Anda di halaman 1dari 18

ANTIOKSIDAN DARI JERUK NIPIS (Citrus aurantifolia) SEBAGAI

PENINGKAT IMUNITAS TUBUH DALAM PENCEGAHAN COVID-19

MAKALAH

Disusun untuk Memenuhi Tugas Kelompok pada Mata Kuliah Biologi Tanaman
Obat yang Diampu oleh Dr. Erma Prihastanti M.Si

Disusun Oleh :

Aiko Putri Lulus Sakura 24020118120010

Delima Sari Sitanggang 24020117120019

Desi Melianawati 24020118120023

Ditya Riski Taher 24020118130067

Diyah Ayu Lestari 24020118120027

DEPARTEMEN BIOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan rahmat-Nya penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Antioksidan dari Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia) sebagai Peningkat Imunitas
Tubuh dalam Pencegahan Covid-19”. Penyusunan makalah ini merupakan salah
satu tugas untuk menyelesaikan tugas Mata Kuliah Biologi Tanaman Obat dengan
Dosen Pengampu Dr. Erma Prihastanti M.Si.

Adapun dalam penulisan makalah ini penyusun mengucapkan terima kasih


kepada :

1. Dr. Erma Prihastanti M.Si selaku Dosen Pengampu pada Mata Kuliah
Biologi Tanaman Obat.
2. Seluruh rekan yang mengikuti perkuliahan Biologi Tanaman Obat.
3. Keluarga yang selalu mendukung penyusun.
4. Semua pihak yang turut membantu penyusunan Makalah “
Antioksidan dari Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia) sebagai Peningkat
Imunitas Tubuh dalam Pencegahan Covid-19” yang tidak dapat
disebutkan satu per satu.

Penyusun menyadari masih banyak kekurangan dalam makalah ini


dikarenakan ketebatasan lmu Pengetahuan dan pengalaman, oleh karena itu
penyusun sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun pada makalah
ini.

Semarang, Maret 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................2
1.3 Tujuan........................................................................................................2
1.4 Manfaat......................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................3
2.1 Covid-19.........................................................................................................3
2.2 Tanaman Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia)....................................................4
BAB III PEMBAHASAN........................................................................................6
3.1 Covid-19........................................................................................................6
3.2 Jeruk Nipis dan Kandungan Senyawa Aktif...................................................7
3.3 Morfologi Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia)..................................................8
3.4 Potensi Jeruk Nipis sebagai Obat Alamai COVID 19..................................10
BAB IV PENUTUP...............................................................................................13
4.1 Kesimpulan...................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................14

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

COVID-19 adalah penyakit epidemi yang menyebar ke


banyak benua dan negara atau lebih dikenal sebagai pandemik,
WHO mendeklarasikan COVID-19 sebagai pandemik pada tanggal
12 Maret 2020. COVID-19 seakan menjadi perbincangan lazim di
semua kalangan saat ini, karena virus ini begitu mengganggu
keberlangsungan aktivitas dan segala aspek kegiatan manusia.
Banyak penelitian yang dilakukan mengeni virus ini, mulai dari
agen penyebab, tingkat patogenitas, mekanisme penularan, gejala
yang ditimbulkan, cara pencegahan, cara penyembuhan dan lain-
lain. Infeksi dari SARS-CoV-2 dapat menyebabkan badai sitokin
yang berakibat pada kerusakan jaringan dan dapat menimbulkan
Acute Respiratory Distress Syndrome. Manifestasi klinis COVID-
19 beragam, melibatkan traktus respiratorius, traktus
gastrointestinal, hingga dilaporkan manifestasi neurologis. Gejala
utama COVID-19 yaitu demam, batuk kering, dispnea, fatigue,
nyeri otot, dan sakit kepala.

