Anda di halaman 1dari 6

Analisis Implementasi Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) Dalam

Mewujudkan Keberdayaan Dan Kesejahteraan Masyarakat (Study Kasus


PT. Vale Indonesia Di Kab. Luwu Timur)
Rusli Razak

a
Hasanuddin Univesity, Makassar, Indonesia

*Corresponding author
E-mail address:

Abstract
Introduction: CSR berguna bagi perusahaan dan masyarakat karena telah terbukti bahwa CSR
dapat memberikan manfaat kepada masyarakat dan dapat membantu dalam megentaskan
kemiskinan. Namun penelitian tentang Implementasi CSR mewujudkan keberdayaan dan
kesejahteraan sosial masih langka, sehingga penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
Implementasi tanggung jawab sosial perusahaan PT Vale Indonesia pada masyarakat di
Kabupaten Luwu Timur
Method: Jenis penelitian ini adalah penelitian Kualitatif dengan menggunakan pendekatan
studi kasus. Teknik Pengumpulan Data dilakukan melalui wawancara, observasi, telaah
dokumen dan Focus Group Discussion (FGD) data dianalis menggunakan teknik analisis data
interaktif model Miles and Huberman.
Results: Hasil penelitian menunjukkan bahwa : Implementasi Tanggung jawab Sosial
Perusahaan (CSR) PT Vale Indonesia dilakukan melalui Pengembangan Pemberdayaan
Masyarakat (PPM) dengan Program Pengembangan Kawasan Perdesaan Mandiri (PKPM) pada
10 kawasan. Strategi Partneship (SP) dalam bentuk Program Pertanian Sehat Ramah
Lingkungan Berkelanjutan (PSRLB) dan Social Contribution (SC) dalam bentuk pembinaan
Usaha Kecil Menengah (UKM). Implementasi Tanggung jawab Sosial Perusahan (CSR) PT Vale
sudah berkembang dan lebih maju dibanding lima tahun sebelumnya,yang hanya bersifat
Charity dan philantropis. Sekarang sudah bersifat pemberdayaan dan pengembangan yang
menitik beratkan pada bidang Ekonomi, pendidikan dan kesehatan; Model Implementasi
tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) PT Vale Indonesia memadukan dua model
pelaksanaan CSR. Pertama; dengan cara terlibat langsung dalam kegiatan,CSR dalam hal ini PT
Vale melaksanakan sendiri dan Kedua; melalui lembaga atau yayasan dalam hal ini bermitra
dengan lembaga atau yayasan COMMIT, ALIKSA dan Karya Nusantara Konsultan (KNK) melalui
penandatanganan Kerja sama.
Conclusion: Model Implementasi tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) PT Vale Indonesia
memadukan dua model pelaksanaan CSR yaitu dengan cara terlibat langsung dalam kegiatan
dan melalui lembaga atau yayasan.
Keywords: Implementasi, CSR, Keberdayaan, Kesejahteran masyarakat

