Anda di halaman 1dari 18

Tugas Individu

Mata Kuliah : Epidemiologi

Nama Dosen: Wafi Nur M, S. SiT., M. Kes (epid)

Tugas 1

 Menyaksikan tayangan YouTube berikut ini:


Introduction to Epidemiology https://www.youtube.com/watch?
v=4oaQUAnA6nY
Epidemiologi dari sudut pandang bahasa https://www.youtube.com/watch?
v=CU9VhcmpxZY
Konsep Dasar Epidemiologi https://www.youtube.com/watch?
v=Rc3F9y6HOc8

 Definisikan Istilah-istilah dalam Epidemiologi!

Pengertian:
Epidemiologi, secara harfiah berarti "studi tentang apa yang ada pada
orang-orang", berasal dari bahasa Yunani epi, yang berarti 'di antara',
dan demos, yang berarti 'orang, distrik', dan logos, yang berarti 'studi,
kata, wacana', sehingga menunjukkan bahwa epidemiologi hanya
berlaku untuk populasi manusia. Namun, istilah ini banyak digunakan
dalam studi populasi hewan (epidemiologi veteriner), meskipun istilah
"epizoologi" tersedia, dan juga telah diterapkan pada studi populasi
tumbuhan (epidemiologi penyakit tumbuhan).

Epidemiologi merupakan landasan bagi kesehatan masyarakat, yang


membentuk pengambilan keputusan dalam kebijakan publik
dan praktik berbasis bukti dengan mengidentifikasi faktor
risiko penyakit dan mengidentifikasi tujuan pencegahan penyakit. Ahli
epidemiologi membantu dengan desain studi, pengumpulan
dan analisis statistik data, membuat interpretasi, dan menyebarkan
temuannya (termasuk sesekali tinjauan sejawat dan tinjauan
sistematis). Epidemiologi telah membantu mengembangkan
metodologi yang digunakan dalam penelitian klinis, penelitian
kesehatan masyarakat, dan, pada tingkat lebih rendah, penelitian
dasar dalam biologi.
Istilah- istilah yang sering digunakan dalam epidemiologi
sebagai berikut:

1. Host:
Manusia/ hewan yang memberikan tempat tinggal untuk agent
menular dalam kondisi alaminya.
2. Contact:
Orang/ hewan yang telah berhubungan dengan hewan
terinfeksi/ lingkungan terkontaminasi, sehingga berpeluang
mendapat agent penyakit menular.
3. Contamination:
Adanya agent menular pada permukaan tubuh, pakaian,
mainan, air, makanan.
4. Desinfection:
Mematikan agent menular dengan bahan kimiawi/ cara fisik
secara langsung mengena agent di luar tubuh.
5. Desinfestation:
Proses fisik/ kimiawi untuk merusak/memusnahkan
arthropoda/rodent yang ada pada orang, pakaian, lingkungan
atau hewan peliharaan (insecticide/rodenticide).
6. Immune individual:
Orang/ hewan yang mempunyai perlindungan kekebalan
seluler sebagai hasil infeksi yang terjadi sebelumnya, hasil
imunisasi atau dari kejadian khusus sebelumnya.

7. Inapparent infection:
Infeksi pejamu tanpa tanda-tanda klinis yang jelas atau
dikenali.
8. Incubation period:
Selang waktu antara permulaan kontak dengan agent menular
sampai timbulnya gejala pertama kali.
9. Infected individual:
Manusia/ hewan tempat berdiam suatu agent menular, dapat
dengan gejala atau gejala klinis jelas.
10. Infection:
Masuk, bertumbuh dan berkembangnya agent menular dalam
tubuh manusia/ hewan.
11. Infectious agent:
Suatu organisme yang mampu menimbulkan infeksi.
12. Infectious disease:
Penyakit yang secara klinis tampak nyata, akibat suatu infeksi.
13. Infestation:
Manusia/ hewan sebagai tempat menempel dan berkembang
biaknya arthropoda pada permukaan tubuh/pakaian.
14. Isolation:
Upaya pemisahan selama masa penularan terhadap orang/
hewan yang terinfeksi dari yang lain, pada tempat dan kondisi
tertentu untuk pembatasan penularan baik langsung maupun
tidak langsung.
15. Nosocomial infection:
Infeksi yang terjadi di RS/ fasilitas yankes pada siapa pun yang
pada waktu masuk tidak terdapat tanda-tanda infeksi/ masa
inkubasi.
16. Pathogenecity:
Kemampuan agent menular untuk menyebabkan penyakit pada
host yang rentan.
17. Patient or sick people:
Orang yang secara jelas sakit.
18. Air-borne:
Penyebaran unsur penyebab secara aerosol ke pintu masuk
yang sesuai. Biasanya saluran pernapasan.
19. Virulence:
Tingkat patogenitas suatu agent menular untuk menyerang dan
merusak jaringan pejamu.

