Oleh :
Kelompok 3
merupakan coronavirus jenis baru yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada
manusia. Ada setidaknya dua jenis coronavirus yang diketahui menyebabkan penyakit yang
dapat menimbulkan gejala berat seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan
Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Tanda dan gejala umum infeksi COVID-19
antara lain gejala gangguan pernapasan akut seperti demam, batuk dan sesak napas. Masa
inkubasi rata-rata 5-6 hari dengan masa inkubasi terpanjang 14 hari. Pada kasus COVID-19
yang berat dapat menyebabkan pneumonia, sindrom pernapasan akut, gagal ginjal, dan
bahkan kematian.
telah memiliki Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular,
Penyakit Menular Tertentu Yang Dapat Menimbulkan Wabah dan Upaya Penanggulangan.
Untuk itu dalam rangka upaya penanggulangan dini wabah COVID19, Menteri Kesehatan
tentang Penetapan Infeksi Novel Coronavirus (Infeksi 2019-nCoV) sebagai Jenis Penyakit
Yang Dapat Menimbulkan Wabah dan Upaya Penanggulangannya. Penetapan didasari oleh
pertimbangan bahwa Infeksi Novel Coronavirus (Infeksi 2019-nCoV) telah dinyatakan WHO
wilayah provinsi di Indonesia dengan jumlah kasus dan/atau jumlah kematian semakin
meningkat dan berdampak pada aspek politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan dan
Kesehatan Masyarakat (KKM) dan menetapkan KKM COVID-19 di Indonesia yang wajib
korban dan kerugian harta benda, meluasnya cakupan wilayah terdampak, serta
menimbulkan implikasi pada aspek sosial ekonomi yang luas di Indonesia, telah dikeluarkan
juga Keputusan Presiden Nomor 12 Tahun 2020 tentang Penetapan Bencana Nonalam
dalam hal Covid-19 ada konsep yang bernama triad epidemiologi yang menyebabkan
Segitiga ini merupakan gambaran interaksi antara tiga faktor yakni host (tuan rumah /
Keterhubungan antara penjamu, agen dan lingkungan ini merupakan satu kesatuan dinamis
yang berada keseimbangan (equilibrium) pada seorang individu yang sehat. Jika terjadi
sakit. Penyakit atau pandemi Covid-19 ini terjadi akibat dari terjadinya ketidakseimbangan
(agent), dan penjamu (host). Ketiga faktor penting ini disebut segi tiga epidemiologi
sebagai timbangan, yaitu agen penyebab penyakit pada satu sisi dan pejamu pada sisi yang
yang memberikan gambaran tentang hubungan antara tiga faktor utama yang berperan
dalam terjadinya penyakit atau masalah kesehatan. Segitiga ini merupakan gambaran
interaksi antara tiga faktor yakni host (tuan rumah/penjamu), agent (faktor penyebab),
ketidakseimbangan interaksi antara ketiga faktor ini. Keterhubungan antara penjamu, agen,
dan lingkungan ini merupakan satu kesatuan dinamis yang berada keseimbangan
(equilibrium) pada seorang individu yang sehat. Jika terjadi gangguan terhadap
dengan:
Faktor Lingkungan
Lingkungan yang higienis/bersih termasuk udara, air dan tanah yang aman menjadi
penting agar mampu memberikan kehidupan bagi unsur biotik dan abiotik termasuk kepada
manusia Persoalan lingkungan adalah persoalan anthropogenik yang dilakukan oleh kita
dan berakibat kepada kita juga. Oleh karena itu lingkungan perlu dikelola dengan baik guna
COVID-19 saat ini. Faktor Lingkungan adalah semua faktor luar dari suatu individu yang
A. Lingkungan fisik
Keadaan fisik sekitar manusia yang berpengaruh terhadap manusia baik secara
langsung, maupun terhadap lingkungan biologis dan lingkungan sosial manusia. Lingkungan
b. Air, baik sebagai sumber kehidupan maupun sebagai bentuk pemencaran pada air,
dan
c. Unsur kimiawi lainnya pencemaran udara, tanah dan air, radiasi dan lain sebagainya.