Penyebaran COVID-19 dinilai dapat dicegah dengan


mempertahankan dan meningkatkan imunitas tubuh. Peningkatan
imunitas tubuh dapat dilakukan dengan cara mengonsumsi
makanan yang mengandung antioksidan. Antioksidan adalah,
senyawa yang dapat menghambat reaksi oksidasi, dengan cara
mengikat radikal bebas dan molekul yang sangat reaktif. Salah satu
bentuk senyawa oksigen reaktif adalah radikal bebas, senyawa ini
terbentuk di dalam tubuh dan dipicu oleh bermacam-macam faktor.
Salah satu makanan yang dinilai dapat meningkatkan imunitas
tubuh guna mencegah COVID-19 adalah dengan memanfaatkan
metabolit sekunder yang terdapat di dalam Citrus aurantifolia yang

1
berpotensi dapat menghambat proliferasi SARS-CoV-2 (Severon
Acute Syndrome Syndrome Coronavirus 2). Berdasarkan latar
belakang di atas, maka disusunlah makalah yang berjudul
“Antioksidan dari Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia) sebagai
Peningkat Imunitas Tubuh dalam Pencegahan Covid-19”.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apa yang dimaksud dengan COVID-19 ?


1.2.2 Apakah yang dimaksud tanaman obat jeruk nipis dan apa
saja senyawa aktif nya?
1.2.3 Bagiamana morfologi dan fisiologi jeruk nipis?
1.2.4 Mengapa jeruk nipis dapat digunakan sebagai pencegahan
COVID-19?

1.3 Tujuan

1.3.1 Mengetahui pengertian COVID-19.


1.3.2 Mengetahui pengertian jeruk nipis dan senyawa yang
dikandungnya.
1.3.3 Mengetahu morfologi dan fisiologi jeruk nipis.
1.3.4 Mengetahui alasan jeruk nipis dapat digunakan sebagai
pencegahan COVID-19.

1.4 Manfaat

Penulisan makalah ini diharapkan dapat memberikan


informasi kandungan pada jeruk nipis yang dapat dimanfaatkan
sebagai penegah COVID-19. Selain itu, makalah ini dapat
dijadikan dasar penelitian berikutnya juga untuk menambah
keilmuan bagi masyarakat.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Covid-19

Penyakit virus corona 2019 (corona virus disease/COVID-19)


sebuah nama baru yang diberikan oleh Wolrd Health Organization (WHO)
bagi pasien dengan infeksi virus novel corona 2019 yang pertama kali
dilaporkan dari kota Wuhan, Cina pada akhir 2019. Penyebaran terjadi
secara cepat dan membuat ancaman pandemi baru. Pada tanggal 10 Januari
2020, etiologi penyakit ini diketahui pasti yaitu termasuk dalam virus
ribonucleid acid (RNA) yaitu virus corona jenis baru, betacorona virus dan
satu kelompok dengan virus corona penyebab severe acute respiratory
syndrome (SARS) dan middle east respiratory syndrome (MERS CoV).
Diagnosis ditegakkan dengan risiko perjalanan dari Wuhan atau negara
terjangkit dalam kurun waktu 14 hari disertai gejala infeksi saluran napas
atas atau bawah, disertai bukti laboratorium pemeriksaan real time
polymerase chain reaction (RT-PCR) COVID-19 (Handayani, 2020).

Wolrd Health Organization membagi penyakit COVID-19 atas


kasus terduga (suspect), probable dan confirmed, sedangkan Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) mengklasifikasikan
menjadi orang dalam pemantauan (ODP), pasien dalam pengawasan
(PDP), orang tanpa gejala (OTG) dan pasien terkonfirmasi bila didapatkan
hasil RTPCR COVID-19 positif dengan gejala apapun. Bahan
pemeriksaan dapat berupa swab tenggorok, sputum dan bronchoalveolar
lavage (BAL). Hingga saat ini belum ada antivirus dan vaksin spesifik
sehingga diberikan terapi suportif sesuai dengan derajat penyakit.
Penyebaran penyakit diketahui melalui droplet dan kontak dengan droplet.
Prognosis pasien sesuai derajat penyakit, derajat ringan berupa infeksi
saluran napas atas umumnya prognosis baik, tetapi bila terdapat acute
respiratory distress syndrome (ARDS) prognosis menjadi buruk terutama
bila disertai komorbid, usia lanjut dan mempunyai riwayat penyakit paru

