Anda di halaman 1dari 7

PERSAMAAN DAN PERBEDAAN ANTARA ILMU,

FILSAFAT DAN AGAMA

DISUSUN OLEH
NAMA : DENDI SATRIA BUANA
NPM : 227321016
PRODI : ILMU PEMERINTAHAN
SEMESTER : SATU
KELAS : 32.A

TAHUN 2022
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari terkadang manusia mengalami hal-hal yang menimbulkan
pertanyaan dan menggugah rasa ingin tahunya. Banyak fenomena yang terjadi di dunia beserta
inisnya mulai dari yang menakjubkan sampai yang menakutkan. Tentu saja fenomena ini dapat
menimbulkan pertanyaan tentang apa yang sebenarnya terjadi, sehingga menjadi bahan pemikiran
untuk memahami dan menemukan jawabannya.
Terdapat beberapa pendekatan yang dipilih manusia untuk memahami, mengolah dan
menghayati dunia beserta isinya (Tim Filsafat UGM, 1996). Pendekatan tersebut adalah filsafat,
ilmu pengetahuan, agama dan seni. Keempat pendekatan ini yang paling utama adalah sebagai
jalan untuk menghampiri dan menemukan kebenaran dengan metode yang dimilikinya masing-
masing.
Suatu pemikiran yang tidak didasari oleh ilmu, filsafat dan agama pasti tidak akan
menemukan titik temu kebenarannya atau bahkan bisa mengalami kesesatan dalam pemikiran
tersebut. Karena itu, perlu dipahami pendekatan dalam menemukan kebenaran tersebut yakni ilmu
(pengetahuan), filsafat dan agama. Apa terminologinya, apa yang menjadi perbedaan dan
kesamaannya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan yang termuat dalam latar belakang diatas, maka topik yang akan
dibahas lebih lanjut adalah:
1. Apa persamaam antara ilmu, filsafat dan agama
2. Apa perbedaan antara ilmu, filsafat dan agama
C. Tujuan Pembahasan
Secara umum, pembahasan ini bertujuan untuk memahami tentang ilmu, filsafat, dan
agama. Namun lebih khusus lagi bertujuan untuk:
1. Mengetahui terminologi dari ilmu, filsafat dan agama
2. Mengetahui persamaan antara ilmu, filsafat dan agama
3. Mengetahui perbedaan antara ilmu, filsafat dan agama

1
BAB II
PEMBAHASAN

1. Terminologi ilmu, filsafat dan agama


Ilmu atau ilmu pengetahuan adalah suatu usaha sistematis dengan metode ilmiah dalam
pengembangan dan penataan pengetahuan yang dibuktikan dengan penjelasan dan prediksi yang
teruji sebagai pemahaman manusia tentang alam semesta dan dunianya. Segi-segi ini dibatasi agar
dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti.
Ilmu bukan sekadar pengetahuan (knowledge), tetapi merangkum sekumpulan
pengetahuan berdasarkan teori-teori yang disepakati dan dapat secara sistematik diuji dengan
seperangkat metode yang diakui dalam bidang ilmu tertentu. Ilmu adalah cabang pengetahuan
yang berkembang pesat dari waktu ke waktu.
The Liang Gie (1991), mengatakan bahwa Ilmu adalah rangkaian aktivitas manusia yang
rasional dan kognitif dengan berbagai metode berupa aneka prosedur dan tata langkah sehingga
menghasilkan kumpulan pengetahuan yang sistematis mengenai gejala-gejala kealaman,
kemasyarakatan atau individu untuk tujuan mencapai kebenaran, memperoleh pemahaman,
memberikan penjelasan ataupun penerapan. Ilmu dapat juga diartikan sebagai sebuah metode
untuk memperoleh pengetahuan yang objektif dan dapat diteliti kebenarannya. Menurut Anshari
(2009), kebenaran ilmu diuji secara empiris, riset dan eksperimental.
Sifat ilmiah sebagai persyaratan ilmu banyak terpengaruh paradigma ilmu-ilmu alam yang
telah ada lebih dahulu.
1. Objektif. Ilmu harus memiliki objek kajian yang terdiri dari satu golongan masalah yang
sama sifat hakikatnya, tampak dari luar maupun bentuknya dari dalam.
2. Metodis adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk meminimalisasi kemungkinan
terjadinya penyimpangan dalam mencari kebenaran.
3. Sistematis. Dalam perjalanannya mencoba mengetahui dan menjelaskan suatu objek,
ilmu harus terurai dan terumuskan dalam hubungan yang teratur dan logis sehingga
membentuk suatu sistem yang berarti secara utuh, menyeluruh, terpadu, dan mampu
menjelaskan rangkaian sebab akibat menyangkut objeknya.
4. Universal. Kebenaran yang hendak dicapai adalah kebenaran universal yang bersifat
umum (tidak bersifat tertentu).

