Anda di halaman 1dari 24

LTM QBD 1

Berbagai Jenis Bencana, Kaitannya


dengan Indonesia dan Siklus Bencana
Monica Tanady
2106722120
PB-35 FKG
Daftar Isi
01 02 03
Siklus Bencana
Pengertian dan Jenis Bencana Ancaman, Kerentanan dan
serta Kaitannya dengan Kapasitas dalam Menilai
Risiko Bencana
Indonesia

04 05
Tahapan Siklus
Bencana Langkah Pengelolaan Bencana
pada Setiap Siklus Bencana
01
Pengertian dan Jenis Bencana serta
Kaitannya dengan Indonesia
Definisi “Suatu kejadian yang menyebabkan disrupsi daripada suatu
komunitas masyarakat yang menyebabkan terpencarnya manusia,

Bencana menimbulkan kerugian materi, ekonomi atau lingkungan dan


dampaknya melebihi kemampuan komunitas masyarakat tersebut
untuk mengatasinya.”

United Nations International Strategy for Disaster Reduction

“Sebuah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan


mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang
disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor non-alam,
maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban
jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan
dampak psikologis.”

Undang Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007


tentang Penanggulangan Bencana

United Nations. 2009 UNISDR Terminology on Disaster Rsk Reduction. Geneva: United Nations International Strategy for Disaster Reduction; 2009.
Presiden Republik Indonesia. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana.
Jenis Bencana
Berdasarkan penyebab :

Alam Manusia Gabungan


(Natural Disaster) (Man-made Disaster) (Alam dan Manusia)

Gempa dan tsunami Kegagalan pembangunan fisik dan Kegagalan pembangunan Kebakaran hutan dan
Aceh 2004 teknologi tatanan sosial masyarakat lahan di Riau

Kebocoran PLTN Chernobyl di Bom Bali 2002 Banjir Jakarta akibat


Gempa bumi Uni Soviet, 1986 curah hujan tinggi
Yogyakarta 2006 Bom Natal 2000 dan pembangunan
Tragedi Bhopal, yaitu kebocoran yang mengurangi
gas pada pabrik pestisida di Konflik Maluku 1999 daerah resapan
Bhopal, India

Ciottone GR, editor. Ciottone’s Disaster Medicine. 2nd ed. Philadelphia: Elsevier; 2016.
Jenis Bencana
Berdasarkan UU No 24 Tahun 2007 :

Alam Non Alam Sosial

Meletusnya Merapi 2010 Modernisasi Konflik Sosial

Tsunami Palu 2018 Epidemi Teror

Wabah penyakit

Kegagalan teknologi

Presiden Republik Indonesia. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana.
02
Ancaman, Kerentanan dan Kapasitas dalam
Menilai Risiko Bencana
Definisi
Ancaman
Aspek penyusun risiko bencana yang penting sebagai suatu kejadian atmosferik, geofisik atau hidrologis (alam)
yang berpotensi menimbulkan kerugian atau kerusakan (Benson dkk, 2007).

Kerentanan
Kondisi masyarakat yang mengarah pada ketidakmampuan menghadapi ancaman bencana (BPNB 2012)

Kapasitas
Kemampuan mengelola sumber daya dan kekuatan yang dimiliki oleh masyarakat sehingga memungkinkan
untuk mempertahankan dan mempersiapkan diri, terutama memulihkan diri dengan cepat dari akibat bencana
(Bakornas, 2017). Kombinasi dari seluruh kekuatan dan sumberdaya masyarakat atau organisasi untuk dapat
mengurangi tingkat risiko bencana atau dampak suatu bencana (UN-ISDR 2004 dalam Sulistyani, (2016)).
Kapasitas merupakan kebalikan dari kerentanan, jika suatu kapasitas meningkat maka dapat mengurangi
kerentanan. Kapasitas dapat berupa komponen fisik dan non fisik (sosial).

