Anda di halaman 1dari 5

LEMBAR TUGAS MANDIRI

Judul : Konsep Faktor Risiko (Environment, Time)


Nama : Monica Tanady
NPM : 2106722120

Penyakit adalah suatu keadaan di mana terdapat gangguan terhadap bentuk dan fungsi tubuh
sehingga berada dalam keadaan tidak normal (Timmreck, 2002). Penyakit tentu tidak muncul
secara acak, tetapi lebih mungkin terjadi pada beberapa anggota populasi daripada yang lain
karena faktor risiko yang mungkin tidak didistribusikan secara acak dalam populasi. Faktor
risiko ini meliputi aspek-aspek yang dapat mempengaruhi peningkatan kemungkinan
terjadinya suatu penyakit pada organisme (Shi, 2004). Faktor risiko dibagi menjadi empat
aspek, yaitu host, agent, environment, dan time. Dalam tulisan ini, saya akan membahas
keempat aspek tersebut. Namun, saya akan berfokus pada penjelasan yang lebih mendetail
mengenai aspek environment dan time.

Aspek pertama yang masuk dalam faktor risiko adalah host. Singkatnya, host merupakan
organisme yang menyediakan tempat yang cocok bagi penyakit untuk tumbuh dan
berkembang biak dalam kondisi alami (Bonita, 1994). Untuk membuat host terjangkit
penyakit, dibutuhkan agent. Agent merupakan organisme yang menyebabkan terjadi suatu
penyakit. Umumnya agent berupa mikroba, yaitu bakteri, virus, fungi, dan protozoa.

Selanjutnya, aspek ketiga dalam faktor risiko adalah environment. Environment atau
lingkungan memainkan peran penting dalam perkembangan penyakit menular. Lingkungan
terbagi menjadi beberapa jenis, meliputi lingkungan biologis (tumbuhan dan binatang),
lingkungan fisik (tanah, air, udara, iklim, keadaan geografi), dan lingkungan sosial budaya
(mata pencaharian, status ekonomi, kepadatan penduduk, dan kebiasaan masyarakat).
Beberapa hal yang dapat membuat lingkungan menjadi faktor penentu kemunculan suatu
penyakit adalah sanitasi umum, suhu, polusi udara, dan kualitas air (Bonita, 1994). Jika suatu
lingkungan sanitasinya baik, kualitas airnya bersih, dan tingkat polusinya rendah, lingkungan
tersebut cenderung terbebas dari penyakit. Sebaliknya, jika kondisi lingkungan kotor,
masyarakatnya mudah terpapar penyakit. Hal ini terjadi karena agent paling banyak
ditemukan pada lingkungan yang kotor. Misalnya, kuman Clostridium tetani penyebab
tetanus yang hidup di kotoran hewan.

Environment juga merupakan aspek yang berkaitan erat dengan kondisi sosio-ekonomi suatu
masyarakat (Shi, 2004). Orang-orang yang memiliki pendidikan yang lebih baik juga
memiliki pendapatan yang lebih tinggi. Mereka tinggal di rumah dan lokasi yang lebih baik
dibandingkan masyarakat kelas bawah. Sehingga, mereka memiliki risiko rendah untuk
terkena penyakit. Selain itu, pemahaman mereka mengenai kesehatan dan kebersihan diri,
serta akses ke perawatan kesehatan juga lebih baik. Terbukti melalui statistik, orang-orang
Amerika yang kurang berpendidikan umurnya lebih pendek dibandingkan orang-orang yang
berpendidikan (Shi, 2004).

Terakhir, aspek yang memengaruhi faktor risiko adalah time. Time dapat digolongkan
menjadi beberapa fase. Pertama, waktu kerentanan. Waktu kerentanan adalah pemetaan
terhadap waktu di mana penyakit rentan untuk menyebar. Contohnya, penyakit influenza
yang umumnya terjadi pada periode bulan November — Maret. Umumnya, penyakit
memiliki masa inkubasi, yaitu waktu antara host mulai terinfeksi sampai dengan saat gejala
mulai muncul. Kedua, waktu kejadian. Waktu kejadian memperkirakan kapan suatu penyakit
akan terjadi. Terakhir, waktu penanganan. Waktu penanganan adalah masa-masa yang
menentukan apakah host bisa tertolong atau tidak (Shi, 2004).

Waktu memiliki kaitan yang sangat erat dengan penyebaran penyakit. Hubungan antara
waktu dan penyakit merupakan elemen penting di dalam analisis epidemiologi oleh karena
perubahan penyakit menurut waktu menunjukkan faktor etiologis (Azrul, 1999). Pola
penyakit berdasarkan waktu dapat dikategorikan menjadi tiga, yaitu sporadis (jarang terjadi
dan tidak teratur), penyakit endemi (dapat diprediksi), epidemi (kejadian luar biasa), dan
propagating epidemi (penyakit yang terus meningkat sepanjang waktu) (Azrul, 1999). Jika
urutan kronologis terjadinya suatu penyakit dapat diidentifikasi, kita bisa mempersiapkan diri
agar tidak tertular penyakit.

