Anda di halaman 1dari 4

1. Jelaskan definisi beban kerja?

2. Jelaskan metode perhitungan beban kerja yang anda ketahui?


3. Uraikan secara jelas kaitannya antara beban kerja dengan perencanaan
kebutuhan karyawan?
Jawab :
1. Definisi Beban Kerja
Beban kerja adalah sejumlah proses atau kegiatan yang harus diselesaikan
oleh seorang pekerja dalam jangka waktu tertentu. Menurut UU Kesehatan
No.36 tahun 2009, pengertian beban kerja adalah besaran pekerjaan yang harus
dipikul oleh suatu jabatan/unit organisasi dan merupakan hasil kali antara
jumlah pekerjaan dengan waktu. Setiap pekerja dapat bekerja secara sehat
tanpa membahayakan dirinya sendiri maupun masyarakat di sekelilingnya,
untuk itu perlu dilakukan upaya penyerasian antara kapasitas kerja, beban kerja
dan lingkungan kerja agar diperoleh produktivitas kerja yang optimal.
Menurut Webster beban kerja sebagai jumlah pekerjaan atau waktu bekerja
yang dibutuhkan kepada pekerja dan total jumlah pekerjaan yang harus
diselesaikan oleh suatu departemen atau kelompok pekerja dalam suatu periode
waktu tertentu.
Secara Umum Beban kerja adalah beban layak pekerjaan yang hiperbola
yang dibedakan menjadi dua beban layak, yaitu beban layak kuantitatif dan
beban layak kualitatif. Beban layak kuantitatif yaitu beban yang terlalu banyak
untuk dikerjakan atau tidak cukup waktu untuk menyelesaikan suatu pekerjaan
sedangkan beban layak kualitatif yaitu individu merasa kurang memiliki
kemampuan menyelesaikan suatu pekerjaan karena standar yang terlalu tinggi
(Suwanto, 2010).
2. Metode Perhitungan Beban Kerja
a. Metode Workload Indicator Staff Need (WISN)
WISN (Workload Indicator Staff Need) adalah indikator yang
menunjukkan besarnya kebutuhan tenaga kerja di suatu tempat kerja
berdasarkan beban kerja, sehingga alokasi/relokasi akan lebih mudah dan
rasional. Metode perhitungan kebutuhan SDM berdasarkan beban kerja
(WISN) adalah suatu metode perhitungan kebutuhan SDM berdasarkan
pada beban pekerjaan nyata yang dilaksanakan oleh tiap kategori SDM
pada tiap unit kerja di suatu tempat kerja. Kelebihan metode ini mudah
dioperasikan, mudah digunakan, secara teknis mudah diterapkan,
kompherensif dan realistis.
b. Metode Full Time Equivalent (FTE)
Metode perhitungan beban kerja dengan full time equivalent (FTE)
adalah metode dimana waktu yang digunakan untuk menyelesaikan
berbagai pekerjaan dibandingkan terhadap waktu kerja efektif yang
tersedia. FTE bertujuan menyederhanakan pengukuran kerja dengan
mengubah jam beban kerja ke jumlah orang yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan pekerjaan tertentu. Full Time Equivalent adalah salah satu
metode analisis beban kerja yang berbasiskan waktu dengan cara mengukur
lama waktu penyelesaian pekerjaan kemudian waktu tersebut
dikonversikan ke dalam indeks nilai FTE.
c. Metode Work sampling merupakan suatu teknik hitung beban kerja yang
digunakan untuk menghitung besarnya beban kerja yang didapatkan dalam
suatu unit, bidang atau instalasi tertentu. Dengan menghitung menggunakan
work sampling, didapatkan gambaran kegiatan seperti berikut: Jenis
aktivitas yang dilakukan selama jam kerja, Kaitan aktivitas tenaga
kesehatan berkaitan dengan fungsi dan tugasnya dalam waktu jam kerja,
Proporsi waktu kerja yang digunakan untuk melakukan kegiatan produktif
dan tidak produktif, Pola beban kerja personel dikaitkan dengan waktu dan
schedule jam kerja.
d. Metode Time and Motion Study merupakan teknik perhitungan beban kerja
dengan memperhatikan kegiatan apa saja yang dilakukan oleh sampel.
Kelebihan teknik ini adalah kita mampu sekaligus menilai kualitas kinerja
dari sampel sambil menghitung beban kerjanya (Ilyas, 2011) merupakan
tehnik untuk mengumpulkan informasi aktifitas kerja dimana pengamatan
dilakukan secara terus menerus terhadap setiap jenis kegiatan dan dicatat
secara terperinci serta dihitung lamanya waktu untuk melakukan suatu
