PENYAKIT MENULAR
Dengan mengucapkan puji dan syukur kepada Allah SWT, atas segala limpahan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan percobaan
yang berjudul “Penyakit Menular”.
Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang tidak dapat kami
sebutkan satu-persatu, yang telah membantu menyelesaikan laporan percobaan ini.
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang
kedokteran mendorong para tenaga ahli selalu mengadakan riset terhadap
berbagai penyakit termasuk salah satunya adalah penyakit menular demi
mengatasi kejadian penderitaan dan kematian akibat penyakit.
Pengertian Epidemiologi menurut asal kata, jika ditinjau dari asal kata
Epidemiologi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari 3 kata dasar yaitu Epi
yang berarti pada atau tentang, Demos yang berarti penduduk dan kata terakhir
adalah Logos yang berarti ilmu pengetahuan. Jadi Epidemiologi adalah ilmu
yang mempelajari tentang penduduk. Sedangkan dalam pengertian modern pada
saat ini adalah ilmu yang mempelajari tentang frekuensi dan distribusi
(penyebaran) serta determinant masalah kesehatan pada sekelompok orang atau
masyarakat serta determinasinya (faktor-faktor yang mempengaruhinya).
B.RUMUSAN MASALAH
a) Apa saja kelompok-kelompok penyakit menular
b) Apa saja tiga aspek pertama penularan penyakit dari orang ke orang
c) Bagaimana proses muculnya penyakit COVID-!9 di belahan dunia serta terjadi pada
indonesia
C.TUJUAN MASALAH
a) Untuk mengetahui kelompok-kelompok penyakit menular
b) Agar mengetahui tiga aspek pertama penularan penyakit dari oarng ke prang
c) Agar mengetahui bagaimana proses muculnya COVID-19
BAB II
PEMBAHASAN
2. Patogenesis
Adalah kemampuan untuk menghasilkan penyakit dengan segala
klinis yang jelas
3. Virulensa
Adalah nilai proporsi penderita dengan gejala klinis yang jelas
terhadap seluruh penderita dengan gejala klinis jelas
4. Imunogenisitas
Adalah suatu kemampuan menghasilkan kekabalan / imunitas
Mekanisme potogenesis :
1. Inuasi jaringan secara langsung
2. Produk toksin
3. Rangsangan imunologis / reaksi alergi yang menyebabkan
kerusakan pada tubuh pejamu
4. Infeksi yang menetap (infeksi paten)
5. Merangsang kerentanan penjamu terhadap obat dalm menetralinsa
toksisitas
6. Ketidakmampuan membentuk daya tangan
Sumber penularan :
1. Manusia sebagai reservoir
2. Reservoir binatang / benda lain
Penyakit utama dan reservoir utamanya untuk
- Pes tikus
- Rabies
- Leptospirosis tikus
- Virus encephlitides kuda
- Trichnosis babi dll
Melihat perjalanan penyakit pada penjamu, bentuk pembawa kuman
(carrier) dapat dibagi dalam beberapa jenis :
1. Healthy carrier (inapparent)
2. Incubatory carrier(masa tunas)
3. Convalescent carrier (baru sumber klinis)
4. Chronis carrier (menahun)
Manusia dalam kedudukannya sebagai reservoir penyalur menular di
bagi dalam 3 kategori utama yaitu:
1. Reservoir yang umumnya selalu muncul sebagai penderita
2. Reservoir yang dapat sebagai penderita maupun sebagai carrier
3. Reservoir yang umumnya selalu bersifat penderita akan tetapi dapat
menularkan langsung penyakitnya ke penderita potensial lainnya, tetapi
harus melalui perantara hidup.
PROSES TERJADINYA/MUCULNYA COVID-19
Dilihat dari sejarahnya, virus corona pertama kali diidentifikasi sebagai penyebab flu
biasa pada tahun 1960. Hingga sampai tahun 2002, virus itu belum dianggap fatal.
Tetapi, pasca adanya Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS-Cov) di China, para
pakar mulai berfokus pada penyebab dan menemukan hasil apabila wabah ini
diakibatkan oleh bentuk baru corona.
Pada tahun 2012, terjadi pula wabah yang mirip yakni Middle East Respiratory
Syndrome (MERS-Cov) di Timur Tengah. Dari kedua peristiwa itulah diketahui
bahwa corona bukan virus yang stabil serta mampu berdaptasi menjadi lebih ganas,
bahkan dapat mengakibatkan kematian. Sejak itulah, penelitian terhadap corona
semakin berkembang.
