Indonesia menerapkan sistem pembiayaan kesehatan yang bersifat asuransi sosial mulai tanggal 1 Janua
ri 2014. Kebijakan pembiayaan kesehatan pada tahun ini yaitu agar seluruh masyarakat Indonesia terja
min dalam hal jaminan kesehatan.
Sejak 1 Januari 2014 mulai diberlakukan Sistem Jaminan Sosial Nasional bidang kesehatan Dengan me
ngusung sistem gotong royong BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) Kesehatan menyatakan tot
al biaya jaminan kesehatan dari tahun 2014 s.d 2016 terus meningkat
Kemenkeu (2014) menyatakan alokasi anggaran kesehatan di Indonesia dari tahun 2009-2014 mengala
mi peningkatan, untuk tahun 2013 alokasi anggaran kesehatan mencapai 3.3% dari APBN sedangkan un
tuk tahun 2014 mengalami peningkatan menjadi 3,8% dari APBN.
Permasalahan yang akan dibahas Tujuan pembahasan paper ini untuk mengetahui
yaitu Bagaimana Sistem Pembiaya sistem pembiayaan dan pembayaran di Indonesi
an dan Pembayaran di Indonesia? a.
Sistem Retrospectiv
e Payment Systems
(RPS)
Sistem RPS adalah metode pembayaran yang dilakukan atas l
ayanan kesehatan yang diberikan kepada pasien berdasar pa
da setiap aktivitas pelayanan yang diberikan.
Sebagai contoh: Fee for Services (FFS)
terbatas
demand
Jasa
1. Waktu
lebih singkat
tunggu 1. Jumlah
banyak
pasien sangat
(overcrowded
Kesehatan
2. Akses pelayanan clinic)
ve
(Pasien) baru lebih mudah kurang
aliran keuangan
Pada sistem pembiayaan fee for service, pembayaran jasa kesehatan berasal dari kanton
g orang itu sendiri.
Kelebihan sistem
Kelemahan siste
Fee for Service
m Fee for Service
Penanganan yang diberikan dokter ce
Terbukanya peluang bagi pihak pemberi pelayanan kes
ndrung lebih maksimal dan tidak terk ehatan (PPK) untuk memanfaatkan hubungan Agency Re
lationship, dimana PPK mendapat imbalan berupa uang
esan terbatas – batas
jasa medik untuk pelayanan yang diberikannya kepada
pasien yang besar-kecilnya ditentukan dari negosiasi
Pembayaran Kapitasi
Sistem Prospective Pay
ment Systems (PPS) Per Diem
Global budget
Metode pembayaran prospektif adalah
metode pembayaran yang dilakukan at
as layanan kesehatan yang besarannya Case Based Payment atau Diagnosti
sudah diketahui sebelum pelayanan ke c Related Group (DRG)
sehatan diberikan.
dengan pelayanan
an Pembayaran P terbaik
rendah
Memerlukan
monitoring Pasca
sistem informasi
1. Belum seluruh masyarakat terlindungi secara optimal terhadap beban pembiayaan kesehatan;
2. Terbatasnya dana operasional puskesmas dalam rangka pelaksanaan program dan kegiatan untuk mencapai targ
et millenium development goals
3. Belum terpenuhinya kecukupan pembiayaan kesehatan yang diikuti efisiensi dan efektifitas penggunaan anggara
n;
4. Belum adanya pertimbangan kebutuhan biaya pelayanan kesehatan terutama program prioritas sebagaimana st
andar pelayanan minimal (SPM);
5. Masih terbatasnya peraturan perundang-undangan yang mendukung pencapaian jaminan kesehatan, hal ini terk
ait dengan masih terbatasnya kemampuan manajemen pembangunan kesehatan
Kemenkeu RI. 2014. Anggaran Kesehatan 2009-2014. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Anggaran.
Kepmenkes RI. 2016. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 76 Tahun 2016 tentang Pedoman Indonesia Case Base Gro
ups (INA-CBG) Dalam Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional. Jakarta.
Murti, Bhisma. 2010. Strategi untuk Mencapai Cakupan Universal Pelayanan Kesehatan di Indonesia. Institute of Health Economic and Poli
cy Studies (IHEPS). Universitas Sebelas Maret.
Permenkes RI.2014. Peraturan Menteri Kesehatan RI No 27 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Sistem Indonesian Case Base Groups (IN
A-CBGs). Jakarta