Anda di halaman 1dari 8

TUGAS MATA KULIAH

INOVASI PELAYANAN PUBLIK

IMPLEMENTASI SISTEM APLIKASI KEPENGAWASAN PENGAWAS


SEKOLAH (SIAKWAH) SEBUAH INOVASI PELAYANAN PUBLIK BIDANG
PENDIDIKAN DI KABUPATEN SIAK PROVINSI RIAU

NAMA : DENDI SATRIA BUANA


NPM : 227321016
PRODI : ILMU PEMERINTAHAN
SEMESTER : DUA
KELAS : 32.A
DOSEN PENGASUH : DR. RANGGI ADE FEBRIAN, S.IP., M.SI

PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU PEMERINTAHAN


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
TAHUN 2023

0
IMPLEMENTASI SISTEM APLIKASI KEPENGAWASAN PENGAWAS
SEKOLAH (SIAKWAH) SEBUAH INOVASI PELAYANAN PUBLIK BIDANG
PENDIDIKAN DI KABUPATEN SIAK PROVINSI RIAU

Abstrak
Pemanfaatan e-government bagi birokrasi diharapkan dapat menjadi alternatif bagi
reformasi birokrasi menuju pelayanan yang lebih baik. Untuk menjawab tantangan
tersebut, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Siak menghadirkan inovasi
pelayanan publik di sektor pendidikan yaitu aplikasi Sistem Informasi Kepengawasan
Pengawas Sekolah (SIAKWAH). Inovasi SIAKWAH bertujuan untuk (1) memaksimalkan
tupoksi pengawas sekolah untuk menjangkau lebih dekat satuan pendidikan (sekolah), (2)
membangun sistem kerja kepengawasan sekolah yang sistematis dan terukur, (3)
memperoleh data kepengawasan pengawas sekolah yang valid dan tepat waktu. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui implementasi SIAKWAH oleh pengawas sekolah
jenjang SMP di Kabupaten Siak dan faktor-faktor yang mempengaruhi implementasinya.
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Data dan informasi
dideskripsikan sesuai dengan data sekunder, temuan lapangan dan disajikan dalam bentuk
kalimat narasi kemudian disimpulkan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam
implementasi inovasi aplikasi SIAKWAH masih belum maksimal di dimensi komunikasi,
dimana belum ada penugasan staf secara khusus untuk mengelola dashboard SIAKWAH,
kemudian sosialisasi penerapan SIAKWAH belum maksimal dilakukan ke sekolah di daerah
terpencil. Pada dimensi sumberdaya, konsistensi pengawas masih beragam, dan pada
dimensi disposisi, jika ada keterlambatan staf teknis yang ditugaskan mengelola dashboard
sungkan untuk mengingatkan pengawas. Sementara itu pada dimensi struktur birokrasi
sudah baik dimana sudah ada organigram pelaksana, deskripsi tugas dan SK tentang
implementasi ini.

Pendahuluan
Pelayanan publik merupakan salah satu tanggungjawab pemerintah yang
penyelenggaraannya wajib dilaksanakan oleh instansi pemerintah tidak terkecuali
pemerintah daerah sebagai penyelenggara utama pelayanan publik untuk melayani
kebutuhan publik yang lebih baik sesuai dengan prinsip-prinsip tata kelola pemerintahan
yang baik.