3
sebelumnya. Pencegahan utama adalah membatasi mobilisasi orang yang
berisiko hingga masa inkubasi. Pencegahan lain adalah meningkatkan daya
tahan tubuh melalui asupan makanan sehat, meperbanyak cuci tangan,
menggunakan masker bila berada di daerah berisiko atau padat, melakukan
olah raga, istirahat cukup serta makan makanan yang dimasak hingga
matang dan bila sakit segera berobat ke RS rujukan untuk dievaluasi.
Masih diperlukan berbagai riset untuk mengatasi ancaman pandemi virus
baru ini. (Handayani, 2020)

2.2 Tanaman Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia)

Jeruk nipis (Citrus aurantifolia) adalah tanaman yang berasal dari


Asia dan tumbuh subur pada daerah yang beriklim tropis. Jeruk nipis
merupakan salah satu tanaman yang berasal dari famili Rutaceae dengan
genus Citrus. Jeruk nipis memiliki tinggi sekitar 150-350 cm dan buah
berkulit tipis serta bunga berwarna putih. Tanaman ini memiliki
kandungan garam 10% dan dapat tumbuh subur pada tanah yang
kemiringannya sekitar 30o (Prastiwi dan Ferdiansyah 2017).

Gambar 1. Jeruk nipis

(Dok.pribadi, 2021)

Kingdom : Plantae

Divisio : Spermatophyta

Subdivisio : Angiospermae

4
Kelas : Dicotyledonae

Ordo : Rutales

Famili : Rutaceae

Genus : Citrus

Spesies : Citrus aurantiifolia

Jeruk nipis tumbuh baik pada iklim tropis. Temperatur optimal


untuk tanaman ini adalah 25 sampai 30oC dan kelembaban yang ideal
adalah 70 sampai 80%. Di Indonesia, jeruk nipis dapat berbunga dan
berbuah secara serentak, serta dapat berlangsung sepanjang tahun. Bagian-
bagian tanaman jeruk nipis dapat dimanfaatkan untuk mengobati berbagai
penyakit, antara lain batang, bunga, buah, dan daunnya. Getah batang
jeruk nipis yang ditambahkan sedikit garam dapat digunakan sebagai obat
sakit tenggorokan. Buah jeruk nipis banyak digunakan untuk menurunkan
panas, obat batuk, peluruh dahak, menghilangkan ketombe, influenza,
antiinflamasi, antiseptik, dan obat jerawat. Daun dan bunga jeruk nipis
dapat digunakan untuk pengobatan hipertensi, batuk, lendir tenggorokan,
demam, panas pada malaria, jerawat, dan ketombe (Kharismayanti, 2015).

5
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Covid-19

Corona virus atau Covid-19 merupakan keluarga besar virus yang


menyebabkan infeksi saluran pernapasan atas ringan hingga sedang,
seperti penyakit flu. Banyak orang terinfeksi virus ini, setidaknya satu kali
dalam hidupnya. Virus corona bisa menimbulkan beragam gejala pada
pengidapnya. Gejala yang muncul ini bergantung pada jenis virus corona
yang menyerang, dan seberapa serius infeksi yang terjadi. Pencegahan
Covid-19 dilakukan dengan cara menjalankan protokol kesehatan seperti
mencuci tangan dengan air yang mengalir, memakai masker, jaga jarak,
hindari berkerumunan dan tetap di rumah, serta disarankan menjaga imun
tubuh dengan mengonsumsi vitamin ataupun tanaman obat dari bahan
alami. Hal ini sesuai dengan pendapat Wu et al. (2020), yang menyatakan
bahwa COVID-19 (disebabkan oleh Infeksi 2019-nCoV) diklasifikasikan
sebagai kategori penyakit yang menular. Coronavirus termasuk dalam
kelompok virus RNA yang menyebabkan penyakit pada mamalia dan
burung. Coronaviruses termasuk dalam subfamily Orthocoronavirinae,
family Coronaviridae, ordo Nidovirales. Coronavirus merupakan virus
yang memiliki amplop dengan ssRNA dan nukleokapsid simetri heliks.
Virus ini dibungkus dengan protein icosahedral. COVID-19 biasanya
muncul sebagai suatu virus pada pernapasan yaitu adanya infeksi saluran
pernapasan dan banyak diagnosis banding yang berkaitan dengan virus
pneumonia.

