Anda di halaman 1dari 39

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pemanfaatan teknologi di Indonesia telah diterapkan diberbagai bidang


diantaranya kesehatan, pemerintahan, pertanian maupun pendidikan. Hasil dalam
bidang pendidikan, pemerintah mewajibkan lembaga-lembaga pendidikan untuk
memanfaatkan teknologi, termasuk pada saat pelaksanaan seleksi untuk mendaftar di
suatu sekolah, baik SD, SMP maupun SMA/SMK sederajat. Pemanfaatan teknologi
informasi semakin optimal seiring dengan perkembangan sistem informasi berbasis
teknologi yang begitu cepat.
Kemampuan untuk terlibat secara efektif dalam revolusi jaringan informasi akan
menentukan masa depan kesejahteraan bangsa, sebelum adanya kemajuan teknologi
informasi seperti sekarang dahulu sebuah pemerintahan dikenal dengan birokrasinya
yang sangat lambat, boros dan sangat fungsional maka masyarakat saat ini
membutuhkan sebuah kinerja pemerintah yang cepat dan berorientasi pada proses agar
dapat memberikan sebuah pelayanan yang baik kepada customer-nya yaitu individu,
stakeholder lain dan terutama kepada masyarakat. Tentu saja perubahan paradigma
tersebut bukanlah sesuatu hal yang mudah namun disisi lain perubahan tersebut harus
dilaksanakan bukan hanya sekedar pilihan dan pada saat inilah Penerimaan Peserta
Didik Baru (PPDB) online diciptakan untuk mempermudah dan memperbaiki kualitas
pelayanan khususnya di bidang pendidikan Kota Medan.
Untuk memperkirakan bahwa salah satu ujian bagi kemahiran dan keandalan
manajemen di masa depan ialah kemampuan dalam memanfaatkan perkembangan
teknologi online berkaitan dengan PPDB, tetapi sekaligus mengenali berbagai dampak
yang ditimbulkan dalam kehidupan organisasional. Dengan perkataan lain kemampuan
manajemen memanfaatkan informasi dalam menjalankan fungsi-fungsi manajerial
akan turut menentukan berhasil tidaknya manajemen yang bersangkutan meraih
keberhasilan dalam mengelola organisasi pendidikan.
Kota Medan merupakan salah satu kota besar di Indonesia yang berupaya
mengembangkan sistem informasi berbasis online. Salah satunya pengembangan dalam
sektor pendidikan yaitu penerapan program PPDB. Penerimaan peserta didik baru di
Kota Medan sudah 2 tahun dilaksanakan secara online. PPDB Online merupakan

1
produk layanan aplikasi perangkat lunak yang online real time 100 % berbasis web.
(Wardani dkk, 2011:7). Salah satu tujuan dari penerapan program PPDB online ini yaitu
mengupayakan agar penerimaan peserta didik baru dapat terlaksana sesuai ketentuan
yang telah ditetapkan, yaitu objektif, transparan, akuntabel, dan tidak diskriminatif.
Pemanfaatan teknologi informasi pada PPDB merupakan langkah nyata
mendorong terciptanya good governance di sektor pendidikan (Ardhi, 2015:83). PPDB
dipilih, karena menjadi input awal dari proses manajemen pendidikan yang dilakukan
oleh pihak sekolah. Jika inputnya terkelola dengan baik maka diharapkan proses
lanjutannya bisa berjalan baik. Good governance berorientasi pada bagaimana upaya
dalam mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Sehingga jika penerapan program
PPDB online ini berjalan secara efektif dan efisien dapat terciptanya good governance
di sektor pendidikan. (Muhardiansyah dkk, 2010:1).
Penerapan PPDB online harus diikuti pula dengan sosialisasi bagi para orang tua
siswa yang hendak mendaftarkan putra atau putri mereka. Sosialisasi atau edukasi ini
berkaitan erat dengan kendala teknis yang kemungkinan akan dihadapi para orang tua.
Sementara, pendaftaran siswa baru yang selama ini dilakukan dengan cara tatap muka
langsung mulai dikurangi dengan adanya penerapan PPDB online yang merupakan cara
atau sistem yang baru diterapkan beberapa tahun ini. (Muhardiansyah dkk, 2010:1).
Sistem PPDB online berusaha memenuhi kebutuhan masyarakat khususnya bagi
wali murid dan calon murid untuk dapat melaksanakan pendaftaran ke sekolah-sekolah
dengan aman dan tertib dengan menyediakan fitur otomatis proses PPDB Online secara
langsung menggunakan media internet, mulai dari proses pendaftaran, proses seleksi
hingga pengumuman hasil penerimaan siswa secara langsung nyata melalui internet.
Tingginya kesibukan yang dilalui oleh hampir semua wali murid mengakibatkan
mereka tidak punya banyak waktu dalam mengurusi proses pencarian sekolah yang
terbaik bagi putra-putrinya. Terlebih lagi saat ini begitu banyak sekolah yang
berkualitas yang memiliki keunggulan dari masing-masing sekolah. Kondisi ini
semakin menyulitkan bagi wali murid untuk menentukan ke sekolah mana putra-
putrinya akan didaftarkan. Sehingga memerlukan waktu yang banyak serta kurang
fleksibel dalam proses pendaftaran secara manual. (Mansur, 2015:1).
Penerimaan siswa baru dengan memanfaatkan jaringan teknologi informasi
secara teknis diakui relatif berjalan baik. Sistem Informasi Aplikasi Pendidikan (SIAP)
untuk Pendaftaran Peserta Didik Baru (PPDB) cukup membantu orangtua yang kerap
dibuat pusing manakala hendak memasukkan anaknya ke sekolah-sekolah tertentu,

2
terutama sekolah unggulan. (Dikutip dari http://medan.tribunnews.com/). Melalui
aplikasi itu kita bisa memilih, mendaftar dan memantau hasil seleksi PPDB di sekolah-
sekolah yang memanfaatkan kecanggihan teknologi.
Praktik lain yang merusak integritas PPDB adalah dengan memanfaatkan jalur
domisili. Ada siswa yang rumahnya jauh dari sekolah, tetapi diterima melalui jalur ini.
Jelas ini melanggar aturan yang ada, karena ketentuan ini menyaratkan tempat tinggal
siswa berada dalam radius 1.000 meter dari sekolah.
Memperhatikan kasus-kasus PPDB saat ini digambarkan bahwa problem dunia
pendidikan kita sesungguhnya adalah integritas. Intitusi pendidikan, pendidik dan
orangtua harus mengedepankan dan menanamkan pentingnya kejujuran, menghargai
potensi diri, dan tidak meracuni serta mewariskan kepada anak-anak perilaku KKN.
Hal-hal ini jelas menyimpang dari tujuan pelaksanaan PPDB online. Berdasarkan dari
pembahasan di atas, maka penulis mengambil judul Transparansi Penerimaan
Peserta Didik Baru (PPDB) Online di SMA Negeri 1 Medan
1.2 Rumusan Masalah
Di lihat dari latar belakang di atas, maka penulis dapat merumuskan masalah
yaitu: Bagaimana Transparansi dalam Pengimplementasian Penerimaan Peserta Didik
Baru (PPDB) Online di SMA Negeri 1 Medan?

1.3 Tujuan Penelitian


Maka tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan bagaimana transparansi
dalam Penerimaan Peserta Didik Online (PPDB) online di SMA Negeri 1 Medan.

1.4 Manfaat Penelitian


Manfaat penelitian yaitu: menambah wawasan dan pengetahuan penulis dan
mengembangkan kemampuan berfikir secara ilmiah, sistematis dan metodologis, serta
bermanfaat untuk mengembangkan kemampuan menulis karya ilmiah berdasarkan
kajian teoriaplikasi yang diperoleh dari Ilmu Administrasi Publik. Sebagai bahan
masukan bagi Dinas / Sekolah dan dijadikan salah satu sumber informasi dalam
melaksanakan fungsi pengelolaan yang menyangkut kepentingan masyarakat banyak.
Penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi baik secara langsung maupun tidak
langsung bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan pendidikan khususnya bagi
program studi Ilmu Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sumatera Utara.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 E-Government

E-Government merupakan kependekan dari Electronic Government. E-


Government adalah salah satu bentuk atau model sistem pemerintahan yang
berlandaskan pada kekuatan teknologi digital, di mana semua pekerjaan administrasi,
pelayanan terhadap masyarakat, pengawasan dan pengendalian sumber daya milik
organisasi yang bersangkutan, keuangan, pajak, retribusi, karyawan dan sebagainya
dikendalikan dalam satu sistem. E-Government merupakan perkembangan baru dalam
rangka peningkatan layanan publik yang berbasis pada pemnfaatan teknologi informasi
dan komunikasi sehingga layanan publik menjadi lebih transparan, akuntabel, efektif
dan efisien.

E-government secara umum dapat didefinisikan sebagai p Cvengg unaan


teknologi digital untuk mentransformasikan kegiatan pemerintah, yang bertujuan untuk
meningkatkan efektivitas, efisiensi dan penyampaian layanan (Forman, 2005). Istilah
e-government atau electronic government merujuk pada penggunaan teknologi
informasi oleh organisasi pemerintahan agar organisasi tersebut menjadi lebih efektif
dan transparan. Dengan e-government diharapkan pelayanan terhadap masyarakat
dapat lebih baik, efektivitas internal organisasi pemerintahan semakin meningkat dan
akses masyarakat terhadap informasi dalam lingkungan pemerintahan semakin mudah
(Kase, 2010).