Institut Teknologi Nasional. (2021). Risiko dan Desa Tangguh Bencana. Available from: http://eprints.itenas.ac.id/1587/5/05%20Bab%202%20242018116.pdf
Ancaman, Kerentanan, dan Kapasitas dalam
Menilai Risiko Bencana
Hubungan antara ancaman, kerentanan, dan kapasitas dalam pengkajian risiko bencana dapat
dirumuskan sebagai berikut :

Kerentanan
Risiko Bencana ≈ Ancaman x
Kapasitas

Pendekatan ini digunakan untuk memperlihatkan hubungan antara ancaman, kerentanan dan
kapasitas yang membangun perspektif tingkat risiko bencana suatu kawasan. Semakin besar tingkat
ancaman dan kerentanan suatu wilayah maka semakin besar tingkat risiko bencana, sedangkan
semakin tinggi kapasitas dalam menghadapi bencana di suatu wilayah maka semakin rendah tingkat
risiko bencana.

Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 02 Tahun 2012 tentang Pedoman Umum Pengkajian Risiko Bencana
Pengkajian Risiko Bencana
Pendekatan untuk memperlihatkan ada potensi dampak
negatif yang mungkin timbul akibat suatu potensi bencana
yang melanda. Potensi dampak negatif yang timbul
dihitung berdasarkan tingkat kerentanan dan kapasitas
kawasan tersebut.
Pengkajian risiko bencana digunakan sebagai landasan
penyelenggaraan penanggulangan bencana di suatu
kawasan. Upaya pengurangan risiko bencana berupa :
1. Memperkecil ancaman kawasan
2. Mengurangi kerentanan kawasan yang terancam
3. Meningkatkan kapasitas kawasan yang terancam

Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 02 Tahun 2012 tentang Pedoman Umum Pengkajian Risiko Bencana
03
Siklus Bencana
Manajemen bencana merupakan rangkaian upaya kegiatan yang dilakukan
berdasarkan waktu dan jenis kegiatan untuk menangani bencana.
Terdapat perbedaan dalam fase siklus bencana pada beberapa literatur. Namun secara garis besar
dapat dibagi menjadi 4 fase manajemen bencana, yaitu fase mitigasi (mitigation), kesiapsiagaan
(preparedness), akut atau respon (response), dan pemulihan atau rehabilitasi (recovery).
Fase mitigasi dan kesiapsiagaan secara umum dilakukan sebelum bencana terjadi, namun secara
konsep upaya mitigasi dapat dilakukan pada fase lainnya. sementara dua fase lainnya, yaitu fase
respon dan fase pemulihan dilakukan setelah terjadi bencana. Fase pemulihan akan berlanjut kembali
ke fase mitigasi sehingga membentuk suatu siklus. Pembagian fase ini penting dilakukan agar
perencanaan dan penanggulangan bencana dapat lebih terfokus, karena setiap fase memiliki
karakteristik tersendiri.

Paul BK. Environmental Hazards and Disasters: Contexts, Perspectives and Management. 1st ed. India: Wiley-Blackwell; 2011.
Siklus Bencana
Mitigasi (Mitigation)
Upaya untuk mengurangi dampak
Rehabilitasi (Recovery)
04 Fase non-gawat darurat pasca
bencana atau menghilangkan
bencana yang terdiri dari upaya
kerentanan suatu komunitas
pengembalian seluruh sistem
terhadap bencana.
dalam suatu komunitas
01 03

Respons (Response)
Kesiapsiagaan (Preparedness) Upaya yang dilakukan sesaat
Derajat kewaspadaan dan kesiapan sebelum, ketika, atau setelah bencana
02
suatu komunitas atau masyarakat yang bertujuan untuk menyelamatkan
dalam menghadapi bencana. nyawa, dan mengurangi dampak
kerugian

Paul BK. Environmental Hazards and Disasters: Contexts, Perspectives and Management. 1st ed. India: Wiley-Blackwell; 2011.
Siklus Manajemen Bencana
Setiap fase dalam siklus manajemen bencana dapat berbeda-beda. Perbedaan dapat terjadi dari sisi
durasi maupun aktifitas yang dilakukan. Antara fase yang satu dengan fase yang lain bisa
tumpang tindih (overlap) dalam waktu, misalnya :

Fase respons bisa tumpang tindih dengan fase Upaya mitigasi dapat dilakukan juga pada fase
pemulihan respons

Upaya pemulihan rehabilitasi pasien bisa Untuk mengurangi dampak bencana akibat
dilakukan beriringan dengan gempa susulan, operasi dilakukan di RS
fase respons lapangan

Adanya perbedaan tersebut disebabkan oleh lokasi atau jenis bencana yang terjadi.

