Anda di halaman 1dari 24

KONSEP DAN ASUHAN

KEPERAWATAN
KOMUNITAS PADA
POPULASI PENYAKIT
MENULAR (COVID-19)
TIK 3
01
• Definisi •
penyakit menular penyakit infeksi rantai infeksi
penyakit yang dapat menular sebuah penyakit yang (chain of infection)
kemanusia disebabkan oleh disebabkan oleh agen merupakan rangkaian yang
agen biologis ,diantaranya biologis (seperti harus ada untuk
virus ,bekteri ,jamur,dan virus ,bakteri, atau parasit), menimbulkan infeksi.
parasit. bukan disebabkan faktor Dalam melakukan tindakan
(Permenkes, RI No.82,2014) fisik seperti luka bakar atau pencegahan dan
kimia pengendalian infeksi
(sumampouw ,2017) dengan efektif, perlu
dipahami secara cermat
rantai infeksi
(Kemenkes RI, 2017)
• 6 komponen rantai penularan infeksi

Agen infeksi (infectious agent)   Metode Transmisi/Cara Penularan

Reservoir atau wadah


Portal of entry (pintu masuk)
tempat/sumber agen infeksi
dapat hidup  

Portal of exit (pintu keluar)   Susceptible host (Pejamu rentan)

(Kemenkes RI, 2017).


02
•Epidemiologi •
• Epidemiologi triangle

Dikemukakan oleh John Gordon dan La Richt (1950) yang menyebutkan bahwa timbul atau
tidaknya suatu penyakit pada manusia karena 3 faktor utama. yaitu:
1. host (pejamu),
2. agent (agen), dan
3. evironment (lingkungan).

John gordon berpendapat bahwa:


 Penyakit timbul karena ketidakseimbangan antara agent dan host
 Keadaan seimbang bergantung pada sifat alami dan karakteristik agent dan host
 Karakteristik agent dan host akan mengadakan interaksi, dalam interaksi tersebut akan
berhubungan langsung pada keadaan alami dari lingkungan.

(Sumampouw, 2017)
• Web of Cautional
adalah model yang mengeksplorasi pengaruh pada berbagai faktor perkembangan kondisi kesehatan
tertentu. Faktor-faktor yang dieksplorasi terkait dengan interaksi sosial, dan pada pendekatan model ini
juga melihat bagaimana hubungan timbal balik antara faktor-faktor yang berkontribusi, serta
menentukan area mana upaya pengendalian paling efektif.
(Clark,2015)

•The Wheel of Caution


Model roda ini memerlukan identifikasi dari beberapa faktor dalam timbulnya suatu penyakit dan
tidak begitu menekankan pada agen. Besarnya peranan dari masing-masing lingkungan bergantung
pada penyakit yang bersangkutan.
 contoh : peranan lingkungan sosial lebih besar dari yang lainnya pada stress mental
03
Karakteristik
Penyakit Menular
Menurut (Irwan,2017), Berdasarkan manifestasi klinis maka karakterisitik penyakit menular
terdiri dari :

Spektrum Penyakit Menular, pada proses penyakit menular secara umum dijumpai
1 berbagai manifestasi klinik, mulai dari gejala klinik yang tidak tampak sampai keadaan
yang berat disertai komplikasi dan berakhir cacat / meninggal dunia. Akhir dari proses
penyakit adalah sembuh, cacat atau meninggal. Penyembuhan dapat lengkap atau dapat
berlangsung jinak (mild) atau dapat pula dengan gejala sisa yang berat (serve sequele).

2
Infeksi Terselubung (tanpa gejala klinis), yaitu keadaan suatu penyakit yang tidak
menampakan secara jelas dan nyata dalam bentuk gejala klinis yang jelas sehingga
tidak dapat di diagnosa tanpa cara tertentu seperti tes tuberkolin, kultur tenggorokan,
pemeriksaan anti body dalam tubuh dan lain-lain.