Lingkungan fisik ini ada yang termasuk secara alamiah tetapi banyak pula yang
timbul akibat manusia sendiri. Komponen lingkungan abiotik atau fisik merupakan semua
benda mati yang berada di sekeliling makhluk hidup. Komponen lingkungan yang satu ini
menjadi pelengkap bagi lingkungan biologis atau adalah segala yang tidak bernyawa seperti
matahari, air, udara, tanah, iklim dan bunyi serta lingkungan fisik lainnya.
COVID-19 merupakan penyakit saluran pernafasan yang disebabkan oleh virus yang
meyebar melalui droplet atau partikel kecil pada percikan air yang keluar ketika berbicara,
bersin, atau batuk. Namun begitu ada kemungkinan virus ini dapat menyebar melalui udara
(airborne), yaitu ketika penderita COVID-19 mendapatkan prosedur tindakan medis yang
bahwa virus ini dapat menyebar melalui udara meskipun tanpa mendapatkan prosedur
tindakan medis aerosol. Untuk memastikan hal ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
masih terus melakukan penelitian lebih lanjut. Menimbang banyaknya bukti, WHO
mengatakan bahwa virus corona sebagian besar menyebar melalui kontak dekat dengan
orang yang terinfeksi. Namun, penelitian lebih lanjut menemukan penularan Covid-19
melalui partikel aerosol yang ada di udara. Aerosol adalah tetesan pernapasan yang sangat
kecil sehingga dapat menempel di udara selama berjam-jam dan dalam jarak jauh. WHO
sakit, terutama prosedur seperti memasukkan tabung pernapasan ke pasien. WHO juga
merekomendasikan untuk menghindari ruang yang penuh sesak dan tertutup dengan
Sebagai salah satu langkah pencegahan penyebaran virus di udara adalah dengan
memperhatikan sirkulasi udara. Ketika sirkulasi udara lancar, maka akan tercipta udara yang
segar dan sehat. Selain itu, pengaturan ventilasi juga penting untuk diperhatikan. Usahakan
agar ada perputaran udara yang masuk ke dalam ruangan dan udara yang keluar. Ventilasi
ini dapat diciptakan dengan menggunakan bantuan kipas angin, kipas pengisap udara
(exhaust fan), atau dengan membuka pintu dan jendela secara berkala.
terhadap virus Corona yang diletakkan pada lingkungan yang diawasi dengan baik,
mengindikasikan bahwa virus dapat menimbulkan infeksi di dalam air yang terkontaminasi
pengolahan limbah air baik untuk mengindari terjadinya perkembangbiakan virus Covid-19.
Limbah air yang dihasilkan oleh pasien Covid-19 dalam situasi pandemi Covid-19
perlu dilakukan pengelolahan sebagai salah satu cara untuk memutus penyebaran kasus
Covid-19. Air limbah yang dialirkan melalui saluran air limbah harus diolah dengan sistem
pengolahan terpusat secara aman. Setiap tahap pengolahan (termasuk didalamnya waktu
tunggu dan pengenceran) harus dapat menghilangkan potensi risiko Covid-19. Kolam
stabilisasi (kolam oksidasi) adalah teknologi sederhana pengolahan air limbah yang dapat
membunuh bakteri patogen, dimana memiliki waktu tunggu/ retensi hingga 20 hari atau lebih
yang dikombinasikan paparan sinar matahari. Peningkatan pH dan proses biologi, adalah
penambahan disinfeksi di akhir dapat dipertimbangkan bila pengelolaan air limbah yang
Meluas, bahwa kebiasaan tersebut bukan hanya muncul di tempat atau komunitas
Menerus merujuk pada fakta bahwa kebiasaan baru tersebut berlangsung cukup lama.
pencegahan penyebaran COVID19. Hal ini dapat dilakukan dalam pembiasaan pola hidup
bersih dan sehat. Pola Hidup Bersih dan Sehat perlu dilakukan secara menyeluruh, baik
untuk diri pribadi, keluarga, serta lingkungan. Penting untuk memastikan bahwa lingkungan
tempat kita tinggal kondusif untuk memenuhi kebutuhan fisik, mental, dan medis yang
diperlukan orang tersebut. Idealnya, Pengendalian infeksi lingkungan yang sesuai, seperti
ventilasi udara yang memadai, sistem penyaringan dan pengelolaan limbah perlu
diperhatikan dalam memutus rantai penyebaran Covid-19 dalam lingkungan tempat kita
tinggal.