1
Secara ideal, pelayanan akan efisien apabila birokrasi pelayanan dari sisi output,
dipergunakan untuk melihat pemberian produk pelayanan oleh birokrasi kepada publik
(Demante & Dwiyanto, 2019). Maka dari itu, diperlukan upaya yang berwawasan good
governance.
Menurut (Syafiie, 2016) perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah
menawarkan solusi untuk meningkatkan kinerja pelayanan publik yang lebih berbasis pada
good governance atau yang lebih dikenal dengan istilah e-governance. Teknologi Informasi
menurut Australian National Training Atuhority adalah pengembangan aplikasi komputer
dan teknologi berbasis komunikasi untuk memproses penyajian, mengelola data dan
informasi. Teknologi informasi adalah alat yang digunakan untuk mengolah data, termasuk
memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data dalam berbagai cara
untuk menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan, akurat dan
tepat waktu, yang digunakan untuk keperluan pribadi, bisnis dan pemerintahan serta
merupakan informasi yang strategis dalam mengambil keputusan. (Supriyanto 2005).
Salah satu tujuan implementasi e-government adalah agar lembaga pemerintah
mampu menyediakan pelayanan publik yang lebih baik. Dalam kaitan ini dibutuhkan
komitmen yang kuat dari pemerintah untuk merintis dan memulai hal yang baru dalam
birokrasi. Pemanfaatan e-government bagi birokrasi diharapkan dapat menjadi alternatif
bagi reformasi birokrasi menuju pelayanan yang lebih baik. Sejalan dengan semangat
reformasi birokrasi di indonesia, e-government semakin berperan dalam meningkatkan
kualitas pelayanan publik serta membantu proses penyampaian informasi secara lebih
efektif kepada masyarakat (Elysia & Wihadanto, 2017).
Dengan pemanfaatan teknologi proses kerja pemerintah dapat dipersingkat, jenjang
birokrasi dapat dipangkas. Kesiapan sumber daya manusia, regulasi, anggaran dana, sarana
dan prasarana adalah hal mutlak yang harus disediakan dalam penyelenggaraan e-
government.
Dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan di Kabupaten Siak, Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan membuat inovasi berbasis aplikasi yang dinamakan Sistem
Informasi Kepengawasan Pengawas Sekolah disingkat dengan SIAKWAH. Inovasi
SIAKWAH bertujuan untuk (1) memaksimalkan tupoksi pengawas sekolah untuk
menjangkau lebih dekat satuan pendidikan/sekolah, (2) membangun sistem kerja
kepengawasan sekolah yang sistematis dan terukur, (3) memperoleh data kepengawasan
pengawas sekolah yang valid dan tepat waktu.

2
Munculnya aplikasi SIAKWAH ini dilatarbelakangi oleh belum efektifnya
pengawas dalam menjalankan tupoksi untuk menjangkau satuan pendidikan/sekolah, sistem
kerja pengawas sekolah yang belum sistematis, dan penyediaan data kepengawasan sekolah
yang kurang valid dan belum tepat waktu.
Sebagai inovasi baru aplikasi SIAKWAH tentu saja belum langsung dapat
diterapkan dengan efektif, masih ada beberapa tantangan dalam yang dihadapi
penerapannya. Hal ini ditandai dengan belum semua pengawas mengusasi dengan baik
aplikasi SIAKWAH, belum 100% sekolah dimonitoring oleh pengawas menggunakan
aplikasi ini, dan belum efektifnya sistem koordinasi diinternal Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan dalam menerapkan aplikasi ini.
Dalam penelitian ini, penulis mencoba melihat implementasi aplikasi SIAKWAH
dengan memfokuskan pada pendekatan Edward III yaitu: 1) komunikasi; 2) sumber daya;
3) disposisi; dan 4) struktur birokrasi yang dilakukan. Adapun lokus penelitian di Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Siak khususnya dilingkup pengawas jenjang SMP.

Metode Penelitian
Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Data
(sekunder dan primer) serta informasi yang ditemukan di lapangan melalui observasi dan
wawancara dinarasikan kemudian disimpulkan. Dengan metode kualitatif, ini penelitian
akan fleksibel atau dapat diadaptasi perubahan yang ada (Afifah & Yuningsih, 2016).

Hasil dan Pembahasan


Berdasarkan perolehan data dan informasi dari hasil observasi dan wawancara yang
telah dilakukan penulis diperoleh pembahasan hasil sebagai berikut:
1. Aplikasi SIAKWAH sebagai Inovasi Pelayanan Publik di Bidang Pendidikan
Inovasi merupakan salah satu aspek penting yang berpengaruh dalam berkembang
dan majunya suatu organisasi pemerintahan. (Ariyani, Indah Mindarti, & Nuh, 2016)
mengemukakan beberapa jenis inovasi dalam sektor publik yang terdiri dari inovasi produk
layanan, inovasi proses, inovasi dalam metode pelayanan, inovasi dalam strategi atau
kebijakan, dan inovasi sistem.
Aplikasi SIAKWAH termasuk kategori jenis inovasi proses mengingat adanya
perubahan yang baru dalam aspek proses pelaksanaan kepengawasan sekolah yang
dilakukan oleh pengawas dalam menjalankan tupoksinya. Aplikasi SIAKWAH juga
termasuk jenis inovasi sistem karena inovasi jenis sistem merupakan kebaruan dalam

