Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Setiap permasalahan kebijakan apakah menyangkut program maupun

kegiatan–kegiatan selalu diiringi dengan suatu tindakan pelaksanaan atau

implementasi. Betapapun baiknya suatu kebijakan tanpa implementasi maka tidak

akan benyak berarti. Implementasi kebijakan bukanlah sekedar bersangkut paut

dengan mekasime penjabaran keptusan-keputusan politik kedalam prosedur rutin

lewat saluran-saluran birokrasi, melainkan lebih dari itu, ia menyangkut masalah

konflik, keputusan dan siapa yang memperoleh apa dari suatu kebijakan.

Pelaksanaan kebijakan adalah suatu yang pentng, bahkan lebih penting

dari pada pembuatan kebijakan. Kebijakan hanya sekedar impian atau recana

bagus yang tersimpan dalam arsip kalau tidak mampu di implementasikan.

Program Keluarga Harapan (PKH) adalah suatu program yang

memberikan bantuan tunai kepada Keluarga Miskin (KM), jika mereka memenuhi

persyaratan yang terkait dengan upaya peningkatan kualitas sumberdaya manusia

(SDM), yaitu pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan sosial. Program PKH ini

merupakan program yang dibuat oleh Kementerian Sosial RI yang berlandaskan

pada Keputusan Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat selaku ketua

Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan, No:


31/KEP/MENKO/-KESRA/IX/2007 tentang “Tim Pengendali Program Keluarga

Harapan” tanggal 21 september 2007.

Tujuan utama PKH adalah meningkatkan aksesibilitas terhadap

pelayanan pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan sosial dalam mendukung

tercapainya kualitas hidup keluarga miskin. PKH diharapkan dapat mengurangi

beban pengeluaran keluarga miskin dalam jangka pendek serta memutus rantai

kemiskinan dalam jangka panjang. Sasaran penerima PKH adalah Keluarga

Miskin (KM) yang memenuhi minimal satu dari kriteria yang terdiri dari anak

usia 0-21 tahun, ibu hamil/nifas, Lansia diatas 70 tahun dan Disabilitas Berat.

Penerima bantuan PKH adalah ibu atau wanita yang mengurus anak pada rumah

tangga yang bersangkutan.

PKH mulai dilaksanakan di Indonesia pada tahun 2007 dan diharapkan

dapat dilaksanakan secara berkesinambungan. Tahun 2007 merupakan tahap awal

pengembangan program atau tahap uji coba. Tujuan uji coba adalah untuk

menguji berbagai instrumen yang diperlukan dalam pelaksanaan PKH, seperti

antara lain metode penentuan sasaran, verifikasi persyaratan, mekanisme

pembayaran, dan pengaduan masyarakat.

Kabupaten Pangandaran merupakan salah satu Kabupaten yang

melaksanakan Program Keluarga Harapan. Kabupaten Pangandaran berada di

Provinsi Jawa Barat dan berbatasan dengan Kabupaten Ciamis dan Kota Banjar

disebelah utara, Kabupaten Cilacap disebelah Timur, S a m u d r a Hindia

disebelah Selatan ,serta Kabupaten Tasikmalaya disebelah Barat. Kabupaten


Pangandaran terdiri dari 10 Kecamatan.Salah satu kecamatan yang ada di

Kabupaten Pangandaran yang melaksanakan Program Keluarga Harapan (PKH)

yaitu Kecamatan Parigi Kecamatan terdiri dari 8 Desa. Salah satu Desa yang ada

di Kecamatan Parigi yaitu Desa Karangjaladri.

Program Keluarga Harapan Desa Karangjaladri mulai dilaksanakan sejak

tahun 2011. Pelaksanaan Program Keluarga Harapan di Desa Karangjaladri sudah

berjalan selama 7 tahun. Dengan adanya Program Keluarga Harapan di Desa

Karangjaladri diharapkan dapat mengurangi kemiskinan dan meningkatkan

kualitas sumberdaya manusia yaitu pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan sosial

pada kelompok masyarakat miskin.