Paul BK. Environmental Hazards and Disasters: Contexts, Perspectives and Management. 1st ed. India: Wiley-Blackwell; 2011.
Siklus Manajemen Bencana
di Indonesia…
Di Indonesia, kondisi geografis yang beraneka ragam menyebabkan perbedaan fase manajemen
bencana tersebut.

Bencana yang terjadi di lokasi yang jauh dari ibukota dan memerlukan akses pesawat terbang,
seperti bencana gempa Lombok dan Palu menyebabkan akses ke lokasi bencana sulit terputus akibat
bandara lumpuh dan jalan longsor. Pada keadaan tersebut, fase respons dapat berlangsung lebih lama
serta tim yang bertugas di awal akan ditangani oleh tim yang berada di sekitar lokasi bencana.

Berbeda dengan tsunami Banten akhir 2018 yang cepat ditangani. Dengan waktu kurang dari 2
minggu seluruh korban sudah bisa tertangani dan fase respon berakhir. Hal ini dipengaruhi akses ke
lokasi bencana yang dekat dengan Jakarta, sehingga bisa dengan cepat mencapai lokasi,
memberikan pertolongan, dan mengevakuasi korban.

Paul BK. Environmental Hazards and Disasters: Contexts, Perspectives and Management. 1st ed. India: Wiley-Blackwell; 2011.
04
Tahapan Siklus Bencana
Fase Mitigasi
Definisi Upaya untuk mengurangi dampak bencana atau menghilangkan
kerentanan komunitas terhadap bencana.

Tujuan Mengurangi konsekuensi yang dapat ditimbulkan oleh bencana


Menerima dampak yang mungkin terjadi akibat bencana
Mengurangi risiko kemungkinan terjadi bencana
Menghindari risiko bencana
Pengalihan dampak bencana

Menyusun rencana penanggulangan bencana di fasilitas kesehatan


Contoh
Melakukan penutupan daerah untuk menghindari persebaran penyakit
Penerapan sistem asuransi kesehatan untuk korban bencana

Paul BK. Environmental Hazards and Disasters: Contexts, Perspectives and Management. 1st ed. India: Wiley-Blackwell;
Fase Kesiapsiagaan
Definisi Kesiapsiagaan adalah derajat kewaspadaan dan kesiapan suatu
komunitas dalam menghadapi bencana. Fase kesiapsiagaan dan
persiapan menghadapi bencana adalah suatu fase manajemen bencana
yang dilakukan pada daerah yang rawan bencana atau sulit untuk
menghindar dari bencana.

Tujuan Mempersiapkan langkah kesiapsiagaan yang tepat untuk lokasi


atau komunitas terkait.

Contoh Latihan bersikap aman pada saat gempa bumi terjadi dan evakuasi sesudah
gempa bumi terjadi, meliputi jalur evakuasi , pemasangan dan penggunaan
sinyal bahaya bencana, serta penyampaian kepada publik mengenai
kerentanan lokasi terkait terhadap bencana.

Paul BK. Environmental Hazards and Disasters: Contexts, Perspectives and Management. 1st ed. India: Wiley-Blackwell; 2011.
Fase Kesiapsiagaan
Definisi Upaya yang dilakukan sesaat sebelum, ketika, ataupun setelah
bencana yang bertujuan. Penanggulangan bencana pada fase respons
harus dilakukan dalam 72 jam pertama dan berlangsung dalam jangka
waktu jam, hari hingga 1 sampai 2 minggu.
Tujuan
Menyelamatkan nyawa, dan mengurangi dampak kerugian

Kegiatan Penilaian awal dampak bencana (initial assessment),


Pencarian dan penyelamatan korban (SAR), dan
Triase bencana (disaster triage) yang dilakukan dalam 24-48 jam
Penanganan identifikasi jenazah atau Disaster Victim Identification (DVI)
Penyediaan tempat tinggal korban, menjamin keamanan lingkungan
pembersihan puing bangunan, perbaikan infrastruktur.