Sumber Penularan, yaitu merupakan media yang menjadikan suatu penyakit tersebut
3 bisa menyebar kepada seseorang. Sumber ini meliputi ; Penderita, Pembawa kuman,
Binatang sakit, tumbuhan / benda, Cara Penularan. Penyakit dapat menyerang
seseorang dengan bebarapa cara diantaranya, kontak langsung, melalui udara, melalui
makanan/minuman, melalui vektor, keadaan penderita.
04
Sifat-sifat Penyakit
Menular
Waktu Generasi (Generation Time)
Masa antara masuknya penyakit pada pejamu tertentu sampai masa kemampuan maksimal pejamu tersebut untuk dapat
menularkan penyakit. Perbedaan masa tunas ditentukan oleh masuknya unsur penyebab sampai timbulnya gejala penyakit
sehingga tidak dapat ditentukan pada penyakit dengan gejala yang terselubung, sedangkan waktu generasi untuk waktu
masuknya unsur penyebab penyakit hingga timbulnya kemampuan penyakit tersebut untuk menularkan kepada pejamu lain
walau tanpa gejala klinik / terselubung.

Kekebalan Kelompok (Herd Immunity)


adalah kemampuan atau daya tahan suatu kelompok penduduk tertentu terhadap serangan/penyebaran unsur penyebab
penyakit menular tertentu didasarkan tingkat kekebalan sejumlah tertentu anggota kelompok tersebut. Hard immunity
merupakan factor utama dalam poses kejadian wabah di masyarakat serta kelangsungan penyakit pada suatu kelompok
penyakit tertentu.  

Angka Serangan (Attack Rate)


adalah sejumlah kasus yang berkembang atau muncul dalam satu satuan waktu tertentu dikalangan anggota kelompok yang
mengalami kontak serta memiliki resiko / kerentanan terhadap penyakit tersebut.Angka serangan ini bertunjuan untuk
menganalisis tingkat penularan dan tingkat keterancaman dalam keluarga, dimana tata cara dan konsep keluarga, system
hubungan keluarga dengan masyarakat serta hubungan individu dalam kehidupan sehari-hari pada kelompok populasi
tertentu merupakan unit Epidemiologi tempat penularan penyakit berlangsung.

Irwan. (2017)
05
Definisi covid 19
01
Covid 19 adalah penyakit
yang disebabkan oleh virus

03
Corona jenis baru yang Wabah ini menyebar dengan
diberi nama SARS-CoV-2. cepat keseluruh dunia, dan
sudah jutaan kasus Covid-19
yang dilaporkan dari ratusan
negara di dunia.

02
Covid 19 pertama kali terdeteksi
di kota Wuha, Provinsi Hubei,
Tiongkok pada Desember 2019
Masyarakat memiliki peran

04
yang ditetapkan sebagai pandemic
oleh Organisasi Kesehatan Dunia penting dalam memutuskan
(WHO) pada 11 Maret 2020 mata rantai penuluran Covid-19
dengan cara beradaptasi
dengan kebiasaan baru yang
lebih sehat, bersih, lebih taat
pada aturan yang telah di
tetapkan pemerintah.
06
Protokol Kesehatan
Perlindungan Kesehatan Individu

1. Menggunakan alat pelindung diri berupa masker yang menutupi hidung dan mulut hingga dagu, jika harus keluar rumah
atau berinteraksi dengan orang lain yang tidak diketahui status kesehatannya. Apabila menggunakan masker kain,
sebaiknya gunakan masker kain 3 lapis.

2. Cuci tangan secara teratur pakai sabun dengan air mengalir atau menggunakan cairan antiseptik berbasis
alkohol/handsanitizer.

3. Selalu menghindari menyentuh mata, hidung, dan mulut dengan tangan yang tidak bersih (yang mungkin terkontaminasi
droplet yang mengandung virus).

4. Menjaga jarak minimal 1 meter dengan orang lain untuk menghindari terkena droplet dari orang yang bicara, batuk, atau
bersin, serta menghindari kerumunan, keramaian, dan berdesakan. Jika tidak memungkinkan melakukan jaga jarak maka
dapat dilakukan berbagai rekayasa administrasi dan teknis lainnya.