E-Government didefinisikan oleh Organisasi untuk Kerjasama Ekonomidan


Pembangunan (OECD) (2003) sebagai penggunaan TIK, dan khususnyaInternet,
sebagai alat untuk mencapai pemerintahan yang lebih baik. Pada masa kini,E-
Government dapat merujuk ke daerah sempit atau lebih luas: di satu, itu
adalahdidefinisikan sebagai pemberian layanan online; dan di sisi lain, itu memerlukan
kapasitasuntuk mengubah administrasi publik menggunakan TIK untuk
memperkenalkan konsepe-governance) (Ahmad, Badu. Dkk, 2013).

Agus Dwiyanto (2006:80) mengungkapkan tiga indikator yang dapat digunakan


untuk mengukur tingkat transparansi penyelenggaraan pemerinta. Pertama, mengukur
tingkat keterbukaan proses penyelenggaraan pelayanan publik. Persyaratan, biaya,

4
waktu, dan prosedur yang ditempuh harus dipublikasikan secara terbuka dan mudah
diketahui oleh yang membutuhkan, serta berusaha menjelaskan alasannya.

Menurut Indrajit (2002:36) E-Government merupakan suatu mekanisme interaksi


baru antara pemerintah dengan masyarakat dan kalangan lain yang berkepentingan,
dengan melibatkan penggunaan teknologi informasi (terutama internet) dengan tujuan
memperbaiki mutu (kualitas) pelayanan. E-Government adalah penyelenggaraan
kepemerintahan berbasiskan elektronik untuk meningkatkan kualitas layanan publik
secara efisien, efektif dan interaktif. Dimana pada intinya E-Government adalah
penggunaan teknologi informasi yang dapat meningkatkan hubungan antara pemerintah
dan pihak-pihak lain (penduduk, pengusaha, maupun instansi lain).

Budi Rianto dkk (2012:36) menyimpulkan bahwa E-Government merupakan


bentuk aplikasi pelaksanaan tugas dan tata laksana pemerintahan menggunakan
teknologi telematika atau teknologi informasi dan komunikasi. Aplikasi E- Government
memberikan peluang meningkatkan dan mengoptimalkan hubungan antar instansi
pemerintah, hubungan antara pemerintah dengan dunia usaha dan masyarakat.
Mekanisme hubungan itu melalui pemanfaatan teknologi informasi yang merupakan
kolaborasi atau penggabungan antara komputer dan sistem jaringan komunikasi.

Dalam lampiran Inpres No 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional
Pengembangan E-Government, dengan mempertimbangkan kondisi saat ini,
pencapaian tujuan strategis e-governmet perlu dilaksanakan melalui enam strategi yang
berkaitan erat yaitu sebagai berikut:

a. Mengembangkan sistem pelayanan yang handal, terpercaya serta terjangkau


masyarakat luas. Sasarannya antara lain, perluasan dan peningkatan kualitas jaringan
koomunikasi keseluruh wilayah Negara. Sasaran lain adalah pembentukan portal
informasi dan pelayanan publik yang dapat mengintegrasikan sistem manajemen dan
proses kerja instansi pemerintah.

b. Menata sistem manajemen dan proses kerja pemerintah agar dapat mengadopsi
kemajuan teknologi informasi secara cepat.

c. Memanfaatkan teknologi informasi secara optimal. Sasaran yang ingin dicapai


adalah standarisasi yang berkaitan dengan interopabilitas pertukaran dan transaksi

5
informasi antar portal pemerintah. Standarisasi dan prosedur yang berkaitan dengan
manejeman dokumen dan informasi elektronik.

d. Meningkatkan peran serta dunia usaha dan mengembangkan industri telekomunikasi


dan teknologi informasi. Sasaran yang ingin dicapai adalah adanya partisipasi dunia
usaha dalam mempercepat pencapaian tujuan strategis e-government.

e. Mengembangkan kapasitas sumber daya manusia. Baik pemerintah maupun


masyarakat.

f. Melaksanakan pengembangan secara sistematis melalui tahapan yang realistis dan


terukur dalam pengembangan e-government, dapat dilaksanakan dengan empat
tingkatan, yaitu: persiapan, pematangan, pemantapan dan pemanfaatan.

2.2 Transparansi

Transparansi adalah adanya kebijakan terbuka bagi pengawasan. Sedangkan yang


dimaksud dengan informasi adalah informasi mengenai setiap aspek kebijakan
pemerintah yang dapat dijangkau publik. Keterbukaan informasi diharapkan akan
menghasilkan persaingan politik yang sehat, toleran, dan kebijakan dibuat beradsarkan
preferensi publik. (Krina, 2003:13) mendefinisikan transparansi sebagai prinsip yang
menjamin akses atau kebebasan bagi setiap orang untuk memperoleh informasi tentang
penyelenggaraan pemerintahan, yakni informasi tentang kebijakan proses pembuatan
dan pelaksanaanya serta hasil-hasil yang dicapai.

Menurut Mardiasmo, transparansi berarti keterbukaan (opennsess) pemerintah


dalam memberikan informasi yang terkait dengan aktivitas pengelolaan seumberdaya
publik kepada pihak-pihak yang membutuhkan informasi. Pemerintah berkewajiban
memberikan informasi keuangan dan informasi lainya yang akan digunakan untuk
pengambilan keputusan oleh pihak-pihak yang berkepentingan. Transparansi pada
akhirnya akan menciptakan horizontal accountability antara pemerintah daerah dengan
masyarakat sehingga tercipta pemerintahan daerah yang bersih, efektif, efisien,
akuntabel dan responsive terhadap aspirasi dan kepentingan masyarakat.

Transparansi adalah prinsip yang menjamain akses atau kebebasan bagi setiap
orang untuk memperoleh informasi tentang penyelenggaraan pemerintahan , yakni

6
informasi tentang kebijakan proses pembuatan dan pelaksanaanya serta hasil- hasil
yang dicapai. Transparansi adalah adanya kebijakan terbuka bagi pengawasan.
Sedangkan yang dimaksud dengan informasi adalah informasi mengenai setiap aspek
kebijakan pemerintah yang dapat dijangkau publik. Keterbukaan informasi diharapkan
akan menghasilkan persaingan politik yang sehat, toleran, dan kebijakan dibuat
beradsarkan preferensi publik.

Makna dari transparansi dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah dapat


dilihat dalam dua hal yaitu salah satu wujud pertanggung jawaban pemerintah kepada
rakyat, dan upaya peningkatan manajemen pengelolaan dan penyelenggaraan
pemerintahan yang baik dan mengurangi kesempatan praktek kolusi, korupsi dan
nepotisme (KKN).

Agus Dwiyanto (2006:80) mendefinisikan transparansi sebagai penyediaan


informasi tentang pemerintahan bagi publik dan dijaminnya kemudahan di dalam
memperoleh informasi-informasi yang akurat dan memadai. Dari pengertian tersebut
dijelaskan bahwa transparansi tidak hanya sekedar menyediakan informasi tentang
penyelenggaraan pemerintahan, namun harus disertai dengan kemudahan bagi
masyarakat untuk memperoleh informasi tersebut.

Lalolo (2003:13) transparansi adalah prinsip yang menjamin akses atau


kebebasan bagi setiap orang untuk memperoleh informasi tentang penyelenggaraan
pemerintahan, yakni informasi tentang kebijakan, proses pembuatan serta hasil yang
dicapai.

Mustopa Didjaja (2003:261) transparansi adalah keterbukaan pemerintah dalam


membuat kebijakan- kebijakan sehingga dapat diketahui oleh masyarakat. Transparansi
pada akhirnya akan menciptakan akuntabilitas antara pemerintah dengan rakyat.

Kristianten (2006:31) Transparansi akan memberikan dampak positif dalam tata


pemerintahan. Transparansi akan meningkatkan pertanggungjawaban para perumus
kebijakan sehingga kontrol masyarakat terhadap para pemegang otoritas pembuat
kebijakan akan berjalan efektif.

7
2.3 Pelayanan Publik

Pelayanan Publik menurut Sinambela (2010 : 128) adalah sebagai setiap


kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah terhadap sejumlah manusia yang
memiliki setiap kegiatan yang menguntungkan dalam suatu kumpulan atau
kesatuan, dan menawarkan kepuasan meskipun hasilnya tidak terikat pada suatu
produk secara fisik.

Pelayanan publik menurut Wasistiono adalah pemberian jasa baik oleh


pemerintah, pihak swasta atas nama pemerintah ataupun pihak swasta kepada
masyarakat, dengan atau tanpa pembayaran guna memenuhi kebutuhan dan atau
kepentingan masyarakat.

Supranto (2006:227) mengatakan bahwa pelayanan atau jasa merupakan


suatu kinerja penampilan, tidak terwujud dan cepat hilang, lebih dapat dirasakan
dari pada dimiliki, serta pelanggan lebih dapat berpartisipasi aktif dalam proses
mengonsumsi jasa tersebut.

Menurut Philip Kotler dalam Supranto (2006:228) karakteristik jasa yaitu:


Intangible (tidak terwujud) yaitu suatu jasa memiliki sifat tidak berwujud, tidak
dapat dirasakan dan dinikmati sebelum dibeli oleh konsumen; Inseparibility
(tidak dapat dipisahkan). Pada umumnya jasa yang diproduksi (dihasilkan) dan
dirasakan pada waktu bersamaan dan apabila dikehendaki oleh seseorang untuk
diserakan kepada pihak lainnya, maka dia akan tetap merupakan bagian dari jasa
tersebut; Variability (bervariasi) jasa senantiasa mengalami perubahan,
tergantung dari siapa penyedia jasa, penerima jasa dan kondisi dimana jasa
tersebut diberikan; Perishability (tidak tahan lama) daya tahan suatu jasa
tergantung suatu situasi yang diciptakan oleh berbagai faktor.