Paul BK. Environmental Hazards and Disasters: Contexts, Perspectives and Management. 1st ed. India: Wiley-Blackwell; 2011.
Fase Rehabilitasi
Definisi Fase pemulihan sendiri diartikan sebagai fase non-gawat darurat pasca
bencana yang terdiri dari upaya pengembalian seluruh sistem dalam
suatu komunitas terdampak bencana kepada kondisi normal. Upaya
yang dimaksud berbeda bergantung kepada bencana, dan melibatkan
banyak instansi lintas sektor.

Macam Fase pemulihan kesehatan meliputi program rehabilitasi kesehatan,


mengembalikan korban bencana kepada aktivitas dan pekerjaannya,
rehabilitasi kesehatan jiwa korban bencana yang mengalami trauma.
Kegiatan pemulihan infrastruktur meliputi pembangunan hunian
sementara atau permanen, pemulihan sumber listrik dan sumber air
bersih, pembangunan jalan dan gedung fasilitas pemerintah yang
rusak dan sebagainya

Paul BK. Environmental Hazards and Disasters: Contexts, Perspectives and Management. 1st ed. India: Wiley-Blackwell;
05
Langkah Pengelolaan Bencana pada Setiap
Siklus Bencana
Tahap Pra-Bencana
Tahap Pencegahan dan Mitigasi Tahap Kesiapsiagaan

Membuat peta atau denah wilayah yang Menyusun rencana pengembangan sistem
sangat rawan terhadap bencana peringatan, pemeliharaan persediaan dan
pelatihan personil.
Memberi penyuluhan serta pendidikan
yang mendalam terhadap masyarakat di Menyusun pencarian dan penyelamatan
wilayah rawan bencana.
Menyusun rencana evakuasi daerah yang
berisiko menghadapi bencana berulang
Membuat bangunan tahan terhadap
bencana tertentu
Langkah-langkah kesiapan tersebut
Pembuatan alarm bencana dilakukan sebelum peristiwa bencana

Ginanjar Y. Proses Penanggulangan Bencana. Kebencanaan Babel. 2018 [cited 23 February 2022]. Available from: https://bpbd.babelprov.go.id/proses-penanggulangan-bencana/
Tahap Saat Bencana
Tahap Tanggap Darurat

Menyelamatkan diri dan orang terdekat. Penentuan status keadaan darurat bencana

Jangan panik Penyelamatan dan evakuasi masyarakat


terkena bencana

Selamatkan diri terlebih dahulu Pemenuhan kebutuhan dasar

Lari atau menjauh dari pusat bencana Perlindungan terhadap kelompok rentan

Yidak perlu membawa barang apapun Pengkajian terhadap lokasi, kerusakan,


sumber daya

Lindungi diri dari benda yang melukai diri. Pemulihan segera sarana prasarana vital

Ginanjar Y. Proses Penanggulangan Bencana. Kebencanaan Babel. 2018 [cited 23 February 2022]. Available from: https://bpbd.babelprov.go.id/proses-penanggulangan-bencana/
Tahap Pasca Bencana
Tahap Rehabilitasi dan Rekonstruksi

Memberikan bantuan darurat Rehabilitasi

Inventarisasi kerusakan Program rekonstruksi fisik dan non fisik

Evaluasi kerusakan Melanjutkan pemantauan

Pemulihan atau mengembalikan kondisi


lingkungan yang rusak atau kacau akibat bencana
seperti pada mulanya, tidak hanya dilakukan
pada lingkungan fisik saja tetapi korban yang
terkena bencana juga diberikan pemulihan baik
secara fisik maupun mental.

Ginanjar Y. Proses Penanggulangan Bencana. Kebencanaan Babel. 2018 [cited 23 February 2022]. Available from: https://bpbd.babelprov.go.id/proses-penanggulangan-bencana/

Anda mungkin juga menyukai