ROSNIDAR SUMARDI
N012211019
2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Virus corona pada manusia pertama kali ditemukan pada 1960-an dan
pernapasan mulai dari flu biasa hingga penyakit seperti Severe Acute Respiratory
Wuhan, Cina pada Desember 2019. Pada bulan Januari 2020, Organisasi Kesehatan
Dunia (WHO) mengungkapkan wabah darurat kesehatan global, dan pada Maret
November 2020, lebih dari 57,8 juta kasus COVID-19 telah dikonfirmasi dan 1,3
menggunakan reseptor sel inang dan endosom untuk memasuki sel. Protease seluler
inang trans membrane protease serine 2 (TMPRSS2) membantu sel melalui protein
1,4-3,9 kasus baru ketika tidak ada yang kebal atau tidak ada tindakan pencegahan
seperti tidak melakukan jaga jarak. Hal ini dapat terjadi terutama karena penyebaran
di antara manusia dapat melalui dari hidung atau mulut ketika orang yang terinfeksi
Saat ini tidak ada obat atau vaksin yang tersedia untuk pengobatan atau
pengobatan penyakit baru. Beberapa obat antivirus yang ada dan telah digunakan
untuk SARS, MERS, HIV/AIDS, dan malaria sedang diuji klinis. Hal ini
Sebagian besar obat yang digunakan kembali dalam uji klinis menghambat
jalur infeksi virus corona seperti masuknya virus ke dalam sel inang yang dihambat
dihambat oleh lopinavir dan ritonavir serta darunavir dan cobicistat (yang
menghambat protease mirip 3C (3CLpro) dan sintesis RNA virus yang dihambat
juga menggunakan ACE2 dan TMPRSS2 untuk masuk ke sel target. Sejumlah
terhadap endositosis yang dimediasi ACE2. Inhibitor JAK lainnya (ruxolitinib) juga
diuji klinis (dikombinasikan dengan infus sel induk mesenkim) untuk COVID-19
Sejak awal pandemic COVID-19, banyak obat yang telah digunakan untuk
memberikan pengobatan yang efektif, namun sebagian besar tidak digunakan lagi
karena tidak menunjukkan profil biosekuriti yang efisien dan kemanjuran terhadap
infeksi COVID-19 pada pasien dengan pneumonia berat yang menimbulkan badai
dengan tidak adanya uji klinis terkontrol secara acak. Setelah berbagai meta-
Manfaat klinis telah ditunjukkan untuk pasien dengan rheumatoid arthritis, lupus
eritematosus sistemik aktif dan dermatitis atopik dengan catatan efikasi dan
dan ablasi SARS-CoV-2 dalam sel target yang dimediasi oleh reseptor ACE2 dan
mengobati badai sitokin yang disebabkan oleh COVID-19. Dari obat-obatan ini
yang paling umum digunakan dalam kasus hiperinflasi terkait COVID-19 adalah
tofacitinib, ruxolitinib dan baricitinib. Di antara keuntungan utamanya dalam
dan IL-21 serta IFNγ yang memiliki efek antisitokin lebih besar daripada anakinra
dan tocilizumab dengan memblokade lebih banyak sitokin pro-inflamasi dan secara
teori lebih efektif untuk mengendalikan kasus yang parah dengan hiperinflamasi
dan merancang molekul baru inhibitor JAK dengan profil dengan beragam
Ruxolitinib adalah inhibitor Janus kinase dengan selektivitas untuk subtipe JAK1
dan JAK2 dan disetujui oleh Food and Drug Administration (FDA) AS untuk
Inhibitor selektif JAK dipandang memiliki potensi yang cukup besar sebagai obat
disetujui untuk pengelolaan rheumatoid arthritis (RA) pada akhir 2012. Baricitinib
dan filgotinib sedang dievaluasi dalam uji klinis fase III dan fase II masing-masing
molekul inhibitor yang baru dan kuat dari keluarga enzim Janus kinase dengan
selektivitas untuk JAK1 dan JAK2. Dalam studi in vitro baricitinib menghambat
JAK1 dan JAK2 dalam kisaran nanomolar rendah, namun menunjukkan aktivitas
penghambatan rendah untuk JAK3 dan aktivitas sedang untuk TYK2. Data dari dua
studi fase III menunjukkan bahwa baricitinib dapat mencapai tanggapan yang
mengesankan pada pasien RA yang belum merespon dengan baik terhadap terapi
yang telah ada. Oleh karena itu, perbaikan dalam persiapan baricitinib sangat
penting secara praktis (Jiaojiao Xub, 2016).
mengenai sintesis obat derivate Baricitinib yang sekarang ini digunakan sebagai
salah satu terapi untuk penyakit akibat virus COVID-19 karena dapat digunakan
untuk mengetahui proses sintesis obat derivate Baricitinib termasuk reaksi yang
terjadi dan senyawa-senyawa kimia yang digunakan dalam mensintesis. Selain itu,
mengacu pada teori dan hasil-hasil penelitian yang relevan dari sejumlah artikel
Baricitinib?