Dalam rangka mencegah terjadinya penyebaran penyakit Covid-19 kewilayah yang
lebih luas. Terdapat upaya yang dapat dilakukan berdasarkan pada hasil penyelidikan
b) Sedapat mungkin membatasi kontak dengan kasus yang sedang diselidiki dan bila tak
isolasi dankarantina.
Bagi petugas kesehatan perlu juga diwaspadai lingkungan pada saat mengambil
specimen pasien ataupun sedang melakukan tindakan terhadap pasien. Perlu diperhatikan
paramedis maupun lingkungan sekitar. Hal tersebut meliputi: selalu mencuci tangan dengan
Penggunaan APD dapat mengacu pada Petunjuk Teknis Alat Pelindung Diri Dalam
B. Lingkungan biologis
Komponen lingkungan biotik atau biologis merupakan semua makhluk hidup yang
berada di sekeliling manusia. Menurut ukuran tubuhnya, makhluk hidup bisa dikelompokkan
tumbuhan dan manusia itu sendiri. Sedangkan mikroorganisme terdiri dari bakteri dan
d. sekitar manusia yang berfungsi sebagai vektor penyakit tertentu terutama penyakit
menular.
penting dalam interaksi antara manusia sebagai pejamu dengan unsur penyebab, baik
permukaan, tetapi perilaku virus ini menyerupai jenis-jenis coronavirus lainnya. Lamanya
menunjukkan bahwa SARS-CoV-2 dapat bertahan selama 72 jam pada permukaan plastik
dan stainless steel, kurang dari 4 jam pada tembaga dan kurang dari 24 jam pada kardus.
Seperti virus corona lain, SARS-COV-2 sensitif terhadap sinar ultraviolet dan panas. Efektif
dapat dinonaktifkan dengan pelarut lemak (lipid solvents) seperti eter, etanol 75%, ethanol,
khlorheksidin).
Prosedur pembersihan dan disinfeksi lingkungan harus diikuti dengan benar dan
konsisten. Petugas kebersihan perlu diedukasi dan dilindungi dari infeksi COVID-19 dan
a) Bersihkan dan disinfeksi permukaan yang sering disentuh seperti meja, rangka tempat
tidur, dan perabotan kamar tidur lainnya setiap hari dengan disinfektan rumah tangga
yang mengandung larutan pemutih encer (pemutih 1 bagian hingga 99 bagian air).
Untuk permukaan yang tidak mentolerir pemutih maka dapat menggunakan etanol 70%
b) Bersihkan dan disinfeksi permukaan kamar mandi dan toilet setidaknya sekali sehari
dengan disinfektan rumah tangga yang mengandung larutan pemutih encer (1 bagian
c) Membersihkan pakaian, seprai, handuk mandi, dan lain-lain, menggunakan sabun cuci
dan air atau mesin cuci di 60–90°C dengan deterjen biasa dan kering
e) Petugas kebersihan harus mengenakan sarung tangan sekali pakai saat membersihkan
atau menangani permukaan, pakaian atau linen yang terkotori oleh cairan tubuh, dan
harus melakukan kebersihan tangan sebelum dan sesudah melepas sarung tangan.
C. Lingkungan sosial
Semua bentuk kehidupan sosial budaya, ekonomi, politik, sistem organisasi. Serta
instusi/peraturan yang berlaku bagi setiap individu yang membentuk masyarakat tersebut.
a. Hukum, administrasi dan lingkungan sosial politik, serta sistem ekonomi yang
berlaku
sosial lainnya.
dan Sehat (PHBS). Hidup sehat merupakan hal yang seharusnya diterapkan oleh setiap
orang karena manfaat yang didapat sangat banyak, mulai dari kesehatan jiwa dan raga
hingga kefokusan dalam mengerjakan sesuatu, serta pada kesejahteraan hidup anggota
keluarga serta terciptanya suasana yang indah, asri serta damai sehingga membuat
lingkungan hidup terasa nyaman Kegiatan ini sebagai salah satu bentuk upaya kita dalam
serta murah, apabila dibandingkan dengan biaya yang harus dikeluarkan untuk pengobatan
apabila mengalami gangguan kesehatan cukup mahal. Hidup sehat merupakan hal yang
seharusnya diterapkan oleh setiap orang, mengingat manfaat yang ditimbulkan akan sangat
banyak, mulai dari konsentrasi kerja, kesehatan. PHBS ini nantinya akan menjadi sebuah
kebiasaan baik kita kedepanya, hal ini juga dapat kita tularkan kepada kerabat ataupun
orang-orang disekitar kita agar peduli dengan pola hidup sehat. Sembilan pola hidup bersih
dan sehat yang PSLH anjurkan ini dapat menjadi bahan edukasi bagi masyarakat sebagai
a) Pahami kondisi kesehatan anda masing-masing. Imunitas yang baik merupakan salah
risiko penyakit atau masalah kesehatan tertentu yang dimiliki akan membantu dalam
b) Konsumsi makanan yang sehat dan bergizi. Mengubah pola makan kita ke arah menu
yang sehat dan seimbang dapat membantu menjaga kesehatan dan imunitas tubuh.
