Anda di halaman 1dari 6

TUGAS 1

Cara penularan penyakit, berdasarkan kondisi,habitat, dan rute


tranmisi

D
I
S
U
S
U
N
OLEH
NAMA : MELVA BR SARAGIH
NIM : P07525018023
N.DOSEN : drg. KIRANA P SIHOMBING M,BiomeD
Jurusan Kesehatan Gigi Poltekkes Medan
2019/2020
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

BAB I PENDAHULAN ISI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

KATA PENGANTAR ISI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

BAB II PEMBAHASAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Cara penularan penyakit, berdasarkan kondisi,habitat, dan rute tranmisi

PENUTUP . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

DAFTAR PUSTAKA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
BAB I PENDAHULAN

KATA
PENGANTAR

Kedokteran gigi merupakan salah satu bidang yang rawan untuk


terjadinya kontaminasi silang antara pasien-dokter gigi, pasien-pasien dan
pasien-perawat. Menurut Anonima (2008), adanya medical history pada rekam
medis dapat mempermudah dokter gigi untuk mencurigai adanya penyakit
infeksi yang diderita pasien. Namun, tidak semua pasien dengan penyakit
infeksi dapat langsung diidentifikasi oleh medical history, pemeriksaan fisik,
atau test laboratorium. Keterbatasan ini lah yang mengantar para pelaku medis
untuk menerapkan konsep pencegahan universal. Pencegahan universal
mengacu pada metode kontrol infeksi pada semua darah manusia dan cairan
tubuh (pada bidang kedokteran gigi: saliva) yang diperlakukan dengan sama
jika diketahui telah terinfeksi HIV, HIB, dan patogen lain yang dibawa darah.
Pencegahan universal adalah prosedur kontrol infeksi yang diterapkan pada
semua pasien.
Pada klinik dental, saliva pasien, dental plak, darah, pus, dan cairan
krevikular dapat teraerosol dan meninggalkan noda. Mikroorganisme dapat
menyatu dengan material-material tersebut dan menyebabkan infeksi hingga
dapat menularkan penyakit. Beberapa penyakit yang paling umum adalah
influenza, penumonia, TB, herpes, hepatitis dan AIDS (Anonima,2008). Salah
satu cara pencegahan terjadinya cross-infection adalah dengan penerapan
kontrol infeksi yang baik dan benar.
BAB II

PEMBAHASAN
CARA PENULARAN PENYAKIT, BERDASARKAN KONDISI,HABITAT, DAN
RUTE TRANMISI

Dalam kedokteran, kesehatan masyakarat, dan biologi, penularan atau transmisi


adalah perpindahan patogen yang menyebapkan penyakit menular dari individu atau
kelompok inang yang terinfeksi ke individu atau kelompok tertentu, istilah lainnya adalah
transmisi mikroorganisme dari suatu individu lain melalui beberapa cara berikut ini :

1. Udara – batuk, bersin, atau bernapas.


Infeksi yang ditularkan melalui udara partikel kering dan basah yang sangat kecil
(berukuran < 5µm ) yang berada di udara untuk waktu yang lama. Penularan dapat
terjadi bahkan ketika inang terinfeksi tidak berada di tempat tersebut.

2. Infeksi percikan atau tetesan (droplet)


Partikel berukuran kecil (berukuran < 5µm ) dan biasanya basah yang berada di
udara untuk waktu yang singkat. Penularan biasanya terjadi ketika individu peka
berada di tempat yang sama dengan inang terinfeksi.

3. Kontak infeksi langsung – menyentuh individu yang terinfeksi, termasuk


hubungan seksual.

4. Kontak fisik tidak langsung – biasanya dengan menyentuh permukaan benda yang
terkontaminasi, termasuk tanah.

5. Transmisi fekal – oral – ketika patogen dalam partikel tinja seseorang berpindah
ke mulut orang lain. Hal ini biasanya terjadi akibat tangan yang tidak dicuci,
makanan atau sunber air yang terkontaminasi karena kurangnya sanitasi dan
hygiene, serta rute penularan penting dalam pediatari, kedoteran hewan, dan di
negara berkembang, penularan juga dapat terjadi secara tidak langsung, melalu
organisme lain, baik vektor (misalnya nyamuk atau lalat) atau inang perantara
(misalnya cacing pita pada babi dapat ditransmisikan ke manusia yang menelan
daging babi yang tidak dimasak dengan benar). Penularan tidak langsung
antarmanusia juga dapat melibatkan hewan (misalnya kasus zoonosis) atau
patogen yang berukuran besar seperti makropasit dengan siklus hidup yang lebih
kompleks. Transmisi dapat bersifat autokton (misalnya antar dua individu di
tempat yang sama) atau melibatkan perpindahan mikroorganisme atau inang
terinfeksi.

Determinan faktor intristik pada penyakit erat hubungannya dengan segitiga


epidemiologi yang dikemukan oleh Gordon dan La Richt (1950) dalam Timreck (2004) yang
menyebutkan bahwa timbul atau tidaknya penyakit pada organisme dipengaruhi oleh tiga
faktor , Host,Agen, dan Enviroment.

Menurut Chandra (2009) mengemukakan bahwa masuknya agent (bibit penyakit)


yang dapat menimbulkan penyakit pada host disebabkan oleh agent melalui beberapa macam
jalur penularan sbb:

1. Inhalsi
Masuknya agent melalui perantara udara (air bone transmission). Misalnya
terhirup zat-zat kimia berupa gas,uap,debu,mineral, partikel.
2. Ditelan
Yaitu masuknya agent melalui saluran pencernaan dengan cara makan atau
tertelan. Misalnya minuman keras, obat-obatan, keracunan logam berat.

3. Melalui kulit
Yaitu masuknya agent melalui kontak langsung dengan kulit. Misalnya
keracunan oleh bahan kosmetik tumbuhan dan binatang.

Faktor –faktor yang mempengaruhi penularan


 Iklim
 Tanah
 Peran manusia
 Faktor keturunan
 Mekanisme kekebalan tubuh
 Usia
 Jenis kelamin
 Ras
 Sosial ekonomi
 Status perkawinan
 Penyakit terdahulu
 Nutrisi

BAB 2
PENUTUP

Standar pencegahan dan pengendalian infeksi pelayanan kesehatan gigi dan mulut di
fasilitas pelayanan kesehatan ini diharapkan dapat dipergunakan sebagai acuan dalam
menghambat cara penularan penyakit, berdasarkan kondisi,habitat, dan rute tranmisi.

DAFTAR PUSTAKA

https:/id.m.wikipedia.org/wiki/penularan_penyakit#cite_reff-1

Anda mungkin juga menyukai