20. Zoonosis:
Penyakit menular yang secara alam dapat ditularkan dari
hewan vertebrata ke pejamu manusia.
21. Eradikasi = Pembasmian = Eradication:
Pemusnahan agen infeksi dalam upaya menghalangi
penyebaran infeksi, misalnya eradikasi penyakit cacar di
seluruh dunia, dan eradikasi penyakit malaria di wilayah
tertentu.
22. Eradikasi Polio (ERAPO):
Program global/dunia dalam rangka membasmi virus polio liar
di seluruh dunia pada tahun 2008. Untuk melaksanakan
ERAPO ini strateginya melalui imunisasi rutin, imunisasi
tambahan (PIN,BIAS), Surveilans AFP dan laboratorium
containment.
23. EWORS = Early Warning Outbreak Recognition SysERAPO
Suatu sistem jaringan informasi yang menggunakan internet
yang bertujuan untuk menyampaikan berita adanya kejadian
luar biasa pada suatu daerah di seluruh Indonesia ke pusat
EWORS (Badan Litbangkes. Depkes RI.) secara cepat. Melalui
sistem ini peningkatan dan penyebaran kasus dapat diketahui
dengan cepat, sehingga tindakan penanggulangan penyakit
dapat dilakukan sedini mungkin.

24. Herd immunity atau kekebalan kelompok (komunitas)mu


Keadaan saat sebagian besar masyarakat terlindungi atau kebal
terhadap penularan penyakit tertentu. Herd immunity akan
terjadi ketika begitu banyak orang dalam suatu komunitas
menjadi kebal terhadap penyakit menular sehingga penyebaran
penyakit itu melambat atau berhenti.
25. Holoendemi = Holoendemic:
Menjelaskan suatu penyakit yang umumnya ada dalam
populasi, dengan gejala yang timbul sejak masa anak, yang
mencapai suatu keseimbangan, dan insidensnya berkurang
pada usia dewasa; misalnya malaria di beberapa kelompok
masyarakat, terutama di Afrika.
26. Emerging diseases:
Penyakit-penyakit yang mencuat yaitu penyakit yang angka
kejadiannya meningkat dalam dua dekade terakhir ini, atau
mempunyai kecenderungan untuk meningkat dalam waktu
dekat, penyakit yang area geografis penyebarannya meluas,
dan penyakit yang tadinya mudah dikontrol dengan obat-
obatan namun kini menjadi resisten.
27. Pandemi = Pandemic:
Wabah yang meliputi wilayah yang sangat luas.
28. Populasi:
Jumlah total orang yang menetap di suatu wilayah atau negara.
Dalam pemilihan sampel, populasi diartikan sebagai unit yang
merupakan anal sampel, yang tidak selalu berarti total
populasi. Istilah populasi juga sering digunakan untuk
subkelompok tertentu, seperti kelompok prioritas atau
kelompok berisiko tinggi.
29. Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS):
Upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau
menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga,
kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalur komunikasi,
memberikan informasi dan melakukan edukasi, untuk
meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku, melalui
pendekatan pimpinan (Advokasi), bina suasana (Social
Support) dan pemberdayaan masyarakat (Empowerment).
Dengan demikian masyarakat dapat mengenali dan mengatasi
masalahnya sendiri, terutama dalam tatanan masing-masing,
dan masyarakat/ dapat menerapkan cara-cara hidup sehat
dengan menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatannya.
30. Gejala:
Tanda-tanda subjektif suatu penyakit.
31.Insiden:
Jumlah kasus baru suatu penyakit yang terjadi dalam populasi
tertentu selama periode waktu tertentu.
32.Penyakit:
Kondisi abnormal tertentu yang secara negatif memengaruhi
struktur atau fungsi sebagian atau seluruh tubuh suatu makhluk
hidup, dan bukan diakibatkan oleh cedera eksternal apa
pun. Penyakit juga dikenal sebagai kondisi medis yang
berhubungan dengan gejala dan tanda klinis tertentu.
33. Masa inkubasi:
Selang waktu yang berlangsung antara pajanan terhadap
patogen hingga gejala-gejala pertama kali muncul. Sehubungan
dengan penyakit menular, masa inkubasi merupakan waktu
yang diperlukan oleh patogen untuk berlipatganda hingga
dapat menimbulkan gejala pada inangnya.
34. Sindrom:
Dalam ilmu kedokteran dan psikologi, adalah kumpulan dari
beberapa ciri-ciri klinis, tanda-tanda, simtoma, fenomena, atau
karakter yang sering muncul bersamaan. Kumpulan ini dapat
meyakinkan dokter dalam menegakkan diagnosis.
35. SARS = Severe Acute Respiratory Syndrome:
Sindroma gangguan pernafasan yang terjadi mendadak dan
dapat menjadi berat (hingga dapat menyebabkan kematian)
disebabkan oleh virus Corona. Penyakit ini muncul dan
menarik perhatian dunia pada tahun 2003.
36. Safe Community:

Keadaan aman dan sehat di masyarakat dalam seluruh siklus


kehidupan sejak dalam kandungan sampai lanjut usia yang
diwujudkan oleh masyarakat, dari masyarakat, untuk
masyarakat dengan fasilitasi pemerintah.

37. SARS = Surveilans Aktif Rumah Sakit:


Suatu upaya kewaspadaan dini di rumah sakit untuk memantau
perkembangan penyakit menular dengan kegiatan melaporkan
setiap kasus penyakit menular tiap minggu ke dinas kesehatan
setempat.
38. Wabah:
Berjangkitnya suatu penyakit menular dalam masyarakat yang
jumlah penderitanya meningkat secara nyata melebihi dari
pada keadaan yang lazim pada waktu dan daerah tertentu serta
dapat menimbulkan malapetaka. Menteri menetapkan dan
mencabut daerah tertentu dalam wilayah Indonesia yang
terjangkit wabah sebagai daerah wabah.
39. Virus Polio:
Virus penyebab penyakit polio yang merupakan virus entero
manusia yang terdiri dari 3 serotipe dan menginfeksi sel
melalui reseptor spesifik (PVR:CD155).
40. Virus Polio Liar:
Virus polio yang diisolasi dari kasus yang ditemukan di
lapangan dan turunan strain virus yang digunakan sebagai
referensi yang diketahui atau diyakini bersirkulasi secara terus
menerus (persisten) di masyarakat.
41. Kesehatan:
Keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan
ekonomis. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan yang dilakukan oleh
pemerintah dan atau masyarakat.
42. Uji klinis:
Eksperimen atau pengamatan yang dilakukan dalam penelitian
klinis.
43. Investigasi wabah: 
Proses memeriksa segala sesuatu yang berkaitan dengan
penyebab wabah.
44. Insidensi (dalam epidemiologi):
Jumlah kasus baru (baru terdiagnosis) dari suatu penyakit.
45. Pencegahan penyakit:
Sebuah upaya untuk meningkatkan daya tahan tubuh dengan
harapan agar tubuh tidak mudah terserang penyakit. Ada
berbagai macam hal yang dilakukan untuk mencegah tubuh
terserang penyakit. Sayangnya tidak semua orang menyadari
bahwa usaha pencegahan penyakit lebih murah sebenarnya dari
pengobatan penyakit.
46. Etiologi:
Studi tentang penyebab atau asal wabah, wabah atau pandemi.
Ini bisa bersifat medis atau lingkungan, atau memiliki
penyebab lainnya. Misalnya, orang-orang yang hidup X
memiliki penderita penyakit jantung koroner, diabetes yang
tinggi. Epidemiologi akan memberikan penjelasan faktor faktor
lingkungan yang berpengaruh melalui penelitian
epidemiologik.
47. Studi penularan:
Menyelediki bagaimana urutan terjadinya penularan penyakit
dan identifikasi terhdap kemungkinan terdapat faktor lain yang