Menurut Fathoni (2020), menyatakan bahwa Covid-19 adalah


penyakit yang disebabkan oleh virus corona jenis baru. Awal mula dari
penyebaran virus ini adalah Wuhan, China. Coronavirus Disease 2019
(COVID-19) adalah penyakit jenis baru yang belum pernah diidentifikasi
sebelumnya pada manusia. Penyebaran Covid-19 sangat cepat. Edukasi
terhadap tanaman-tanaman herbal yang dapat digunakan menjadi jamu

6
sangat diperlukan. Hal ini dikarenakan tanaman herbal tersebut bermanfaat
bagi kesehatan.

3.2 Jeruk Nipis dan Kandungan Senyawa Aktif

Jeruk nipis termasuk tanaman anggota famiia Rutaceae


berperawakan perdu dengan tinggi kurang lebih 3,5 meter. Jeruk nipis
memiliki bentuk lebih bulat daripada lemon yang sedikit oval. Jeruk nipis
adalah salah satu buah yang terkenal akan kandungan vitamin C yang
cukup tinggi. Kandungan vitamin C dan antioksidan dalam jeruk nipis
dapat memperkuat sistem imun tubuh dan membantu tubuh melawan
penyakit, seperti flu, pilek, dan lain sebagainya. Bukan hanya itu saja,
manfaat jeruk nipis yang menyumbang vitamin C ini juga akan
meningkatkan produksi sel sehat untuk membunuh mikroba penyebab
penyakit. Hal ini sesuai dengan Prastiwi dan Ferdiansyah (2017), yang
menyatakan bahwa jeruk nipis (Citrus aurantifolia s.) adalah salah satu
tanaman toga yang banyak digunakan oleh masyarakat sebagai bumbu
masakan dan obat-obatan. Citrus aurantifolia adalah tanaman yang berasal
dari Asia dan tumbuh subur pada daerah yang beriklim tropis. Citrus
aurantifolia merupakan salah satu tanaman yang berasal dari Famili
Rutaceae dengan genus Citrus. Dalam segi medis, jeruk nipis
dimanfaatkan sebagai penambah nafsu makan, obat diare, antipireutik,
antiinflamasi, antibakteri dan diet.

Jeruk nipis mengandung unsur-unsur senyawa kimia yang


bemanfaat, misalnya: asam sitrat, asam amino (triptofan, lisin), minyak
atsiri (sitral, limonen, felandren, lemon kamfer, kadinen, gerani-lasetat,
linali-lasetat, aktilaldehid, nonildehid), damar, glikosida, asam sitrun,
lemak, kalsium, fosfor, besi, belerang vitamin B1 dan C. Selain itu, jeruk
nipis juga mengandung senyawa saponin dan flavonoid yaitu hesperidin
(hesperetin 7-rutinosida), tangeretin, naringin, eriocitrin, eriocitrocide.
Hesperidin bermanfaat untuk antiinflamasi, antioksidan, dan menghambat
sintesis prostaglandin. Hal ini sesuai dengan pendapat Sakka (2018),

7
bahwa jeruk nipis mengandung senyawa flavonoid, saponin dan fenol.
Jeruk nipis mengandung senyawa asam organik yang memiliki aktivitas
antibakteri seperti asam sitrat yang merupakan komponen utama kemudian
asam malat, asam laktat, dan asam tartarat. Buah jeruk memiliki
kandungan asam sitrat sebanyak 4,4 g per kilogramnya. Selama ini jeruk
hanya dikenal sebagai sumber vitamin C, padahal, buah ini juga
mengandung zat gizi esensial lainnya, meliputi karbohidrat (zat gula dan
serat makanan), potasium, folat, kalsium, thiamin, niacin, vitamin B6,
fosfor, magnesium, tembaga, riboflavin, asam pantotenat, dan senyawa
fitokimia. Karbohidrat dalam jeruk merupakan karbohidrat sederhana,
yaitu fruktosa, glukosa, dan sukrosa.