2
Filsafat berasal dari kata Yunani philosophia yang berarti cinta kebijaksanaan, filsafat
merupakan bidang pemikiran manusia yang paling penting karena bercita-cita untuk mencapai
makna hidup paling hakiki. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata filsafat
menunjukkan pengertian yaitu pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi mengenai hakikat
segala yang ada, sebab asal dan hukumnya.
Menurut Anshari (2009), filsafat adalah ilmu istimewa yang mencoba menjawab masalah-
masalah yang tidak dijawab oleh ilmu pengetahuan biasa, karena masalah tersebut diluar
jangkauan ilmu pengetahuan biasa. Sementara itu menurut Tim Filsafat UGM 1996, filsafat adalah
usaha memahami atau mengerti dunia dalam hal dan maknanya. Filsafat jangkauannya sangat luas
dan mencakup secara keseluruhan sejauh yang dapat dijangkau oleh pikiran. Filsafat menjawab
pertanyaan-pertanyaan tentang asal mula dan sifat dasar alam semesta tempat manusia hidup serta
apa yang merupakan tujuan hidupnya.
Kata “agama” berasal dari Bahasa Sanskerta, agama yang berarti tradisi atau A berarti tidak
sedangkan GAMA berarti kacau. Sehingga agama berarti tidak kacau. Dalam Islam kata agama
merupakan arti dari kata “ad- diin” yang berarti pengaturan hubungan manusia dengan Tuhan
(vertical) dan hubungan manusia dengan manusia, termasuk dengan dirinya sendiri dan alam
lingkungan hidupnya (horizontal).
Agama adalah jalan yang harus ditempuh Mencari keridhoan Tuhan. Ada yang
diperhitungkan dalam agama yang kuat, yaitu, Tuhan, zat yang memiliki segala sesuatu yang
ada, yang kuat, yang mengatur seluruh alam semesta dan isinya.
Terdapat beberapa pengertian agama menurut para ahli. Agama menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia adalah sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan
kepada Tuhan Yang Mahakuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia
dan manusia serta lingkungannya.
Defenisi Agama atau “ad-diin” menurut ulama Indonesia Prof. Dr. Hamka (1988), secara
bahasa dan makna agama mempunyai arti asli ialah menyembah, menundukkan diri, atau memuja.
Sementara itu menurut Anshari (2009), agama adalah satu sistem credo (keyakinan), system ritus
(tata peribadatan), dan sistem norma yang mengatur hubungan manusia dengan Tuhan, manusia
dengan manusia yang lainnya dan manusia dengan alam semesta (Anshari, 2009).

3
Menurut Sutan Takdir Alsyahbana (1992), agama adalah suatu system kelakuan dan
perhubungan manusia yang pokok pada perhubungan manusia dengan rahasia kekuasaan dan
kegaiban yang tiada terhingga luasnya, dan dengan demikian memberi arti kepada hidupnya dan
kepada alam semesta yang mengelilinginya.