Introduction

Tanggung jawab sosial perusahaan atau yang lebih dikenal dengan istilah Corporate
Social Responsibility (CSR) merupakan komitmen perusahaan secara berkesinambungan untuk
memberikan kontribusi positif bagi masyarakat dan lingkungan sekitar. Corporate Social
Responsibility telah diatur dalam Undang-undang Nomor 40 tahun 2007 yang menyebutkan
bahwa Perseroan yang menjalankan usahanya di bidang sumber daya alam dan bidang yang
berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan
lingkungan. CSR pada dasarnya adalah komitmen perusahaan terhadap tiga (3) elemen yaitu
ekonomi, sosial, dan lingkungan. (Ahmad Nurkhin 2018 : 24) 1
CSR berguna bagi perusahaan dan masyarakat karena telah terbukti bahwa CSR dapat
memberikan manfaat kepada masyarakat (Soesilowati et al, 2011) dan dapat membantu dalam
megentaskan kemiskinan (Prayogo dan Hilarus, 2012). Hal yang penting untuk dicatat adalah
bahwa adanya CSR telah mendorong masyarakat setempat untuk lebih berperilaku berusaha
untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi (Sumaryo, 2011,.dalam Apri Kuntariningsih
2014:9)
Pengelolaan Corporate Social Responsibility (CSR) di Indonesia setiap tahunnya
menunjukkan tren yang positif, baik dari kualitas maupun kuantitas. Dari sisi kualitas,
penyaluran CSR dari sebuah perusahaan cukup variatif, tak hanya berkisar pada upaya
peningkatan ekonomi masyarakat, namun juga mulai memberikan porsi pada pengelolaan dan
perlindungan terhadap lingkungan, tanggungjawab filantropis yang bermuara pada
peningkatan kualitas hidup masyarakat, misal memberikan beasiswa, peningkatan kesehatan
ibu dan anak serta masyarakat umum, mendirikan fasilitas sosial, dan sebagainya.( Joko Rizkie
Widokarti).
PT. Vale Indonesia merupakan salah satu perusahaan Ekstraktif, yang bergerak dalam
bidang pengengolaan kekayaan alam. Visinya Menjadi perusahaan sumber daya alam nomor
satu di Indonesia yang menggunakan standar global dalam menciptakan nilai jangka panjang,
melalui keunggulan kinerja dan kepedulian terhadap manusia dan alam.
PT Vale Indonesia mematuhi dan menjalankan pedoman serta prinsip pembangunan
berkelanjutan yang dicanangkan oleh Vale Global. Prinsip Kebijakan Pembangunan
Berkelanjutan yang dijadikan misi PT Vale Indonesia adalah untuk mengolah sumber mineral
untuk kesejahteraan dan pembangunan berkelanjutan. Bagi PT Vale Indonesia, pembangunan
berkelanjutan dapat dicapai bila aktivitas, terutama dalam operasi pengelolaan tambang,
dapat meningkatkan nilai tambah bagi pemegang saham dan semua pemangku kepentingan,
berkontribusi kepada penguatan sosial, pembangunan kompetensi ekonomi lokal dan
konservasi lingkungan dan pelestarian, melalui pendekatan manajemen yang sadar dan
bertanggung jawab, tindakan perusahaan secara sukarela dan penguatan kerjasama dengan
pemerintah, institusi publik, sektor swasta dan masyarakat luas.
Penelitian dan pengkajian mengenai CSR dari berbagai aspek dan berbagai topik sudah
banyak dilakukan. Khusus penelitian yang menjadikan PT Vale Indonesia sebagai lokus, dapat
kami kemukakan antara lain berikut ini.
Sawedi, dkk dalam penelitiannya berjudul :” Mitigasi Konflik di Lingkar Tambang: Studi
Tentang Kontribusi Program Tanggung Jawab Sosial (CSR) menyimpulkan antara lain Evolusi
pelaksanaan CSR PTVI perlahan merangkak dari tahapan mencapai target ekonomi (profit)
kemudian patuh dan taat terhadap kewajiban-kewajiban hukum (compliance) dan terus
bergerak melampaui aspek-aspek etika dalam berbisnis.
Namun penelitian tentang Implementasi CSR mewujudkan keberdayaan dan
kesejahteraan sosial masih langka. Oleh sebab itu penulis tertarik untuk mengangkat sebagai
judul penelitian dengan pokok permasalahan: ”Analisis implementasi tanggung jawab sosial
perusahaan PT Vale Indonesia dalam mewujudkan keberdayaan dan kesejahteraan masyarakat
di Kabupaten Luwu Timur.