Menurut Prastiwi dan Ferdiansyah (2017), menyatakan bahwa


Jeruk nipis memiliki kandungan flavonoid, saponin dan minyak atsiri.
Komponen minyak atsirinya adalah siral, limonene, feladren, dan
glikosida hesperidin. Sari buah jeruk nipis mengandung minyak atsiri
limonene dan asam sitrat 7%. Buah jeruk mengandung zat bioflavonoid,
pectin, enzim, protein, lemak dan pigmen.

3.3 Morfologi Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia)

Jeruk nipis adalah tanaman yang mudah sekali di jumpai di


Indonesia. Jeruk nipis dikenal sebagai tanaman yang dapat dimanfaatkan
sebagai obat tradisional maupun penambah cita rasa makanan dan
minuman. Menurut Astarini et al (2010), jeruk Nipis atau Citrus
aurantifolia banyak ditemukan tumbuh di beberapa negara seperti
Indonesia, Asia bagian selatan dan Jepang. Tumbuhan jeruk nipis
merupakan pohon yang berukuran kecil.

Morfologi C. aurantifolia menurut Lawal et al (2014) yaitu


memiliki bentuk buah yang agak membulat dan berdiameter 2,5-5 cm ,
warna buah yang hijau hingga kuning saat matang. Buahnya mempunyai
keasaman yang tinggi, beraroma kuat, dan kulitnya tipis. Liana (2017)

8
menambahkan bahwa, kulit buah pada jeruk nipis mengandung semacam
minyak atsiri yang pahit rasanya. Minyak atsiri adalah sejenis minyak
yang mudah sekali menguap pada suhu kamar tanpa mengalami
penguraian terlebih dahulu, dan baunya sesuai dengan bau tanaman
penghasilnya. Minyak tersebut mudah sekali bersenyawa dengan alkohol,
eter dan minyak lemak, tetapi sulit larut dalam air.

Untuk morfologi bunga, Liana (2017) mengungkapkan bahwa,


bunga C. aurantifolia biasanya muncul dari ketiak-ketiak daun atau pucuk-
pucuk ranting yang masih muda. Setelah pucuk daun tumbuh, beberapa
hari kemudian akan disusul putik-putik bunga. Bunga jeruk nipis berwarna
agak kemerahan hingga keunguan. Bunga jeruk biasanya berbau harum
karena banyak mengandung nektar (madu).

Sedangkan daun C. aurantifolia menurut Sarwono (2009), daunnya


majemuk, berbentuk elips dengan pangkal membulat, ujung tumpul, dan
tepi beringgit. Panjang daunnya mencapai 2,5-9 cm dan lebarnya 2-5 cm.
Tulang daunnya menyirip dengan tangkai bersayap, hijau dan lebar 5-25
mm.

Sarwono (2009) juga menambahkan, jeruk nipis termasuk jenis


tumbuhan perdu yang memiliki dahan dan ranting. Batang pohonnya
berkayu ulet dan keras, sedangkan permukaan kulit luarnya berwarna tua
dan kusam. Menurut pendapat Boekoesoe dan Jusuf (2015), batang yang
tergolong dalam batang berkayu (lignosus), yaitu batang yang biasanya
keras dan kuat, karena sebagian besar tergolong kayu. Batangnya
berbentuk bulat (teres), berduri (spina) pendek, kaku dan juga tajam.
Selain itu, arah tumbuh batangnya mengangguk (nutans), batangnya
tumbuh tegak lurus ke atas tetapi ujungnya membengkok kembali ke
bawah.Sifat percabangan batang monopodial yaitu batang pokok selalu
tampak jelas, karena lebih besar dan lebih panjang.