Menurut Moenir, A.S (2008: 27) mendefinisikan pelayanan adalah


serangkaian kegiatan yang berlangsung secara rutin dan berkesinambungan
meliputi seluruh kehidupan orang dalam masyarakat. Berdasarkan pengertian
tersebut pelayanan dapat diartikan bahwa pelayanan merupakan kegiatan yang
bersifat rutin dan berkesinambungan dalam masyarakat. Selanjutnya Lijan Poltak
Sinambela (2008: 5) mengemukakan bahwa pelayanan adalah setiap kegiatan
yang menguntungkan dalam suatu kumpulan atau kesatuan, dan menawarkan

8
kepuasan meskipun hasilnya tidak terikat pada suatu produk secara fisik. Hal ini
menunjukan bahwa pelayanan berkaitan dengan kepuasan batin dari penerima
pelayanan.

Menurut AG. Subarsono (Agus Dwiyanto,2005: 141) pelayanan publik


didefinisikan sebagai serangkaian aktivitas yang dilakukan oleh birokrasi publik
untuk memenuhi kebutuhan warga pengguna. Pengguna yang dimaksud adalah
warga negara yang membutuhkan pelayanan publik, seperti pembuatan akta
kelahiran, pembuatan KTP, akta nikah, akta kematian, sertifikat.

2.4 Hipotesis Kerja

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana


rumusan masalah penelitian tersebut telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan
(Sugiyono, 2017: 63). Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan
pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta – fakta empiris yang diperoleh melalui
pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap
rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empirik.
Tranparansi penerimaan peserta didik baru (PPDB) online di SMA Negeri 1 Medan
terkait dengan meliputi ketersedian dalam PPDB online serta kemudahan dalam akses
mengelola PPDB online.

9
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Bentuk Penelitian

Dalam peneitian ini, penulis menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut


Sugiyono (2009:15) penelitian kualitatif adalah suatu meotde penelitian yang
berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meniliti pada kondisi
objek yang alamiah dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan
sampel sumber data dilakukan secara purposive, teknik pengumpulan dengan
triangulasi, analisis data bersifat induktif atau kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif
lebih menekankan makna daripada generalisasi. Penelitian kualitatif bertumpu pada
latar belakang alamiah secara holistik, memposisikan manusia sebagai alat penelitian,
melakukan analisis data secara induktif, lebih mementingkan proses daripada hasil serta
hasil penelitian yang dilakukan disepakati oleh peneliti dan subjek penelitian.

Penelitian ini dilakukan secara bertahap dan dalam jangka waktu tertentu. Peneliti
berusaha mengumpulkan data melalui wawancara dan dokumentasi dengan terjun
langsung ke lapangan menemui informan. Dalam penelitian ini peneliti
mendeskripsikan mengenai transparansi dalam pengimplementasian penerimaan
peserta didik baru (PPDB) online di SMA Negeri 1 Medan.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian


Lokasi penelitian merupakan tempat dimana peneliti melakukan penelitian
terutama dalam menangkap fenomena atau peristiwa yang sebenarnya terjadi dari objek
yang diteliti dalam rangka mendapatkan data-data penelitian yang akurat.
Dalam penentuan Lokasi penelitian, Moleong (2007:132) menentukan cara
terbaik untuk ditempuh dengan jalan mempertimbangkan teori substantif dan menjajaki
lapangan dan mencari kesesuaian dengan kenyataan yang ada dilapangan. Sementara
itu keterbatasan geografi dan praktis seperti waktu, biaya, tenaga perlu juga dijadikan
pertimbangan dalam penentuan lokasi penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti
mengambil di Sekolah SMA Negeri 1 Medan Jl. Cik Ditiro No. 1 Kec. Medan Polonia
Provinsi Sumatera Utara. Penelitian dilakukan di SMA Negeri 1 Medan karena sekolah
yang terfavorite di Kota Medan dan juga sebagai penyelenggara kebijakan PPDB
Online.

10
3.3 Penentuan Informan
Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang
situasi dan kondisi latar penelitian, jadi iya harus mempunyai garis pengalaman tentang
latar penelitian dan harus menjadi sukarela menjadi tim penelitian walaupun hanya
bersifat informan (Moleong:1989:132). Teknik pengumpulan informan pada penelitian
ini dipilih secara sengaja berdasarkan tujuan penelitian.
3.1 Tabel Informan Penelitian

No Informan Informasi yang Ingin Metode Jumlah


Diperoleh Informan

1. Wakil Kepala sekolah Terkait dengan transparansi Wawancara 1


SMA Negeri 1 medan PPDB online di SMA N 1
Medan

2. Siswa SMA N 1 Medan Terkait dengan kendala Wawancara 2


saat PPDB online

3. Kepala Seksi Kurikulum Terkait dengan transparansi Wawancara 1


dan Penilaian Dinas PPDB Online di SMA
Pendidikan Sumatera Medan
Utara

4. Operator Kurikulum dan Terkait mengamati serta Wawancara 2


Penilaian Dinas melihat proses cara
Pendidikan Sumatera penilaian PPDB online
Utara

5. Orang Tua Siswa Terkait kendala pada saat Wawancara 1


PPDB online

Dari Informan diatas diharapkan akan mendapatkan informasi mengenai transparansi PPDB
Online di SMA N 1 Medan

11
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Data Teknik pengumpulan data diperlukan untuk pengumpulan data yang
dibutuhkan dalam penelitian. Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian yaitu
sebagai berikut:

1. Wawancara

Wawancara dapat didefinisikan sebagai interaksi bahasa yang


berlangsung antara dua orang dalam situasi saling berhadapan salah seorang,
yaitu yang melakukan wawancara meminta informasi atau ungkapan kepada
orang yang diteliti yang berputar di sekitar pendapat dan keyakinannya (Emzir,
2014:50).
Teknik wawancara cocok digunakan dengan jumlah responden sedikit.
Dalam penelitian ini wawancara digunakan sebagai dasar pembuatan proposal
penelitian dan untuk mengumpulkan data penelitian. Senada dengan pendapat
Sugiyono (2012: 194) bahwa wawancara digunakan sebagai teknik
pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk
menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin
mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah
respondennya sedikit/kecil.

b. Dokumentasi

Cara selanjutnya yang digunakan peneliti yaitu teknik dokumentasi. Pada


teknik ini, peneliti bisa memperoleh data tertulis atau dokumen. Sukardi (2003:
81) mengatakan bahwa sumber dokumentasi pada umumnya dapat dibedakan
menjadi dua macam yaitu dokumen resmi, termasuk surat keputusan, surat
instruksi, dan surat bukti kegiatan yang dikeluarkan oleh kantor atau organisasi
yang bersangkutan dan sumber dokumentasi tidak resmi yang mungkin berupa
63 surat nota, surat pribadi yang memberikan informasi kuat terhadap suatu
kejadian. Dalam penelitian ini menggunakan teknik dokumentasi guna mencari
data atau informasi dari dokumen-dokumen. Peneliti bisa mendapat informasi
yang dibutuhkan dengan cara menganalisis dokumen-dokumen tersebut.

12
3.5 Teknik Analisis Data

Data yang telah diperoleh selanjutnya akan dianalisis secara deskriptif yaitu suatu
penelitian yang bertujuan untuk membuat deskriptif, gambaran secara sistematis,
faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, serta hubungan antar fenomenai. Fenomena
yang diteliti secara deskriptif tersebut dicari informasi mengenai hal hal yang dianggap
mempunyai relevansi dengan tujuan penelitian. Adapun langkah dalam analisis data
penelitian ini adalah:
1. Reduksi Data
Reduksi data sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian
padapenyederhanaan, pengabstrakan dan tranformasi data “kasar” yang muncul
dari catatan catatan yang tertulis di lapangan. Reduksi data yang dilakukan penulis
dalam penelitian ini adalah analisa yang menggolongkan, mengarahkan,
membuang yang tidak perlu dan mengorganisasi data mengenai evaluasi program
terkait infrasrtuktur Stadion Teladan Medan sehingga kesimpulan akhirnya dapat
ditarik dan diverifikasi.

2. Penyajian Data (Display data)


Penyajian data yang digunakan pada penelitian ini adalah bentuk teks
naratif dan deskriptif yang dirancang guna menggabungkan informasi yang
tersusun dalam bentuk padu dan mudah diraih.

3. Penarikan Kesimpulan (Verifikasi)


Penarikan kesimpulan/verifikasi dilakukan melaui proses perumusan
makna dari hasil penelitian yang diungkapkan dengan kalimat yang singkat-padat
dan mudah dipahami, serta dilakukan dengan cara berulangkali melakukan
peninjauan mengenai kebenaran dari penyimpulan itu, khususnya berkaitan dengan
relevansi dan konsistensinya terhadap judul, tujuan dan perumusan masalah yang
ada.