2. Apa reaksi yang terjadi pada proses sintesis obat derivate Baricitinib?
C. Tujuan
derivate Baricitinib.
2. Untuk mengetahui reaksi yang terjadi pada proses sintesis obat derivate
Baricitinib.
D. Manfaat
Barcitinib sebagai salah satu pengobatan dalam penyakit akibat virus COVID-19.
BAB II
METODE
1. Framework (PICOS)
data dari karya tulis berupa artikel-artikel yang telah dipublikasi dalam bentuk
jurnal ilmiah yang bertujuan untuk memecahkan suatu masalah yang pada dasarnya
berpatokan pada analisis terhadap bahan-bahan pustaka yang relevan. Dilihat dari
sifatnya, maka literature review ini bersifat deskriptif yang berfokus pada
penjelasan sistematis tentang fakta yang diperoleh dari sumber pustaka penelitian
(Sanusi, 2016).
Pada review literature ini dilakukan proses pencarian artikel secara online
tentang penatalaksanaan
Outcome : Senyawa kimia dan reaksi kimia yang paling efisien untuk
2. Kata Kunci
Kata kunci yang digunakan untuk mencari literatur yang relevan yaitu:
Direct, dan Google Scholar yang merupakan media untuk mendapatkan materi
yang diinginkan berupa teks dalam berbagai format publikasi baik dari terbitan
jurnal yang paling lama sampai terbitan jurnal yang terbaru dan berstandar
internasional.
Gambar 1.Prisma Diagram
Digital libraries:
Pubmed
Science Direct
Google scholar
Kriteria jurnal atau artikel yang direview adalah jurnal atau artikel penelitian
yang berbahasa Indonesia dan inggris dengan subjek proses sintesis obat derivate
Barcitinib termasuk senyawa-senyawa kimia yang terlibat dan reaksi kimia yang
terjadi. Adapun kriteria inklusi jurnal atau artikel yang direview dapat dilihat pada
table berikut.
Baricitinib Toclizumab
obat derivate
Baricitinib
mensintesis obat
derivate Baricitinib
penelitian
ISSN website/blog
for COVID-19 treatment” pada media digital data base Pubmed, Science direct, dan
Gogle Schoolar diperoleh 3209 artikel. Pada situs Pubmed dan Science direct
masing-masing diperoleh 98 dan 397 artikel, dan google scholar 2720 artikel.
Kemudian artikel tersebut diskrining dan diperoleh 12 artikel yang relevan dengan
masalah yang akan diteliti, selanjutnya 6 artikel dieksekusi karena tidak memenuhi
kriteria inklusi dan tidak menjelaskan reaksi kimia yang terjadi pada proses sintesis
mengelompokkan data-data senyawa kimia dan reaksi kimia yang terlibat dalam
proses sintesis obat derivate Baricitinib. Artikel penelitian yang sesuai kriteria
Science 2 ✓ ✓
Direct
Total 6 artikel
Hasil pencarian artikel penelitian yang diperoleh dapat dilihat pada table
berikut.
Tabel analisa PICO digunakan untuk memperjelas analisis jurnal yang telah
yang terlibat dan reaksi yang terjadi pada proses sintesis obat derivate Baricitinib”
Rute sintesis
baricitinib
paling efisien
dengan
menggunaka
n 4-chloro-
7H-pyrrolo
[2,3-d]
• 4-chloro-7H-
pyrimidine
pyrrolo[2,3-
yang tidak
d]pyrimidine, 4-
Baricitinib: A terproteksi
pyrazolyl-7H-
2018 Novel dan ikatan
pyrrolo[2,3-
FDA- antara
d]pyrimidine,
Approved azetidinylpyr
azetidine
Small Proses azole dan
terproteksi dan Tidak
Molecule sintesis system
azetidine tidak ada
4. Inhibiting obat pyrrolo[2,3-
terproteksi pemban
Janus derivate d]pyrimidine
sebagai starting ding
Kinases Baricitinib sebagai
material
starting
• Reaksi : Suzuki-
Author: material
Miyaura,
(Eynde, melalui
hidrolisis,
2019) reaksi
dekarboksilasi, Susuzuki-
sulfonasi, dan Miyaura.
oksidasi. Sintesis ini
paten dan
lebih terbaru
serta tidak
membutuhka
n proteksi
gugus
apapun.