Methods

Dalam penelitian ini digunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif untuk


mengungkapkan fenomena yang terkait dengan transformasi dan diferensiasi yang terjadi
setelah PT Vale Indonesia mengimplementaskan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan
terhadap masyarakat yang berada di sekitar kawasan perusahaan. Disamping itu dilakukan
melalui observasi dan wawancara mendalam untuk mengungkapkan bagaimana keberdayaan
dan kesejahtaraan masyarakat setempat setelah implementasi program dan kegiatan CSR PT
Vale Indonesia.
yang menjadi kriteria informan pada wawancara dalam penelitian ini antara lain:
1. Informan harus memiliki pengetahuan tentang gambaran terhadap objek
penelitian.
2. Informan harus memiliki pengetahuan dan perhatian terhadap permasalahan di
lapangan.
3. Adanya kesanggupan informan untuk menerima peneliti dan memberikan
keterangan secara terbuka dan apa adanya. (Moleong, 2004:24).
Agar data-data yang diperlukan bisa didapatkan secara tepat dan terperinci, pemilihan
informan dilakukan melalui teknik purposive, yaitu teknik penentuan informan untuk tujuan
tertentu. Informan yang dipilih adalah informan yang dapat memberikan kebutuhan data dan
informasi yang diperlukan bagi kepentingan penelitian. Berdasarkan kriteria tersebut informan
yang dipilih oleh peneliti dalam penelitian ini ditentukan dengan kriteria sebagai berikut:
a. General Manager SDP
b. General Stakeholder Relation
c. Lembaga Konsultan
d. Pejabat formal
e. Pendamping dan penerima manfaat
Kemudian analisis data dilakukan dengan pengolahan data secara kualitatif, dengan
mendeskripsikan program dan kegiatan CSR PT Vale Indonesia. Data yang terkait dengan
pemberdayaan dan kesejahteraan akan di interpretasikan dan diambil kesimpulan.

Result and Discussion


Komunikasi
Variabel pertama yang mempengaruhi keberhasilan implementasi suatu kebijakan
menurut Edwart III, adalah komunikasi. Komunikasi menurutnya lebih lanjut sangat
menentukan keberhasilan pencapaian tujuan dari implementasi kebijakan publik. Komunikasi
adalah hal yang utama dalam organisasi untuk memberitahukan informasi dan kejelasan suatu
program atau tujuan.
Dalam variabel komunikasi terdapat tiga indikator yang dipakai untuk mengukur
tingkat keberhasilan, yaitu: a)Transmisi; penyaluran komunikasi yang baik dan lancar akan
menciptakan suatu implementasi yang baik juga. Dalam pelaksanaan kegiatan CSR PT Vale,
komunikasi berjalan lancar dan tidak ada kendala sifatnya langsung sehingga informasi bisa
dierima secara lengkap, jelas dan tanpa adanya kesalah pahaman atau misskomunikasi,.
Transmisi yang dimaksud dalam pelaksanaan CSR ini adalah komunikasi yang baik antara PT
Vale dengan Konsultan, antara Pendamping dengan Penerima manfaat, antara ketua dan
anggota kelompok tidk ada kendala atau hambatan..b)Kejelasan; komunikasi yang akan
diterima oleh pelaksana kebijakan haruslah tersampaikan dengan jelas dan rinci. Ketidak
jelasan dalam penyampaian akan mengakibatkan kebijakan tidak akan berjalan dengan baik.
Kejelasan dalam konteks pelaksanaaan CSR ini adalah ketika informasi atau pesan yang
disampaikan oleh kominikator dalam hal ini Pemerintah, PT Vale, Konsultan atau Pendamping
bisa dipahami oleh penerima manfaat atau warga binaan yang memperoleh pendampingan
maupun pelatihan dan bimbingn. c) Konsistensi; Perintah dalam pelaksanaan kegiatan CSR
haruslah konsisten dan tegas seta tidak mudah berubah ataupun ragu-ragu. Karena jika
perintah yang diberikan mudah berubah –ubah, maka dapat menimbulkan kebingungan bagi
pendamping atau penerima manfaat di lapangan. Konsistensi dalam pelaksanaan kegiatan CSR
ini, dilakukan secara tatap muka atau pertemuan langsung Pendamping dengan penerima
manfaat.