Tanaman jeruk nipis mempunyai akar tunggang. Liana (2017)


menambahkan bawa, akarnya memiliki cabang dan serabut akar. Ujung
akar tanaman jeruk terdiri dari sel-sel muda yang senantiasa membelah

9
dan merupakan titik tumbuh akar jeruk. Ujung akar terlindung oleh tudung
akar yang bagian luarnya berlendir sehingga ujung akar mudah menembus
tanah.

3.4 Potensi Jeruk Nipis sebagai Obat Alamai COVID 19

Sistem kekebalan adalah bagian utama yang menangani semua


jenis infeksi, termasuk SARS-CoV-2 atau COVID-19. Imunomodulasi
ditujukan untuk memodifikasi respon imun baik melalui augmentasi untuk
mencegah infeksi dalam keadaan imunodefisiensi atau dengan menekan
sistem imun pada alergi atau penyakit autoimun, yang tujuannya untuk
melemahkan sistem imun. Pada tahap awal infeksi SARS-CoV-2,
makrofag menunjukkan fenotipe pro-inflamasi (M1), menghasilkan oksida
nitrat, IL-6, IL-8, IL-1β, ROS, MCP-1, CXCL-10, dan TNF-α, yang
memediasi pertahanan tubuh melawan virus, tetapi juga meningkatkan
cedera paru. TNF-α yang menjadi inisiator utama inflamasi, mediator
kematian sel, diferensiasi, dan modulasi imun. Sementara itu, makrofag
anti-inflamasi (M2) menjadi aktif dan mengatur penyembuhan setelah
agen patogen dieliminasi, memulihkan jaringan paru-paru. Selain itu, sel
natural killer (NK) memainkan peran penting dalam sistem kekebalan
bawaan dengan menghilangkan sel yang terinfeksi virus. LMN (Lower
Motor Neuron) diberikan secara oral meningkatkan produksi IFN-dalam
sel KHYG-1, garis sel NK manusia, selain mengurangi respon stres
(Terao,R, 2019)

Selain ini, LMN juga menunjukkan potensi imunomodulator


dengan menunjukkan aktivitas anti-inflamasi terutama pada sitokin Th2,
termasuk IL-4, IL-5, dan IL-10. LMN yang diisolasi dari Citrus latifolia
atau yang lebih dikenal jeruk nipis memiliki potensi efek anti-inflamasi
pada peritonitis, kemungkinan dengan menghambat mediator pro-
inflamasi yang terdapat pada eksudat inflamasi dan kemotaksis leukosit .
LMN dan metabolitnya, limonene-1-2-diol dan asam perillic, terbukti
menghambat produksi IFN-γ, IL-2, TNF-α, IL-4, dan IL-13 oleh sel CD3
+ CD4 + T , dan produksi IFN-γ, IL-2, dan TNF-α oleh sel CD3 + CD8 +

10
T [33]. Selain itu, LMN menunjukkan modulasi yang menguntungkan dari
CD25, CD69, dan CD40L yang diregulasi oleh limfosit T yang diaktifkan.
LMN juga menunjukkan aktivitas imunoregulasi dalam model pleuritis
yang diinduksi LPS dengan menghambat NO dan sitokin IFN-γ dan IL-4.
LMN diamati untuk menghambat inflamasi yang distimulasi LPS dengan
memblokir jalur NF-κB, JNK, dan ERK di makrofag (Meeran, 2020).