A green • 2-(1- Rute intesis
and facile (ethylsulfonyl) baricitinib
Proses
synthesis azetidine-3- Tidak yang lebih
sintesis
of an industri ylidine) ada ramah
5. obat
ally acetonitrile dan pemban lingkungan
derivate
important tert-buthyl 3- ding dengan
Baricitinib
quaternary (cyanomethylen menggunaka
heterocyclic e) azetidine-1- n 2-(1-
intermediates carboxylate (ethylsulfony
for baricitinib sebagai starting l) azetidine-
material 3-ylidine)
Author: Reaksi : wittig, acetonitrile
(Xin Cui, deproteksi,oksida dan tert-
2019) si, reduksi dan buthyl 3-
reaksi Hinsber (cyanomethyl
ene)
azetidine-1-
carboxylate
sebagai
starting
material
melalui
reaksi
reduksi,
wittig,
deproteksi,
dan reaksi
Hinsber
Rute baru
untuk sintesis
baricitinib
yang lebih
ramah
lingkungan
• 2-(1-
dengan
Recent (ethylsulfonyl)
menggunaka
advances azetidine-3-
n benzilamin
made in the ylidine)
untuk sintesis
synthesis of acetonitrile dan
2-(1-
small drug Proses tert-buthyl 3-
(ethylsulfony
molecules for sintesis (cyanomethylen
l) azetidine-
6. clinical obat e) azetidine-1-
3-ylidine)
applications : derivate carboxylate
acetonitrile
An insight Baricitinib sebagai starting
dan tert-
material
buthyl 3-
Author: • Reaksi : wittig,
(cyanomethyl
(Gunjan deproteksi,oksid ene)
Arora, 2021) asi, reduksi dan azetidine-1-
reaksi Hinsber carboxylate
sebagai
starting
material yang
kemudian
digunakan
untuk
mensintesis
baricitinib
melalui
reaksi wittig,
deproteksi,
dan reaksi
Hinsber
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Baricitinib
Baricitnib phosphate (dijual dengan nama dagang Olumiant oleh Lilly) telah
disetujui di EU pada februari 2017 dan di AS pada Mei 2018 untuk pengobatan
rheumatoid arthritis pada pasien dewasa yang penyakitnya tidak terkontrol dengan
protein JAK adenine membentuk dua ikatan hydrogen pada daerah protein tersebut.
Gugus pyrazolyl, cyano, dan sulfonyl berinteraksi dengan residu JAK lainnya,
melalui ikatan hydrogen atau interaksi van der Waals. Dengan cara ini baricitinib
penting untuk pengikatan JAK. Target yang mungkin dapat dimodifikasi menurul
reversible dari Janus yang terkait dengan kinase 1 dan 2 (JAK 1 dan JAK 2). JAK
yang termasuk bagian protein tirosin memiliki peran penting dalam jalur sinyal
diinduksi untuk membentuk mediator inflamasi seperti IL-2, IL-6, IL-12, IL-15,
dan IL-23. Sebagian besar virus memasuki sel melalui reseptor yang diperantarai
adalah ACE2, sebuah protein pada permukaan pada banyak sel termasuk sel-sel
Alveolar AT2 pada paru-paru. Sel AT2 rentan terhadap infeksi virus, dan salah satu
pengatur endositosis adalah AP-2 yang terkait dengan protein kinase (AAK1).
CoV-2 ke sel dan juga menghambat pembentukan partikel virus intrasel. Selain
aktivitas JAK 1 dan JAK 2 yang kuat, Baricitinib juga berpotensi untuk
Pada 8 Mei 2020, NIAID mengumumkan akan memulai uji klinis untuk
dengan ramdesivir. Mayoritas uji klinik menggunakan Baricitinib sampai saat ini
(Jiaojiao Xub, 2016) dalam artikel “An efficient synthesis of baricitinib”, rute
material. Senyawa ini kemudian diubah menjadi senyawa (2) melalui reaksi
Honorer- Emmons diikuti dengan reaksi deproteksi gugus N-Boc dalam kondisi
asam. Intermediet (4) didapatkan melalui reaksi sulfonamidasi dari senyawa (3)
Cl) untuk mendapatkan intermediet (6) yang kemudian diubah melalui reaksi
Suzuki Coupling dan reaksi Hidrolisis. Setelah reaksi adisi nukleofilik dan
deproteksi gugus SEM, Baritinib didapatkan melalui 8 tahap seperti pada skema 1.
Namun, rute ini memiliki kelemahan seperti biayanya yang mahal, hasil yang
diperoleh sedikit, dan persyaratan kondisi operasionalnya ketat (Jiaojiao Xub,
2016).
