Anda di halaman 1dari 5

LOKAKARYA

(Lembar Kerja Resume Modul)


M. Isnaini alha_ PAI B 2022

A. Judul Modul : Perangkat dan Media Pembelajaran


B. Kegiatan Belajar : Prinsip Dasar Kurikulum Merdeka (KB 12 )
C. Refleksi
BUTIR
NO RESPON/JAWABAN
REFLEKSI
Prinsip-prinsip utama yang dijadikan dasar dalam penerapan Kurikulum
Merdeka, Karakteristik dalam pembelajaran, Kriteria sekolah/madrasah yang
boleh menerapkan Kurikulum Merdeka, dan Struktur serta Dimensi Kurikulum
Merdeka

Prinsip Dasar Kurikulum Merdeka

1. Bukan Berbasis Konten, Tetapi Berbasis Kompetensi.


- Berfokus pada materi yang esensial dan relevan. dengan menerapkan
pendekatan, metode dan teknik pembelajaran yang interaktif,
kolaboratif, inspiratif, kreatif, inovatif dan bermakna.
2. Kurikulum Merdeka Berorientasi pada Pencapaian Kompetensi secara
Peta Konsep Holistik.
(Beberapa istilah
1 dan definisi) di - Harus dapat memberikan ruang untuk mengembangkan secara holistik
modul bidang dan terpadu potensi kodrati peserta didik yaitu kecerdasan pikiran,
studi
rasa, spiritual, budi pekerti dan kecapan.
3. Memberi Ruang bagi Kontekstualisasi Belajar (contextual teaching
learning) di Satuan Pendidikan.

Karakteristik Kurikulum Merdeka

Karakteristik utamanya :
1. Berfokus pada pengembangan soft skill dan perilaku (menghormati
etika, kolaborasi, keragaman, kebebasan, berpikir kritis, kreativitas) akan
menerima komponen khusus pembelajaran berbasis proyek;
siswa SD/MI paling tidak dapat melakukan dua pembelajaran model
proyek dalam satu tahun pelajaran.
2. Berfokus pada materi esensial yang diperlukan agar siswa memiliki
waktu yang cukup untuk mempelajari keterampilan dasar seperti
membaca, menulis dan literasi dasar abad 21;
- ada waktu yang cukup dan leluasa untuk terwujudnya pembelajaran
mendalam (deep learning) dalam rangka penguatan kompetensi dan
literasi dasar
3. Adanya fleksibilitas bagi guru untuk melakukan pembelajaran sesuai
dengan karakteristik dan kemampuan siswa (mengajar pada tingkat yang
tepat) dan melakukan penyesuaian terhadap lingkungan.
- mengajarkan materi ajar berangkat dari masalah sesuai dengan
kemampuan yang dimiliki oleh siswa.
- adanya pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan dan
karakteristik siswa dan melakukan penyesuaian pada konteks dan
konten lokal.
- tujuan pembelajaran ditetapkan per fase, yaitu dua hingga tiga tahun
untuk memberikan fleksibilitas bagi guru dan sekolah.

Kriteria Sekolah/Madrasah yang Boleh Menerapkan Kurikulum


Merdeka
1. Warga sekolah/madrasah menunjukkan minat tinggi dan kesiapan.
2. Kepala sekolah/madrasah telah mengisi formulir pendaftaran dan survei
singkat, sebagai sekolah yang mau menerapkan kurikulum merdeka
3. Kesiapan dan kesediaan kepala sekolah/madrasah dan guru dalam
penerapan Kurikulum Merdeka untuk memahami dan mengadaptasi
kurikulum tersebut di konteks masing-masing.
4. Sekolah/madrasah yang belum terbiasa akan disarankan mencoba
menerapkan Kurikulum Merdeka secara parsial.
5. Untuk menerapkan Kurikulum Merdeka, sekolah/madrasah menyusun
kurikulum operasional menjadi tugas dan kewenangan sekolah/madrasah
secara mandiri.

Struktur Kurikulum Merdeka


1. Struktur Kurikulum Merdeka pada jenjang PAUD menekankan pada :
a) Aktivitas bermain sebagai proses pembelajaran utama.
b) Memperkuat pra-literasi dan pembentukan karakter melalui kegiatan
belajar-bermain berbasis buku bacaan anak.
c) Memberi penekanan pada kemampuan tingkat dasar untuk meningkatkan
kesiapan masuk SD/MI.
d) Untuk memperkuat Profil Pelajar Pancasila, pembelajaran berbasis proyek
diberikan melalui festival dan festival lokal.

2. Struktur Kurikulum Merdeka pada jenjang SD/MI memperkuat keterampilan


dasar dan pemahaman umum yaitu:
a) Untuk memahami lingkungan sekitar, mata pelajaran IPA dan IPS
digabungkan menjadi IPAS,
b) Integrasi pemikiran komputasional dalam bahasa Indonesia, matematika
dan sains.
c) Bahasa Inggris sebagai Pilihan:
d) Pembelajaran berbasis proyek diberikan setidaknya 2 kali per tahun
ajaran untuk meningkatkan Profil Pelajar Pancasila.

