NPM : 2106722120
Setiap negara memiliki sistem yang berbeda-beda untuk membayar layanan kesehatan.
Contohnya, di Kanada, layanan kesehatan didanai dari pemerintah federal dan provinsi. Dana
tersebut berasal dari pajak gaji, pajak perusahaan, dan dan beragam skema lainnya (termasuk
premi, lotre, dan pajak penjualan). Di Amerika Serikat, sejumlah besar masyarakat membayar
perawatan kesehatan menggunakan pendapatan pajak umum dan asuransi swasta. (Muennig
and Su, 2013). Tulisan ini akan membahas lebih lanjut sistem pembayaran yang diterapkan
dalam pelayanan kesehatan.
Diagnosis Related Group (DRG) merupakan cara pembayaran dengan biaya satuan per
diagnosis, bukan biaya satuan per jenis pelayanan medis maupun non medis yang diberikan
kepada seorang pasien dalam rangka penyembuhan suatu penyakit. Sebagai contoh, jika
seorang pasien menderita demam berdarah, maka pembayaran ke rumah sakit sama besarnya
untuk setiap kasus demam berdarah, tanpa memperhatikan berapa hari pasien dirawat di
sebuah rumah sakit dan jenis rumah sakitnya. Pembayaran dilakukan berdasarkan diagnosis
keluar pasien. Konsep DRG sederhana saja yaitu rumah sakit mendapat pembayaran
berdasarkan rata-rata biaya yang dihabiskan oleh berbagai rumah sakit untuk suatu diagnosis.
Jika di Jakarta misalnya terdapat 10 ribu kasus demam berdarah di tahun 2017 dan dari hasil
analisis biaya diperoleh rata-rata biaya per kasus adalah Rp2.000.000,00, maka setiap rumah
sakit di Jakarta yang mengobati pasien demam berdarah akan dibayar Rp2.000.000,00 untuk
setiap pasien (Indawati, Dewi, Pramono and Maryati, 2018).
Sistem kapitasi (Capitated system) dianut salah satunya oleh negara Thailand. Struktur
pembayaran ini memberikan sejumlah uang tunai untuk setiap pasien yang ditanggung.
Dokter gigi menerima pembayaran sekaligus untuk memberikan perawatan bagi sejumlah
pasien. Beberapa pasien ada yang tidak melakukan perawatan sama sekali sehingga penyedia
layanan kesehatan dapat mengantongi uang tersebut. Namun, ada juga orang lain yang akan
sakit parah dan akan mengonsumsi lebih banyak perawatan daripada yang diterima penyedia
layanan untuk pasiennya. Sejumlah besar negara menggunakan kapitasi dalam beberapa
bentuk, tetapi hanya sedikit yang menggunakannya sebagai satu-satunya cara membayar
perawatan (Muennig and Su, 2013).
Jika telah ditetapkan biaya Rp 10.000/bulan dan dalam 1 bulan sang dokter harus merawat
500 pasien, hal ini berarti dokter akan menerima uang sejumlah Rp 5.000.000. Uang 5 juta
tersebut harus bisa digunakan untuk kegiatan preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Oleh karena
itu, jika ada pasien yang sakit parah dan memakan uang banyak, maka penghasilan dokter
tersebut akan lebih banyak terpotong. Keuntungan dari sistem ini adalah penyedia layanan
kesehatan harus berhati-hati dalam pengeluarannya. Sebab, jika mereka terlalu boros, maka
mereka akan bangkrut. Namun, kerugian sistem ini tampak dari sikap penyedia layanan
kesehatan menjadi pelit dalam pelayanannya.
Secara Fokus
administratif lebih pengobatan
sederhana
Penganggaran Mudah
fasilitas diukur
Insentif kecil
untuk
pencegahan
Referensi :
1. Indawati, L., Dewi, D., Pramono, A. and Maryati, Y., 2018. Manajemen Informasi
Kesehatan V : Sistem Klaim dan Asuransi Pelayanan Kesehatan. 1st ed. Jakarta:
Kementerian Kesehatan.
2. Muennig, P. and Su, C., 2013. Introducing global health. San Francisco: John Wiley
& Sons, pp.114-116.
3. Rodwin, V. G., & Le Pen, C. (2004). Health care reform in France—the birth of
state-led managed care. New England Journal of Medicine, 351(22), 2259–2262. DOI
: 10.1056/NEJMp048210.