COVID-19 memiliki dampak yang signifikan pada kesehatan


mental dan dapat berdampak buruk pada fungsi kekebalan dalam sistem
imun kesehatan mupun pada oarng yang tekah mengalami pemulihan.
Masalah psikososial seperti stres, kecemasan, dan depresi diyakini
meningkatkan kerentanan terhadap infeksi saluran pernapasan atas yang
disebabkan oleh virus. Tekanan psikologis dikaitkan dengan respons
peradangan kekebalan dan menunjukkan bahwa psikoneuroimunitas dapat
menjadi penting dalam infeksi COVID-19. Banyak EO dikenal untuk
menghilangkan stres, mengobati depresi, dan membantu insomnia.
Selanjutnya, LMN dan metabolitnya telah terbukti berguna dalam
mengurangi depresi, kecemasan, stres yang memediasi sifat anti-inflamasi,
imunomodulator, dan antioksidan. Secara mekanis, aktivitas antidepresan
terbukti memediasi asam Gamma aminobutyric (GABAergic),
monoaminergik, dan mekanisme neurotropik, sebagaimana dibuktikan
dengan penghambatan hiperaktivitas aksis hipotalamus-hipofisis-adrenal
dan penurunan tingkat neurotransmitter monoamine (Meeran, 2020).

LMN juga menunjukkan untuk mengontrol hiperlokomosi dengan


mengatur tingkat dopamin dan serotonin dan mengerahkan efek anxiolytic
yang kuat dalam model eksperimental yang memediasi aksi antioksidan.
Tanaman yang mengandung LMN seperti Aloysia polystachya, secara
tradisional digunakan dalam kecemasan, telah dievaluasi pada orang
dewasa setelah asupan oral selama delapan minggu dalam uji klinis fase 2
acak, tersamar ganda, terkontrol plasebo, dan ditemukan lebih unggul
daripada plasebo untuk pengobatan kecemasan. Dengan demikian,
mengingat sifat anxiolytic, antidepresan, dan sedatifnya, LMN dapat

11
menjadi agen penting untuk memodulasi psikoneuroimunitas secara
menguntungkan pada pasien COVID-19 (Fabio, 2019).

Senyawa-senyawa pada kuli jeruk Citrus aurantifolia mengandung


metabolit sekunder dengan komponen utama minyak atsiri dan golongan
flavonoid. Limonen merupakan komponen utama minyak atsiri Citrus
aurantifolia dan golongan flavonoid utama seperti hesperidin, rutin,
nobelitin, naringin, naringenin, dan tangeritin merupakan metabolit
sekunder yang terdapat di dalam Citrus aurantifolia yang menunjukkan
aktivitas antioksidan tinggi. Hesperidin, nobiletin, dan tangeretin yang
terdapat di dalam Citrus aurantifolia menunjukkan penghambatan Protease
Utama (Mpro) dan Spike (S) glikoprotein dari SARS-CoV-2
menggunakan metode molecular docking. Bagian daun dan kulit buah
Citrus aurantifolia yang dikonsumsi dapat digunakan sebagai nutrisi yang
dapat meningkatkan imunitas tubuh dalam menghindari COVID-19.
Dengan demikian, senyawa dalam jeruk akan menciptakan sebuah blokade
sehingga menghambat perkembangan virus untuk menginfeksi sel inang
ataupun mereplikasi diri. Selain itu, hesperidin dalam jeruk dilaporkan
mampu menghambat replikasi virus influenza A pada model sel dan
hewan uji serta pernah digunakan dalam beberapa uji klinis. Senyawa
metabolit sekunder jeruk paling banyak terdapat pada kulitnya yang bisa
menjadi agen antivirus dengan kandungan berupa hesperidin (Herlina Tati,
dkk. 2020).

12
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Secara ringkas, berdasarkan bukti, dapat disimpulkan bahwa LMN


dan metabolitnya memiliki bioaktivitas farmakologis esensial untuk
infeksi, imunitas, dan inflamasi, sejauh menyangkut COVID-19. Aktivitas
anti-inflamasi yang kuat memediasi beberapa jalur dan mediator
peradangan, termasuk penghambatan sitokin pro-inflamasi, kemokin, dan
molekul adhesi, bersama dengan penekanan infiltrasi makrofag dan
interaksi sel neutrofil-endotel, mungkin merupakan pendekatan yang
menjanjikan untuk menghambat sitokin. badai, yang merupakan penyebab
utama kematian pada pasien COVID-19. Potensi LMN sebagai
imunomodulator, sebagai antioksidan kuat dalam meningkatkan imunitas
sel tubuh terhadap infeksi, dan kemampuannya untuk mengganggu
reseptor ACE2, bersama dengan aktivitas antibakterinya dapat lebih
membantu dalam mengendalikan penyakit COVID-19.