3. Untuk Jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP.MTs)


Struktur Kurikulum Merdeka pada jenjang SMP/MTs memperkuat
keterampilan dasar dan pemahaman umum yaitu:
a) Menyesuaikan kemajuan teknologi digital, informatika yang akan
menjadi topik wajib.
b) Panduan untuk Guru Informatika telah dikembangkan untuk
membantu guru pemula dan guru yang tidak memiliki latar
belakang pendidikan informasi
c) Pembelajaran berbasis proyek diberikan setidaknya diadakan
setidaknya 3 kali dalam satu tahun ajaran dalam rangka penguatan
Profil Pelajar Pancasila.

4. Untuk Jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA.MA) Karakteristik dan


struktur Kurikulum Merdeka pada jenjang SMA/MA memperkuat
keterampilan dan pemahaman lanjut yaitu:
a) Arah pelaksanaannya lebih fleksibel menyesuaikan dengan
kebutuhan siswa, karena pilihannya adalah materi esensial pada
pelajaran (bukan program khusus/jurusan).
b) Di kelas 10, siswa mempersiapkan diri untuk kelas 11. Mata
pelajaran yang dipelajari hampir sama dengan pelajaran di sekolah
menengah pertama..
c) Siswa kelas 11 dan 12 akan mengambil mata pelajaran dari
kelompok wajib belajar, dan memilih mata pelajaran dari kelompok
Matematika-IPA, IPS, Bahasa, dan kejuruan sesuai dengan
kebutuhan, kemampuan, dan cita-citanya.
d) Untuk memperkuat profil Pancasila, pembelajaran berbasis proyek
dilakukan minimal 3 kali setahun dan penekanan pada adanya tugas
siswa menulis esai ilmiah sebagai syarat kelulusan

5. Untuk Jenjang Sekolah Menengah Kejuruan (SMK/MAK)


a) Karakteristik dan struktur Kurikulum Merdeka pada jenjang
SMK/MAK memperkuat keterampilan dan pemahaman lanjut yaitu:
b) Dunia kerja dapat memberikan kontribusi bagi perkembangan
kurikulum dan pembelajaran.
c) Struktur kurikulumnya sederhana dalam dua kelompok: umum dan
kejuruan-vokasional. Persentase kelompok kejuruan-vokasional
telah meningkat dari 60% menjadi 70%.
d) Menerapkan pembelajaran berbasis proyek dengan
menggabungkan isu-isu yang relevan.
e) Praktek Kerja Lapangan (PKL) merupakan mata pelajaran wajib
minimal 6 bulan (satu semester).
f) Siswa dapat memilih mata pelajaran di luar program pengetahuan
mereka.
g) Menyisihkan waktu untuk pembelajaran berbasis project dalam
rangka penguatan Profil Pelajar Pancasila dan budaya kerja siswa
dengan meningkatkan soft skill.
6. Untuk Jenjang Sekolah Luar Biasa (SLB) Karakteristik dan struktur
Kurikulum Merdeka pada jenjang SLB memperkuat keterampilan dan
pemahaman yaitu:
a) Hasil pendidikan khusus adalah untuk mereka yang memiliki
hambatan mental dan fisik
b) Penerapan prinsip peningkatan kurikulum pada siswa
berkebutuhan khusus di sekolah luar biasa (SLB) memiliki hasil
belajar yang sama dengan sekolah reguler.
c) Sama halnya dengan siswa di sekolah formal, siswa di sekolah luar
biasa (SLB) menerapkan pembelajaran berbasis proyek untuk
memperkuat Profil Pelajar Pancasila dengan menerapkan tema yang
sama dengan sekolah reguler berdasarkan karakteristik dan
kebutuhan khusus siswa di sekolah luar biasa
Konsep merdeka belajar tampaknya sangat menekankan pada pembelajaran
student center , namun pengalaman di lapangan khususnya saya sendiri masih
merasa bahwa, pembelajaran yang saya lakukan di SDN 1 Tanjung Seloka
Daftar materi
bidang studi masih teacher center. Meski pembelajaran sudah melibatkan siswa melalui
2 yang sulit
diskusi misalnya tetapi di situ saya tetap yang dominan.
dipahami pada
modul Pada dasarnya secara konsep saya mulai paham tentang kurikulum merdeka ini.
Namun bagi saya masih bingung dalam penerapannya di Sekolah Dasar.

Bagi peserta didik belajar hanya untuk ujian.


Kita sering kali lupa dengan kalimat "ujian untuk belajar, bukan belajar untuk
ujian".
Belajar itu menghafal dan menggunakan rumus.
Daftar materi
yang sering Merdeka Belajar adalah bagaimana para pelajar memahami pelajaran dengan
mengalami metode yang diinginkan.
3
miskonsepsi Keberhasilan belajar ditandai dengan nilai angka terstandar.
dalam
pembelajaran Miskonsepsi seperti ini yang membuat para pelajar berpikir bahwa "nilai lebih
penting dari kejujuran" karena pelajar dipandang sebelah mata. Padahal dalam
Merdeka Belajar suatu karya pelajar yang bermakna adalah suatu pencapaian
yang sebenarnya.

Anda mungkin juga menyukai