tugas tertentu. Idealnya satu pengamat mengamati satu subjek. Itu sebabnya
penelitian ini tak bisa untuk subjek yang besar/banyak jumlahnya (Finkler,
S, 2000).
e. Metode Daily Log merupakan bentuk dari work sampling yang lebih
sederhana, karena memberikan kesempatan kepada sampel untuk
menuliskan sendiri kegiatan dan waktu yang dihabiskan dalam melakukan
pekerjaannya. Teknik ini sangat bergantung kepada kejujuran sampel.
Sebagai tahapan, peneliti membuat terlebih dahulu pedoman dan formulir
isian untuk para sampel. Penjelasan dasar mengenai cara pengisian formulir
harus dilakukan oleh peneliti terlebih dahulu sebelum sampel dibolehkan
untuk mulai mengisinya sendiri. Yang diutamakan dalam penelitian ini
adalah kegiatan, waktu, dan lamanya kegiatan (Ilyas, 2011).
f. Metode Perhitungan Beban Kerja secara Subyektif
1. Metode NASA-TLX
Metode NASA-TLX (National Aeronautics and Space Administration
Task Load Index) merupakan metode yang digunakan untuk menganalisis
beban kerja mental yang dihadapi oleh pekerja yang harus melakukan
berbagai aktivitas dalam pekerjaannya. Metode ini di kembangkan
berdasarkan munculnya kebutuhan pengukuran subjektif yang terdiri dari
skala Sembilan factor (kesulitan tugas, tekanan waktu, jenis aktivitas,
usaha fisik, usaha mental, performansi, frustasi, stress dan kelelahan).
Dari Sembilan faktor ini disederhanakan lagi menjadi 6 yaitu Kebutuhan
Mental demand (MD), Physical demand (PD), Temporal demand (TD),
Performance (P), Frustation level (FR)
2. Metode Subjective Workload Assessment Technique (SWAT)
Subjective Workload Assessment Technique (SWAT) Metode SWAT
merupakan multidimensional scale. Dalam model SWAT, performansi
kerja manusia terdiri dari tiga dimensi ukuran beban kerja yang
dihubungkan dengan performansi, yaitu :
a) Time load atau beban waktu yang menunjukan jumlah waktu yang
tersedia dalam perencanaan, pelaksanaan dan monitoring tugas
b) Mental effort atau beban usaha mental, yang berarti banyaknya usaha
mental dalam melaksanakan suatu pekerjaan.
c) Psychological stress atau beban tekanan psikologis yang
menunjukkan tingkat resiko pekerjaan, kebingungan, dan frustasi.
3. Rating scale mental effort (RSME) merupakan metode pengukuran beban
kerja subyektif dengan skala tunggal.
3. Kaitannya antara Beban Kerja dengan Perencanaan Kebutuhan Karyawan
Perkembangan dan pertumbuhan perusahaan perlu didukung dengan
sumber daya manusia yang kompeten dan memiliki kinerja yang unggul.
Proses penyiapan sumber daya manusia yang kompeten dimulai melalui proses
perencanaan SDM yang sistematis.
Melalui perencanaan SDM yang baik, maka dapat diketahui berapa jumlah
SDM yang tersedia dibandingkan dengan SDM yang dibutuhkan. Hal ini dapat
menjadi informasi untuk memutuskan apakah harus mempertahankan
apabila kondisinya seimbang atau mengurangi apabila kondisi SDM yang
ada lebih besar dengan SDM yang dibutuhkan. Ataupun bahkan harus
menambah apabila SDM yang ada lebih sedikit dibandingkan dengan
SDM yang dibutuhkan.
Salah satu titik kritis dan strategis dalam perencanaan kebutuhan SDM
adalah menghitung kebutuhan SDM sesuai dengan beban kerja yang
diperlukan dengan menggunakan metode workload analysis atau analisa beban
kerja. Karena beban kerja termasuk pada pengaturan sumber daya manusia
yang merupakan sumber daya penting di unit organisasi. Beban kerja adalah
besaran pekerjaan yang harus dipikul oleh suatu jabatan/unit di organisasi yang
sangat erat kaitannya dengan perencanaan kebutuhan karyawan karena
termasuk dalam efisiensi dan efektivitas di unit organisasi.
Sehingga dengan adanya beban kerja yang dibuat di suatu organisasi dapat
membantu organisasi tersebut dalam perencanaan kebutuhan karyawan atau
meramalkan kebutuhan karyawan di masa mendatang. Agar kebutuhan
karyawan yang diharapkan dapat menyelesaikan beban kerja yang sudah dibuat
dan mendapatkan karyawan yang berkompeten di bidangnya.

Anda mungkin juga menyukai