dapat berpengaruh.
48. Surveilans penyakit:
Memantau wabah penyakit atau kondisi, memeriksa hal-hal
seperti tren musiman, kejadian di daerah atau kriteria lain yang
membantu dalam perencanaan medis, dan pencegahan. Mereka
peduli dengan kesehatan kolektif daripada kesehatan individu
49. Epidemiologi forensik:
Ini adalah sub-disiplin yang menjembatani kesenjangan antara
penyelidikan medis dan kriminal, dan antara pemeriksaan
terhadap individu pasien dan penyebab kematian
50. Biomonitoring:
Pemeriksaan “beban tubuh” organisme hidup. Area studi ini
biasanya melihat saluran pencernaan dan sistem darah. Seorang
ahli epidemiologi yang melakukan pekerjaan biomonitoring
dapat melihat urin, darah, empedu, air mani dan cairan tubuh
lainnya untuk menentukan penyebab penyakit atau kematian.
51.Preventif:
Suatu kegiatan pencegahan terhadap suatu masalah kesehatan/
penyakit.
52. KuratiPre
Suatu kegiatan dan/ atau serangkaian kegiatan pengobatan
yang ditujukan untuk penyembuhan penyakit, pengurangan
penderitaan akibat penyakit, pengendalian penyakit, atau
pengendalian kecacatan agar kualitas penderita dapat terjaga
seoptimal mungkin.
53.Rehabilitatif
Kegiatan dan/ atau serangkaian kegiatan untuk mengembalikan
bekas penderita ke dalam masyarakat sehingga dapat berfungsi
lagi sebagai anggota masyarakat yang berguna untuk dirinya
dan masyarakat semaksimal mungkin sesuai dengan
kemampuannya.
54. Waktu generasi (Generation Time):
Masa antara masuknya penyakit pada penjamu tertentu sampai
masa kemampuan maksimal penjamu tersebut untuk dapat
menularkan penyakit. Perbedaan masa tunas ditentukan oleh
masuknya unsur penyebab sampai timbulnya gejala penyakit
sehingga tidak dapat ditentukan pada penyakit dengan gejala
yang terselubung, sedangkan waktu generasi untuk waktu
masuknya unsur penyebab penyakit hingga timbulnya
kemampuan penyakit tersebut untuk menularkan kepada
penjamu lain.
55. Angka serangan (Attack Rate):
Sejumlah kasus yang berkembang dan muncul dalam satu
satuan waktu tertentu di kalangan anggota kelompok yang
mengalami kontak serta memiliki risiko/kerentanan terhadap
penyakit tersebut. Angka serangan ini bertujuan untuk
menganalisis tingkat penularan dan tingkat keterancaman
dalam keluarga, di mana tata cara dan konsep keluarga, sistem
hubungan keluarga dengan masyarakat serta hubungan
individu dalam kehidupan sehari-hari pada kelompok populasi
tertentu merupakan unit epidemiologi tempat penularan
penyakit berlangsung.