c) Perbanyak asupan cairan untuk tubuh. Minum air hangat 6-8 gelas sehari selain
selama minimal 20 detik di bawah air yang mengalir merupakah salah satu cara paling
e) Lakukan aktivitas fisik atau olahraga yang cukup. Social distancing melalui
olahraga wajib kita lakukan setiap harinya, paling tidak sembari berjemur pagi hari
pandemic COVID-19 ini bisa menjadi momen tepat untuk menghentikan kebiasaan
g) Istirahat yang cukup, untuk badan dan pikiran. Tidak hanya tubuh yang memerlukan
h) aga kebersihan rumah dan lingkungan sekitar. kondisi rumah dengan sanitasi yang
baik, serta lingkungan sekitar yang bersih dan sehat menjadi kunci dalam mendukung
i) Perbanyak pikiran positif dan bahagia. Pikiran bahagia adalah resep rahasia untuk
menjaga kondisi tubuh tetap sehat. Jangan lupa untuk selalu bersyukur dan berdoa
provinsi dan kabupaten/kota. Kegiatan ini dilakukan untuk menemukan adanya seseorang
yang terindikasi COVID-19 yang harus segera direspon. Bentuk respon berupa verifikasi,
notifikasi, rujukan kasus dan respon penanggulangan. Bentuk kegiatan verifikasi adalah
identifikasi dan pemantauan kontak, rujukan, komunikasi risiko dan pemutusan rantai
penularan.
Kegiatan di pintu masuk negara meliputi upaya to prevent, to detect, dan to respond
terhadap COVID-19 di pelabuhan, bandar udara, dan PLBDN. Upaya tersebut dilaksanakan
melalui pengawasan alat angkut, orang, barang, dan lingkungan yang datang dari
wilayah/negara terjangkit COVID-19 yang dilaksanakan oleh KKP dan berkoordinasi dengan
lintas sektor terkait. Secara umum kegiatan penemuan kasus COVID-19 di pintu masuk
diawali dengan penemuan kasus pada pelaku perjalanan. Ada beberapa kondisi di wilayah
yang perlu perhatian khusus dalam mewaspadai penemuan kasus, misalnya pada fasilitas
tertutup (seperti lapas, panti jompo, panti rehabilitasi, asrama, pondok pesantren, dan lain-
berlangsung di beberapa wilayah yang menjadi titik penyebaran infeksi Covid-19, yakni
di Pulau Jawa dan Bali.
sebesar 75% dan kerja dari kantor (WFO) sebesar 25% dengan memberlakukan
c) Sektor esensial yang berkaitan dengan kebutuhan pokok masyarakat tetap dapat
makanan melalui pesan-antar atau dibawa pulang tetap diizinkan sesuai dengan jam
operasional restoran dengan penerapan protokol kesehatan yang lebih ketat; dan
f) Pembatasan jam operasional untuk pusat perbelanjaan/mall sampai pukul 19.00
WIB;
karena setiap orang pasti dapat terpapar Covid-19 apabila tidak menjaga kebersihan dan
memakai masker saat diluar rumah atau saat berhadapan dengan orang lain secara
langsung. Berbagai upaya terus dilakukan oleh para ahli kesehatan dan masyarakat demi
Pemerintah membuat pedoman dan protokol kesehatan untuk menghadapi virus Covid-19.