3
konteks interaksi atau hubungan yang dilakukan dengan pihak aktor lain dalam rangka suatu
perubahan pengelolaan pelayanan yang dilakukan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Kabupaten Siak melalui penguatan sistem kerja pengawas sekolah.
Aplikasi SIAKWAH merupakan terobosan inovasi proses dan sistem yang dilakukan
oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Siak. Ide inovasi ini dikembangkan
dengan mengadopsi Aplikasi Pemantauan Sekolah (APS) Program PINTAR Tanoto
Foundation yang merupakan mitra pendidikan Kabupaten Siak.
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Inovasi SIAKWAH
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi program aplikasi
SIAKWAH ditinjau dengan pendekatan Edward III sebagai berikut:
1. Komunikasi
Komunikasi terdiri dari 2 (dua) macam, yaitu komunikasi internal dan eksternal.
Pada komunikasi internal, yaitu Bidang SMP Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten
Siak. Dalam implementasinya, belum ada penugasan secara khusus untuk mengelola data
input dari aplikasi SIAKWAH. Sedangkan pada komunikasi eksternal, yaitu Pengawas
sekolah dan satuan pendidikan (sekolah). Penerapan aplikasi SIAKWAH oleh pengawas
sekolah jenjang SMP di Kabupaten Siak telah di sosialisasikan kepada kepala sekolah yang
menjadi binaan pengawas. Untuk sekolah dengan wilayah geografis yang terpencil
sosialisasi ini belum maksimal dilakukan.
2. Sumber Daya
Sumber daya terdiri dari 3 (tiga) macam, yaitu sumber daya manusia, sumber daya
finansial, dan sumber daya fasilitas. Sumber daya manusia terdiri Kepala Dinas Pendidikan
dan Kebudayaan, Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Kabid Pembinaan SMP,
Kasi Pembelajaran SMP, Tim Teknis dan Pengawas Sekolah SMP.
Sumber daya finansial, penerapan aplikasi SIAKWAH dialokasikan dari anggaran
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Siak, berupa SPPD untuk kegiatan
kepengawasan yang menerapkan aplikasi SIAKWAH.
Sumber daya fasilitas, untuk mendukung inovasi aplikasi SIAKWAH ini telah
disiapkan indikator dan instrument dari aplikasi SIAKWAH, Tools dan dashboard aplikasi
SIAKWAH, dan perangkat IT untuk mendukung penerapan aplikasi ini.
Sejak dilakukan launching penggunaan aplikasi SIAKWAH, data yang diinput oleh
pengawas masih belum tuntas untuk seluruh SMP di Kabupaten Siak. Perbandingan
ketersediaan pengawas dengan jumlah sekolah binaannya menjadi salah satu tantangan. Usia
pengawas yang sebagian besar sudah menjelang umur 50 tahun juga menjadi tantangan

4
untuk mobilitasnya terutama di kecamatan yang terpencil. Kemudian dari sisi pengusasan
teknologi, belum semua pengawas berada pada level terampil.
Pada aspek sumber daya finansial, alokasi SPPD yang disediakan juga terbatas
sehingga di prioritaskan untuk mendukung operasional pengawas yang berada di daerah
kerja yang terpencil. Sedangkan untuk sumber daya fasilitas sudah tersedia dan sudah
digunakan.
3. Disposisi
Djadjuli, (2019) mengatakan bahwa organisasi birokrat harus memperhatikan 2
(dua) hal pokok yaitu eksternal dan internal organisasi. Kurniasih, dkk, (2013) penerapan
tata pemerintahan yang baik berimplikasi terhadap pelayanan publik yang lebih baik. Demi
pencapaian cita-cita ideal tersebut, pemerintah perlu memperbaiki sistem birokrasi yang ada.
Disposisi pada aplikasi SIAKWAH dikategorikan menjadi 2 (dua) yakni antara lain
sikap dan respon pelaksana program terhadap program atau kebijakan dan pengambilan
keputusan apabila terdapat masalah pada aplikasi SIAKWAH. Pertama, respon pelaksana
(pengawas sekolah) terhadap penerapan aplikasi SIAKWAH masih beragam. Masih ada
yang mengangap penerapan inovasi ini menjadi tambahan pekerjaan. Kedua, jika input data
yang dilakukan oleh pengawas tidak valid, tim teknis pengelola dashboard masih terkesan
sungkan untuk meminta perbaikan dengan segera agar sehingga masih ada data yang tidak
tersedia tepat waktu.
4. Struktur Birokrasi
Menurut Warsito, (2016) walaupun sumber-sumber untuk melaksanakan suatu
kebijakan tersedia atau para pelaksana kebijakan mengetahui apa yang seharusnya dilakukan
dan mempunyai keinginan untuk kemungkinan kebijakan tersebut tidak dapat terlaksana
atau terealisasi karena terdapatnya kelemahan dalam struktur birokrasi. Dua karakteristik
menurut Edward III yang dapat mendongkrak kinerja struktur birokrasi atau organisasi ke
arah yang lebih baik adalah melakukan Standar Operating Procedures (SOPs) dan struktrur
birokrasi (organigram).
Indikator, instrument dan tools aplikasi SIAKWAH sudah dilatihkan ke pengawas
sekolah jenjang SMP dan sudah disosialisasikan ke kepala sekolah SMP di Kabupaten Siak.
Sedangkan untuk struktur birokrasi sudah disiapkan organigram (struktur pelaksana aplikasi
SIAKWAH) dan deskripsi tugas dari masing-masing PIC dalam menerapkan aplikasi ini.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Siak juga sudah mengeluarkan SK
tentang penerapan aplikasi SIAKWAH oleh pengawas sekolah.