56. UKM = Upaya Kesehatan Masyarakat:


Setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau
masyarakat serta swasta, untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan serta mencegah dan menanggulangi timbulnya
masalah kesehatan di masyarakat.
57. Transmission Based PrecautionUKM
Kewaspadaan lapis kedua yang ditujukan untuk pasien yang
terbukti atau diduga berpenyakit menular atau secara
epidemiologis mengidap kuman patogen, yang memerlukan
lebih dari standard precautions untuk mencegah transmisi
silangnya.
58. Tim Verifikasi Tenaga Pengobatan Tradisional Precaut
Tim yang terdiri dari lintas program dan lintas sektoral terkait
termasuk Sentra 59. Pengembangan clan Penerapan
Pengobatan Tradisional (SP3T), Asosiasi Pengobatan
Tradisional clan Pakar di bidang pengobatan tradisional yang
bertugas melakukan penilaian dan penapisan tenaga pengobat
tradisional asing.
59. TOGA = Tanaman Obat Keluarga = Family Drugs Plant:
Sebidang tanah di halaman/ladang yang dimanfaatkan untuk
menanam tanaman yang berkhasiat sebagai obat.
60. Terapi Obat:
Usaha untuk memulihkan kesehatan orang yang sedang sakit,
pengobatan penyakit dan perawatan penyakit.
61. Tanggap Darurat:
Serangkaian kegiatan dan upaya pemberian bantuan kepada
korban bencana berupa pertolongan kesehatan, bahan
makanan, obat-obatan, penampungan sementara, serta
mengatasi kerusakan secara darurat supaya dapat berfungsi
kembali.
62. TB = Tuberkulosis:
Infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis.
Infeksi ini dapat menyerang paru (Tuberkulosis paru) maupun
organ selain paru (Tuberkulosis ekstra pulmonal).
63. Kejadian Luar Biasa (KLB):
Salah satu status yang diterapkan di Indonesia untuk
mengklasifikasikan peristiwa pernyakit yang merebak dan
dapat berkembang menjadi wabah penyakit.
64. Survei Cepat = Rapid Survey KL
Rancangan sampel klaster dua tahap, dengan pilihan klaster
pada tahap pertama secara probability proportionate to size.
Pemilihan sampel pada tahap ke dua, yaitu pemilihan sampel
rumah tangga dilakukan dengan cara random sederhana
(simple random) atau dengan menerapkan sistem rumah
terdekat.
65. Surveilans AFP:
Pengamatan yang dilakukan terhadap semua kasus kelumpuhan
yang sifatnya seperti kelumpuhan pada poliomielitis dan terjadi
pada anak berusia <15 tahun, dalam upaya untuk menemukan
adanya transmisi virus polio liar.
66. STP = Surveilans Terpadu Peterdekat
Sistem pencatatan dan pelaporan penyakit yang dilakukan oleh
Puskesmas, rumah sakit, laboratorium dan dinas kesehatan
secara periodik terhadap penyakit menular dan penyakit tidak
menular berdasarkan Kepmenkes no. 1479 tahun 2003.
67. Standard Precautions:
Merupakan kewaspadaan lapis pertama, kombinasi antara
Universal Precautions (UP) dan Body Substance Isolations
(BSI) yang bertujuan menurunkan risiko penularan dari infeksi
yang sudah atau belum diketahui dan diperlukan untuk semua
pasien apapun diagnosanya, yang sudah diketahui termasuk
penyakit infeksi, ditujukan pada darah, semua cairan tubuh,
sekresi dan ekskresi, (kecuali keringat), baik yang nyata
bercampur darah maupun tidak, baik kulit yang terluka dan
membran mukosa.
68. Sporadis = Sporadic:
Penyakit atau kejadian yang jarang timbul dan munculnya
tidak teratur. Istilah ini biasanya dipakai untuk penyakit
menular tertentu.
69. Safe Community:
Keadaan aman dan sehat di masyarakat dalam seluruh siklus
kehidupan sejak dalam kandungan sampai lanjut usia yang
diwujudkan oleh masyarakat, dari masyarakat, untuk
masyarakat dengan fasilitas pemerintah.
70. Kusta = Lepra = Leprosy = Morbus Hansen:
Penyakit menular yang menahun dan disebabkan oleh kuman
kusta (Mycobacterium leprae) yang menyerang syaraf tepi,
kulit dan jaringan tumbuh lainnya kecuali susunan saraf pusat.
Untuk keperluan pengobatan kombinasi atau Multidrug