Berdasarkan hasil observasi di dapatkan informasi masih terdapat

permasalahan yang menyangkut belum optimalnya Program Keluarga Harapan,

diantaranya :

1. Belum optimalnya sosialisasi mengenai kegunaan bantuan Program

Keluarga Harapan (PKH)

2. Pendapatan masyrakat masih rendah sehingga mengakibatkan

adanya keterbatasan dana untuk memelihara kesehatan dan

mencukupi kehidupanya

3. Kualitas pendidikan masih rendah dibuktukan dengan rendahnya

kualitas sumber daya manusia dikarenakan tidak terpenuhinya wajib

belajar 12 tahun.

berdasarkan permasalan-permasalahan tersebut peneliti tertarik untuk

melakukan suatu penelitian secara ilmiah dengan judul : ”Implementasi Progran


Keluarga Harapan oleh Pelaksana PKH Kecamatan Di Desa Karangjaladri

Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran”.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana implementasi Program Keluarga Harapan di Desa

Karangjaldri Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran?

2. Apa hambatan yang di alami dalam implementasi Program Keluarga

Harapan di Desa Karangjaladri?

3. Bagaiman upaya-upaya yang dilakukan dalam mengatasi hambatan

dalam implementasi Program Keluarga Harapan?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui implementasi Program Keluarga Harapan di Desa

Karangjaladri Kecamatan Parigi Kabupaten Panganadaran.

2. Untuk mengetahui hambatan-hambatan yang dihadapi dalam

implementasi Program Keluarga harapan.

3. Untuk mengetahui upaya-upaya yang dilakukan dalam implementasi

Program Keluarga Harapan.

1.4 Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1.4.1 Kegunaan Teoritis

Diharapkan penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan

bagi penulis, hasil penelitian bermanfaat untuk pengembangan ilmu

pengetahuan yang khususnya berkaitan dengan bidang Administrasi Publik


, serta dapat menambah kepustakaan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Galuh Ciamis.

1.4.2 Kegunaan Praktis

1. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat menerapkan dan

mengembangkan teori yang selama ini telah diperoleh pada bangku

kuliah Administrasi Publik untuk menjadi implementor yang

profesional.

2. Bagi pemerintah, penelitian ini diharapkan dapat memberikan

masukan dan bahan pertimbangan bagi pemerintah dalam

merumuskan program kebijakan, khususnya mengenai Program

Keluarga harapan (PKH) sehingga mampu memberikan kebijakan

yang berkesinambungan.

1.5 Kerangka Pemikiran

Berdasarkan permasalahan yang muncul dalam latar belakang penelitian,

maka fokus permasalahan dalam penelitian ini di dasarkan pada faktor

pengimplementasian Program Keluarga Harapan oleh oleh pelaksana PKH

kecamatan di Desa Karangjaladri Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran, apa

bila ditelaah dalam implementasi Program Kelurga Harapan ternyata di duga

masih belum maksimal, terutama dalam hal komunikasi, sehingga berdampak

kepada berjalanya Program Keluarga Harapan di Desa Karangjaladri Kecamatan

Parigi Kabupaten Pangandaran, hal tersebut ada termasuk kedalam perspektif

administrasi publik.

Dalam kerangka pikir ini penulis akan memaparkan teori-teori yang


merupakan landasan berpikir dalam menggambarkan masalah penelitian yang

sedang diteliti. Teori-teori tersebut sebagai berikut :

Dalam praktiknya implementasi kebijakan merupakan suatu proses yang

begitu kompleks bahkan tidak jarang bermuatan politis dengan adanya intervensi

berabagai kepentingan. Untuk dilihat pada pernyataan yang dikemukakan oleh

seorang ahli studi kebijakan Eugene Bardach (Agustino, 2016: ) yaitu :

”Implementasi adalah cukup untuk membuat sebuah progaram dan


kebijakan umum yang kelihatannya bagus diatas kertas. Lebih sulit lagi
merumuskannya dalam kata – kata dan slogan – slogan yang
kedengarannya mengenakan bagi telinga para pemimpin dan para
pemilih yang mendengarkannya. Dan lebih sulit lagi untuk
melaksanakan dalam bentuk cara yang memuaskan semua orang
termasuk mereka anggap klien”.