Keempat aspek yang telah saya bahas di atas tentunya memiliki keterkaitan. Kaitan tersebut
dapat digambarkan melalui Segitiga Epidemiologi. Segitiga ini meliputi agent eksternal, host,
dan environment yang menyatukan host dan agent. Pusat segitiga melambangkan time.
Kombinasi dari keempat aspek tersebut menyebabkan penyakit yang menyebar di dalam
masyarakat.

Jika kita mengetahui faktor risiko apa yang


dapat mengganggu kondisi kesehatan suatu
organisme, kita dapat mencegah terjadinya
suatu penyakit. Karena faktor risiko dapat
digunakan untuk memprediksi penyakit di
masa depan, pengukurannya pada tingkat
populasi menjadi penting. Agar dapat
mengukur faktor risiko secara akurat,
diperlukan pengetahuan yang memadai
mengenai aspek-aspek dalam faktor risiko.

Setelah mengetahui hubungan host, agent, environment, dan time dalam Segitiga
Epidemiologi, kita juga bisa mengidentifikasi hubungannya dalam suatu contoh kasus.
Misalnya, pada kasus pandemi Covid-19, agent-nya adalah virus SARS-CoV-2. Sementara,
host-nya adalah manusia. Banyak faktor internal dari host yang dapat memengaruhi pajanan,
kerentanan, & respons terhadap agent (SARS-CoV-2), misalnya usia, status fisiologis
(higienitas yg kurang baik), status imunologis (penurunan sistem kekebalan tubuh), penyakit
lain yg sudah ada sebelumnya (DM, hipertensi, penyakit kardiovaskular, pneumonia), dan
gaya hidup manusia (kurang olahraga, merokok, diet yang tidak sehat). Dari faktor eksternal,
terdapat environment yang mempengaruhi keberadaan agent dan kerentanan terhadap agent,
seperti lingkungan fisik (sanitasi lingkungan buruk), kepadatan penduduk, modus komunikasi
(fenomena dalam lingkungan yg mempertemukan host dengan agent) (Pandhita, 2022).
Berdasarkan time, Covid-19 merupakan epidemi yang telah menyebar sangat luas, sehingga
disebut sebagai pandemi. Masa inkubasi Covid-19 juga terbilang singkat, yaitu selama 3
hingga 14 hari (Harvard Medical School, 2022).

Karena kita telah mempelajari faktor risiko Covid-19, kita bisa mencegah penyebarannya.
Misalnya dengan menjaga kebersihan, mengonsumsi vitamin, menjaga imun tubuh, dan
mengubah pola hidup. Selain itu kita juga bisa mengurangi interaksi langsung dengan
manusia. Kalaupun kita pernah kontak erat dengan orang yang terinfeksi Covid-19, baik
setelah bepergian maupun dari suatu tempat yang menjadi transmisi komunitas. Dengan
kondisi tersebut sebaiknya lakukan karantina mandiri untuk mengurangi risiko penularan
meskipun belum memiliki gejala apapun atau dalam masa inkubasi Covid-19 (Febriani,
2022).

Sebagai konklusi, keempat aspek di atas sangatlah penting dalam menganalisis terjadinya
penyakit dan tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Oleh karena itu, dibutuhkan pemahaman
yang mendalam mengenai faktor risiko : host (siapa), agent (apa), environment (di mana),
dan time (kapan). Selain itu, penting juga bagi kita untuk mengetahui kaitan antara keempat
aspek yang bisa tergambarkan melalui Segitiga Epidemiologi.

Sumber :
1. Azrul, A., 1999. Pengantar Epidemiologi, Jakarta, Indonesia: Binarupa Aksara.
2. Beaglehole, R., Bonita, R. and Kjellström, T., 1994. Basic Epidemiology. Geneva:
World Health Organization, pp.83–95.
3. Centers for Disease Control and Prevention, 2012. Principles of Epidemiology |
Lesson 1 - Section 8. [online] Cdc.gov. Available at:
<https://www.cdc.gov/csels/dsepd/ss1978/lesson1/section8.html> [Accessed 9
February 2022].
4. Febriani. Rumah Sakit Terbaik Berstandarisasi Internasional | Ciputra Hospital. 2022.
Masa Inkubasi Covid-19, Berapa Lama?. [online] Available at:
<https://ciputrahospital.com/masa-inkubasi-covid-19-berapa-lama/> [Accessed 14
February 2022].
5. Harvard Medical School, 2022. If you've been exposed to the coronavirus - Harvard
Health. [online] Harvard Health. Available at:
<https://www.health.harvard.edu/diseases-and-conditions/if-youve-been-exposed-to-t
he-coronavirus> [Accessed 14 February 2022].
6. Pandhita, G., 2022. SEGITIGA EPIDEMIOLOGI (EPIDEMIOLOGIC TRIANGLE)
Covid-19 – Fakultas Kedokteran UHAMKA. [online] Fk.uhamka.ac.id. Available at:
<https://fk.uhamka.ac.id/en/berita-dan-artikel/segitiga-epidemiologi-epidemiologic-tri
angle-covid-19/> [Accessed 14 February 2022].
7. Shi, L. and Singh, D., 2004. Delivering Health Care in America. Boston: Jones and
Bartlett, pp.42–43, 53.
8. Timmreck, T., 2002. An Introduction to Epidemiology. Boston: Jones and Bartlett
Publishers.

Anda mungkin juga menyukai