Therapy (MDT) yaitu menggunakan gabungan Rifampicin,
Lamprene dan DDS, maka penyakit kusta di Indonesia
diklasifikasikan menjadi 2 tipe yaitu :
a. Tipe PB (Pausi basiler) b. Tipe MB (Multi basiler).
71. Korban massal:
Korban akibat kejadian dengan jumlah relatif banyak oleh
karena sebab yang sama dan perlu mendapatkan pertolongan
kesehatan segera dengan menggunakan sarana, fasilitas dan
tenaga yang lebih dari yang tersedia sehari-hari.
72. Kota Sehat (Indonesia Sehat 2010):
Masyarakat kota masa depan yang ingin dicapai melalui
pembangunan kesehatan yakni masyarakat yang hidup dalam
lingkungan sehat, dengan perilaku sehat, mamiliki kemampuan
untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara
adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi
- tingginya.
73. Kesiapsiagaan:
Program pembangunan kesehatan jangka panjang yang
bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dan kemampuan
seluruh potensi sumber daya di wilayah agar dapat
menanggulangi masalah kesehatan akibat kedaruratan dan
bencana secara efisien dari tahap tanggap darurat hingga
rehabilitasi secara berkesinambungan sebagai bagian dari
pembangunan kesehatan yang menyeluruh. (sumber: WHO)
74. Kesehatan Matra:
Kegiatan pelayanan kesehatan yang ditujukan pada
sekelompok orang yang mengalami perpindahan sementara dan
mengalami ancaman kesehatan akibat perpindahan di tempat
baru.
75. Keracunan makanan:
Kejadian di mana terdapat 2 orang atau lebih yang menderita
sakit dengan gejala yang sama/mirip setelah mengkonsumsi
sesuatu dan berdasarkan analisis epidemilogi, makanan
tersebut terbukti sebagai sumber keracunan
76. Kedaruratan Kompleks:
Situasi dimana penyebab kedaruratan dan bantuan kepada para
korban terkait dengan pertimbangan politik tingkat tinggi.
Kedaruratan kompleks mempunyai ciri-ciri tingkat ketidak
stabilan yang beragam dan bahkan menurunnya kewibawaan
negara. Ini mengakibatkan hilangnya kontrol pemerintahan dan
ketidakmampuan menyediakan pelayanan vital dan
perlindungan terhadap penduduk sipil. Suatu ciri utama dari
kedaruratan kompleks adalah kekerasan umum yang nyata atau
potensial: terhadap manusia, lingkungan, infrastruktur dan
harta benda. Kekerasan mempunyai dampak langsung berupa
kematian, trauma fisik dan psikososial serta kecacatan.
76. Kedaruratan Kesehatan:
Suatu keadaan atau situasi yang mengancam sekelompok
masyarakat dan atau masyarakat luas yang memerlukan respon
penanggulangan sesegera mungkin dan memadai diluar
prosedur rutin, dan apabila tidak dilaksanakan menyebabkan
gangguan pada kehidupan dan penghidupan.
77. Konseling:
Suatu proses komunikasi dua arah yang sistemik antara
apoteker dan pasien untuk mengidentifikasi dan memecahkan
masalah yang berkaitan dengan obat dan pengobatan.
78. Kawasan Kumuh PerkKonseli
Wilayah yang mempunyai kepadatan lebih dari 500 jiwa/hektar
atau 10 KK/hektar, sebagian besar rumahnya semi permanen
dan pada umumnya hanya memiliki sarana/prasarana umum
yang bersifat darurat.
79. Jumantik = Juru Pemantau Jentik:
Orang yang ditunjuk dan diberi tugas untuk memantau jentik
nyamuk dari rumah ke rumah.
80. Infeksi Neonatal:
Sindroma klinis dari penyakit sistemik akibat infeksi selama 1
bulan pertama kehidupan. Bakteri, virus, jamur dan protozoa
dapat menyebabkan sepsis pada neonatus.
81. Infeksi Nosokomial:
Infeksi yang didapat atau timbul pada waktu pasien dirawat di
rumah sakit.
82. Incidence rate:
Lihat Angka Insidens.
83. Hazard:
Setiap fenomena (alam, buatan manusia/teknologi maupun
konflik sosial) yang mempunyai potensi untuk menimbulkan
ancaman terhadap penduduk dan lingkungan.
84. Gondok endemik = Endemic goiter:
Apabila disuatu daerah jumlah penduduk yang mengalami
pembesaran kelenjar gondok lebih dari 5 %.
85. Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia lanjut):