A. Sumber Daya
Meskipun hasil kebijakan telah disampaikan serta dirumuskan secara rinci dan baik
tetapi apabila pelaksanaan kekuarangan sumber daya baik dari sumber daya manusia
maupun sumber daya finansial maka pelaksanaan tersebut tidak akan terlaksana secara
efisien dan efektif. Sumber daya merupakan faktor yang sangat penting dalam suatu
kebijakan, tanpa sumber daya kebijakan hanyalah hitam diatas putih saja sebagai
dokemen.Indikator sumberdaya terdiri dari beberapa elemen, yaitu:
1. Staf (sumber daya manusia)
Sumber yang utama dalam pelaksanaan kebijakan adalah staaf. Salah satu kegagalan
dalam implementasi adalah terkendalannya di bagian staf yang bisa disebabkan karena
stafnya kurang kompeten di bidangnya, atau pekerjannya tidak semangat tidak totalitas.
maka dari itu haruslah selektif dalam memilih staf untuk pelaksanaan suatu program.
Dalam penelitian ini yang dimaksud sumber daya adalah anggota organisasi pelaksana
program rantang kasih.
2. Fasilitas
Fasilitas merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam pelaksanaan suatu
program. Kita mungkin mempunyai staf yang ahli dan informasi serta kewenangan yang
baik namun apabila fasilitas tidak menunjang maka sama saja hasilnya akan nihil.
Fasilitas sarana dan prasarana haruslah diutamakan agar program tersebut bisa berjalan
dengan baik.

3. Sumber Daya Keuangan atau Pendanaan


Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan sumber daya keuangan atau pendanaan
adalah Pembiayaan program rantang kasih bagi lansia miskin sebatangkara harus jelas
bersumber dari mana sehingga pelaksanaan program dapat berjalan dengan lancar.
B. Disposisi
Disposisi adalah karakter dan tindak-tanduk yang dimiliki oleh seorang pelaksana,
seperti kejujuran, displin, komitmen, respect, serta sifat demokratis. Berjalannya dengan baik
suatu kebijakan sesuai dengan harapan si pembuat kebijakan itu ketika seorang pelaksana
dapat bertanggung jawab. Barbanding terbalik ketika seseorang pelaksana tidak mempunyai
sifat yang baik maka suatu kebijakan pasti tidak akan bekerja sesuai dengan harapan. Yang
dimaksud disposisi dalam penelitian ini adalah Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
Organisasi yang mengelola pelaksanaan Program Rantang Kasih di Kecamatan Cluring
Kabupaten Banyuwangi dan petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis yang diberlakukan
dalam pelaksanaan program tersebut.
C. Struktur Birokrasi
Struktur organisasi yang dibentuk dalam pelaksanan CSR PT Vale beragam dan
bervariasi. Ada Tim Koordinasi Kabupaten (TKK), ada Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) daan
Badan Usaha Milik Desa Bersama (BUNDESMA) dengan Surat Keputusan.. Ada SOP (Standard
Operating Procedure) yang jelas. Tolak ukur organisasi yang terlalu rumit dan bengkak akan
menciptakan lemahnya pengawasan dan ketidak fleksibelan aktivitas organisasi disebabkan
oleh prosedur birokrasi yang berbelit, kompleks, dan rumit.