3.6 Teknik Keabsahan Data


Keabsahan data merupakan konsep penting yang diperbaharui dari konsep
kesahihan (validitas) atas kehandalan (reabilitas). Derajat kepercayaan atau kebenaran
suatu penilaian akan ditentukan oleh standar apa yang digunakan. Menurut Moleong

13
(2007:324), terdapat beberapa kriteria yang digunakan untuk memeriksa keabsahan data,
antara lain:
A. Derajat Kepercayaan (Credibility)
Penerapan derajat kepercayaan pada dasarnya menggantikan konsep
validitas internal dan nonkualitatif. Fungsi derajat kepercayaan yaitu, Pertama,
penemuannya dapat dicapai; Kedua, mempertunjukkan derajat kepercayaan hasil-
hasil penemuan dengan jalan pembuktian oleh peneliti pada kenyataan yang sedang
diteliti. Kriteria derajat kepercayaan diperiksa dengan beberapa teknik
pemeriksaan, yaitu:

1). Triangulasi

Triangulasi berupaya untuk mengecek kebenaran data dan membandingkan


dengan data yang diperoleh dari sumber lain, pada berbagai fase penelitian
lapangan, pada waktu yang berlainan dan dengan metode yang berlainan. Adapun
triangulasi yang dilakukan dengan tiga macam teknik pemeriksaan yang
memanfaatkan penggunaan sumber data, metode, dan teori. Untuk itu, maka
peneliti dapat melakukan dengan cara:

 Mengajukan berbagai variasi pertanyaan

 Membandingkan data hasil pengamatan (observasi) dengan


wawancara

 Mengeceknya dengan berbagai sumber data

 Memanfaatkan berbagai metode agar pengecekan data dapat


dilakukan.

Berdasarkan hasil triangulasi tersebut, maka akan sampai pada salah satu
kemungkinan yaitu apakah data yang diperoleh ternyata konsisten, tidak konsisten,
atau berlawanan. Selanjutnya mengungkapkan gambaran yang lebih memadai
mengenai gejala yang diteliti.

14
2). Kecukupan Referensial

Yaitu mengumpulkan berbagai bahan-bahan, catatan-catatan, atau rekaman-


rekaman yang dapat digunakan sebagai referensi dan patokan untuk menguji
sewaktu diadakan analisis dan penafsiran data.

B. Keteralihan (Transferability)

Keteralihan sebagai persoalan empiris bergantung pada pengamatan antara


konteks pengirim dan penerima. Untuk melakukan pengalihan tersebut, seorang
peneliti perlu mencari dan mengumpulkan data kejadian dalam konteks yang
sama.

C. Kebergantungan (Dependability)

Kebergantungan merupakan subtitusi reabilitas dalam penelitian


nonkualitatif. Dalam penelitian kualitatif, uji kebergantungan dilakukan dengan
melakukan pemeriksaan terhadap keseluruhan proses penelitian. Sering terjadi,
peneliti tidak melakukan proses penelitian ke lapangan, tetapi dapat memberikan
data. peneliti seperti ini perlu diuji dependability-nya. Kalau proses penelitiannya
tidak dilakukan tetapi datanya ada, maka penelitian tersebut tidak dependable.
Untuk mengetahui dan memastikan apakah hasil penelitian ini benar atau salah,
peneliti selalu mendiskusikannya dengan pembimbing secara bertahap mengenai
data-data yang didapat dilapangan mulai dariproses penelitian sampai pada taraf
kebenaran data yang didapat.

D. Kepastian (Confimability)

Dalam penelitian kualitatif, uji kepastian mirip dengan uji kebergantungan,


sehingga pengujiannya dapat dilakukan secara bersamaan. Menguji kepastian
berarti menguji hasil penelitian, dikaitkan dengan proses yang dilakukan dalam
penelitian, jangan sampai proses tidak ada tetapi hasilnya ada. Kepastian yang
dimaksud berasal dari konsep objektivitas, sehingga dengan disepakati asil
penelitian tidak lagi subjektif tetapi sudah objektif.

15
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Penerimaan Peserta Didik Baru Online

Penerimaan peserta didik baru berbasis online merupakan kegiatan penerimaan dan
seleksi calon peserta pendidikan dan pelatihan pada sekolah, yang berkaitan dengan
kemampuan dasar akademik dan minat bakat terhadap jenjang sekolah. PPDB dengan
sistemnya dilakukan untuk mengetahui dan mengukur input sekolah guna membantu
perkembangan sekolah, sistem yang dipakai adanya sistem zonasi. Sistem zonasi ini siswa yang
menuntut ilmu di sekolah yang berdekatan atau satu kawasan dengan tempat tinggalnya
berdasarkan alamat di kartu keluarga.

4.2 Gambaran Umum PPDB Online di SMA N 1 Medan

SMA N 1 Medan merupakan salah satu sekolah menengah atas yang ada di Provinsi
Sumatera Utara yang berada di Jl. Cik Ditiro No. 1, Medan Polonia. Penerimaan peserta didik
baru berbasis online di SMAN 1 Medan sudah berjalan secara online dan real time yang dimana
proses dan hasil seleksi bisa diketahui saat itu juga. SMA N 1 Medan menggunakan sistem
zonasi yang sudah ditetapkan pemerintah, sesuai dengan kecamatan dan kelurahan tempat
tinggal calon peserta. Contohnya jika tempat tinggalnya dekat poinnya 60, semakin jauh dia
pada jarak 20 km maka poinnya maka semakin berkurang, sampai nanti melewati batas 20 km
nilainya 0. Ditambah dengan nilai NEM, di data yang menjadi nilai tertinggi, dan akan otomatis
di terima masuk.

4.3 Transparansi Penerimaan Peserta Didik Baru Online

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Permendikbud)


Nomor 14 Tahun 2018 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru Taman Kanak-kanak (TK),
Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA),
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), atau bentuk lain yang sederajat. Permendikbud ini lahir
untuk menggantikan Permendikbud Nomor 17 Tahun 2017 yang dipandang sudah tidak sesuai
dengan perkembangan kebutuhan layanan pendidikan.

Sebuah proses penerapan sistem PPDB Online pernah terjadi masalah dikarenakan salah
dalam mengambil kebijakan atau membuat hasil yang salah, dengan itu kemudian adanya
tranparansi serta ada peraturan dari kemendikbud maka sistem tersebut menjadi lebih murni.

16
Gambar 4.3 Dalam wawancara dengan kepala seksi Kurikulum dan Penilaian Dinas
Pendidikan

Sumber : (Dokumentasi pribadi peneliti, 2019)

Dengan adanya transparansi yang dilakukan di tahun ketiga. Hal tersebut sesuai dari hasil
wawancara dengan Kepala Seksi Kurikulum dan Penilaian dengan Pak Saut mengatakan

”PPDB ini telah berjalan selama tiga tahun. Tahun yang pertama masih ada
kekurangan dalam transparansi. Lalu tahun kedua kita zero pengaduan dan zero
masalah artinya setelah tahun pertama kami belajar dari kesalahan-kesalahan
yang ada. Contohnya pada tahun pertama terdapat kepala sekolah yang harus
diberhentikan karena salah dalam mengambil kebijakan dan membuat hasil
yang fatal. Tetapi di tahun kedua kami sudah murni dan zero masalah. Lalu di
tahun ketiga ini, yaitu sekarang transparansi sudah lebih tinggi dan sesuai
dengan aturan juga tidak ada kecurangan. Dasar untuk PPDB tahun ketiga ini
adalah Peraturan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan pasal 51 tahun 2018
mengenai PPDB. Untuk PPDB di Sumatera Utara terdapat online-nya, yaitu
PPDB Online. SMA negeri 1 termasuk online, yang di maksut dengan online
disini adalah real time yang dimana setiap siswa berhak mendaftar dan dapat
melihat setiap waktu”. (Hasil wawancara pada Jumat, 21 Mei 2019).

Peraturan Permendikbud Nomor 14 Tahun 2018 PPDB bertujuan untuk menjamin


penerimaan peserta didik baru berjalan secara objektif, transparan, akuntabel, nondiskriminatif,
dan berkeadilan dalam rangka mendorong peningkatan akses layanan pendidikan.
Nondiskriminatif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikecualikan bagi sekolah yang secara
khusus melayani peserta didik dari kelompok gender atau agama tertentu. Adapaun yang perlu
diperhatikan dalam PPDB yaitu:

17
A. Biaya PPDB

Biaya dalam pelaksanaan PPDB pada Sekolah yang menerima Bantuan Operasional
Sekolah (BOS) dibebankan pada dana BOS. Demikian pula biaya daftar ulang yang akan
dilakukan setelah calon siswa diterima, juga tidak dipungut biaya.

B. Jadwal PPDB

Sekolah yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah melaksanakan PPDB dimulai


pada bulan Mei 2018. Jadwal dan ketentuan teknis PPDB di tiap daerah berbeda-beda,
tergantung kebijakan pemerintah daerah masing-masing melalui dinas pendidikan setempat.
Proses dari tahap pengumuman pendaftaran, penerimaan siswa dan daftar ulang di sekolah
harus dilakukan secara terbuka.

C. Tata Cara PPDB

Tata cara pendaftaran PPDB dapat dilakukan dengan 2 mekanisme yakni: PPDB online
(daring) dan PPDB offline (luring). Orangtua dapat melakukan pendaftaran PPDB online
dengan mengunjungi laman resmi yang disiapkan pemerintah daerah masing-masing
(https://siap-ppdb.com). Sedangkan sistem offline dapat dilakukan dengan mengunjungi
langsung sekolah-sekolah yang menjadi tujuan. Kemendikbud mendorong pemerintah daerah
untuk melakukan PPDB online. Beberapa provinsi dan kabupaten/kota yang menjadi peserta
PPDB Online.