5. Meningkatkan daya tahan tubuh dengan menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) seperti mengkonsumsi gizi
seimbang, aktivitas fisik minimal 30 menit sehari dan istirahat yang cukup (minimal 7 jam), serta menghindari faktor
risiko penyakit. Orang yang memiliki komorbiditas/penyakit penyerta/kondisi rentan seperti diabetes, hipertensi,
gangguan paru, gangguan jantung, gangguan ginjal, penyakit autoimun, kehamilan, lanjut usia, anak anak, dll, harus
lebih berhati-hati dalam beraktifitas di tempat dan fasilitas umum.

(Kemenkes RI,2020)
Perlindungan Kesehatan Masyarakat
Potensi penularan COVID-19 di tempat dan fasilitas umum disebabkan adanya pergerakan, kerumunan,
atau interaksi orang yang dapat menimbulkan kontak fisik. Dalam perlindungan kesehatan masyarakat
peran pengelola, penyelenggara, atau penanggung jawab tempat dan fasilitas umum sangat penting untuk
menerapkan sebagai berikut:

1) Unsur pencegahan (prevent)


 Kegiatan promosi kesehatan (promote) dilakukan melalui sosialisasi, edukasi, dan penggunaan berbagai
media informasi untuk memberikan pengertian dan pemahaman bagi semua orang, serta keteladanan
dari pimpinan, tokoh masyarakat, dan melalui media mainstream.
 Kegiatan perlindungan (protect) antara lain dilakukan melalui penyediaan sarana cuci tangan pakai
sabun yang mudah diakses dan memenuhi standar atau penyediaan handsanitizer, upaya penapisan
kesehatan orang yang akan masuk ke tempat dan fasilitas umum, pengaturan jaga jarak, disinfeksi
terhadap permukaan, ruangan, dan peralatan secara berkala, serta penegakkan kedisplinan pada
perilaku masyarakat yang berisiko dalam penularan dan tertularnya COVID-19 seperti berkerumun,
tidak menggunakan masker, merokok di tempat dan fasilitas umum dan lain sebagainya.

(Kemenkes RI,2020)
Perlindungan Kesehatan Masyarakat

2) Unsur penemuan kasus (detect)


 Fasilitasi dalam deteksi dini untuk mengantisipasi penyebaran COVID-19, yang dapat dilakukan melalui
berkoordinasi dengan dinas kesehatan setempat atau fasilitas pelayanan kesehatan.
 Melakukan pemantauan kondisi kesehatan (gejala demam, batuk, pilek, nyeri tenggorokan, dan/atau
sesak nafas) terhadap semua orang yang ada di tempat dan fasilitas umum.

3) Unsur penanganan secara cepat dan efektif (respond)


 Melakukan penanganan untuk mencegah terjadinya penyebaran yang lebih luas, antara lain
berkoordinasi dengan dinas kesehatan setempat atau fasilitas pelayanan kesehatan untuk melakukan
pelacakan kontak erat, pemeriksaan rapid test atau Real Time Polymerase Chain Reaction (RT-PCR),
serta penanganan lain sesuai kebutuhan. Terhadap penanganan bagi yang sakit atau meninggal di tempat
dan fasilitas umum merujuk pada standar yang berlaku sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

(Kemenkes RI,2020)
07
Asuhan Keperawatan
Pengkajian
dapat menggunakan salah satu model teori keperawatan, yaitu Community as Partner (CAP) yang berfokus
pada inti (core), delapan subsistem serta persepsi yang mempengaruhi kesehatan komunitas. Inti (core)
menggambarkan data demografi, agama, nilai dan kepercayaan masyarakat, statistic vital, dan sejarah
desa.

