Anda di halaman 1dari 17

Siepend FKUI 2018

PENGERTIAN DAN JENIS


01
BENCANA
CONTENTS AT A GLANCE
 Pengertian Bencana
 Jenis bencana
a. Bencana alam
b. Bencana nonalam
c. Bencana Sosial

A. PENGERTIAN BENCANA

Menurut Undang-undang no. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan

Bencana, “Bencana adalah suatu peristiwa atau rangkaian peristiwa yang

mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang

disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor non-alam maupun faktor

manusia, sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan

lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.”

Menurut Charles Fritz, “bencana adalah sebuah kejadian yang tak

terkontrol yang terjadi dalam suatu tempat dimana masyarakat mengalami

kesulitan dan penderitaan yang dapat mengganggu struktur sosial masyarakat

tersebut.” Sehingga Bencana adalah kejadian yang disebabkan baik alam ataupun

non-alam yang tidak dapat dikontrol dan menyebabkan korban jiwa,

kehilangan harta dan kerusakan lingkungan.

B. JENIS BENCANA

1. Bencana alam  diakibatkan peristiwa alam

 Negara Indonesia sangat berpotensi mengalami bencana alam karena

letak geografis Indonesia yang:

 Berada di ring of fire

Siepend FKUI 2018 |2


 Dikelilingi samudera-samudera

 Merupakan Pertemuan tiga lempeng yaitu Eurasia, Pasifik, dan Indo-

Australia Bagian Selatan dan Timur Indonesia termasuk sabuk

Vulkanik.

2. Bencana nonalam  diakibatkan peristiwa non-alam (seperti teknologi)

Bencana yang diakibatkan peristiwa atau serangkaian peristiwa non-alam

seperti

 Gagal teknologi

Gagal teknologi merupakan bencana yang disebabkan oleh adanya

kesalahan desain, pengoperasian dan kelalaian serta kesengajaan manusia dalam

penggunaan teknologi dan/atau industri (Sutanto, 2012).

 Gagal modernisasi

Modernisasi adalah proses penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi ke

dalam semua segi kehidupan manusia dengan tingkat yang berbeda-beda tetapi

tujuan utamanya untuk mencari taraf hidup yang lebih baik dan nyaman dalam

arti yang seluas-luasnya (Schorrl, 1980).

 Epidemik, atau wabah penyakit.

Kejadian Luar Biasa (KLB) → timbulnya atau meningkatnya kejadian

kesakitan atau kematian yang bermakna secara epidemiologis pada suatu daerah

dalam kurun waktu tertentu (BNPB, 2017). Berdasarkan Permenkes Nomor 949

Tahun 2004, KLB merupakan

 Penyakit menular

 Keracunan makanan

 Keracunan bahan berbahaya lainnya masih menjadi masalah kesehatan

masyarakat karena dapat menyebabkan jatuhnya korban kesakitan

 Kematian yang besar

 Menyerap anggaran biaya yang besar dalam upaya penanggulangannya

Siepend FKUI 2018 |3


 Contoh kasus KLB di Indonesia antara lain, DBD (Demam Berdarah

Dengue) di Boyolali pada tahun 2013.

3. Bencana sosial (diakibatkan oleh manusia, seperti konflik)

Bencana yang diakibatkan peristiwa atau serangkaian peristiwa yang

diakibatkan oleh manusia. Negara Indonesia yang memiliki keragaman etnis,

budaya, dan agama rentan terhadap bencana sosial.

Bencana sosial meliputi:

 Konflik sosial antarkelompok atau antarkomunitas masyarakat

 Demokrasi besar-besaran yang mengarah pada anarkisme

 Sabotase (tindakan perusakan barang-barang/instrumen atau

penghambatan

 kegiatan suatu organisasi/perkumpulan dsb)

 Genosida (pembunuhan massal terhadap sejumlah besar orang dari

suatu kelompok atau etnis tertentu)

 Teror, dll

Siepend FKUI 2018 |4


SEBAB TERJADINYA
02
BENCANA
CONTENTS AT A GLANCE
 Alasan terjadi bencana alam
 Alasan terjadi bencana nonalam
 Alasan terjadi bencana sosial
 Penyebab berdasarkan skala
 Berdasarkan faktor penyebab

A. ALASAN TERJADINYA BENCANA ALAM

Bencana sering sekali terjadi di Indonesia. Hal ini dikarenakan berbagai faktor,

yaitu karena Indonesia merupakan negara kepulauan yang berbatasan dengan 4

lempeng tektonik serta berada di Ring Of Fire, sehingga sangat rentan untuk

terjadi gempa bumi dan gunung meletus.