Penelitian ini juga menjelaskan rute sintesis Baricitinib yang baru dengan
Honorer- Emmons, NaH digunakan sebagai basa selain BuOK, yang menghasilkan
pembelahan trifluoroacetic acid (TFA) untuk mendapatkan senyawa (3) yang akan
melalui kondisi reaksi Suzuki Coupling dengan senyawa (5). Beberapa system
persyaratan prosedur operasional yang sederhana dan biaya yang relative murah
Kinases, dalam artikel ini deijelaskan rute sintesis Baricitinib ada dua yaitu dengan
mekanisme memasukkan cincin pyrazol dalam molekul dan ikatan langsung antara
pyrazol dan azetidine sebelem reaksi dengan system fusi. Pada skema 1
(12) melalui reaksi Suzuki Miyaura untuk mendapatkan senyawa (6). Secara
digunakan untuk memperoleh derivate Baricitinib dari senyawa (7) yang telah
2019).
Dalam penelitian paten dan terbaru, azetidine yang tersulfonasi (14)
apapun pada posisi tersebut. Selain itu, oksidasi dapat dilakukan dengan baik dalam
batch atau di bawah kondisi aliran. Kemudian azetidine yang tersulfonasi (14)
Rute sintesis derivate Baricitinib juga dilaporkan oleh (Chris de Savi, 2020)
melibatkan penggabungan fragmen bawah dan tengah (B) yang diikuti dengan
Produk (9.1) dikristalisasi dan didiapatkan isolat 83% setelah ditambahkan heptane
pada (skema 23) dimana diawali dengan penyelesaian sambungan “B” kemudian
dalam THF. Dihasilkan produk (9.16) yang dikristalisasi dari acetonitrile sebanyak
82% yield dalam dua tahap. Adisi Michael imidazole (9.16) ke vinylnitrile (9.1)
ene (DBU). Adisi 9.17 menghasilkan isolat 97% melalui adisi air yang kemudian
dikristalisasi/ Deproteksi gugus SEM dapat dilakukan dalam dua tahap. Pertama,
acetonitrile pada suhu 80 °C, kemudian didinginkan pada suhu 10°C, adisi
carboxylate. Sintesis ini memiliki banyak kelemahan seperti starting material yang
garam pada air limbah, berbahaya bagi lingkungan serta tidak cocok untuk produksi
industry dan menghasilkan produk yang tidak dapat dipisahkan (Gunjan Arora,
2021).
Penelitian yang dilakukan oleh (Gunjan Arora, 2021) dalam artikel Recent
advances made in the synthesis of small drug molecules for clinical applications :
bahan awal karena harganya yang lebih murah daripada reagen benzhidrilamine
turut mengalami reaksi wittig, deproteksi dan reaksi hinsber (Gunjan Arora, 2021).
Artikel lain yang juga menjelaskan mengenai sintesis ramah lingkungan ini
heterocyclic intermediates for baricitinib oleh (Xin Cui, 2019). Pada skema 1,
senyawa 2-(chloromethyl) oxirane (I-1) dan diphenylmethanamine (I-2) digunakan
sebagai starting material. Intermediat (2) diperoleh melalui reaksi reduksi, reaksi
proteksi gugus Boc, reaksi oksidasi dan reaksi wittig, yang digunakan untuk
intermediate (3) melalui deproteksi dan reaksi hinsber (Xin Cui, 2019).
sebagai starting material dan digunakan untuk memperoleh intermediat (3) melalui
reaksi hinsber, oksidasi, dan reaksi wittig. Selain itu, metode paten lain dilaporkan
setelah kristalisasi. Kunci intermediet (3) pada skema 3 diperoleh dengan cara yang
(3) melalui reaksi hinsber dan reaksi kondensasi aldol (Xin Cui, 2019)
Penjelasan sintesis Baricitinib digambarkan oleh (Giovanny Carvalho dos
Baricitinib (85) diperoleh melalui reaksi adisi nukleofilik yang kemudia diikuti
metode sintesis yang memanfaatkan teaksi deproteksi dari gugus SEM untuk
mendapatkan senyawa (83), diikuti dengan reaksi Suzuki coupling dan reaksi
hydrolysis untuk memperoleh intermediate (84) (Giovanny Carvalho dos Santos,
2021).
Baricitinib yang memperoleh hasil 49% dalam 5 tahap dengan operasional yang
sederhana, biaya murah, dan cocok untuk produksi industry. Pada metode ini
(Skema 16) starting material yang digunakan sama dengan sintesis Rodgers's yaitu
menjadi senyawa (86) melalui reaksi Horner-Emmons dengan NaH sebagai basa.
Kemudian diikuti dengan deproteksi dari gugus N-Boc dan sulfonasi reaction with
melalui reaksi Suzuki coupling antara senyawa (88) dan (89) (Giovanny Carvalho
PENUTUP
A. Kesimpulan
reaksi wittig, oksidasi, reduksi, hidrolisis dan reaksi Hinsber. Rute sintesis paling
B. Saran
senyawa kimia terbaru untuk mendapatkan hasil yang lebih maksimal dan cocok