• Ilmu yang mempelajari pengelolaan pasien berusia lanjut
dengan beberapa karakteristik (multipatologi, daya cadangan
faali menurun, tampilan tak khas, penurunan status fungsional
dan gangguan nutrisi)
• Bagian ilmu penyakit dalam yang mempelajari aspek-aspek
preventif, promotif, kuratif, rehabilitatif serta aspek sosial dan
psikologis dan penyakit pada usia lanjut.
86. GFR = General Fertility Rate:
Lihat Angka Kelahiran Umum.
87. Gawat Darurat:
Suatu keadaan dimana seseorang secara tiba-tiba dalam
keadaan gawat atau akan menjadi gawat dan terancam anggota
badannya dan jiwanya (akan menjadi cacat atau mati) bila tidak
mendapatkan pertolongan dengan segera.
88. Frambusia = Patek = Yaws:
Suatu penyakit infeksi di daerah tropis yang disebabkan oleh
kuman Treponema pertenue. Gejala primernya berupa luka
pada kulit yang menyerupai buah frambos (murbei).
89. Endemik GAKY, daerah endemik GAKY:
Daerah sebagian besar penduduknya mengalami pembesaran
kelenjar
gondok, dengan klasifikasi sebagai berikut:
- Daerah GAKY berat, bila TGR ≥ 30 %
- Daerah GAKY sedang, bila TGR 20 – 29,9%
- Daerah GAKY ringan, bila TGR 5 –19,9%
- Daeah non-endemic, bila TGR ≤ 5%
90. ELISA = Enzyme Linked Immunosorbent Assay:
Salah satu tes serologi yang mendeteksi respon humoral berupa
proses antigen-antibodi.
91. Disentri = Dysentery:
Sindrom disentri terdiri dari kumpulan gejala, diare dengan
darah dan lendir dalam feses dan adanya tenesmus.
92. Dosis:
Jumlah gram atau volume dan frekuensi pemberian obat untuk
dicatu sesuai dengan umur dan berat badan pasien.
93. DOT = Directly Observed Therapy:
Metode pengobatan penderita TB yang diawasi secara
langsung, pengawasnya dikenal PMO (Pengawas Minum Obat)
94. DOTS = Directly Observed Treatment Short Course:
Strategi yang direkomendasikan oleh WHO untuk
penanggulangan TB. DOTS mengandung lima komponen,
yaitu komitmen politik, penemuan
kasus dengan pemeriksaan mikroskopis, pengobatan yang
diawasi secara langsung (DOT=Directly Observed Therapy),
jaminan tersedianya obat secara teratur, menyeluruh dan tepat
waktu, dan pencatatan pelaporan untuk mengevaluasi
pencapaian dan kinerja program.
95. Contact Precautions:
Kewaspadaan penularan lewat kontak: bertujuan untuk pasien
yang diketahui atau diduga menderita
penyakit yang secara epidemiologis penting dan ditularkan
melalui kontak langsung (misalnya kontak tangan atau kulit ke
kulit) yang terjadi selama perawatan rutin, atau kontak tak
langsung (persinggungan) dengan benda di lingkungan pasien.
96. Contingency Plan = Rencana Kontinjensi:
Suatu perencanaan ke depan pada keadaan yang tidak menentu
dengan skenario dan tujuan yang telah disepakati, teknik,
manajemen dan pelaksanaan yang ditetapkan bersama serta
sistem penanggulangan yang telah ditentukan untuk mencegah
dan meningkatkan cara penanggulangan keadaan darurat.
97. Busung lapar = honger oedeema:
Bengkak (oedema) pada bagian tubuh (biasanya perut) akibat
keadaan yang tejadi karena kekurangan pangan dalam kurun
waktu tertentu pada suatu wilayah, sehingga mengakibatkan
kurangnya asupan zat gizi yang diperlukan. Keadaan ini dapat
terjadi pada semua golongan umur.
98. BTA = Basil Tahan Asam;
Basil (bakteri berbentuk batang) yang jika telah diwarnai
dengan zat warna basa tidak dapat dihilangkan warnanya oleh
zat yang bersifat asam atau alkohol. Contoh: Mycobacterium
tuberculosis (penyebab TBC) dan Mycobacterium leprae
(penyebab kusta).
99. CAN = Child Abuse and NeglecTah
Semua bentuk perilaku menyakitkan secara fisik ataupun
emosional, penyalahgunaan seksual, penelantaran, eksploitasi
komersial atau eksploitasi lain yang mengakibatkan cedera/
kerugian nyata ataupun potensial terhadap kesehatan anak,
kelangsungan hidup anak, tumbuh kembang anak, atau
martabat anak, yang dilakukan dalam konteks hubungan
tanggung-jawab, kepercayaan atau kekuasaan.