5
Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat disimpulkan
bahwa aplikasi SIAKWAH merupakan jenis inovasi proses dan inovasi sistem. Terdapat 3
tujuan yang ingin dicapai melalui penerapan aplikasi SIAKWAH yakni: (1) memaksimalkan
tupoksi pengawas sekolah untuk menjangkau lebih dekat satuan pendidikan/sekolah, (2)
membangun sistem kerja kepengawasan sekolah yang sistematis dan terukur, (3)
memperoleh data kepengawasan pengawas sekolah yang valid dan tepat waktu.
Adapun faktor-faktor yang memengaruhi pelaksanaan program aplikasi SIAKWAH
di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Siak adalah pada dimensi komunikasi,
sumberdaya, disposisi, dan struktur birokrasi. Pada dimensi komunikasi, belum ada
penugasan staf secara khusus untuk mengelola dashboard SIAKWAH, kemudian sosialisasi
penerapan SIAKWAH belum maksimal dilakukan ke sekolah di daerah terpencil.
Pada dimensi sumber daya, konsistensi pengawas dalam mengisi data aplikasi
SIAKWAH masih beragam. Disamping itu keterbatasan usia pengawas yang sebagian besar
sudah menjelang 50 tahun juga menjadi tantangan dalam mobilitas ke sekolah dampingan
mereka. Pada dimensi disposisi, respon terhadap inovasi ini masih beragam dan jika ada
pengambilan data yang belum tuntas staf teknis yang mengelola dashboard masih sungkan
mengingatkan pengawas untuk menyegerakannya.
Sedangkan pada dimensi struktur birokrasi cenderung terpenuhi dan sudah ada SK
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Siak tentang penerapan aplikasi ini
dalam kegiatan kepengawasan sekolah.

Daftar Pustaka

Demante, K., & Dwiyanto, B. M. (2019). Analisis Pengaruh Electronic Word Of Mouth
Terhadap Brand Image Dan Perceived Quality Serta Dampaknya Pada Purchase
Intention (Studi pada Lipstik Sariayu Martha Tilaar di Kota Semarang). Diponegoro
Journal of Management, 8(4), 97±105.

Djadjuli, R. D. (2019). E-Goverment Dalam Merealisasikan Pelayanan Yang Berkualitas.


Dinamika Governance, 6(4), 270±279.

Dwiyanto, A. (2017). Mewujudkan good governance melalui pelayanan publik. Gajah Mada
University Press.

6
Elysia, V., & Wihadanto, A. (2017). Implementasi e-government untuk mendorong
pelayanan publik yang terintegrasi di Indonesia. Optim. Peran Sains Dan Teknol.
Untuk Mewujudkan Smart City, 353±380.

Project Charter SIAKWAH, (2022). Sistem Informasi Kepengawasan Pengawas Sekolah.


Riau. Tanoto Foundation.

Syafiie, I. K. (2016). Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia (SANRI). Bandung:


PT. Bumi Aksara.

Suprianto A (2005) Pengantar Teknologi Informasi. Jakarta: Salemba Infotek.

Anda mungkin juga menyukai