Anda di halaman 1dari 10

PENDALAMAN MATERI

(Lembar Kerja Resume Modul)

A. Judul Modul : Sejarah Kebudayaan Islam

B. Kegiatan Belajar : KB 2 (Perkembangan Kebudayaan Pada Masa Bani


Umayyah dan Bani Abbasiyah)

C. Refleksi

NO BUTIR REFLEKSI RESPON/JAWABAN

1. PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN PADA MASA DINASTI


UMAYYAH DI DAMASKUS
a) Sejarah Berdiri
Dinasti Umayyah didirikan pada tahun 661 M oleh
Muawiyah bin Abi Sufyan, yaitu putra dari Abu Sufyan bin
Harb, tokoh berpengaruh dari Bani Umayah yang masuk
Islam saat Fathu Makkah. Pada masa Nabi Muhammad saw,
Muawiyah menjadi salah satu perawi hadits yang baik. Pada
masa Khalifah Abu Bakar, ia memimpin tentara Islam
dalam perang Riddah untuk menumpas kaum murtad. Pada
masa Khalifah Usman, ia menjabat sebagai Gubernur di
Damaskus. Berdirinya Dinasti Umayyah bermula dari
peristiwa Tahkim atau Perang Shiffin.
Peta Konsep (Beberapa Menurut Abdussyafi Muhammad Abdul Lathif dalam
1 istilah dan definisi) di modul
bidang studi “Bangkit dan Runtuhnya Khilafah Bani Umayyah” (2016),
perang ini adalah perang saudara antara kubu Muawiyah
dengan kubu Ali bin Abi Thalib. Perang Shiffin terjadi usai
wafatnya khalifah Utsman bin Affan pada 17 Juni 656 M,
yang membuka peluang bagi Ali bin Abi Thalib untuk
memimpin. Setelah Ali bin Abi Thalib wafat pada 29 Januari
661 M, kepemimpinan dilanjutkan oleh Hasan bin Ali selama
beberapa bulan sebelum akhirnya ia mengundurkan diri.

Usai Hasan bin Ali mundur, Muawiyah tampil sebagai


pemimpin meskipun diwarnai dengan berbagai polemik di
antara umat Islam sendiri. Dinasti Umayyah kemudian
berdiri selama lebih kurang 90 tahun (40-132 H atau 661-
750 M), dengan Damaskus sebagai pusat pemerintahannya.
Wilayah kekuasaannya meliputi daerah Timur Tengah,
Afrika Utara dan Spanyol.
b) Sistem Pemerintahan
Sistem pemerintahan yang diterapkan Bani Umayyah adalah
sistem monarkhi (Monarchiheridetis), yaitu sistem yang
suksesi kepemimpinannya dilakukan secara turun-temurun.
Berikut para Khalifah Daulah Umayyah di Damaskus:
1) Muawiyah bin Abi Sufyan (41-61 H/661-680 M)
2) Yazid bin Mu’awiyah (61-64 H/680-683 M)
3) Muawiyah II bin Yazid (64-65 H/683-684 M)
4) Marwan bin al-Hakam (65-66 H/684-685 M)
5) Abd al-Malik ibn Marwan (66-86 H/685-705 M)
6) Al-Walid bin Abd al-Malik (86-97 H/705-715 M)
7) Sulaiman bin Abdul Malik (97-99 H/715-717 M)
8) Umar bin Abdul Aziz (99-102 H/717-720 M)
9) Yazid II bin Abd al-Malik (102-106 H/720-724 M)
10) Hisyam bin Abd al-Malik (106-126 H/724-743 M)
11) Al-Walid II bin Yazid (126-127 H/743-744 M)
12) Yazid III bin al-Walid (127 H/744 M)
13) Ibrahim bin al-Walid (127 H/744 M)
14) Marwan II bin Muhammad (127-133 H/744-750 M)