100. CDR = Crude Death Rate:


Lihat Angka Kematian Kasar
CDR = Case Detection Rate: banyaknya jumlah penderita yang
ditemukan dibandingkan jumlah penderita yang diperkirakan
ada dalam wilayah tertentu .
101. CFR = Case-fatality RaKema
Persentase orang yang meninggal di antara orang yang
mengalami suatu penyakit. Angka pengukuran ini umum
digunakan pada penyakit menular.
102. CBR = Crude Birth Rate:
Lihat Angka Kelahiran Kasar.
103. DVI = Disaster Victim Identification:
Upaya pengenalan kembali diri seseorang korban manusia
yang mati yang terjadi akibat bencana.
104. Honger oedem:
Lihat busung lapar.
105. IMR = Infant Mortality Rate:
Lihat Angka Kematian Bayi.
106. Imunisasi
Suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara
aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila kelak ia terpapar
dengan penyakit tersebut tidak akan menderita penyakit
tersebut.
107. Imunisasi dasar:
Pemberian imunisasi awal untuk mencapai kadar kekebalan
diatas ambang perlindungan.
108. Imunisasi lanjutan:
Imunisasi ulangan untuk mempertahankan tingkat kekebalan di
atas ambang perlindungan atau untuk memperpanjang masa
perlindungan.
109. Imunisasi TT:
Imunisasi Tetanus Toksoid, imunisasi untuk mencegah
penyakit tetanus.
110. Indikator kesehatan = Health Indicator:
Ukuran yang menggambarkan atau menunjukkan status
kesehatan sekelompok orang dalam populasi tertentu, misalnya
angka kematian bayi.
111. Informed kesehata
Pilihan yang didasari dengan pengetahuan yang cukup setelah
mendapat informasi yang lengkap
112. Informed Consent:
Persetujuan yang diberikan oleh klien atau keluarganya atas
dasar informasi dan penjelasan mengenai tindakan medis yang
akan dilakukan terhadap klien tersebut.
113. Kwashiorkor:
Keadaan gizi buruk yang disertai tanda-tanda klinis seperti
edema di seluruh tubuh, rambut tipis, wajah membulat dan
sembab.
114. Marasmus :
Keadaan gizi buruk yang disertai tanda-tanda seperti badan
sangat kurus (kulit membungkus tulang), wajah seperti orang
tua (pipi kempot, mata terlihat cekung), cengeng dan rewel, iga
gambang, perut cekung, tulang belakang terlihat menonjol,
kulit keriput, jaringan lemak subkutis sangat sedikit sampai
tidak ada, (baggy pants) sering disertai penyakit infeksi
umumnya kronis berulang) dan diare.
115. Marasmik-kwashiorkor:
Gizi buruk dengan gambaran klinik yang merupakan campuran
dari beberapa gejala klinik Kwashiorkor dan Marasmus dengan
BB/U <60% baku median WHO-NCHS disertai edema yang
tidak mencolok.
Daftar Pustaka

Eliana & Sri Sumiati. (2016). Kesehatan Masyarakat.


Jakarta: Pusdik SDM. Kesehatan.
Depkes RI. 2006. Glosarium Data dan Kesehatan. Depkes
RI. Jakarta
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Epidemiologi
(Diakses tanggal 24 Juli 2020 pukul 12.00 WIB)

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Kesehatan
(Diakses tanggal 24 Juli 2020 pukul 13.00 WIB)

https://www.alodokter.com/memahami-epidemiologi-dan-
istilah-istilahnpu

(Diakses tangfal 24 Juli 2020 pukul 13.15 WIB)

Anda mungkin juga menyukai