Anda di halaman 1dari 7

LBM 3 SGD-11

AGENT
STEP 1

 Asimptomatis : Tidak menimbulkan gejala


 Severe : Melampaui ambang batas system imun, sangat parah
 Portal de’ entry : Tempat masuknya agent pada host
 Pandemi : Wabah yang terjadi secara terus menerus dalam populasi yang sangat besar
 Pathogenic agent : Penyebab penyakit yang dapat berupa hidup dan tak hidup
 Transmisi agent : Penyebaran atau penularan penyakit
 Agent : Suatu unsure organisme hidup yang dapat menyebabkan suatu penyakit
 Simptomatis : Menimbulkan gejala
 Airborne : Transmisi agent infeksi melalui sebaran aerosol dan dihirup melalui saluran
pernafasan
 Manifestasi klinik : Gejala dan tanda atau symptoms and sign yang timbul jika suatu organ
mengalami kelainan yaitu merupakan proses patologi
 Wabah : Kejadian terjangkitnya suatu penyakit menular dalam masyarakat yang jumlah
penderitanya meningkat secara nyata , melebihi jumlah lazimnya

1. Apa macam-macam agent ?


2. Apa saja macam-macam penyebaran berdasarkan luas penyebarannya ?
3. Apa saja karakteristik agent ?
4. Bagaimana cara transmisi agent ke tubuh host ?
5. Apa saja factor pendukung agent ?
6. Apa saja contoh portal de’ entry dan portal de’ exit ?
7. Bagaimana cara penanggulangan wabah ?
8. Apa saja hubungan agent dengan lingkungan ?
9. Bagaimana cara mencegah penyebaran agent ?
10. Apa hubungan antara agent dan host ?
11. Apa peran pemerintah dalam menanggulangi wabah ?

STEP 3
1. Apa macam-macam agent ?
- Penyebab Biologis, yang menurut ukurannya : metazoan (arthtropoda dan
helminthes), protozoa, fungi, bakteria, (termasuk spiroseta), riketsia, dan virus.
- Penyebab bahan makanan (nutrient) yang jenisnya : karbohidrat, lemak, protein,
vitamin, mineral, dan air.
- Penyebab bahan kimiawi, baik yang berasal dari luar maupun yang berasal dari
dalam. Zat kimiawi ini berakibat efek keracunan hanya dalam jumlah tertentu, yaitu
mungkin dalam jumlah yang berlebihan atau sebaliknya kekurangan(misalnya
yodium dan fluor). Jalan masuk (port of entry)nya juga beraneka ragam, misalnya
terhisa sebagai gas atau uap, atau sebagai debu halus, tertelan melalui saluran
pencernaan, melalui kulit, atau suntikan, dan senagainya.
- Penyebab fisik, seperti tekanan atmosfir udara, suhu, kelembapan, intensitas suara
atau cahaya, radiasi, getaran, dan sebagainya.
- Penyebab mekanik, seperti berbagai bentuk ruda paksa yang dapat berakibat luka
tumpul atau memar, luka gesek, luka tusuk, luka bacok atau robekan, dislokasi
sendi, patah tulang, dan sebagainya.
Sumber : B, Budioro. Pengantar Epidemiologi. 2007.