Dalam menata administrasi pemerintahan, Bani Umayyah


mengembangkan administrasi pemerintahan yang telah ada
sejak masa Umar bin Khatab, yaitu:
1) An-Nidham Al-Idari, adalah organisasi tata usaha yang
meliputi:
 Ad-Dawawin, yaitu lembaga tata usaha pemerintahan
pusat yang terdiri dari: diwanul kharraj, diwanur rasail,
diwanul mustaghilat almutanawi’ah, dan diwanul
Khatim. Keempatnya memiliki tugas dan tanggung
jawab mengurus surat-surat lamaran raja,
menyiarkannya, menstempel, membungkus dengan
kain dan dibalut dengan lilin kemudian di atasnya
dicap.
 Al-Imarah Ala Al-Buldan, yaitu lembaga pemerintahan
daerah yang dipimpini oleh seorang Amirul Umara
(gubernur jenderal).
 Barid, yaitu lembaga pos dalam tata usaha
pemerintahan yang mengurusi administrasi negara.
 Syurthah, yaitu lembaga kepolisian

2) An-Nidham Al-Mali, yaitu organisasi keuangan atau


ekonomi yang mengurusi pemasukan dan pengeluaran
negara berupa:
 Al-Dharaib, yaitu suatu kewajiban yang harus dibayar
oleh warga negara (Al-Dharaib) pada zaman Daulah
Umayyah.
 Masharif Baitul Mal, yaitu pengeluaran keuangan
pada masa Daulah Umayyah.

3) An-Nidham Al-Harbi, yaitu organisasi pertahanan pada


masa Daulah Umayyah yang tugasnya adalah:
 Mempertahankan daerah-daerah Islam dari serangan
armada Romawi
 Memperluas dakwah Islamiyah.

4) An-Nidham Al-Qadhai, yaitu lembaga peradilan atau


kehakiman, yang terdiri dari:
 Al-Qadha, seorang qadhi bertugas menyelesaikan
perkara-perkara yang berhubungan dengan agama
 Al-Hisbah, seorang al-Muhtashib bertugas
menyelesaikan perkara-perkara umum dan soal-soal
pidana yang memerlukan tindakan cepat
 An-Nadhar fil Madhalim yaitu mahkamah tertinggi
atau mahkamah banding.

c) Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Tokoh-tokohnya


pada Masa Bani Umayyah di Damaskus
Perkembangan ilmu pengetahuan pada masa Bani Umayyah
di Damaskus meliputi 3 bidang, yaitu: bidang diniyah, bidang
tarikh dan bidang filsafat. Pengembangan ilmu pengetahuan
pada masa Bani Umayyah di Damaskus tampak pada
beberapa bidang.
 Ilmu Tafsir
Pada zaman ini keberadaan tafsir masih berkembang
dalam bentuk lisan dan belum dibukukan.
 Ilmu Hadis
Perkembangan hadis diawali dari masa khalifah Umar
bin Abdul Aziz dan ulama hadis yang mula-mula
membukukan hadis yaitu Ibnu Az Zuhri atas perintah
khalifah Umar bin Abdul Aziz.
 Ilmu Kalam
Perang yang diakhiri dengan tahkim menyebabkan
munculnya berbagai golongan, yaitu Muawiyah, Syiah,
Khawarij, dan sahabat-sahabat yang netral. Dari
perseteruan dalam politik ini akhirnya bergeser ke
permasalahan teks-teks agama, yaitu masalah teologi
atau ilmu kalam. Tokoh-tokohnya antara lain Hasan
Al-Basri, Ibn Shihab Al-Zuhri, dan Wasil ibn Ata’.
 Ilmu Qira'at
Setelah Al-Qur’an dikirim ke berbagai kota wilayah
bagian, lahirlah dialek bacaan tertentu bagi masing-
masing penduduk kota tersebut dan mereka
mengikuti bacaan seorang qari’ yang dianggap sah
bacaannya. Akhirnya muncul tujuh macam bacaan
yang sekarang terkenal dengan nama Qiraat sab’ah.
 Ilmu Nahwu
Dengan meluasnya wilayah Islam dan didukung
dengan adanya upaya Arabisasi maka ilmu tata bahasa
Arab sangat dibutuhkan. Sehingga dibukukanlah ilmu
nahwu dan menjadi salah satu ilmu yang penting
untuk dipelajari.
 Tarikh dan Geografi
Dalam mengembangkan ilmu tarikh, ilmuwan pada
masa ini mengumpulkan kisah tentang nabi dan para
sahabatnya yang kemudian dijadikan landasan bagi
penulisan buku-buku tentang penaklukan (maghazi)
dan biografi (sirah). Munculnya ilmu geografi dipicu
oleh berkembangnya dakwah Islam ke daerah-daerah
baru yang luas dan jauh.
 Seni Bahasa
Pada masa Bani Umayyah telah tumbuh dan
berkembang seni bahasa. Beberapa penyair pada
masa ini, adalah Umar Ibn Abi Rabi’ (w. 719 M), Jamil
AlUdhri (w. 701 M), Qays Ibn Al-Mulawwah (w. 699
M), Al-Farazdaq (w. 732 M), dan Ummu Jarir (w. 792
M).

2. PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN PADA MASA DINASTI


ABBASIYAH
a) Sejarah Berdiri
Bani Abbasiyah lahir tahun 132 H/750 M. Nama Abbasiyah
diambil dari nama ayah pendiri dinasti ini, yaitu Abas bin
Abdul Muthalib. Proses lahirnya Abbasiyah dimulai dari
kemenangan Abu Abbas Assafah dalam sebuah perang
terbuka (al-Zab) melawan khalifah Bani Umayyah yang
terakhir yaitu Marwan bin Muhammad. Abu Abbas diberi
gelar Assafah karena dia pemberani. Bani Abbasiyah eksis
selama 505 tahun dengan mampu menciptakan peradaban
yang menjadi kiblat dunia pada saat itu, peradaban yang
dikenang sepanjang masa.

b) Sistem Pemerintahan
Sistem pemerintahan yang diterapkan Bani Abbasiyah
adalah sistem monarkhi (Monarchiheridetis). Berikut
khalifah-khalifah yang memimpin Bani Abbasiyah:
1) Abu Abbas As-Saffah (132-136 H/ 749-754 M)
2) Abu Ja'far al-Manshur (136-158 H/ 750-775 M)
3) Abu Abdullah Muhammad al-Mahdi (158-169 H/ 775-
785 M)
4) Abu Muhammad Musa al-Hadi (169-170 H/ 785-786 M)
5) Abu Ja’far Harun ar-Rasyid (170-193 H/ 786-809 M)
6) Abu Musa Muhammad Al-Amin (193-198 H/ 809-813 M)
7) Abu Ja’far Abdullah Al-Ma'mun (198-201 H/ 813-817 M)
8) Ibrahim bin al-Mahdi di Baghdad (201-203H/813-819 M)
9) Abu Ishaq Muhammad Al-Mu'tasim (218-227 H/ 833-
842 M)
10) Abu Ja’far Harun Al-Watsiq (227-232 H/ 842-847 M)
11) Abul Fadl Ja’far Al-Mutawakkil (232-247 H/ 847-861 M)
12) Abu Ja’far Muhammad Al-Muntashir (247-248 H/ 861-
862 M)
13) Abu Abbas Ahmad Al-Musta'in (248-252 H/ 862-866 M)
14) Abu Abdullah Muhammad dan Al-Mu'tazz (252-255 H-
866-869 M)
15) Abu Ishaq Muhammad Al-Muhtadi (255-256 H/869-870
M)
16) Abu Al-Abbas Ahmad Al-Mu'tamid (256-279 H/ 870-892
M)
17) Abu Al-Abbas Ahmad Al-Mu'tadid (279-289 H/ 892-902
M)
18) Abu Muhammad Ali al-Muktafi (289-295 H/ 902-908 M)
19) Abu Fadl Ja’far Al-Muqtadir (295-320 H/ 908-932 M)
20) Abu Mansur Muhammad Al-Qahir (320-322 H/ 932-934
M)
21) Abu Al-Abbas Ahmad Ar-Radhi (322-329 H/ 934-940 M)
22) Abu Al-Ishaq Ibrahim Al-Muttaqi (329-333 H/ 940-944
M)
23) Abu Al-Qasim Abdullah Al-Mustakfi (333-334 H/ 944-
946 M)
24) Abu Al-Qasim al-Fadl Al-Mu’thi (334-363 H/ 946-974 M)
25) Abu Al-Fadl Abdul Karim At-Tha'i (363-381 H/ 974-991
M)
26) Abu Al-Abbas Ahmad Al-Qadir (381-422 H/ 991-1031 M)
27) Abu Ja’far Abdullah Al-Qa'im (422-467 H/ 1031-1075 M)
28) Abu Al-Qasim Abdullah Al-Muqtadi (467-487 H/ 1075-
1094 M)
29) Abu Al-Abbas Ahmad Al-Mustazhir (487-512 H/ 1094-
1118 M)
30) Abu Mansur Al-Fadl Al-Mustarsyid (512-529 H/ 1118-
1135 M)
31) Abu Ja’far al-Mansur Ar-Rasyid (529-530 H/ 1135-1136
M)
32) Abu Abdullah Muhammad Al-Muqtafi (530-555 H/ 1136-
1160 M)
33) Abu Al-Muzaffar Al-Mustanjid (555-566 H/ 1160-1170
M)
34) Abu Muhammad Al-Hasan Al-Mustadhi’ (566-575 H/
1170-1180 M)
35) Abu Al-Abbas Ahmad An-Nashir (575-622 H/ 1180-1225
M)
36) Abu Nashr Muhammad Az-Zahir (622-623 H/ 1225-1226
M)
37) Abu Ja’far Al-Mansur Al-Mustansir (623-640 H/ 1226-
1242 M)
38) Abu Ahmad Abdullah Al-Musta'sim (640-656 H/ 1242-
1258 M)

c) Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Tokoh-tokohnya


Masa Abbasiyah dikenal sebagai era keemasan ilmu
pengetahuan dan Agama. Ilmu-ilmu agama berkembang
dengan subur dan diiringi oleh kemunculan tokoh-tokoh
agama yang berpengaruh sampai sekarang ini.
 Ilmu Tafsir
Ilmu Tafsir pada masa ini berkembang pesat. Penafsiran
AlQur’an pun berkembang tidak hanya dengan
penafsiran makna, tetapi juga penafsiran “Bil al Ma’tsur
dan “Bi al-Ra’yi”. Salah satu tokoh penganut aliran Tafsir
bi al-Ra’y adalah Abu Yunus Abdus Salam Al-Qozwani,
sedangkan tokoh yang mempopulerkan tafsir metode Bil
al Ma’tsur adalah:
1) Imam at-Thabari (wafat: 923 M/310 H), karyanya
adalah Jami’ al-Bayan fi Ta’wil Ayy Al-Qur’an
2) Ibnu Katsir (wafat: 1372 M), karyanya adalah Tafsir al-
Qurad al-Azhim dan al-Bidayah wa an-Nihayah
3) As-Suyuthi (lahir: 1445 M), karyanya adalah ad-Durr
al-Mantsur fi Tafsir bi al-Ma’tsur dan al-Itqan fi ‘Ulum
al-Alquran.
 Ilmu Hadits
Pada masa ini, kajian hadis sebagai sumber hukum
setelah Al-Qur’an berkembang dengan cara menelusuri
keotentikkan Hadis. Hal inilah yang mengilhami
terbentuknya ilmu-ilmu Jarhi wa Ta’di dan ilmu
Mustalahul Hadis, sehingga para ulama hadis berhasil
mengkodifikasi hadis ke dalam kitab secara teratur dan
sistemik. Di antara kitab-kitab Hadis yang berhasil
disusun adalah kitab Hadis “Kutub as-Sittah”, yang
disusun oleh enam ulama’ Hadis, Imam Muslim (wafat
261 H), Imam Bukhori (wafat 256 H), Imam Turmudzi
(wafat 279 H), Ibnu Majjah (wafat 273 H), Imam Nasa’i
(wafat 303 H), Abu Daud (wafat 275 H).
 Ilmu Kalam
Pada masa al-Ma’mun dan Harun al-Rasyid, ilmu kalam
(teologi) sangat mempengaruhi keadaan pemerintahan.
Aliran Mu’tazilah dijadikan aliran resmi pemerintah Bani
Abbas. Di antara teolog yang terkenal ialah Abu Huzail al-
Allaf (wafat 235 H), An-Nazzam (wafat 835 H), Bisri Ibnu
Mu’tamir, Abu Ishaq Ibrahim dan Amru bin Ubaid.
 Ilmu Fiqh
Di antara kebanggaan pemerintahan Abbasiyah adalah
adanya empat ulama’ Fiqh yang terkenal, yaitu Imam Abu
Hanifah (wafat 129 H, Imam Malik (wafat 179 H), Imam
Syafi’i (wafat 204 H) dan Imam Ahmad bin Hambal (wafat
241 H). Pada masa ini, berkembang dua cara dalam