B. ALASAN TERJADINYA BENCANA NON ALAM

•Rakyat Indonesia kurang melestarikan kebersihan alam

•Upaya pencegahan bencana tidak dilakukan


•Pemerintah kurang mensosialisasikan informasi terkait manajemen bencana,

sehingga rakyat minim pengetahuan akan bencana.

C. ALASAN TERJADINYA BENCANA SOSIAL

Keragaman suku dan budaya membuat setiap rakyat dari daerah yang berbeda

masing-masing memiliki persepsi tersendiri tentang norma yang berlaku,

moralitas dan etika dalam menangani masalah kedaruratan bencana. Adanya

kecenderungan untuk terjadi ketimpangan penanganan bencana di daerah dengan

pusat kota dapat menimbulkan kecemburuan sosial antar sesama rakyat

Indonesia.

Siepend FKUI 2018 |5


D. BERDASARKAN SKALA

•Lokal (Gempa Bumi Yogyakarta 2006, Gempa Bumi Sumatra Barat 2009, Erupsi

Gunung Merapi 2010, Bencana Asap dan Karhutla 2015, Tsunami Metawai 2010)

•Nasional (Contoh: Tsunami Aceh 2004, Gempa Flores 1992, Tsunami Flores

1992, Gunung Sinabung meletus, Gempa Bumi Lombok 2018)

•Internasional

E. BERDASARKAN PENYEBAB

•Bencana alam: diakibatkan oleh peristiwa alam (contoh: gempa bumi, gunung

meletus, tsunami, banjir, kekeringan, tanah longsor, dan angin topan.

•Bencana non alam: diakibatkan oleh peristiwa non alam (contoh: gagal teknologi,

gagal modernisasi, wabah penyakit, dan epidemi, kebakaran hutan)

•Bencana sosial: diakibatkan oleh peristiwa yang disebabkan oleh manusia

(contoh: teror, konflik sosial, sabotase, kerusuhan sosial)

Siepend FKUI 2018 |6


ANCAMAN, KERENTANAN,
DAN KAPASITAS BENCANA 03
CONTENTS AT A GLANCE
d. Pengertian ancaman
e. Pengertian kerentanan
f. Pengertian kapasitas
g. Hubungan dengan resiko bencana

A. ANCAMAN

Ancaman adalah kejadian ataupun aktivitas yang bersifat merusak dan

menyebabkan kehilangan nyawa, cidera, rusaknya barang dan harta, gangguan

ekonomi, dan kerusakan lingkungan. Terdapat 2 jenis ancaman, yaitu ancaman

alam dan non alam.

B. KERENTANAN

Kerentanan adalah rangkaian kondisi yang menentukan apakah bahaya (baik

bahaya alam maupun bahaya buatan) yang terjadi akan dapat menimbulkan

bencana (disaster) atau tidak.

Menurut UU No. 23 Tahun 2007, kerentanan adalah karakteristik

seseorang/kelompok dan keadaan yang dapat mempengaruhi kapasitas mereka

untuk menghadapi bahaya. Rangkaian kondisi, umumnya dapat berupa kondisi

fisik, sosial dan sikap yang mempengaruhi kemampuan masyarakat dalam

melakukan pencegahan, mitigasi, persiapan dan tindak-tanggap terhadap dampak

bahaya. Kerentanan terdiri dari banyak faktor, antara lain :