Dalam pelaksanaan PPDB, Sekolah hanya dapat menggunakan salah satu jenis
mekanisme. Pelaksanaan PPDB diutamakan menggunakan mekanisme dalam jaringan
(daring). (4) Dalam hal PPDB tidak dapat dilaksanakan melalui mekanisme dalam jaringan
(daring), maka PPDB dilaksanakan melalui mekanisme luar jaringan (luring).

D. Sistem Zonasi dalam PPDB


Sekolah yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah wajib menerima calon peserta
didik yang berdomisili pada radius zona terdekat dari Sekolah paling sedikit sebesar 90%
(sembilan puluh persen) dari total jumlah keseluruhan peserta didik yang diterima. Domisili
calon peserta didik berdasarkan alamat pada kartu keluarga yang diterbitkan paling lambat 6
(enam) bulan sebelum pelaksanaan PPDB. Radius zona terdekat ditetapkan oleh pemerintah
daerah sesuai dengan kondisi di daerah tersebut berdasarkan:

a. ketersediaan anak usia Sekolah di daerah tersebut; dan

18
b. jumlah ketersediaan daya tampung dalam rombongan belajar pada masing-masing
Sekolah.

Dalam menetapkan radius zona sebagaimana dimaksud pemerintah daerah melibatkan


musyawarah/kelompok kerja kepala Sekolah. Bagi Sekolah yang berada di daerah perbatasan
provinsi/kabupaten/kota, ketentuan persentase dan radius zona terdekat dapat diterapkan
melalui kesepakatan secara tertulis antar pemerintah daerah yang saling berbatasan. Sekolah
yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah dapat menerima calon peserta didik melalui:

a. jalur prestasi yang berdomisili diluar radius zona terdekat dari Sekolah paling banyak
5% (lima persen) dari total jumlah keseluruhan peserta didik yang diterima; dan

b. jalur bagi calon peserta didik yang berdomisili diluar zona terdekat dari Sekolah dengan
alasan khusus meliputi perpindahan domisili orangtua/wali peserta didik atau terjadi
bencana alam/sosial, paling banyak 5% (lima persen) dari total jumlah keseluruhan
peserta didik yang diterima

F. Persyaratan Calon PPDB SMA

Persyaratan calon peserta didik baru kelas 10 (sepuluh) SMA/SMK atau bentuk lain yang
sederajat:

a. berusia paling tinggi 21 (dua puluh satu) tahun;

b. memiliki ijazah/STTB SMP atau bentuk lain yang sederajat; dan

c. memiliki SHUN SMP atau bentuk lain yang sederajat.

SMK bidang keahlian/program keahlian/kompetensi keahlian tertentu dapat menetapkan


tambahan persyaratan khusus dalam penerimaan peserta didik baru kelas 10 (sepuluh). (3)
Persyaratan calon peserta didik baru kelas 10 (sepuluh) sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf c dikecualikan bagi calon peserta didik yang berasal dari Sekolah di luar negeri.

Syarat usia dibuktikan dengan akta kelahiran atau surat keterangan lahir yang
dikeluarkan oleh pihak yang berwenang dan dilegalisir oleh lurah setempat sesuai dengan
domisili calon peserta didik. Persyaratan calon peserta didik baru baik warga negara Indonesia
atau warga negara asing untuk kelas 10 (sepuluh) yang berasal dari Sekolah di luar negeri selain
memenuhi persyaratan, wajib mendapatkan surat keterangan dari Direktur Jenderal yang
menangani bidang pendidikan dasar dan menengah. Ketentuan terkait persyaratan usia dan

19
memiliki SHUN tidak berlaku kepada peserta didik yang berkebutuhan khusus yang akan
bersekolah di Sekolah yang menyelenggarakan program pendidikan inklusif.

Seleksi calon peserta didik baru kelas 10 (sepuluh) SMA atau bentuk lain yang sederajat
mempertimbangkan kriteria dengan urutan prioritas sesuai dengan daya tampung berdasarkan
ketentuan rombongan belajar sebagai berikut:

a. jarak tempat tinggal ke Sekolah sesuai dengan ketentuan zonasi;

b. SHUN SMP atau bentuk lain yang sederajat; dan

c. prestasi di bidang akademik dan non-akademik yang diakui Sekolah.

4.3.1 PPDB online di SMA Negeri 1 Medan


Sistem dan peraturan PPDB online dari dinas pendidikan Provinsi, SMA negeri 1 medan
hanya menjalankan ataupun menginput dengan sistem zonasi. Ada jatah bagi yang miskin, jadi
yang miskin ada surat yang direkomendasikan dari dinas sosial dengan kapasitas sesuai kuota.
Misalnya kuotanya 18 orang yang daftar miskin 5 orang sudah pasti lulus. Tapi kuotanya 18
orang yang daftar 20 orang berarti hasrus direngking. Ketentuannya ppdb onlinenya di
persenkan. 75 persen sistem zonasi, 25 persen dibagi, anak guru otomasi diterima yang
mengajar di satuan pendidikan, kemudian anak pejabat yang pindah kemari tapi SK nya harus
setahun kalau tidak setahun tidak boleh. Kemudian guru berprestasi otomatis juga diterima.
Pendaftarannya datang langsung tapi bisa dilihat di rumah secara online, nilainya Nampak jadi
transparansi tidak ada ditutupi. Penerimaan murid barunya sudah 100 persen online.

Salah satu tujuan penerapan program ppdb online mengupayakan agar penerimaan
peserta didik baru dapat terlaksana sesuai ketentuan yang telah ditetapkan yaitu objektif,
transparan, akuntabel dan tidak diskriminatif

20
Gambar 4.3.1 Wawancara dengan Wakil Kepala SMA N 1 Medan

Sumber : (Dokumentasi pribadi peneliti, 2019)

Berkaitan dengan hal itu, peneliti melakukan wawancara dengan wakil kepala sekolah SMA N
1 Medan. Seperti yang disampaikan oleh Pak Sabar yang mengatakan tentang mengenai
implementasi PPDB Online di sekolah SMA Negeri 1 Medan
“Ini semuakan dari dinas kami hanya mengimput sistemnya. Itu peraturan dari
dinas provinsi jadi kami hanya menjalankan dan mengimput karena sistem
Zonasi. Pertamakan NEM-nya itu di kumpulkan baru kartu keluarganya,
tinggalnya dimana, jadi kalau yang tinggalnya dekat itu poinnya 60 semakin
jauh dia 20 km poinnya itu semakin berkurang sampai nanti melewati batas 20
km nilainya 0. Jadi ditambah ke NEM di rengkimg itulah nilai yang tertinggi,
dan akan otomatis di terima masuk”. (Hasil wawancara pada Jumat, 26 April
2019).

Sebuah sistem penyedia layanan dapat mengakibatkan pada ketidakpahaman masyarakat


sebagai stakeholder mengenai apa serta bagaimana pelayanan yang seharusnya diperoleh. Hal
tersebut sesuai hasil wawancara dengan sabar selaku Wakil Kepala Sekolah mengenai kendala
dari pelaksanaan PPDB Online ini sebagai pihak pelaksana
“Kalau kendala kami tidak ada, karena yang membuat sistem ini itu orang dinas
kami hanya mengimput, kami hanya tinggal menerima datanya dari dinas. Lulus
tidak lulus orang dinas yang mengurus, karena server yang bermain itu dari
sana. Intinya kami hanya tinggal menampung, makanya kendala kami tidak
ada”. (Hasil wawancara pada Jumat, 26 April 2019).

4.4 Sistem Zonasi


Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menerbitkan Peraturan
Menteri Pendidikan (Permendikbud) No. 14 Tahun 2018 tentang PPDB pada Taman Kanak-

21
Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, Sekolah
Menengah Kejuruan, atau Bentuk Lain yang Sederajat. Poin penting dalam regulasi ini, kriteria
utama dalam penerimaan siswa adalah zonasi atau jarak antara rumah dengan sekolah.
Sementara nilai ujian nasional yang diperoleh di jenjang pendidikan sebelumnya bukan lagi
pertimbangan utama. Ketentuan sistem zonasi menurut Permendikbud No. 14 Tahun 2018
adalah prioritas calon peserta didik (SMP dan SMA) yang wajib diterima meliputi: Pertama,
jarak tempat tinggal ke sekolah sesuai ketentuan zonasi; Kedua, Surat Hasil Ujian Nasional
(bagi lulusan SMP); dan ketiga, prestasi akademik dan non-akademik. Sementara untuk jenjang
SD, sistem zonasi menjadi pertimbangan kedua setelah faktor minimum usia masuk sekolah
sudah terpenuhi.

Dari sistem zonasi semua pegawai yang ada disekolah SMA N 1 Medan dari kepala
sekolah serta staf-staf nya sangat membantu saat adanya sistem zonasi berlangsung
dikarenakan mengenai sistem zonasinya sudah ada peraturan. Hal tersebut dari hasil
wawancara dengan Pak Sabar sebagai wakil kepala sekolah memberi tanggapan

“Kalau guru-guru di SMA ini sangat senang, kalau dulukan stres karena ada
tekanan dari para pejabat-pejabat, sampai ada pejabat yang datang kemari dan
memukul-mukul meja kalau anaknya tidak di terima. Tapi waktu di adakan
program PPDB Online ini kalau pejabat itu memukul meja, ya kami pukul meja
lagi, lagian kami ngak ngerti alasannya apa sedangkan anak saudara kandung
kami sendiri kadang tidak lulus. Jadi sekarang mengenai sistim ini para pejabat
sudah mengerti karena peraturannya sudah ada dari dinas”. (Hasil wawancara
pada Jumat, 26 April 2019).