13
DAFTAR PUSTAKA

Astarini, F.N.P., Burhan, R.Y.P., Yulvi, Z. 2010. Minyak atsiri dari kulit buah
Citrus grandis, Citrus aurantium (L.) dan Citrus aurantifolia (rutaceae)
sebagai senyawa antibakteri dan insektisida. Prosiding KIMIA
FMIPA ITS.
Surabaya.
Boekoesoe dan Jusuf. 2015. Pembuatan Larvasida Dari Daun Jeruk Nipis (Citrus
aurantifolia) Sebagai Pengganti Bubuk Abate (Laporan akhir KKS
Pengabdian Lembaga Pengabdian Masyarakat. Universitas Negeri
Gorontalo.

Fabio, Carmona et al. 2019. Aloysia polystachya (Griseb.) Moldenke


(Verbenaceae) powdered leaves are effective in treating anxiety
symptoms: A phase-2, randomized, placebo-controlled clinical trial.
Journal Etnopharmacol. Vol 5(02):13-15.
Fathoni, M.N. 2020. Edukasi Tentang Covid-19 Serta
Pemanfaatan Tanamaan Herbal Pada Pedagang Jamu
Keliling Di Desa Tanjungsari. Jurnal Layanan Masyarakat 4(2):
479-485.
Handayani, Diah., dkk. 2020. Penyakit Virus Corona 2019. Jurnal Respirologi
Indonesia Vol.4 No.2 : 119-129.

Herlina, Tati, dkk. 2020. Antioksidan Dari Jeruk Nipis (Citrus Aurantifolia) Peningkat
Imunitas Tubuh Dalam Menghindari COVID-19 . Jurnal ITEKIMA. Vol 8 (2):
20-29.
Kharismayanti. A. 2015. Uji Aktivitas Antibakteri Minyak Atsiri Daun Jeruk Nipis
(Citrus aurantifolia (Chritsm. & Panz.) Swingle terhadap Porphyromonas
gingivalis ATCC 33277 Secara in Vitro. J. Universitas Jember.
Lawal, Oladipupo A.,et al.2014. Comparative analysis of essential oils of Citrus
aurantifolia Swingle and Citrus reticulata Blanco, from two different
Localities of Lagos State, Nigeria.American Journal of Essential Oils
and Natural Products. 2. (2). p. 08-12.

14
Liana, E. 2017. Pengaruh Konsentrasi Ekstrak Daun Jeruk Nipis (Citrus
aurantifolia) Terhadap Mortalitas Larva Nyamuk Aedes aegypti. In
Doctoral dissertation, Skripsi. UIN Mataram.. clinical trial. Journal
Etnopharmacol. Vol 5(02):13-15.

Meeran Nagoor, et, al. 2020. Can limonene be a possible candidate for evaluation
as an agent or adjuvant against infection, immunity, and inflammation in
COVID-19?. Journal Heliyon. Vol 7(1):1-5.
Prastiwi, Silvia Sari dan Ferry Ferdiansyah. 2017. Review Artikel : Kandungan
dan Aktivitas Farmakologi Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia s.). Farmaka.
Vol.15 No.2 : 1-8.

R. Terao et al.2019. Immunostimulatory effect of kumquat (Fortunella crassifolia)


and its constituents, β-cryptoxanthin and R-limonene. Food &
function, 10 
Saklar, L. 2018. IDENTIFIKASI SENYAWA ALKALOID, FLAVONOID,
SAPONIN, DAN TANIN PADA JERUK NIPIS (Citrus aurantifolia) DI
KABUPATEN BONE KECAMATAN LAMURU MENGGUNAKAN
METODE INFUSA. Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis 12(6): 670-674.
Wu, Y., Chen, C., dan Chan, Y. 2020. The outbreak of COVID-19: An overview.
Journal of The Chinese Medical Association 83(3): 217-220.

15

Anda mungkin juga menyukai