 Kerentanan fisik : Bangunan, infrastruktur, konstruksi yang lemah

 Kerentanan ekonomi : kemiskinan

 Kerentanan politik

Siepend FKUI 2018 |7


 Kerentanan sosial : Lingkungan, konflik, tingkat pertumbuhan yang

tinggi, anak dan wanita

 Kerentanan psikis / mental : mudah terkena trauma

C. KAPASITAS

Kapasitas merupakan kemampuan menangani bencana dengan sumber daya yang

ada, seperti fisik, manusia, keuangan, dan lain-lain

D. RISIKO DAN HUBUNGANNYA DENGAN ANCAMAN, KERENTANAN,

DAN KAPASITAS

Risiko merupakan perkiraan mengenai potensi timbulnya kerugian dan akibat

dari bahaya yang ditimbulkan

Kaitan antar komponen

Risk (R) = H x V / C

R  risiko

H  ancaman

V  kerentanan

C  kapasitas

Siepend FKUI 2018 |8


Peraturan
Peraturan Penanganan
Penanganan
Bencana
Bencana didi Indonesia
Indonesia
04

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 tentang

Penanggulangan Bencana

Pasal 53 Poin D : Pelayanan kesehatan termasuk ke dalam kebutuhan dasar

2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008

tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana

• BAB III: TANGGAP DARURAT

Penyelamatan dan Evakuasi

• BAB IV: PASCABENCANA

Rehabilitasi

Pemulihan Sosial Psikologis

Pelayanan Kesehatan

3. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

12/MENKES/SK/I/2002

Pedoman Koordinasi Penanggulangan Bencana di Lapangan

4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 64 Tahun

2013

Penanggulangan Krisis Kesehatan

5. Keputusan Bersama Menteri Kesehatan dan Kapolri Nomor

1087/MENKES/SKB/IX/2004 dan Nomor Pol. : Kep/40/IX/2004

Pedoman Penatalaksanaan Identifikasi Korban Mati pada Bencana Massal

Siepend FKUI 2018 |9


6. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 448/MENKES/SK/VII/1993

Pembentukan Tim Kesehatan Penanggulangan Bencana di setiap Rumah

Sakit

7. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 28/MENKES/SK/I/1995

Petunjuk Pelaksanaan Umum Penanggulangan Medik Korban Bencana

8. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 205/MENKES/SK/III/1999

Prosedur Permintaan Bantuan dan Pengiriman Bantuan

9. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 066/MENKES/SK/II/2006

Pedoman Manajemen Sumber Daya Manusia Kesehatan dalam

Penanggulangan Bencana

10. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor

949/Menkes/SK/VIII/2004

Pedoman Penyelenggaraan Sistem Kewaspadaan Dini Kejadian Luar Biasa

(KLB)

11. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

145/MENKES/SK/I/2007

Pedoman Penanggulangan Bencana di Bidang Kesehatan

Siepend FKUI 2018 | 10


Siklus
Siklus Bencana
Bencana dandan Tahapan
Tahapan
Setiap
Setiap Siklus Bencana 05,06
Siklus Bencana

*dari gambar diatas cuma mau bilang kalau:


Pemulihan = rekonstruksi & rehabilitasi
Response = tanggap darurat

Siepend FKUI 2018 | 11


SIKLUS BENCANA
1. Pencegahan & Mitigasi
 Pra bencana : Situasi tidak terjadi bencana
 Berdasarkan UU No. 24 Tahun 2007:

a. Pencegahan
- Pengertian: serangkaian kegiatan yang dilakukan sebagai upaya untuk
menghilangkan dan/atau mengurangi ancaman bencana.
- Aktivitas yang dilakukan:
1) penyusunan dan uji coba rencana penanggulangan kedaruratan bencana;
2) pengorganisasian, pemasangan, dan pengujian sistem peringatan dini;
3) penyediaan dan penyiapan barang pasokan pemenuhan kebutuhan dasar;
4) pengorganisasian, penyuluhan, pelatihan, dan gladi tentang mekanisme
tanggap darurat;
5) penyiapan lokasi evakuasi;
6) penyusunan data akurat, informasi, dan pemutakhiran prosedur tetap
tanggap darurat bencana;
7) penyediaan dan penyiapan bahan, barang, dan peralatan untuk
pemenuhan pemulihan prasarana dan sarana.

b. Mitigasi
- Pengertian: serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik
melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan
kemampuan menghadapi ancaman bencana.
- Aktivitas yang dilakukan:
1) pelaksanaan penataan ruang;
2) pengaturan pembangunan, pembangunan infrastruktur, tata bangunan;
3) penyelenggaraan pendidikan, penyuluhan, dan pelatihan baik secara
konvensional maupun modern.