Conclusion

1. Implementasi Tanggung jawab Sosial Perusahaan (CSR) PT Vale Indonesia dilakukan melalui
Pengembangan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) dengan Program Pengembangan
Kawasan Perdesaan Mandiri (PKPM) pada 10 kawasan. Strategi Partneship (SP) dalam
bentuk Program Pertanian Sehat Ramah Lingkungan Berkelanjutan (PSRLB) dan Social
Contribution (SC) dalam bentuk pembinaan Usaha Kecil Menengah (UKM).
2. Implementasi Tanggung jawab Sosial Perusahan (CSR) PT Vale sudah berkembang dan
lebih maju dibanding lima tahun sebelumnya,yang hanya bersifat Charity dan philantropis.
Sekarang sudah bersifat pemberdayaan dan pengembangan yang menitik beratkan pada
bidang Ekonomi, pendidikan dan kesehatan. Hal ini sesuai dengan maksud untuk
memberdayakan masyarakat sekitar perusahaan melalui program dan kegiatan usaha
ekonomi produktif secara kelompok, telah dilaksanakan secara melembaga. PT Vale
Indonesia dengan menggandeng 3 Konsultan masing-masing ALIKSA melalui Program
Pertanian Sehat Ramah Lingkungan Berkelanjutan (PSRLB), COMMIT, dan KNK.
Implementasi CSR telah dapat meningkatkan penghasilan dan kesejahteraan masyarakat
seperti yang diharapkan penerima manfaat (beneficiaries).Meskipun belum semua
kegiatan usaha berjalan merata dan bisa membantu meningkatkan kesejahteraan secara
signifikan.
3. Model Implementasi tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) PT Vale Indonesia
memadukan berbagai model pelaksanaan CSR. Pertama; dengan cara terlibat langsung
dalam kegiatan,CSR dalam hal ini PT Vale melaksanakan sendiri dan Kedua; melalui
lembaga atau yayasan dalam hal ini bermitra dengan lembaga atau yayasan COMMIT,
ALIKSA dan Karya Nusantara Konsultan. melalui penandatangan Kerja sama.

Ethical approval

The study team strictly followed ethical standards in research, ethics approval documents are
available by No. xxxxxxxx Komisi Etik Penelitian Kesehatan (KEPK) UIN ….. ; we ask for approval
before becoming a participant, all individual information was strictly kept confidential and not
reported in the paper.

Conflicting Interest

All authors declare no conflict of interest.

References

1. Saifuddin, A.B. 2016. “The Practical Guide to Contraceptive Services”. Jakarta: YBP-SP.
2. Hartanto, Hanafi. 2016. “Family Planning and Contraception”. Jakarta: Sinar Harapan
Library.
3. Sulistyawati, Ari. 2017. “Family Planning Services”. Jakarta: Salemba Medika.
4. Yuliani, Lia Ayu. 2018. “The relationship between the use of Depo Provera contraceptives
and the menstrual cycle”. (Thesis). Surakarta: Faculty of Health Sciences, University of
Muhammadiyah Surakarta.
5. Llewellyn, Derek & Jones. 2018. “Fundamentals of Obstetrics and Gynecology”. Jakarta:
Hippocrates.
6. Manuaba, Sri Kusuma Dewi, et al., 2016. “Gynecology Textbook for Midwifery Students”.
Jakarta: EGC.
7. Anggraeni, Mekar Dwi. 2017. "Analysis of Factors Influencing Changes in Menstrual
Patterns in KB Injectable Depo Medroxy Progesterone Acetate (DMPA) Acceptors in the
Work Area of Sokaraja I Public Health Center Purwokerto". (Thesis). Purwokerto: Jenderal
Sudirman University, Purwokerto.
8. Baziad, Ali. 2018. “Hormonal Contraception”. Jakarta: Sarwono Prawirohardjo Foundation
Bina Pustaka.
9. Varney, Helen, Jan M. Kriebs, and Carolyn L. Gegor. 2017. “Teaching Book of Midwifery
Care”. Fourth Edition, First Printing. Jakarta: EGC.
10. Trisnawati, Yeti. 2017. "The relationship between the use of depot medroxyprogesterone
acetate contraception and the incidence of amenorrhoea in the private practice midwife
Finulia Sri Surjati Surakarta". (Thesis). Surakarta - UNS-F.Medicine, Midwifery Program.
11. Wiknjosastro, Hanifa. 2017. “Gymology of Gynecology”. Second Edition, Fifth Printing.
Jakarta: Sarwono Prawirohardjo Foundation Bina Pustaka.
12. Pajarianto, Hadi and Mardiana Ahmad. 2017. “Integration of Islam in Nursing and
Midwifery Practices”. Makassar: Reflection Library.

Anda mungkin juga menyukai