2. Persamaan antara ilmu, filsafat dan agama


Membahas tentang ilmu, filsafat dan agama memiliki beberapa titik persamaan sebagai
berikut:
- Ilmu, filsafat dan agama sama-sama untuk menemukan dan menjelaskan kebenaran.
- Ilmu pengetahuan dengan metodenya sendiri mencari kebenaran tentang alam termasuk
manusia di dalamnya. Ciri-ciri pokoknya rasional/logis dan empiris.
- Filsafat mencari kebenaran dengan karakteristiknya sendiri untuk menjawab masalah
diluar jangkauan ilmu pengetahuan baik secara rasional, radikal dan spekulatif.
- Agama dengan ciri khasnya sendiri yaitu keyakinan untuk menjawab kebenaran tentang
masalah yang asasi yang dipertanyakan manusia, baik tentang alam, manusia, dan Tuhan.

3. Perbedaan antara ilmu, filsafat dan agama


Disamping persamaan antara ilmu, filsafat dan agama juga memiliki titik perbedaan yang
dapat dijelaskan seperti berigut ini:

- Ilmu dan filsafat merupakan hasil dari satu sumber yang sama yaitu ra’yu (akal, budi, rasio)
manusia.
- Agama sumbernya adalah wahyu dari Tuhan.
- Ilmu pengetahuan mencari kebenaran dengan jalan penyelidikan (riset/research),
pengalaman (empiris), dan percobaan (eksperimen) sebagai cara untuk menguji.
- Filsafat menghampiri kebenaran dengan petualangan intelektual secara radikal dan integral
(menyeluruh), tidak terikat oleh ikatan apapun kecuali oleh ikatan logika.
- Agama dalam pemahamannya juga menggunakan rasio, akal, dan budi tetapi semua tunduk
pada ketentuan dan ikatan wahyu secara mutlak.
- Agama mencari kebenarannya dengan kitab suci dan keimanan atas pertanyaan asasi
tentang Tuhan, manusia dan alam.

4
- Kebenaran ilmu pengetahuan dan filsafat bersifar relative, sementara kebenaran agama
dipandang sebagai kebenaran yang mutlak (absolut).
- Ilmu dan filsafat dimulai dengan sanksi, tidak percaya atau keragu-raguan, sedangkan
agama dimulai dengan sikap percaya dan iman sebagai titik tolak keberangkatan.
Walaupun menggunakan ra’yu atau akal konteksnya adalah memperkuat wahyu dan
keyakinan.

5
BAB III
KESIMPULAN

Dari pembahasan yang disajikan dalam Bab II diatas, berkaitan dengan persamaan dan perbedaaan
antara ilmu, filasafat dan agama dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Ilmu pengetahuan adalah suatu hasil yang diperoleh dari akal sehat, ilmiah, empiris dan
logis.
2. Filsafat memerlukan kebenaran dalam membuktikan kebenaran dari filsafat tersebut.
3. Ilmu, filsafat dan agama sama-sama untuk menemukan dan menjelaskan kebenaran.
4. Ilmu dan filsafat bersumber dari ra’yu (akal, rasio, budi) manusia.
5. Agama sumbernya adalah wahyu dari Tuhan.

REFERENSI
Anshari, Endang Saifuddin, 2009. Ilmu, Filsafat dan Agama, Bina Ilmu Surabaya.

Tim Dosen Filsafat Ilmu, Fakultas Filsafat Universitas Gajah Mada, 1996. Filsafat Ilmu Sebagai
Dasar Pengembangan Ilmu Pengetahuan, Yogyakarta Liberty.

The Liang Gie, 1991. Pengantar Filsafat Ilmu, Liberty, Yogyakarta.

Sumadi. 2019. Filsafat Ilmu, Pengantar memahami Pengetahuan Ilmiah, Pascasarjana IAID.

Anda mungkin juga menyukai