* nah oleh karena itu, mitigasi kebagi jadi 2 yaitu mitigasi struktural (poin
1 &2) sama mitigasi nonstructural/edukasi (poin 3)

c. Peringatan Dini
- Pengertian: serangkaian kegiatan pemberian peringatan sesegera
mungkin kepada masyarakat tentang kemungkinan terjadinya bencana

Siepend FKUI 2018 | 12


pada suatu tempat oleh lembaga yang berwenang ((kalo di UU no. 24
Tahun 2007, peringatan dini juga masuk ke dalam tahap siklus bencana
yang ini ya geng))
- Aktivitas yang dilakukan:
1) pengamatan gejala bencana;
2) analisis hasil pengamatan gejala bencana;
3) pengambilan keputusan oleh pihak yang berwenang;
4) penyebarluasan informasi tentang peringatan bencana;
5) pengambilan tindakan oleh masyarakat.

2. Kesiapsiagaan (Preparedness)
 Situasi terdapat potensi bencana (pra bencana)
 Pengertian (UU No.24 Tahun 2007): serangkaian kegiatan yang dilakukan
untuk mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian serta melalui
langkah yang tepat guna dan berdaya guna.
 Kegiatan yang dilakukan:
1) penyusunan dan uji coba rencana penanggulangan kedaruratan
bencana;
2) pengorganisasian, pemasangan, dan pengujian sistem peringatan dini;
3) penyediaan dan penyiapan barang pasokan pemenuhan kebutuhan
dasar;
4) pengorganisasian, penyuluhan, pelatihan, dan gladi tentang
mekanisme tanggap darurat;
5) penyiapan lokasi evakuasi;
6) penyusunan data akurat, informasi, dan pemutakhiran prosedur
tetap tanggap darurat bencana;
7) penyediaan dan penyiapan bahan, barang, dan peralatan untuk
pemenuhan pemulihan prasarana dan sarana.

3. Tanggap darurat (Response)


 Situasi pada saat terjadi bencana
 Pengertian: serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan segera pada
saat kejadian bencana untuk menangani dampak buruk yang ditimbulkan,
yang meliputi kegiatan penyelamatan dan evakuasi korban, harta benda,
pemenuhan kebutuhan dasar, perlindungan, pengurusan pengungsi,
penyelamatan, serta pemulihan prasarana dan sarana
 Kegiatan yang dilakukan:

Siepend FKUI 2018 | 13


1) pengkajian secara cepat dan tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan
sumber daya;
2) penentuan status keadaan darurat bencana;
3) penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena bencana
4) pemenuhan kebutuhan dasar;
5) perlindungan terhadap kelompok rentan;
6) pemulihan dengan segera prasarana dan sarana vital.

4. Rekonstruksi & Rehabilitasi (Pemulihan/recovery)


 Pasca bencana : Situasi setelah terjadi bencana
 Berdasarkan UU No.24 Tahun 2007:
a. Rekonstruksi
- Pengertian: Pembangunan kembali semua prasarana dan sarana,
kelembagaan pada wilayah pascabencana, baik pada tingkat
pemerintahan maupun masyarakat dengan sasaran utama tumbuh
dan berkembangnya kegiatan perekonomian, sosial dan budaya,
tegaknya hukum dan ketertiban, dan bangkitnya peran serta
masyarakat dalam segala aspek kehidupan bermasyarakat pada
wilayah pascabencana (intinya rekonstruksi ini lebih ke
bangunan/struktural)
- Aktivitas yang dilakukan:
1) pembangunan kembali prasarana dan sarana;
2) pembangunan kembali sarana sosial masyarakat;
3) pembangkitan kembali kehidupan sosial budaya masyarakat;
4) penerapan rancang bangun yang tepat dan penggunaan
peralatan yang lebih baik dan tahan bencana;
5) partisipasi dan peran serta lembaga dan organisasi
kemasyarakatan, dunia usaha, dan masyarakat;
6) peningkatan kondisi sosial, ekonomi, dan budaya; g.
peningkatan fungsi pelayanan publik;
7) peningkatan pelayanan utama dalam masyarakat.

