Anda di halaman 1dari 20

EPIDEMIOLOGI

LINGKUNGAN
SOSIOSFER DAN AGENT
KELOMPOK 5:
ANGGOTA :
1. ARIFA APRILIA M1D118016
2. BELA PISKA M1D118026
3. NADA MULIA M1D118028
4. SELVIA NURIANTI SAGALA M1D117026
5. ELIZA FITRI M1D117028
MENU
SOSIOSFER 01
AGENT 02
HUBUNGAN ANTARA SOSIOSFER DAN
AGENT DALAM MENYEBABKAN PENYAKIT 03
CONTOH KASUS 04
UPAYA
PENCEGAHAN
05
DEFINISI SOSIOSFER
Sosiosfer adalah lingkungan yang tercipta
akibat terjadinya interaksi antar manusia
secara nalar (rasional), yang menyebabkan
tersalurkannya budaya dari orang ke orang
atau dari generasi ke generasi berikutnya.
Atas dasar tersebut masyarakat
menentukan berbagai nilai atau norma
sebagai acuan untuk bersosialisasi.
PARAMETER SOSIOSFER
Crude Birth Rate (CBR) Infant Mortility Rate
(IMR)

Crude Death Rate (CDR) Tingkat Pendidikan


Crude Birth Rate (CBR)

Crude Birth Rate (CBR) atau


angka kelahiran kasar adalah
30
nilai atau petunjuk untuk
menentukan jumlah bayi yang
lahir setiap 1000 penduduk
dalam satu tahun.
Crude Death Rate (CDR)

Crude Death Rate (CDR) atau angka


kematian kasar adalah angka yang
menunjukkan berapa besarnya
kematian yang terjadi pada satu tahun
untuk setiap 1000 penduduk
Infant Mortility Rate (IMR)

Infant Mortility Rate (IMR) atau


tingkat kematian bayi adalah
banyaknya kematian bayi yang
terjadi pada kelahiran per 1000
bayi. IMR biasanya dijadikan
indikator dalam pengukuran
kesejahteraan penduduk
Tingkat Pendidikan

Pendidikan adalah suatu proses


pembelajaran pengetahuan,
keterampilan dan kebiasaan
sekelompok orang yang
ditransfer dari satu generasi ke
generasi berikutnya melalui
pengajaran, pelatihan maupun
penelitian
PENYAKIT BAWAAN

PENYAKIT MENULAR

Karakteristik :
1. Spektrum penyakit
menular
2. Infeksi terselubung PENYAKIT TIDAK MENULAR
(tanpa gejala klinis)
3. Sumber penularan Contoh :
1. Kardiovaskuler
2. Kanker
3. Diabetes melitus
4. Penyakit saluran
pernafasan
5. cedera
DEFINISI AGENT
Agent adalah bibit penyakit atau penyebab
penyakit pada manusia. Agent adalah suatu
substansi tertentu yang keberadaannya atau
ketidakberadaannya diikuti kontak efektif pada
manusia dapat menimbulkan penyakit atau
memengaruhi perjalanan suatu penyakit. Agent
bisa berupa unsur hidup (biotis) dan unsur mati
(a-biotis).
KELOMPOK AGENT
Agent biologis.
Agent biologis termasuk dalam golongan agent dari unsur
hidup (golongan biotis). Agent biologis dapat berupa virus,
bakteri, fungi, protozoa, dan lain-lain.

Agent nutrient
Contohnya seperti karbohidrat, protein, lemak, yang
jika manusia mengalami kekurangan atau kelebihan
akan mengakibatkan penyakit. Contohnya lemak jenuh,
kurang serat, kurang protein, dan lain sebagainya.

Agent fisik
Contohnya seperti suhu, cahaya, kelembaban, radiasi,
tekanan, kebisingan, panas, getaran, dan lain-lain.
KELOMPOK AGENT

Agent kimia
Agent kimia ada yang eksogen dan ada yang endogen.
Contoh agent kimia eksogen adalah, alergen, gas, debu,
pestisida, bahan pengawet makanan, obat-obatan, limbah
industry, dan lain-lain. Contoh agent kimia endogen adalah
hormone dan metabolit.

Agent mekanis
Contohnya seperti gesekan, pukulan, tumbukan, yang
dapat menyebabkan kerusakan jaringan. Contohnya
adalah kecelakaan lalu lintas.
SIFAT AGENT

PATOGENISITAS VIRULENSI ANTIGENESITAS INFEKSITIVITAS


Kemampuan pada bibit penyakit untuk
PATOGENESITAS
menimbulkan reaksi pada pejamu sehingga
menimbulkan penyakit pada pejamu. Jika
Kemampuan suatu bibit penyakit untuk
kemampuan ini tidak dimiliki disebut dengan merangsang timbulnya mekanisme
pertahanan tubuh (antigen/antibodi) pada
a-patogen.
diri pejamu. Misalnya, pada saat kontak
ANTIGENESIVITAS dengan penderita hepatitis.