Sedangkan 8 subsistem meliputi :


1. lingkungan,
2. pendidikan,
3. keamanan dan transportasi,
4. politik dan pemerintahan,
5. pelayanan kesehatan dan sosial,
6. komunikasi, ekonomi, dan rekreasi.
7. Selain itu, persepsi dari masyarakat dan juga
8. persepsi perawatnya

(Anderson & McFarlane, 2011).


Diagnosa
1) Defisiensi kesehatan komunitas
2) Perilaku kesehatan cenderung beresiko
3) Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan Ketidakefektifan manajemen kesehatan

Adapun diagnosa keperawatan NANDA yang dapat ditegakkan pada permasalahan kesehatan pada populasi
penyakit menular, yaitu :
1) Defisiensi kesehatan komunitas
2) Perilaku kesehatan cenderung beresiko
3) Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan
4) Ketidakefektifan manajemen kesehatan
5) Kesiapan meningkatkan manajemen kesehatan diri
6) Ketidakefektifan koping komunitas
Intervensi
Perencanaan kegiatan dapat disusun berdasarkan tiga tingkatan pencegahan yaitu :

1. Pencegahan primer
Melakukan pencegahan terhadap masuknya agen penyakit dan mencegah secara patologi orang yang
terkena penyakit infeksi dengan cara mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, menghindari
menyentuh mata, hidung, dan mulut dengan tangan yang belum dicuci, menghindari kontak dekat dengan
orang yang sakit, menggunakan masker, tidak berkerumun dan imunisasi serta mengubah perilaku yang
dapat menyebabkan timbulnya patogen penyakit.

2. Pencegahan sekunder
Melakukan deteksi secara cepat terhadap penyakit dan memberikan pengobatan yang efektif bagi yang
tertular. Selain itu, perlu dilakukan pelaporan terkait penyakit menular, menyelidiki orang yang terkena
penyakit, memberitahukan pasangan, menemukan kasus baru dan melakukan isolasii terhadap penderita.

3. Pencegahan tersier
Memberikan perawatan terhadap klien yang terkena penyakit infeksi dengan pengobatan secara tuntas,
meningkatkan perlawanan terhadap pathogen penyakit, membantu klien mendapatkan pengobatan dan
juga mengajarkan kepada klien untuk dapat melakukan perawatan secara mandiri dan pencegahan
terhadap anggota keluarga yang lain.
Implementasi
Kegiatan implementasi dapat dilaksanakan dengan berbagai kegiatan yang mendukung penyelesaian
masalah kesehatan di masyarakat. Kegiatan dapat dilakukan dengan menggunakan The Public Health
Intervention Wheel (Schaffer & Strohschein, 2019). Pelaksanaan implementasi yang telah direncanakan,
seorang perawat akan bekerjasama dengan individual atau seluruh populasi. penderita penyakit menular,
ataupun dengan penyedia pelayanan kesehatan di komunitas. Selain itu, perawat juga dapat bekerjasama
dengan keluarga.

Evaluasi
Kegiatan yang dilakukan saat evaluasi berupa menilai hasil dari implementasi yang telah dilaksanakan.
Setiap kegiatan yang dilakukan dilihat hasilnya dan disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai. Hasil
kegiatan diharapkan dapat mempengaruhi status kesehatan yang lebih baik lagi dari masyarakat. Evaluasi
pelaksanaan asuhan keperawatan pada populasi penyakit menular dapat dilakukan dengan menilai pada
evaluasi struktur, evaluasi proses dan evaluasi hasil.
•Referensi
 Irwan. (2017). Epidemiologi Penyakit Menular. Yogyakarta: cv. absolute media krapyak
 Kemenkes RI. (2020). Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
Hk.01.07/Menkes/382/2020 Tentang Protokol Kesehatan Bagi Masyarakat Di Tempat
Dan Fasilitas Umum Dalam Rangka Pencegahan Dan Pengendalian Corona Virus Disease
2019 (Covid-19).
 NANDA. (2019). Diagnosis Keperawatan Defisini dan Klasifikasi 2018 - 2020. Jakarta:
EGC
Thank You

Anda mungkin juga menyukai