b. Rehabilitasi
- Pengertian: Perbaikan dan pemulihan semua aspek pelayanan publik
atau masyarakat sampai tingkat yang memadai pada wilayah
pascabencana dengan sasaran utama untuk normalisasi atau
berjalannya secara wajar semua aspek pemerintahan dan kehidupan

Siepend FKUI 2018 | 14


masyarakat pada wilayah pascabencana (kalo rehabilitasi intinya
lebih ke pelayanan public/kehidupan sosial)
- Aktivitas yang dilakukan:
1) perbaikan lingkungan daerah bencana;
2) perbaikan prasarana dan sarana umum;
3) pemberian bantuan perbaikan rumah masyarakat;
4) pemulihan sosial psikologis;
5) pelayanan kesehatan;
6) rekonsiliasi dan resolusi konflik;
7) pemulihan sosial ekonomi budaya;
8) pemulihan keamanan dan ketertiban;
9) pemulihan fungsi pemerintahan;
10) pemulihan fungsi pelayanan publik.

Siepend FKUI 2018 | 15


Langkah
Langkah Pengelolaan
Pengelolaan
Bencana
Bencana 07
LANGKAH PENGELOLAAN BENCANA

1. Perencanaan
a. Dibuatnya rapat Koordinasi Penyusunan Kajian Risiko Bencana (KRB)
dan rapat Rencana Penanggulangan Bencana (RPB)
b. Rapat tersebut dihadiri oleh 70 kabupaten/kota yang pada tahun
2018 difasilitasi oleh BNPB  menyusun dokumen KRB dan RPB,
serta 22 kabupaten/kota yang difasilitasi untuk penyusunan
dokumen yang sama di tahun 2019. Selain itu, diserahterimakan
dokumen KRB dan RPB kepada kabupaten/kota yang difasilitasi
penyusunannya pada tahun 2018 oleh BNPB.

2. Kajian risiko bencana


a. Gabungan dari  bahaya, kerentanan, kapasitas dari daerah
b. Berisi informasi mengenai:
i. 10 jenis bencana  gempa bumi, banjir, tsunami, dan lainnya
ii. Kapasitas daerah  kapasitas dan kesiapsiagaan daerah
iii. Kerentanan daerah  jumlah penduduk, fisik, dan lingkungan
c. Ketiga informasi di overlay untuk menghasilkan informasi risiko
bencana

3. Pengelolaan risiko bencana


a. Merupakan kegiatan menentukan langkah, program, dan kegiatan
yang harus dilakukan oleh pemerintah daerah untuk menanggulangi
risiko bencana
b. Perwujudannya : Dokumen Rencana Penanggulangan Bencana
c. Isi dari Dokumen Rencana Penanggulangan Bencana  informasi
siapa harus melakukan apa untuk menanggulangi bencana di suatu
daerah dalam jangka waktu tertentu
d. Dalam tahap ini juga dilakukan integrase rencana ke dalam Rencana
pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD)  untuk menjamin
pendanaan dari pemerintah
e. Pada tahap ini juga dilakukan urutan prioritas daerah untuk di danai
oleh pemerintah

Siepend FKUI 2018 | 16


4. Kewaspadaan dan kesiapsiagaan
a. Bisa dengan melakukan gladi atau latihan kesiapsiagaan
b. Latihannya dapat berupa  evakuasi mandiri sesuai ancaman atau
risiko bencana di daerah masing-masing

Siepend FKUI 2018 | 17

Anda mungkin juga menyukai