Suatu tingkat/derajat keganasan suatu VIRULENSI


kuman. Jika kerusakan yang ditimbulkannya
hebat/ganas maka golongan bibit penyakit
Kemampuan bibit penyakit mengadakan
tersebut disebut virulen.
invasi/menyebar dan penyesuaian diri
pada pejamu, hidup, tumbuh, dan
INFEKSIVITAS berkembang biak pada tubuh penjamu.
(misal penderita HIV).
JALUR PENULARAN AGENT

1. Inhalasi yaitu masuknya


agent dengan perantaraan
3. Melalui kulit yaitu
udara (air borne
masuknya agent melalui
transmission). Misalnya,
kontak langsung dengan
terhirup zat-zat kimia berupa
kulit. Misalnya, keracunan
gas, upa, debu, mineral,
bahan kosmetika, tumbuh-
partikel (golongan a-biotik),
tumbuhan, dan binatang.
atau kontak dengan
penderita TB (golongan
biotik).

2. Ditelan yaitu masuknya agent melalui saluran


pencernaan dengan cara memakan atau tertelan.
Misalnya, minuman keras, obat-obatan,
keracunan logam berat.
HUBUNGAN SOSIOSFER DAN AGENT TERHADAP
PENYEBARAN WABAH PENYAKIT

Keadaan lingkungan sosial (Sosiosfer) yang tidak baik


seperti lingkungan dengan kepadatan penduduk yang
tinggi, gaya hidup masyarakat yang tidak sehat seperti
merokok, membuang sampah sembarangan, buang air
besar di sungai dan lingkungan masyarakat dengan
ekonomi dan pendidikan yang rendah akan berdampak
pada lingkungan fisik yang tidak sehat pula seperti
menimbulkan lingkungan hidup yang kotor, lembab,
tumpukan sampah dan lain sebagainya. Linkungan fisik
yang tidak baik tersebut akan menjadi tempat hidup yang
sangat baik untuk agen penyakit berkembang biak dan
menyebarkan suatu wabah penyakit tertentu ke
masyarakat yang hidup diwilayah tersebut.
CONTOH KASUS TRANSMISI PENYAKIT DBD DARI
SOSIOSFER DAN AGENT KE MANUSIA
Lingkungan sosial mempunyai peranan penting dalam penularan penyakit
DBD. Dalam suatu wilayah bila masyarakat mempunyai kepedulian
tentang pentingnya menjaga kebersihan maka agen yang dapat
menularkan penyakit DBD tidak dapat berkembang dengan baik di wilayah
tersebut. Mobilitas ppenduduk memudahkan penularan DBD dari satu
tempat ke tempat lain. Penyakit menular biasanya dimulai dari suatu pusat
sumber penularan kemudian mengikuti arus lalu lintas penduduk. Selain
itu, pekerjaan dan penghasilan juga dapat mempengaruhi penyebaran
DBD. Masyarakat dengan penghasilan yang tinggi akan memiliki daya beli
untuk mendapatkan jaminan kesehatan dan fasilitas kesehatan yang baik
saat sakit sehingga penyakit tidak akan menyebar atau tertular ke orang
lain.
Lingkungan sosial yang tidak baik secara tidak langsung akan
menyebabkan lingkungan fisik daerah tempat tinggal masyarakat menjadi
tidak sehat pula. Lingkungan fisik yang tidak sehat akan memudahkan
agen penyebar penyakit DBD yaitu nyamuk Aedes aegypti dengan mudah
berkembang biak dan menularkan penyakit DBD dari satu orang ke orang
lainnya.
UPAYA PENCEGAHAN TERJADINYA PENYAKIT
AKIBAT SOSIOSFER
Administratif
Pendekatan administratif dapat dilakukan dengan membuat peraturan beserta
sanksinya. Dalam upaya menerapkan peraturan yang telah dibuat perlu dilakukan
pengawasan yang terus menerus, karena masyarakat mungkin tidak mengerti
kenapa mereka harus mengikuti peraturan dan merubah kebiasaan atau prilaku
mereka.
Pendidikan
Pendidikan dapat dilakukan secara formal maupun tidak formal untuk memberikan
pengertian kepada masyarakat agar mengubah prilaku yang salah. Metode ini
sangat baik karena dengan pendidikan masyarakat jadi mengetahui mengapa
mereka harus mengubah kebisaan yang tidak sehat.
Pelayanan
Setelah dilakukan pendekatan administratif dan pendidikan perlu dilakukan
pelayanan guna menunjang kedua pendekatan sebelumnya. Apabila faktor
penunjang tidak ada, upaya mencegah penularan penyakit tidak dapat dilakukan.
Misalnya ketika suatu penyakit berasal dari air sungai yang kotor maka perlu
diberikan pelayanan berupa sarana penyediaan air bersih agar tidak terjadi
penularan penyakit bawaan sosiosfer yang semakin parah.

Anda mungkin juga menyukai