Semua sekolah yang diselenggarakan pemerintah daerah kecuali SMK wajib menerima
peserta didik baru yang tinggal di zona terdekat dengan sekolah, minimal 90% dari total jumlah
peserta didik yang diterima. Sisanya 10% dari total jumlah peserta didik dibagi menjadi dua
kriteria, yaitu 5% untuk jalur prestasi di luar zona terdekat dari sekolah, dan 5% lagi untuk
peserta didik yang mengalami perpindahan domisili atau terjadi bencana. Selain itu,
pemerintah daerah provinsi wajib menerima dan membebaskan biaya pendidikan bagi peserta
didik baru yang berasal dari keluarga ekonomi tidak mampu yang berdomisili dalam satu
wilayah daerah provinsi. Jumlahnya paling sedikit 20% dari keseluruhan peserta didik yang
diterima.

22
4.4.1 Sistem Zonasi di SMA N 1 Medan

Salah satunya mengatur tentang system zonasi yang mulai diterapkan dalam
PPDB beberapa hal yang perlu diperhatikan mengenai system zonasi dalam PPDB diantaranya:
a. Sekolah yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah (pemda) wajib menerima calon
peserta didik berdomisili pada radius zona terdeka dari sekolah dengan kuota paling
sedikit 90% dari total jumlah keseluruhan peserta didik yang diterima.
b. Domisili calon peserta didik yang termasuk dalam zonasi sekolah didasarkan pada
alamat pada kartu keluarga (KK) yang diterbitkan paling lambat 6 (enam) bulan
sebelum pelaksanaan PPDB.
c. Radius zona terdekat dalam system zonasi ditetapkan oleh pemda sesuai dengan kondisi
di daerah tersebut dengan memperhatikan ketersediaan anak usia sekolah di daerah
tersebut; dan jumlah ketersediaan daya tamping sekolah.
d. Penetapan radius zona pada system zonasi ditentukan oleh pemda dengan melibatkan
musyawarah/kelompok kerja kepala sekolah.
e. Bagi sekolah yang berada di daerah perbatasan provinsi/kabupaten/kota, ketentuan
persentase penerimaan siswa dan radius zona terdeka dapat ditetapkan melalui
kesepakatan tertulis antar pemerintah daerah yang saling berbatasan.
f. Calon siswa di luar zonasi dapat diterima melalui beberapa cara yakni:
a. Melalui jalur prestasi dengan kuota paling banyak 5% (lima persen) dari total jumlah
keseluruhan peserta didik yang diterima.
b. Alasan perpindahan domisili orangtua/wali atau alasan terjadi bencana alam/social
dengan paling banyak 5% (lima persen) dari total keseluruhan siswa yang diterima.
c. Sistem zonasi menjadi prioritas utama atau terpenting dalam PPDB jenjang SMP
dan SMA. Setelah seleksi zonasi baru kemudian dipertimbangkan hasil seleksi ujian
tingkat SD atau hasil ujian nasional SMP untuk tingkat SMA.

Gambar 4.4.1 Wawancara dengan siswa SMA N 1 Medan terkait PPDB Online
Sumber : (Dokumentasi pribadi peneliti, 2019)

23
Dalam tranparansi penerimaan peserta didik baru (PPDB) online di SMA Negeri di
Medan mempunyai kategorisasi maupun indikator terdapat didalamnya ketersediaan dan serta
kemudahan dalam mengakses halaman web pada PPDB online

4.5 Ketersediaan dalam PPDB Online

Ketersediaan dengan adanya PPDB online, kemampuan untuk melakukan suatu


perubahan menuju lebih baik, sesungguhnya sangat ditentukan oleh kesadaran masyarakat
khususnya untuk dapat mengakses yang ada pada PPDB. Dari sekolah himbauan tentang
memperhatikan manajemen di sekolah. Kepala sekolah juga mampu menjadi manajer dan
kemampuan kepala sekolah ditingkatkan. Hal penting lainnya, adalah metode pengajaran.
Adanya inovasi pembelajaran serta kurikulum diperbarui seperti K-13.
Ketersedian dalam PPDB Online di SMA N 1 Medan peneliti mengulik peserta PPDB
Online mengenai ketersedian PPDB Online disekolah tersebut, mengenai tentang itu
ketersedian prosedur selama proses PPDB secara Online seperti yang disampaikan Hana
sebagai siswa mengatakan
“Prosedur PPDB Online saya lihat tersedia di tempel di depan SMA 1 sehingga
tidak ada kendala yang saya dapat selama proses karena informasi yang juga
tertera lewat portal juga sudah sangat lengkap”. (Hasil wawancara pada Jumat,
26 April 2019)

Cara penilaian dalam PPDB online menggunakan hasil UN yang menjadi pemetaan
untuk dilakukan intervensi. Semua sistem dan proses dievaluasi di PPDB tahun 2019 akan
dilaksanakan melalui tiga jalur, yakni jalur zonasi dengan kuota minimal 90%, jalur prestasi
dengan kuota maksimal 5%, dan jalur perpindahan orangtua dengan kuota maksimal 5%.
Ketersedian yang diberi informasi atau tata cara penilaian, maupun transparan dalam peringkat
ataupun kuota. Dengan kuota 90% pada jalur zonasi sudah termasuk peserta didik yang tidak
mampu dan penyandang disabilitas pada sekolah yang menyelenggarakan layanan inklusif.
Sedangkan untuk domisili harus berdasarkan alamat pada Kartu Keluarga (KK) yang
diterbitkan minimal 1 tahun sebelumnya. KK dapat diganti dengan Surat Keterangan (Suket)
domisili dari RT/RW. Namun, ketentuan mengenai KK ini berlaku untuk PPDB tahun depan,
sementara tahun ini dapat menggunakan KK yang diterbitkan minimal 6 bulan sebelumnya.
Sekolah harus memprioritaskan peserta didik yang memiliki KK atau Suket domisili sesuai
dengan atau dalam satu wilayah kabupaten/kota yang sama dengan sekolah asal.

24
Tak luput dari antusias orang tua murid, peneliti wawancarai tentang sistem ketersedian
PPDB online ini, menyebutkan mengenai dengan kehadiran dari PPDB online. Hal itu sesuai
dengan hasil wawancara dengan orang tua murid mengatakan
“Orang tua dan wali sangat antusias dalam proses ppdb online. Program ini
dapat membantu anak saya untuk masuk ke sekolah secara mudah tidak harus
datang ke sekolah kita bisa daftar dari smartphone terus konfirmasi ke sekolah
yang didaftar. PPDB juga memberikan dampak yang positif karena bisa melihat
langsung hasil dari pendaftaran nya, dan keterbukaan dalam melaksanakn ppdb
ini baik”. (Hasil wawancara pada Senin, 13 Mei 2019).

Tak hanya itu orang tua murid juga menanggapi tentang ketersediaan informasi, operator,
akses dalam pendaftaran dari ppdb online
“Ketersediaan informasi tentang ppdb online sudah sangat baik, karena pihak
terkait selalu mengakses setiap ada pemberitahuan terbaru atau ada perubahan
dalam pendaftaran atau ada kesalahan dalam pendaftaran, jadi info yang
didapatkan sangat jelas dan akurat sehingga tidak membingungkan.
Ketersediaan operator juga sudah baik, operator stay dari jam yang sudah
ditentukan saat bertugas, jadi tidak kesulitan mencari operator ketika ada
kendala selanjutnya. Operatornya juga baik, menjelaskan dengan baik tentang
PPDB online ini”. (Hasil wawancara pada Senin, 13 Mei 2019).

Husein & Wibowo (2002) mengatakan manjemen yang mengelola sumberdaya


informasi dimana sumberdaya yang diperlukan terkumpul dan kemudian diproses menjadi
informasi yang berguna, kemudian memastikan bahwa orang yang berkompeten dalam
organisasilah yang menerima informasi tersebut dan dapat memanfaatkannya.

4.6 Kemudahan dalam mengakses PPDB Online

Kemudahan dalam mengakses PPDB menjadi kunci terwujudnya program tersebut.


Dalam informasi yang ada pada akses halaman ppdb merupakan keberhasilan dari sebuah
implementasi teknologi informasi sehingga digunakan oleh pihak lain untuk melayani
masyarakat sekitar. Dokumentasi data yang terstruktur dapat membuat proses pengembangan
kebijakan menjadi lebih baik. Pada tahap ini akan menentukan apakah setiap warga negara
mendapat hak yang sama tanpa diskriminasi untuk memperoleh pelayanan pendidikan bermutu
yang diamanatkan oleh konstitusi dan Peraturan Perundang-Undangan terkait
lainnya. Pemerintah dan pemerintah daerah telah mengeluarkan beberapa regulasi yang dapat
digunakan untuk mengawal pelaksanaan PPDB, yaitu Peraturan Menteri Pendidikan dan

25
Kebudayaan Nomor 14 Tahun 2018 tentang penerimaan Peserta Didik Baru pada TKK, SD,
SMP, SMA,SMK atau bentuk lain yang sederajat.