Menurut Daniel Mazmain dan Paul Sabatier dalam bukunya Implementasi and

Public Policy (Loe Agustino,2016 : 146) mendefinisikan sebagai:

“Pelaksanaan keputusan kebijakan dasar,biasanya dalam bentuk


undang–undang, namun dapat pula berbentuk perintah–perintah atau
keputusan – keputusan eksekutif yang penting atau keputusan badan
peradilan. Lazimnya, keputusan tersebut mengidentifikasikan masalah
yang ingin diatasi, menyebutkan secara tegas tujuan atau sasaran yang
ingin dicapai, dan berbagai cara untuk menstrukturkan atau mengatur
proses implementasinya”.

Sedangkan, Van Metter dan Van Horn (1975) Mendefinisikan sebagai :

“Tindakan–tindakan yang dilakukan baik oleh individu–individu atau


pejabat – pejabat atau kelompok–kelompok pemerintah atau swasta
yang diarahkan pada tercapainya tujuan-tujuan yang telah digariskan
dalam keputusan kebijaksanaan”.

Berdasrkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa implementasi

merupakan suatu proses yang dinamis, dimana pelaksanaan kebijakan melakukan

suatu aktifitas atau kegiatan,sehingga pada akhirnya akan mendapatkan suastu


hasil yang sesuai dengan tujuan atau sasaran kebijakan itu sendiri.

Dalam studi kebijakan publik terdapat banyak model implementasi,

diantaranya model implementasi George C, Edwards III (Tahir, 2014: 61-70)

mengatakan bahwa “ didalam pendekatan studi impelentasi kebijakan pertanyaan

abstraknyta dimulai dari bagaimana pra condisi untuk suksesnya kebijakan

publik dan kedua adalah apa hambatan utama dari kesuksesan kebijakan publik.

Faktor dalam mengimplementasikan kebijakan peblik, yakni: Comumunication,

Resourches, Dispotion or Attitudes, and Breaucratic Structure.

a. Faktor Komunikasi (Communication)

b. Faktor Sumber Daya (Resourches)

c. Faktor Sikap Pelaksana (Dispotition)

d. Faktor Struktur Birokrasi (Bureaucratic Strukture)

Program Keluarga Harapan (PKH) merupakan program pemberian

bantuan tunai untuk Keluarga Sangat Miskin (KSM), yang telah diatur sedemikian

rupa untuk membantun meningkatkan kualitas kesehatn, taraf pendidikan yang

tujuan utamanya memutus rantai kemiskinan antar generasi. Komponen-

komponen dalam Program Keluarga Harapan adalah sebagai berikut :

a. Komponen kesehatan

b. Komponen pendidikan

c. Komponen kesejahteraan sosial penyandang disabilitas

d. Komponen kesejahteraan sosial lanjut usia

Tujuan Program Keluarga Harapan adalah sebagai berikut :


1. Meningkatkan konsumsi keluarga Peserta PKH.

2. Meningkatkan kualitas kesehatan Peserta PKH.

3. Meningkatkan taraf pendidikan anak-anak Peserta PKH.

4. Mengarahkan perubahan perilaku positif Peserta PKH terhadap pentingnya

kesehatan, pendidikan, dan pelayanan kesejahteraan sosial.

5. Memastikan terpeliharanya taraf kesejahteraan sosial.

Anggapan dasar adalah sebuah titik tolak pemikiran yang kebenarannya

diterima oleh penyelidik. Setiap penyelidik dapat merumuskan postulat yang

berbeda. Seorang penyelidik mungkin meragukan sesuatu anggapan dasar orang

lain diterima sebagai kebenaran. Berdasarkan uraian di atas, asumsi peneliti

mengenai anggapan dasar penelitian adalah sebagai berikut :

1.

Anda mungkin juga menyukai