mengambil hukum fiqih, yaitu:
1) Ahl al-Hadis, yaitu aliran yang berpegang teguh pada
nash-nash Al-Qur’an dan Hadis. Tokoh-tokohnya
adalah Imam Malik, Imam Syafi’i dan pengikut Sufyan
As-Sauri.
2) Ahl al-Ra’yi, yaitu aliran yang menggunakan akal
pikiran dalam mengistimbatkan hukum, di samping
memakai Al-Qur’an dan Hadis. Aliran ini dipelopori
oleh Imam Abu Hanifah dan Fuqaha’ Irak.
 Ilmu Tasawuf
Perkembangan ilmu ini dimulai dari perkumpulan-
perkumpulan tak resmi dan diskusi keagamaan (halaqah)
dan latihan spiritual dengan membaca dzikir berulang-
ulang. Beberapa tokohnya, adalah:
1) Abu Kasim Abdul Karim bin Hawzin al Qusairi (wafat
465 H), kitabnya yang terkenal adalah Ar-Risalah al-
Qusyairiyah.
2) Abu Haffas Umar bin Muhammad Sahabuddin (wafat
11 632 H), kitabnya yang terkenal adalah Awariful
Ma’arif.
3) Imam al Ghazali (wafat 502 H), kitabnya yang terkenal
adalah Ihya ’Ulumuddin.
 Ilmu Filsafat
Secara umum dalam bidang filsafat orang-orang Islam
masih banyak mengambil dari filsafat Yunani, seperti
filsafat Greek dan Coptic. beberapa tokohnya, adalah:
Abu Yusuf bin Ishaq Al Kindi (wafat 873 M), Ibnu Sina
(lahir tahun 980 M di Bukhara), Al-Farabi (lahir di
Turkistan tahun 870 M), dan Ibnu Rusydi (Wafat 594 H).
 Ilmu Sains dan Teknologi
Penemuan-penemuan penting tentang sains dan
teknologi
1) Ilmu Kedokteran, dengan tokohnya Ar-Razi (penemu
benang Fontanel), Ibnu Sina (pengarang kitab As-Sifa
kitab tentang kedokteraran yang dijadikan rujukan
pengajaran beberapa Universitas di Eropa), dan Abul
Qosim Az-Zahrawi (ahli bedah)
2) Ilmu Kimia, dengan tokohnya Jabir Ibnu Hayyam, yang
diberi gelar “Bapak Ilmu Kimia Arab”, penemu teori
sublimasi, teori pengasaman, teori penyulingan, teori
penguapan, teori pelelehan, dan penemu karbit.
3) Ilmu Astronomi, dengan tokohnya Al-Khawarizmi
(wafat 846), yang membuat tabel-tabel tentang letak
negara, peta dunia, penetapan bujur-bujur panjang
semua tempat di muka bumi ini, sekaligus mengukur
jarak antara negara satu dengan negara yang lain.
4) Ilmu Matematika, dengan tokohnya Ibnu Haitam dan
Al-Khawarizmi yang menemukan teori Al-Jabar, yaitu
cara menghitung akar kuadrat dan desimal.

3. PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN PADA MASA DINASTI


UMAYYAH DI ANDALUSIA
a) Sejarah Berdiri
Bani Umayyah di Andalusia adalah kekhalifahan Islam yang
berkuasa di Semenanjung Iberia dalam rentang waktu
antara abad ke-8 hingga ke-12. Andalusia atau Semenanjung
Iberia (Spanyol dan Portugal termasuk selatan Perancis
sekarang) ditaklukkan oleh umat Islam pada masa khalifah
Al-Walid bin Abdul Malik (705-715 M). Dalam proses
penaklukan Spanyol ini terdapat tiga pahlawan Islam yang
dapat dikatakan paling berjasa yaitu Tharif bin Malik, Tariq
bin Ziyad, dan Musa bin Nushair.

Kebudayaan Islam masa Bani Umayyah mengalami


perkembangan yang sangat pada periode pemerintahan
Abdurrahman III an-Nashir (300-350 H/912-961 M), dan
benar-benar mencapai puncak kejayaannya dalam bidang
keagamaan maupun kebudayaan di bawah khalifah ‘Abd al-
Rahman III dan penerusnya, al-Hakam II dan al-Manshuur.
Kala itu, kota Cordova berkembang menjadi pusat
kebudayaan yang sebanding dengan Kairawan, Damaskus,
atau Baghdad. Pada masa kejayaan ini, Andalusia mulai
mengembangkan kebudayaannya sendiri dengan
identitasnya yang khas Andalusia.
b) Kemajuan Iptek, Seni Budaya, dan Pembangunan
1) Kemajuan Intelektual Filsafat
Beberapa tokohnya adalah:
 Abu Bakar Muhammad bin al-Sayigh (Ibn Bajjah) yang
mengemukakan masalah bersifat etis dan 15
eskatologis
 Abbas bin Farnas, ahli kimia dan astronomi, yang
menemukan pembuatan kaca dari batu
 Ibrahim al-Naqqash, ahli astronomi yang dapat
menentukan waktu gerhana matahari, membuat
teropong, dan dapat menentukan jarak antara tata
surya dan bintang-bintang
 Ahmad bin Ibas, seorang ahli farmasi
 Umm al-Hasan bint Abi Ja’far dan saudara perempuan
al-Hafidz, dua ahli kedokteran dari kalangan wanita
 Ibn Jubair, yang menulis tentang negeri-negeri muslim
Mediterranea dan Sicilia
 Ibn Batutah, yang menulis tentang negeri Samudera
Pasai dan Cina
 Ibn Khaldun, perumus filsafat sejarah
 Ziyad bin Abdurrahman yang memperkenalkan
mazhab Maliki
 Ibn Yahya yang menjadi Qadhi
 Al-Hasan bin Nafi, sang penggubah lagu yang dijuluki
Zaryab
 Ibn Sayyidih Ibn Malik (pengarang Alfiyah), Ibn Khuruf,
Ibn al-Hajj, Abu Ali al-Isybili, Abu Hasan bin Usfur, Abu
Hayyan al-Gharnathi di bidang bahasa dan sastra
 Ibn Rusyd, tokoh bidang filsafat, matematika,
kedokteran, astronomi, logika, dan hukum Islam
dengan salah satu karyanya “Tahafut al-Tahafut.”

2) Kemajuan Pembangunan
 Cordova adalah ibu kota Spanyol sebelum Islam, yang
kemudian diambil alih oleh Bani Umayyah. Oleh
penguasa Muslim, kota ini dibangun, diperindah untuk
dijadikan pusat kota sekaligus pusat pemerintahan.
 Pada zaman pemerintahan Bani Umayyah di Andalus,
terdapat banyak pasar yang didirikan, antara lain: al-
qaysariyyah (special market) seperti: suq al-itr (pasar
minyak wangi), suq al-attarin (pasar rempah ratus), al-
bazzazin (pasar pakaian), al-qarraqin (pasar kasut),
suq al-zayyatin (pasar minyak zaitun); serta pasar-
pasar biasa (common market).
 Sektor pertanian pada masa ini telah memanfaatkan
dam untuk mengecek curah air, waduk untuk
konservasi, dan pengaturan hidrolik dengan water
wheel (roda air).

1. Organisasi/lembaga administrasi pemerintahan pada masa


Bani Umayyah:
 An-Nidham Al-Idari
 An-Nidham Al-Mali
 An-Nidham Al-Harbi
 An-Nidham Al-Qadhai
2. Organisasi tata usaha pada masa bani Umayyah:
Daftar materi bidang studi
 Ad-Dawawin: diwanul kharraj, diwanur rasail, diwanul
2 yang sulit dipahami pada
modul mustaghilat almutanawi’ah, dan diwanul Khatim.
 Al-Imarah Ala Al-Buldan
 Barid
 Syurthah
3. Lembaga peradilan pada masa Bani Umayyah:
 Al-Qadha
 Al-Hisbah
 An-Nadhar fil Madhalim

1. Bani Abbasiyah eksis selama 505 tahun dan diperintah oleh 37


khalifah dengan mampu menciptakan peradaban yang
menjadi kiblat dunia pada saat itu, peradaban yang dikenang
sepanjang masa. (Hal. 7)
Daftar materi yang sering
2. Berikut merupakan khalifah-khalifah yang memimpin Bani
3 mengalami miskonsepsi
dalam pembelajaran Abbasiyah:
1) Abu Abbas As-Saffah (132-136 H/ 749-754 M)
sampai dengan
38) Abu Ahmad Abdullah Al-Musta'sim (640-656 H/ 1242-1258
M) (Hal 8-9)

Anda mungkin juga menyukai