Di negara kita, protokol kesehatan ini dikenal dengan sebutan 5M. Protokol kesehatan 5M di
terapkan untuk membantu pencegahan penularan virus Covid-19. Berikut ini protokol
1. Mencuci Tangan
Rutin mencuci tangan setidaknya selama 20 detik dengan menggunakan air bersih dan
sabun cuci tangan agar kuman dapat mati, hal tersebut sangat efektif dilakukan untuk
mencegah penularan virus Covid-19. Mencuci tangan dapat dilakukan setiap hari dan setiap
2. Menggunakan Masker
Menggunakan masker merupakan salah satu protokol kesehatan yang wajib dilaksanakan
karena dengan menggunakan masker dapat melindungi kita dari terpaparnya virus Covid-
19. Di Indonesia disarankan untuk menggunakan masker secara double yaitu masker medis
dan masker kain. Penggunaan masker sangat diperhatikan terutama saat diluar rumah dan
3. Menjaga Jarak
Protokol kesehatan lainnya yang perlu dipatuhi yaitu menjaga jarak. Protokol kesehatan ini
Masyarakat di tempat dan Fasilitas Umum Dalam Rangka Pencegahan dan Pengendalian
COVID-19.” Di sana disebutkan bahwa menjaga jarak minimal 1 meter dengan orang lain
untuk menghindari terkena droplets dari orang yang bicara, batuk, atau bersin, serta
4. Menjauhi Kerumunan
Menjauhi kerumunan merupakan protokol kesehatan yang juga harus dilakukan. Menurut
saat berada di luar rumah. Apabila semakin banyak dan sering kamu bertemu orang dan
berkomunikasi dengan orang banyak, maka kemungkinan terinfeksi virus Covid-19 pun
semakin tinggi. Sehingga kita harus bisa lebih hati-hati saat berada di luar rumah dan hindari
tempat keramaian terutama saat sedang sakit atau berusia di atas 60 tahun (lansia).
Menurut riset, lansia dan pengidap penyakit kronis memiliki risiko yang lebih tinggi terpapar
virus Covid-19.
5. Mengurangi Mobilitas
Mengurangi mobilitas merupakan salah satu protokol kesehatan yang perlu dilakukan yaitu
untuk tidak keluar rumah kecuali terdapat keadaan yang mendesak, semakin banyak dirimu
menghabiskan waktu di luar rumah, maka semakin tinggi pula terpapar virus Covid-19. Oleh
karena itu, bila tidak ada keperluan yang mendesak, tetaplah berada di rumah. Penerapan
aturan kerja secara WFH dan WFO juga merupakan salah contoh penerapan untuk
mengurangi mobilitas di luar rumah karena bekerja juga dapat dilakukan dirumah secara
daring.
KESIMPULAN
disebabkan oleh 3 faktor, yaitu determinan host , determinan agent dan determinan
environment. Faktor lingkungan merupakan faktor yang perlu diperhatikan dalam memutus
rantai penyebaran Covid-19. Faktor Lingkungan adalah semua faktor luar dari suatu
individu yang dapat berupa lingkungan fisik, biologis, dan sosial. Berikut adalah bentuk
1. Lingkungan Fisik
Lingkungan fisik merupakan semua benda mati yang berada di sekeliling makhluk
hidup. Komponen lingkungan yang satu ini menjadi pelengkap bagi lingkungan biologis
atau adalah segala yang tidak bernyawa seperti matahari, air, udara, tanah, iklim dan
bunyi serta lingkungan fisik lainnya. Bentuk pengendalian lingkungan fisik selama
fasilitas kesehatan
memperhatikan sirkulasi udara dengan menghindari ruang yang penuh sesak dan
2. Lingkungan Biologis
Lingkungan biologis sangat berpengaruh dan memegang peranan yang penting dalam
interaksi antara manusia sebagai pejamu dengan unsur penyebab, baik sebagai unsur
selama pandemi Covid-19 yaitu dilakukannya desinfeksi dengan baik dan benar serta
sosial sangat perlu diperhatikan dan dilaksanakan diantaranya adalah menaati segala
https://covid19.kemkes.go.id/protokol-covid-19/panduan-kegiatanmenjaga-kebersihan-
lingkungan-dan-langkah-langkah-desinfeksi-dalam-rangkapencegahan-penularan-covid-
19.
Pusat Studi Lingkungan Hidup UGM. 2020. PANDUAN UNTUK PEDULI LINGKUNGAN
https://pslh.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/1015/Panduan-Peduli-LH-PSLH-COVID-
Rajab, Wahyudin. 2009. Buku Ajar Epidemiologi Untuk Mahasiswa Kebidanan. Jakarta :