Gambar 4.6 Foto bersama di ruang kerja kepala seksi kurikulum dan penilaian
Sumber : (Dokumentasi pribadi peneliti, 2019)

Ternyata kemudahan dalam mengakses halaman PPDB online sudah sosialisasikan


mulai tingkat SMP sehingga siswa sedikitnya sudah tahu mengenai proses nya. Hal itu sesuai
dari hasil wawancara peneliti dengan Salsa sebagai siswa disekolah tersebut mengatakan

“Saya tidak mengalami kendala saat proses pendaftaran, karena saya sudah
mengetahui informasi tentang PPDB Oline lewat sosialisasi waktu SMP dan
saya juga melihat lewat internet”. (Hasil wawancara pada Jumat, 26 April
2019).

Hal yang sama juga disampaikan kepala seksi kurikulum mengenai kemudahan dalam
mengakses halaman PPDB Online dengan adanya operator yang dapat membantu peserta untuk
pendaftaran serta dapat memverifikasi sehingga tidak ada peserta yang gagap dalam teknologi.
Hal itu sesuai dengan hasil wawancara dengan Pak Saut sebagai kepala seksi kurikulum dan
penilaian mengatakan

’’Pada sekarang umumnya permasalahan gagap teknologi sudah tidak ada


masalah lagi karena ada operator sekolah yang membantu mereka untuk
mendaftar. Kami memiliki operator di setiap sekolah yang akan memverifikasi
juga dari pendaftaran yang ada”.

Regulasi ini mengatur hal-hal sebagai berikut. Pertama, seleksi calon peserta didik baru
kelas 10 (sepuluh) SMA atau bentuk lain yang sederajat dengan mempertimbangkan kriteria
dengan urutan prioritas sesuai dengan daya tampung berdasarkan ketentuan rombongan belajar
berupa jarak tempat tinggal ke Sekolah sesuai dengan ketentuan zonasi, SHUN SMP atau

26
bentuk lain yang sederajat; dan prestasi di bidang akademik dan non-akademik yang diakui
Sekolah.

Kedua, sekolah yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah dan sekolah yang
diselenggarakan oleh masyarakat yang menerima BOS dari pemerintah maupun pemerintah
daerah, dilarang melakukan pungutan dan/atau sumbangan yang terkait dengan pelaksanaan
PPDB maupun perpindahan peserta didik.

Ketiga, daya Tampung Peserta Didik disesuaikan dengan jumlah ruang kelas yang dimiliki
oleh satuan pendidikan dengan tetap memperhatikan batasan maksimum ruang kelas dan rasio
peserta didik per kelas.

Keempat, mekanisme seleksi penerimaan peserta didik baru berdasarkan zonasi jenjang SMA
dan Jalur Khusus jenjang SMA/SMK/SLB, memperhatikan daya tampung. Dengan persentase
mekanisme seleksi berdasarkan zonasi ditetapkan sebesar 70% dan jalur khusus ditetapkan
sebesar 30% dari daya tampung sekolah.

27
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan uraian pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa dalam
Pembangunan Sistem Informasi Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Online ini diperlukan
sebuah analisis sistem, perancangan sistem, kemampuan dalam mengimplementasikan hasil
rancangan sistem dengan mengaplikasikan bahasa pemograman dan pembangunan sistem
database, serta melakukan pengujian terhadap implementasi sistem tersebut. Sistem Informasi
PPDB Online merupakan solusi yang ditawarkan untuk menunjang dan membantu Sistem
Informasi PPDB di Sekolah Menengah Pertama SMA NEGERI 1 MEDAN sehingga dapat
mengoptimalkan proses dan hasil kegiatan akademik di sekolah tersebut.

Untuk lebih jelasnya Pembangunan Sistem Informasi PPDB Online dapat disimpulkan sebagai
sarana untuk menjawab atau mengatasi beberapa permasalahan yang ada pada Sistem
Informasi PPDB SMA NEGERI 1 MEDAN, yang diantaranya:

1. Adanya alternatif lain yang mampu melakukan proses seleksi calon dan penerimaan siswa
secara efektif dan efisien karena memerankan sistem informasi berbasis komputer secara
khusus dalam proses tersebut.

2. Dengan adanya PPDB online mempermudah jalur masuk penerima siswa baru yang lebih
transparansi jujur dalam semua pihak dengan adanya sistem yang dibangun maka
permasalahan dalam proses pendistribusian kelas yakni; siswa yang tidak dapat kelas atau
jumlah siswa melebihi kuota yang ditentukan untuk setiap kelas, sudah dapat dihindari.

3. Pembagiannya lebih jelas dan merata: 50% zonasi, 5% prestasi, 5%Perpindahan orang tua

4. Infrastruktur lebih baik pendaftaran sudah bisa melaui hp tetapi tetap verifikasi melalui
operator

5.2 Saran

Berdasarkan aktivitas pembangunan sistem, maka dihasilkan sebuah Sistem Informasi


Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Online yang akan diterapkan di SMA NEGERI 1
Aktivitas pengembangan sistem belum cukup sampai disini karena kebutuhan informasi dalam
kegiatan akademik SMA NEGERI 1 kan terus bertambah. Untuk itu penulis mencoba

28
memberikan saran yang dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk penelitian selanjutnya,
yaitu diantaranya:

1. Sistem database pada Sistem Informasi Akademik Berbasis Web harus dapat selalu diakses
dan dilihat oleh semua orang agar meminimalisir terjadinya dan angapan adanya kecurangan

2. Sosialisasi kepada masyarakat ditingkatkan karena masalah yang biasa terjadi yaitu
masyarakat yang kurang terlalu memahami prosedur penerimaan peserta didik baru

29
DAFTAR PUSTAKA

BUKU:

Ahmad, Badu. Dkk. Modul Mata Kuliah. Elektronic Government (E-Govt). Universitas
Hasanuddin. Makassar: 2013.

Dwiyanto, Agus. Transparansi Pelayanan Publik, dalam Agus Dwiyanto,ed .2006.


Mewujudkan Good Governance Melalui Pelayanan Publik. Gadjah Mada University
Press. Yogyakarta: 2006.

Emzir. Metode Penelitian Kualitatif Analisis Data. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta; 2016.

Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Penerbit PT Remaja Rosdakarya Offset,


Bandung; 2007.
Sabaruddin, Abdul. Manajemen Kolaborasi Pelayanan Publik; Teori; Konsep dan Aplikasi.
Graha ilmu. Yogyakarta; 2015.
Sinambela, L.P. Reformasi Pelayanan Publik; Teori, Kebijakan dan Implementasi, cetakan
kelima. PT. Bumi Aksara. Jakarta: 2010.

Subarsono, AG. Analisa Kebijakan Publik. Pustaka Belajar. Yogyakarta: 2005.

Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif. ALFABETA. Bandung; 2012.

Sugiyono, Metode Penelitian Manajemen. ALFABETA. Bandung; 2014.

Sugiyono. Metode Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. ALFABETA.


Bandung; 2013.
Sujanto, Bedjo. Manajemen Pendidikan Berbasis Sekolah. Agung Seto. Jakarta; 2007.

Internet:

http://repositori.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/3360/140903102.pdf?sequence=1&is
Allowed=y (di akses pada tanggal 8 April).

https://mulyono.staff.uns.ac.id/2009/05/28/model-implementasi-kebijakan-george-edward-iii.
(di akses pada tanggal 26 April).

30
https://www.unisbank.ac.id/ojs/index.php/fe3/article/view/5558/1682 (di akses pada tanggal 7
April).

Mansur, Daduk Merdika. 2015. Urgensi sistem PPDB Online dalam peningkatan efektivitas
penerimaan peserta didik baru.pdf (di akses pada tanggal 11 April).

Ariyanto A. Setyawan dan Bisma Jayadi. 2008. Artikel Penerapan Sistem Penerimaan Siswa
Baru Secara Online Dan Realtime. (di akses pada tanggal 11 April).

(989:132) http://repository.upi.edu/711/5/T_PLS_673_Chapter3.pdf (di akses pada tanggal 11


April).

http://digilib.unila.ac.id/6162/130/BAB%20II.pdf. (di akses pada tanggal 6 April).

https://digilib.uns.ac.id/dokumen/download/7290/MTk1Njc=/Analisis-pengaruh-kualitas-
pelayanan-jasa-terhadap-tingkat-kepuasan-nasabah-pada-PD-BPR-BKD-Kabupaten-
Karanganyar-abstrak.pdf. (di akses pada tanggal 08 April).

https://eprints.uns.ac.id/12341/1/Publikasi_Jurnal30.pdf (di akses pada tanggal 8 April).

https://jdih.kemdikbud.go.id/arsip/Permendikbud_Tahun2018_Nomor14.pdf (di akses pada


tanggal 8 April).

https://etalasepustaka.blogspot.com/2016/05/pengertian-pelayanan-publik-menurut-para-
ahli.html?m=1 (diakses tanggal 8 Januari )

https://idtesis.com/pembahasan-lengkap-teori-e-government-menurut-para-ahli/ (diakses pada


tanggal 28 Februari)

https://www.google.co.id/search?safe=strict&ei=I4zpXNDoMoP0rAGqhIjgCA&q=buku+tra
nsparansi+dan+akuntabilitas&oq=buku+transpa&gs_l=psyab.1.1.0i203j0i22i30l9.4016.
7828..9313...1.0..0.117.1021.11j1......0....1..gwswiz.....6..0i71j35i39j0i67j0j0i131j0i10i
67._gTVieL1MqE# (diakses pada tanggal 28 Mei)

https://media.neliti.com/media/publications/114124-ID-ketersediaan-sistem-informasi-
terintegra.pdf (diakses pada tanggal 28 Mei)

31
Lampiran I

Pedoman Wawancara

1. Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Medan

A. Wakil Kepala Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Medan

Pertanyaan Penelitian :

1. Bagaimana PPDB Online di SMA negeri 1 ini sudah berjalan dengan baik atau
masih ada kesalahan-kesalahan?

2. Apa kendala dari pelaksanaan PPDB Online ini bagi pihak pelaksana?

3. Apakah tanggapan para guru tentang PPDB online?

B. Murid SMA Negeri 1 Medan

Pertanyaan Penelitian :

1. Apakah Hanah mengalami kendala selama proses PPDB secara Online?

C. Orang Tua atau Wali Murid SMA Negeri 1 Medan

Pertanyaan Penelitian :

1. Bagaimana menurut Ibu dengan adanya kebijakan PPDB online ini?

2. Bagaimna dalam mengakses situs atau web dari ppdb ini bu?

3. Bagaimana dengan ketersediaan info, operator, situs, link pendafataran dari


ppdb online ini bu?

2. Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara

A. Kepala Seksi Kurikulum dan Penilaian

Pertanyaan Penelitian :

1. Bagaimana PPDB Online di SMA negeri 1 ini sudah berjalan dengan baik atau
masih ada kesalahan-kesalahan?

32
2. Bagaimana tanggapan masyarakat terhadap PPDB Online. Apakah respon
masyarakat baik atau kendala bagi masyarakat yang tidak pandai dalam
mempergunakan teknologi?

3. Bagaimana dengan infrastruktur dalam mengadakan PPDB Online baik dari


sekolah ataupun SDM?

4. Apakah kendala mendalam dalam PPDB Online ini?

33
Lampiran 2

Transkip Wawancara

A. Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Medan

 Wakil Kepala Sekolah Negeri 1 Medan

a. Nama : Sabar

b. Tanggal Wawancara : Sabtu, 27 April 2019

Pertanyaan Penelitian :

1. Bagai mana pendapat bapak mengenai implementasi PPDB Online di

SMA Negeri 1 Medan?

“Ini semuakan dari dinas kami hanya mengimput sistemnya. Itu


peraturan dari dinas provinsi jadi kami hanya menjalankan dan
mengimput karena sistem Zonasi. Pertamakan NEM-nya itu di
kumpulkan baru kartu keluarganya, tinggalnya dimana, jadi kalau yang
tinggalnya dekat itu poinnya 60 semakin jauh dia 20 km poinnya itu
semakin berkurang sampai nanti melewati batas 20 km nilainya 0. Jadi
ditambah ke NEM di rengkimg itulah nilai yang tertinggi, dan akan
otomatis di terima masuk.”

2. Apa kendala dari pelaksanaan PPDB Online ini bagi pihak pelaksana?

“Kalau kendala kami tidak ada, karena yang membuat sistem ini itu
orang dinas kami hanya mengimput, kami hanya tinggal menerima
datanya dari dinas. Lulus tidak lulus orang dinas yang mengurus,
karena server yang bermain itu dari sana. Intinya kami hanya tinggal
menampung, makanya kendala kami tidak ada.”

3. Kalau menurut guru-guru pak, apakah program PPDB Online ini membantu atau
tidak pak?

“Kalau guru-guru di SMA ini sangat senang, kalau dulukan stres


karena ada tekanan dari para pejabat-pejabat, sampai ada pejabat yang

34
datang kemari dan memukul-mukul meja kalau anaknya tidak di
terima. Tapi waktu di adakan program PPDB Online ini kalau pejabat
itu memukul meja, ya kami pukul meja lagi, lagian kami nggak ngerti
alasannya apa sedangkan anak saudara kandung kami sendiri kadang
tidak lulus. Jadi sekarang mengenai sistim ini para pejabat sudah
mengerti karena peraturannya sudah ada dari dinas.”

B. Murid SMA Negeri 1 Medan

a. Nama : Hanah dan Salsa

b. Tanggal Wawancara : 27 April 2019

Pertanyaan Penelitian

Apakah Hanah dan Salsa mengalami kendala selama proses PPDB secara Online?

Hanah: “Prosedur PPDB Online saya lihat di tempel di depan SMA 1


sehingga tidak ada kendala yang saya dapat selama proses karena
informasi yang juga tertera lewat portal juga sudah sangat lengkap.”

Salsa: “Saya tidak mengalami kendala saat proses pendaftaran, karena


saya sudah mengetahui informasi tentang PPDB Oline lewat sosialisasi
waktu SMP dan saya juga melihat lewat internet.”

C. Orang Tua/Wali Siswa

Nama : Ibu Dinar

Tanggal Wawancara : Sabtu, 27 April 2019

Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana menurut Ibu dengan adanya kebijakan PPDB online ini?

“Saya sangat suka dengan adanya PPDB online ini, karena dapat
membantu anak saya untuk masuk ke sekolah secara mudah tidak harus
datang ke sekolah kita bisa daftar dari hp terus konfirmasi ke sekolah
yang kita daftar, ppdb juga memberikan dampak yang positif karena kita

35
bisa melihat langsung hasil dari pendaftarannya, dan keterbukaan dalam
melaksanakan ppdb ini baik”.
2. Bagaimna dalam mengakses situs atau web dari ppdb ini bu?

“Sejauh ini masih dalam kategori baik, karena kita bisa dengan mudah
mengakses situs yang diberikan oleh sekolah kepada pendaftar
selanjutnya kita ketika tidak mengerti langsung diarahin oleh operator
yang bertugas, ya sudah dalam kategori baiklah ppdb online ini”.

3. Bagaimana dengan ketersediaan info, operator, situs, link pendafataran dari ppdb online
ini bu?

“Kalau ketersediaan info sudah sangat baik yaa karena pihak terkait
selalu mengakses setiap ada pemberitahuan terbaru atau ada perubahan
dalam pendaftaran atau ada kesalahan dalam pendaftaran, jadi info yang
kami dapatkan sangat jelas dan akurat sehingga tidak membingungkan.
Kalau dari ketersediaan operator sudah baik ya, karena operator stay dari
jam yang sudah ditentukan saat bertugas, jadi kita tidak kesulitan
mencari operator ketika ad kendala selanjutnya operatorny juga baik,
memiliki pengetahuan yang luas dalam IT dn PPDB online ini.

2. Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara

Kepala Seksi Kurikulum dan Penilaian

a. Nama : Saut Aritonang

b. Tanggal Wawancara : Selasa, 21 Mei 2019

Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana PPDB Online di SMA negeri 1 ini sudah berjalan dengan baik atau
masih ada kesalahan-kesalahan?

”PPDB ini telah berjalan selama tiga tahun. Tahun yang pertama masih
ada kekurangan dalam transparansi. Lalu tahun kedua kita zero
pengaduan dan zero masalah artinya setelah tahun pertama kami
belajar dari kesalahan-kesalahan yang ada. Contohnya pada tahun
pertama terdapat kepala sekolah yang harus diberhentikan karena salah

36
dalam mengambil kebijakan dan membuat hasil yang fatal. Tetapi di
tahun kedua kami sudah murni dan zero masalah. Lalu di tahun ketiga
ini, yaitu sekarang transparansi sudah lebih tinggi dan sesuai dengan
aturan juga tidak ada kecurangan. Dasar untuk PPDB tahun ketiga ini
adalah Peraturan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan pasal 51 tahun
2018 mengenai PPDB. Untuk PPDB di Sumatera Utara terdapat
online-nya, yaitu PPDB Online. SMA negeri 1 termasuk online, yang
di maksut dengan online disini adalah real time yang dimana setiap
siswa berhak mendaftar dan dapat melihat setiap waktu”.

2. Bagaimana tanggapan masyarakat terhadap PPDB Online. Apakah respon


masyarakat baik atau kendala bagi masyarakat yang tidak pandai dalam
mempergunakan teknologi?

’’pada sekarang umumnya permasalahan gagap teknologi sudah tidak


ada masalah lagi karena ada operator sekolah yang membantu mereka
untuk mendaftar. Kami memiliki operator di setiap sekolah yang akan
memverifikasi juga dari pendaftaran yang ada”.

3. Bagaimana dengan infrastruktur dalam mengadakan PPDB Online baik dari


sekolah ataupun SDM?

’’saya kira sekarang sudah semakin baik karena pendaftaran kali ini
sudah bisa memakai handphone tetapi tetap di verifikasi dan di validasi
oleh operator. Jadi siswa daftar dari tempatnya masing-masing lalu
datang ke sekolah untuk verifikasi dokumen lalu dilihat secara online
bahwa dia telah mendaftar lalu diperiksa mengenai zonasi dari siswa
yang mendaftar tersebut. Dalam penerimaan siswa secara zonasi
maksimal 50% sudah termasuk keluarga tidak mampu, disabilitas, anak
guru yang mengajar di sekolah itu, dan prestasi khusus. Lalu
penerimaan secara prestasi 5% dan secara perpindahan orang tua 5%’’.

4. Apakah kendala mendalam dalam PPDB Online ini?

’’secara fisik tidak ada yang penting adalah kejujuran. Kalau memang
ada juara satu olimpiade harus di scan secara benar agar tidak tertipu.
Harus ada kejujuran dan integritas dalam semua pihak yaitu pantia,

37
operator, dan siswanya. Intinya semua pihak harus jujur karena ada
siswa yang mengaku tidak mampu ternyata mampu dan sebagai
ganjarannya siswa tersebut dikeluarkan dari sekolah’’.

38
Lampiran 3

Surat balasan penelitian dari Sekolah SMA Negeri 1 Medan

39

Anda mungkin juga menyukai