitatif dapat menggambarkan implementasi
penyelenggaran program Rantang Kasih di Kabupaten Banyuwangi sebagai salah satu
program inovasi kebijakan pemerintah yang bertujuan untuk mengurangi kemiskinan
dengan cara memberi makan lansia miskin sebatangkara setiap hari.
Fokus Penelitian
• Fokus dalam penelitian ini mengenai implementasi program Rantang Kasih yang merupakan
salah satu inovasi kebijakan yang dikembangkan oleh Pemerintah Kabupaten Banyuwangi untuk
mengurangi tingkat kemiskinan dengan pemberian rantang makanan gratis kepada lansia miskin
atau sebatangkara yang diberikan setiap hari. Selain itu, penelitian ini juga berfokus pada
evaluasi kendala dan faktor pendukung implementasi program Rantang Kasih agar dapat
diketahui sejauh mana kebijakan tersebut dapat menyejahterakan lansia di Kabupaten
Banyuwangi.
Lokasi Penelitian
• Penelitian ini berlokasi di Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur. Dipilihnya Kabupaten
Banyuwangi sebagai lokasi penelitian dikarenakan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi
menerapkan prinsip keterbukaan publik dalam mempercepat penanganan kebutuhan
masyarakat melalui berbagai jenis inovasi kebijakan publik. Selain itu, inovasi kebijakan publik di
Kabupaten Banyuwangi diakui secara regional, nasional, dan internasional dalam bentuk
penghargaan.
Penentuan Informan Penelitian
• Penentuan informan pada penelitian ini menggunakan teknik purposive. Penggunaan teknik
purposive untuk menentukan informan dikarenakan informan yang dipilih adalah informan yang
paling mengetahui mengenai fenomena yang diteliti. Adapun informan dalam penelitian ini
adalah :
1.Kepala Dinas Sosial Kabupaten Banyuwangi sebagai pembuat kebijakan program Rantang Kasih
2.Aparat Desa/Kelurahan yang terdapat di Kabupaten Banyuwangi sebagai Pelaksana program
Rantang Kasih
3.Warga sebagai penerima manfaat program Rantang Kasih
Metode Pengumpulan Data
Wawancara
• Wawancara terdiri dari dari tiga jenis wawancara yaitu wawancara terstruktur,
wawancara semi terstruktur, dan wawancara tidak terstruktur.
• Wawancara yang digunakan pada penelitian ini adalah wawancara terstruktur
dengan menggunakan pedomanan wawancara yang telah dipersiapkan sebelum
melakukan wawancara dengan informan.
Observasi
• Observasi terdiri dari tiga jenis yaitu observasi partisipatif, observasi terus terang,
dan observasi tak terstruktur.
• Observasi pada penelitian ini menggunakan observasi partisipatif. Observasi
partisipatif digunakan karena peneliti terlibat langsung dengan subjek penelitian.
Sehingga, pengambilan data mengenai implementasi program Rantang Kasih lebih
mendalam, lengkap, dan tajam.
Dokumentasi
• Dokumen yang digunakan pada penelitian ini diantaranya adalah Peraturan Bupati
Nomor 10 Tahun 2018 mengenai mekanisme penyelenggaraan pelayanan program
Rantang Kasih bagi lanjut usia miskin sebatangkara, Standar Opersional Prosedur
pelaksanaan program Rantang Kasih, dan Pedoman Teknis pelaksanaan program
Rantang Kasih.
Instrumen Pengumpulan Data
• Instrumen penelitian adalah peralatan yang diperlukan dan digunakan dalam melakukan pengumpulan
data. Instrumen utama dalam penelitian kualitatif adalah peneliti.
• Instrumen penelitian lain yang digunakan pada penelitian ini antara lain pedoman wawancara, lembar
observasi, serta dokumen-dokumen terkait dengan pelaksanaan program Rantang Kasih.
Validitas dan Keabsahan Data
• Validitas merupakan salah satu kekuatan dalam penelitian kualitatif yang mana didasarkan pada
keakuratan temuan penelitian dari sudut pandang peneliti, partisipan, atau pembaca laporan (Creswell
& Creswell, 2018).
• Uji keabsahan data atau validitas data pada penelitian kualitatif dilakukan untuk mengetahui akurasi
atau kesesuaian dari data yang telah diperoleh. Uji keabsahan data pada penelitian ini dilakukan
dengan menggunakan teknik triangulasi data. Teknik triangulasi data adalah teknik pemeriksaan akurasi
data dengan memeriksa bukti-bukti dari sumber data lain yang telah ditentukan sebelumnya (Creswell
& Creswell, 2018)
Metode Analisis Data
• Analisis data adalah proses pengolahan data dan penafsiran data yang dilakukan pada penelitian
setelah proses pengambilan data selesai dilakukan. Analisis data dilakukan untuk menyederhanakan
data penelitian yang telah diperoleh sehingga mudah untuk diinterpretasikan dan dipahami oleh orang
lain (Creswell & Creswell, 2018). Adapun proses analisis data dalam penelitian kualitatif terdiri :
1.Reduksi data dilakukan dengan cara merangkum, memilih data pokok, memfokuskan kepada hal-hal
penting, mengerucutkan tema, dan membuang data-data yang tidak sesuai dengan fokus penelitian.
2.Penyajian data dilakukan dengan mengumpulkan data yang telah direduksi pada tahap sebelumnya
dengan menyajikan data tersebut secara terorganisasi dan singkat.
3.Penarikan kesimpulan dilakukan untuk mencari makna pada data yang telah dikumpulkan sebelumnya
dengan mencari hubungan, persamaan, ataupun perbedaan antar data yang telah diperoleh.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai