Anda di halaman 1dari 14

ANALISIS KINERJA SISTEM E-BUDGETING ( STUDI KASUS DI KOTA SURABAYA )

OLEH TAUFILILLAH IFADA


1111700036 ( KELAS A )
BAB 1 PENDAHULUAN
• A. Latar Belakang
• Pemberlakuan Undang-Undang nomor 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik merupakan momentum penting dalam mendorong keterbukaan di
Indonesia. Undang-Undang tersebut membuat sebuah landasan hukum terhadap hak setiap orang agar dapat mengakses informasi publik dimana setiap badan
publik berkewajiban untuk menyediakan dan melayani permohonan informasi publik secara cepat dan transparan.Selain pelayanan informasi di lingkungan badan
publik ketersediaan informasi juga dapat mewujudkan penyelenggaraan negara yang baik (good governence) yaitu transparan, efektif, dan efisien serta akuntable.
Keberhasilan Good Governence dapat dilihat dari beberapa aspek penting di antaranya dari sisi transparansi penganggaran, yang dapat di akses dari aplikasi E-
Budgeting.
• Kota Surabaya merupakan pelopor dari sistem E-budgeting yang kini menjadi rujukan daerah-daerah lainya di Indonesia untuk transparasi pengelolahan
keuangan daerah. Pelaksanaan E-Budgeting dilatar belakangi beberapa kendala klasik dalam sistem pegelolaha keuangan, bebarapa diantaranya : jadwal
penyusunan anggaran yang terlalu lama, kemudian harga satuan item belanja yang tidak standar ditambah rekap anggaran per rekening belanja tidak real time dan
adanya kesulitan dalam pengendalian proses usulan dan evaluasi anggaran oleh Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TPAD).
• E-Budgeting adalah sistem peyusunan angaran yang didalamnya termasuk aplikasi program komputer berbasis web untuk memfasilitasi proses penyusunan
anggaran belanja daerah. Dalam sistem ini terdapat beberapa item untuk mendukung keberhasilan dari e-budgeting diantaranya adalah : E-project, EDelevery, dan
E-Controlling. Sistem ini dibuat secara online agar dapat diakses oleh dinas dimanapun lokasinya, dapat diakses pada saat pembahasan dengan dewan dan dapat
diakses oleh masyarakat jika ingin mengetahui kinerja pemerintah dan juga sirkulasi keuangan daerah.
• B. Rumusan Masalah
• Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan maka dapat dirumuskan suatu permasalahan yaitu sebagai berikut :
• Bagaimana kinerja dan hasil sistem informasi E-Budgeting pada Kota Surabaya ?
• Apa faktor – faktor pendukung dan penghambat penerapan sistem E-Budgeting di Kota Surabaya?

• C. Tujuan Penelitian
• Mendeskripsikan secara menyeluruh proses hingga hasil dari pengimplementasian E-Budgeting di Kota Surabaya.
• Menganalisis faktor pendukung dan penghambat implementasi sistem E-Budgeting.

• D. Manfaat Penelitian
• Manfaat bagi peneliti ialah menambah wawasan dan informasi dari sistem E-Budgeting yang diterapkan di Kota Surabaya.
• Manfaat secara akademis ialah sebagai acuan bagi perbaikan sistem yang sudah diterapkan Kota Surabaya dalam memaksimalkan
pelaporan keuangan berbasis teknologi informasi dan meminimalisir adanya kecurangan maupun kesalahan dalam administrasi.
• Manfaat secara praktis ialah penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi para staff kinerja pemerintahan untuk
menyelesaikan dan mempercepat kinerjanya dalam memberikan pelaporan yang akuntabel dan transparan kepada pemerintahan
terkait dan kepada masyarakat.
BAB II
LANDASAN TEORI
• Open Government
• Open Government Indonesia (OGI) adalah sebuah gerakan bersama yang dilakukan Pemerintah dengan 
Masyarakat untuk mewujudkan keterbukaan pemerintah Indonesia dan percepatan perbaikan pelayanan publik
di Indonesia sebagaimana sudah diamanahkan oleh 
UU No. 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (KIP) dan 
UU No. 25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publik. Melalui OGI, pemerintah dan institusi non-pemerintah dapat
duduk bersama-sama menentukan langkah yang tepat untuk mendorong akses informasi luas terhadap
kegiatan Badan Publik yang dibiayai Negara dan pelayanan publik yang Murah (terjangkau), Mudah dan
Berkualitas. Selanjutnya langkah yang telah disepakati bersama kemudian dituangkan dalam "Rencana Aksi
OGI". OGI mempunyai komitmen untuk mengimplementasikan program yang berlandaskan pada 3 pilar, yaitu:
Transparansi, Partisipasi, dan Inovasi.
• Pemerintah Elekronik atau E-Government

• electronics government, juga disebut e-gov, digital government, online government atau dalam konteks tertentu transformational government)
adalah penggunaan teknologi informasi oleh pemerintah untuk memberikan informasi dan pelayanan bagi warganya, urusan bisnis, serta hal-hal
lain yang berkenaan dengan pemerintahan. e-Government dapat diaplikasikan pada legislatif, yudikatif, atau administrasi publik, untuk
meningkatkan efisiensi internal, menyampaikan pelayanan publik, atau proses kepemerintahan yang demokratis. Keuntungan yang paling
diharapkan dari e-government adalah peningkatan efisiensi, kenyamanan, serta aksesibilitas yang lebih baik dari pelayanan publik. Disamping
prestasi pemerintah dalam penyelenggaraan pemerintah yang lebih baik sejak reformasi, tentunya penerapan e-government ini dapat
memberikan tambahan manfaat yang lebih kepada masyarakat : Memperbaiki kualitas pelayanan pemerintah kepada para stakeholder-nya
(masyarakat, kalangan bisnis, dan industri) terutama dalam hal kinerja efektivitas dan efisiensi di berbagai bidang kehidupan bernegara;
Meningkatkan transparansi, kontrol, dan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan dalam rangka penerapan konsep Good Governance di
pemerintahan (bebas KKN); Mengurangi secara signifikan total biaya administrasi, relasi, dan interaksi yang dikeluarkan pemerintah maupun
stakeholdernya untuk keperluan aktivitas sehari-hari; Memberikan peluang bagi pemerintah untuk mendapatkan sumber-sumber pendapatan
baru melalui interaksinya dengan pihak-pihak yang berkepentingan; Menciptakan suatu lingkungan masyarakat baru yang dapat secara cepat
dan tepat menjawab berbagai permasalahan yang dihadapi sejalan dengan berbagai perubahan global dan trend yang ada; dan Memberdayakan
masyarakat dan pihak-pihak lain sebagai mitra pemerintah dalam proses pengambilan berbagai kebijakan publik secara merata dan demokratis.
• E-Planning dan E-Budgeting

• Sistem aplikasi pendukung penyusunan dokumen perencanaan jangka menengah dan jangka
pendek yang telah dikembangkan oleh Pemerintah Kota Surabaya dalam rangka mewujudkan
perencanaan pembangunan yang selaras dan akuntabel. Efisiensi : Penggunaan Analisa Standar
Belanja (ASB) dari sistem e-budgeting dalam penentuan pagu indikatif pada dokumen
perencanaan Efektif : Detail rencana diketahui antar lini, sehingga pengendalian lebih mudah
Transparan & Akuntabel: Status usulan masyarakat melalui musrenbang dapat diakses dengan
mudah & mempersingkat birokrasi Mengarahkan perencanaan Perangkat Daerah mendukung
pencapaian rencana pembangunan kota. E-Planning dan E-Budgeting merupakan sebuah sistem
dengan menggunakan teknologi. Dimana yang tadinya penyusunan sebuah program dan anggaran
dilakukan secara konvensional, sekarang dilakukan melalui sebuah teknologi informasi.
PERSAMAAN DAN PERBEDAAN ANTARA PENELITIAN KINERJA SISTEM
E-BUDGETING DENGAN PENELITIAN TERDAHULU

• Jurnal 1 : RANCANGAN DATABASE E-BUDGETING: UPAYA PENGENDALIAN DANA HIBAH


PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR , Nurul Lathifah dan Ana Toni Roby Candra Yudha tahun 2018. Metode
Penelitian yang digunakan sama yaitu Kualitatif dengan metode eksplanatori. Perbedaannya terletak pada fokus
kajian, karena pada jurnal pertama fokus kajian penelitian terdapat pada pengupayaan pengendalian dana hibah di
Surabaya, sedangkan pada penelitian tugas lebih berfokus menyeluruh pada seluruh cakupan bidang administrasi
yang menggunakan sistem E-Budgeting tersebut.
• Jurnal 2 : PENERAPAN E-BUDGETING PEMERINTAH KOTA SURABAYA DALAM MENCAPAI GOOD
GOVERNANCE, Rizka Khoirunnisak Desy Arishanti, dan Dien Dadeka Vebrianti, tahun 2017. Persamaan ada pada
metode penelitian yaitu deskripsif, tujuan penelitian yang akan mendeskripsikan berbagai faktor penghambat dalam
implementasi sistem E-Budgeting. Perbedaan terletak pada tujuan dari penelitian tugas yang akan mendeskripsikan
berbagai faktor bukan hanya pada faktor penghambat juga dengan berbagai faktor pendukung sistem.
• Jurnal 3 : ANALISA KEBIJAKAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PROVINSI JAWA
TIMUR DENGAN RPJMD, Bagus Djulig Wijono, tahun 2019. Persamaan ada pada metode penelitian yang
menggunakan metode deskripsif kualitatif. Perbedaannya ada pada cakupan penelitian jurnal ketiga tersebut
terlalu luas jika dibandingkan dengan penelitian tugas yang hanya berada pada Kota Surabaya.
• Jurnal 4 : Pengaruh Implementasi E-Budgeting Terhadap Transparansi Keuangan Daerah Di Indonesia, Dito
Aditia Darma Nasution dan Puja Rizqy Ramadhan, tahun 2019. Persamaan pada pengaruh implementasi dari
sistem E-Budgeting dan penggunaaan teori ahli yaitu Nasution, 2019. Perbedaannya terletak pada penggunaan
metode penelitian yang digunakan yaitu Teknik pengambilan sampel secara non probabilitas ( pemilihan non-
random ) dengan metode purposive sampling.
• Jurnal 5 : IMPLEMENTASI E – BUDGETING SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN TRANPARANSI DAN
AKUNTABILITAS PEMERINTAH DAERAH KOTA BINJAI, Anggi Pratama Nasution, S.E, M.Si dan Atika,
S.E.I, M.A tahun 2019. Persamaan ada pada Metode penelitian yang digunakan dan fokus peneliti yang
Mengupayakan kinerja kerja berdasarkan penggunaan sistem. Perbedaannya terletak pada letak tempat studi
kasus yang berbeda daerah.
• Jurnal 6 : Development Model of E-Budgeting and E-Reporting System on the Management of
Village Fund Finance , Supanji Setyawa, Nuwun Priyono, dan Chaidir Iswanaji, tahun 2017.
Persamaan Pada metode penelitian Penggunaan landasan Undang-Undang yang sama.
Perbedaannya terletak pada cakupan daerah penelitian yang pada penelitian jurnal ke 6 berada pada
lingkup desa.
• Jurnal 7 : Evaluation of E-Budgeting Implementation in Provincial Government of DKI Jakarta
Using CIPP Model Approach, Rama Andika Thio Rahman, Gugus Irianto, dan Rosidi tahun 2019.
Persamaan ada pada metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus dan teknik analisis
data dan tujuan penelitian yang mendeskripsikan dari proses hingga hasil dari keseluruhan
pengimplementasian sistem E-Budgeting. Perbedaannya terletak pada lokasi yang berbeda dan
Fokus penelitian yang pada jurnal ke 7 tersebut lebih mengarah pada kelayakan pada sistem E-
Budgeting pada empat komponen model CIPP.
• Jurnal 8 : INOVASI PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH (STUDI KASUS SALURAN
KOMUNIKASI E-BUDGETING DI PROVINSI SULAWESI SELATAN), Asriani Basir dan Alwi
tahun 2018. Persamaan pada metode penelitian yang digunakan yaitu deskriptif kualitatif.
Perbedaannya pada lokasi penelitian yang berbeda daerah dan tujuan penelitian yang pada jurnal ke
8 ini lebih menitik beratkan pada mengetahui apa saja inovasi dari sistem E-Budgeting dan
keinovatifan dari Aparatur Sipil Negara (ASN) terhadap pengelolaan keuangan daerah.
• Jurnal 9 : Good Governance, Performance Based Budgeting and SKPD Budget Quality SKPD (The
Case of a Structural Model Approach), Devie Octariani, Akram, dan Animah, tahun 2017.
Persamaan ada pada metode penelitian yang digunakan dan tujuan penelitian yang menjabarkan
hasil dari penerapan sistem E-Budgeting. Sedangkan perbedaannya terletak pada Fokus penelitian
dari junal ke 9 ini ada pada pengujian pengaruh penetapan tata kelola dan penganggaran berbasis
kinerja pada kualitas anggaran kantor pemerintah daerah.
• Jurnal 10 : PENGARUH PENERAPAN ANGGARAN BERBASIS KINERJA DAN ANGGARAN
BERBASIS INCREMENTAL BUDGETING TERHADAP EFEKTIVITAS LAPORAN
REALISASI ANGGARAN PADA PEMERINTAHAN KOTA SURABAYA, Heni Tifani, tahun
2018. Persamaan ada pada metode penelitian yang digunakan yaitu deskripsif dan Undang-Undang
yang dipakai sebagai acuan penelitian. Sedangkan perbedaannya terletak pada Tujuan penelitian
yang lebih berfokus pada mengetahui pengaruh dari implementasi sistem E-Budgeting itu E-
Budgeting sendiri.
BAB III
METODE PENELITIAN
• Dalam pengertian luas metode dianggap sebagai cara-cara, strategi untuk memahami realita, atau
langkah sistematis untuk kemudian memecahkan hubungan sebab akibat.Adapun metode yang
digunakan dalam kajian ini adalah metode penelitian deskriptif, yaitu dengan memaparkan
beberapa kemungkinan untuk memecahkan masalah aktual dengan jalan mengumpulkan data,
menyusun atau mengklasifikasinya, menganalisis, dan menginterpretasikannya.Metode deskriptif
analisis dilakukan dengan cara mendeskripsikan fakta-fakta berdasarkan data annual report
Pemerintah Kota Surabaya maupun informasi akurat di berbagai media dan riset terkait sebelumnya
yang kemudian disusun analisis sesuai dengan tujuan akhir penulisan. Dalam kajian ini tidak hanya
menguraikan fakta yang ada, melainkan juga memberikan pemahaman terhadapnya dan penjelasan
secara rinci.
EMPIRIK

• https://surabaya.tribunnews.com/2019/03/28/e-planning-e-budgeting-pemkot-surabaya-dipakai-di-tingk
at-nasional-kpk-minta-replikasi-di-jatim
, Surabaya sudah memiliki sistem seperti e-Planning dan e-Budgeting yang sudah direplikasi
dan digunakan di tingkat nasional, sehingga bisa disumbangkan pada Jatim, Tata kelola
terpadu ini diharapkan bisa diterapkan pada beberapa sektor strategis, seperti pendidikan,
kesehatan, Sumber Daya Alam (SDA), pendapatan, infratstruktur, dan lain-lain.
• https://amp.beritasatu.com/nasional/nasional/427605-kemdagri-dorong-penerapan-ebudgeting, Belum
50% daerah menerapkannya. Padahal e-budgeting itu komitmen kami di Kemdagri bersama KPK dan
BPKP, termasuk BPK juga. Kemdagri mendorong pemda untuk segera menerapkan e-budgeting.
Bahkan, sejumlah kepala daerah yang terpilih dalam pilkada, sebelum dilantik wajib mengikuti
pendidikan dan pelatihan, yang antara lain mengingatkan soal area-area rawan korupsi. 
• Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengemukakan, 

• e-government yang didalamnya terdapat e-budgeting yang diterapkannya, didorong keinginan meningkatkan


efektivitas, kualitas, dan pengawasan kinerja aparat, dengan menekan sekecil mungkin terjadinya
penyimpangan, terutama potensi korupsi. Penerapan e-government bukan semata-mata pemanfaatan
teknologi informasi, namun sangat bergantung pada political will termasuk memangkas struktur organisasi,
sumber daya manusia (SDM), dan alur kegiatan. “Penerapan e-budgeting di Pemkot Surabaya terbukti
mampu menghemat keuangan daerah sebesar 30%,” ungkapnya.
• Dalam e-government, di dalamnya tercakup dua aspek, yakni pengelolaan keuangan daerah dan aspek
pelayanan warga. Pengelolaan keuangan daerah, lanjutnya, meliputi e-budgeting, e-project, e-procurement, e-
delivery, e-controlling dan e-performance. Sementara yang terkait dengan pelayanan masyarakat, diberi nama
e-sapawarga, yang meliputi e-perizinan, e-Musrenbang, dan pengaduan (masyarakat) secara elektronik.

Anda mungkin juga menyukai