Prof Soewarno yang juga Wakil Dekan III Fakultas Kedokteran Hewan (FKH)
Universitas Airlangga tersebut berpendapat bahwa virus corona jenis baru atau Novel
Corona Virus ( 2019-nCoV ) yang sekarang sedang berkembang, bukan merupakan
sebuah hal baru, melainkan hasil dari mutasi. Virus itu serupa dengan corona yang
menjadi penyebab SARS-Cov dan MERS-Cov.
"Sebenarnya virus corona sudah ditemukan sejak lama, baik pada manusia maupun
hewan. Contohnya unggas, kalkun, babi, tikus, kucing, dan anjing yang
masing-masing ada sendiri. Begitu juga manusia," ujarnya seperti dikutip dari laman
resmi Unair.
Sementara ini, terdapat tujuh jenis virus corona yang ditemukan sejak tahun 1960
hingga tahun 2019 kemarin dengan nama Novel Corona Virus.
Namun, virus corona yang menyerang manusia hanya berasal dari genus alpha dan
genus beta (paling berbahaya). Sementara virus corona yang menyerang hewan adalah
genus delta serta genus gamma.
"Berbeda dengan virus corona yang beredar sebelumnya, dimana SARS-Cov berasal
dari kelelawar, sementara MERS-Cov ditularkan oleh unta. Sejauh ini, diperoleh
kesimpulan apabila 2019-ncov, mengalami mutasi pada kelelawar, lalu berlanjut ke
ular, dan berakhir masuk ke manusia. Karena itu, masyarakat disarankan untuk
menghindari konsumsi satwa liar," ujar Prof. Soewarno
Dia mencontohkan pada hewan kelelawar. Menurutnya, terdapat tiga jenis kelelawar,
yakni kelelawar pemakan serangga, kelelawar penghisap darah, dan kelelawar
pemakan buah.
Ketiga jenis kelelawar tersebut sama-sama bertindak sebagai vektor virus atau
perantara penyakit sehingga tak disarankan untuk dikonsumsi manusia.
"Selain itu, kelelawar juga dapat membawa virus dari beberapa jenis, seperti
halnya lyssavirus, coronavirus, adenivirus, dan paramyxovirus, yang ditularkan
melalui gigitan atau air liur. Jika hal itu terjadi, maka akan berbahaya bagi manusia,"
katanya.
Upaya pencegahan
Tak hanya menyebar melalui satwa liar, 2019-nCoV juga menginfeksi antar manusia
melalui batuk maupun bersin. Oleh karena itu, masyarakat diimbau ikut mencegah
penyebaran virus, antara lain dengan:
Menjaga imunitas
Menjaga lingkungan
Menggunakan masker saat berada di ruang terbuka
Mengolah makanan dengan tepat
Jangan konsumsi satwa liar
Segera ke dokter apabila mengalami gejala seperti sakit tenggorokan, flu, batuk,
demam, atau sesak nafas.
Agar tak tertular, maka masyarakat harus:
Menghindari kontak jarak dekat dengan penderita Infeksi Saluran Pernapasan Akut
(ISPA)
Menggunakan alat pelindung diri (APD)
Sering mencuci tangan setelah melakukan kontak bersama lingkungan orang sakit
Mengingatkan mengenai etika batuk kepada pasien ISPA.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Salah satu penyakit menular yang sekarang sedang hangat di kalangan masyarakata
ada COVID-19. Virus corona yang menyerang manusia hanya berasal dari genus
alpha dan genus beta (paling berbahaya). Sementara virus corona yang menyerang
hewan adalah genus delta serta genus gamma.
Agar tak tertular, maka masyarakat harus menghindari kontak jarak dekat dengan
penderita Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), menggunakan alat pelindung diri
(APD), sering mencuci tangan setelah melakukan kontak bersama lingkungan orang
sakit, mengingatkan mengenai etika batuk kepada pasien ISPA.
DAFTAR PUSTAKA
Budiarto, Eko. 2003, Pengantar Epidemiologi. Jakarta: penerbit buku kedokteran egc.
Bustan Mn. 2002. Pengantar epidemiologi. Jakarta Rineka Cipta
Nasry, Nur Dasar-Dasar Epidemiologi
Arsip Mata Kuliah FKM Unhas 2006
Sumber : http://www.anakciremai.com/2009/10/makalah-kesehatan-tentang-epidemi
ologi.html