2. Apa saja karakteristik agent ?


- Patogenesitas ; memunculkan gelaja penyakit
- Antigen : merangsang timbulnya mekanisme pertahanan tubuh
- Infeksivitas : Kemampuan bibit penyakit untuk mengadakan invaksi
- Virulensi : derajat keganasan suatu kuman
- Toksisitas : merusak jaringan host, kesanggupan organisme untuk memproduksi
reaksi kimia yang toksik oleh substansi kimia yang dibuatnya
- Invasitas : menempel dan menyebar pada jaringan host. Sebelumnya ada proses
berkoloni, dan multiplikasi.
-
3. Bagaimana cara transmisi agent ke tubuh host ?
 Penularan Langsung
Penularan langsung dapat terjadi melalui kontak langsung seperti sentuhan,
ciuman, dan hubungan seksual. Kebanyakan agen yang dapat menyebabkan
infeksi nosokommial disebarkan melalui kontak langsung dan kerap dibawa
melalui tangan para petugas pelayanan kesehatan dengan membawa
organisme yang dibawanya dari satu orang ke orang lainnya. Penularan
langsung juga dapat juga tejadi melalui penyebaran droplet. Droplet ditimbulka
selama batuk, berbicara, bersin, meludah, atau pada saat menyanyi.
 Penularan Tidak Langsung
Penularan melalui rute tidak langsung melalui suatu objek perantara (baik itu
objek mati atau hidup) yang membawa suatu agen dari sumber ke pejamu
yang rentan. Media pada tatanan pelayanan kesehatan dalam hal ini yaitu
makanan, air, instrument bedah, peralatan dan perlengkapan medis, cairan
intravena, dan darah, serta produk darah. Beberapa agen dapat tumbuh dan
berkembang biak secara aktif dan beberapa agen lainnya dapat menghasilkan
toksin dalam suatu media ( Contohnya Pseudomonas yang dapat tumbuh dan
berkembang biak dalam zat cair, S. aerus menghasilkan enterotoksin pada
makanan yang terkontaminasi), sementara agen lainnya secara pasif
menumpang pada suatu media (contohnya, M. tuberculosis yang menempel
pada bronkoskop yang terkontaminasi). Penularan tidak langsung dapat juga
melaui vector. Vektor adalah perantara hidup yang membawa suatu agen
infeksi dari satu pejamu ke pejamu lainnya. Kebanyakan vector adalah
arthropoda seperti lalat, nyamuk, kutu, kutu rambut, dan kutu binatang.
 Penularan Melalui Udara
Penularan ini terjadi pada saat aerosol microbial, melayang di udara dan masuk
menuju system pernafasan pejamu yang rentan. Ada 2 macam aerosol, yaitu :
Debu dan nuklei ( Merupakan residu kering dari droplet yang dihembuskan.
Droplet nuclei dapat melayang dalam waktu yang sangat lama dan dapat dibawa
oleh aliran udara. Cacar air, campak, influenza, tuberculosis disebarkan malalui
rute udara dalam droplet nuclei.
Sumber : Arias, Kathleen Meethan. Investigasi Dan Pengendalian Wabah Di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan. EGC : Jakarta

4. Apa saja factor pendukung agent ?


- Usia
- Jenis kelamin
- Genetic
- Adat istiadat
- Status gizi
- Biologis  Bakteri, protozoa, Fungi, Virus
- Fisik  Radiasi , trauma
- Kimiawi  asbes, dan cobalt
- Sosial  Prilaku dan gaya hidup
- Perubahan Hormonal  DM, Hipertiroid
- Fisiologis  Hamil (Hipertensi) ,
- Kebiasaan hidup  Merokok

5. Apa saja hubungan agent, host, dan lingkungan ?


Interaksi penyebab dengan lingkungan
Dalam kondisi ini pejamu (host) dipengaruhi langsung oleh fakor-faktor lingkungannya,
sementara penyebab (agent) yang potensial mungkin atau hampir selalu ada di
lingkungan tersebut dan selalu merupakan resiko yang mengancam untuk mulai
terjadinya proses penyakit. Kondisi ini terutama pada fase pre-pathogenesis tapi bisa
berlanjut sampai fase pathogenese. Contohnya misalnya masalah daya tahan hidup
kuman di udara luar, di bawah pengaruh sinar matahari langsung atau tidak langsung,
suhu, kelembapan, tekanan atmosfer, dan sebagainya. Masalah stabilitas bahan
makanan (misalnya vitamin C terhadap oksidasi). Penguapan dari bahan-bahan kimia
yang toxis pada suhu yang tinggi, dan macam-macam proses lainnya terhadap penyebab
(infeksi atau non-infeksi) yang potensial.
Interaksi penyebab dengan pejamu,
Dalam kondisi ini penyebab penyakit sudah berhasil masuk dan bersarang secara efektif
serta bertambah jumlahnya. Dikatakan bahwa penyakit memasuki masa inkubasi,
tergantung pada kondisi dayatdaya tahan pejamu, penyakit tersebut bisa tetap tidak
muncul dan berada dalam keadaan laten atau sub-klinis dalam jangka waktu lama. Bila
daya tahan pejamu tidak dalam kondisi baik, maka akan merangsang pejamu untuk
bereaksi dalam bentuk tanda-tanda dan gejal-gejala dari proses penyakit tersebut.
Sumber : B, Budioro. Pengantar Epidemiologi. 2007.

6. Bagaimana cara mencegah penyebaran agent ?


- Host (Meningkatkan system imun)
- Perbaikan Lingkungan (Sanitasi)
- Mengurangi kontak langsung dengan host yang telah terkena penyakit (TBC)
7. Apa saja macam-macam penyebaran berdasarkan luas penyebarannya ?
Epidemi : Penyakit yang menimpa masyarakat
Endemi :
Pandemi : banyak Negara 
Holodemi

8. Bagaimana cara penanggulangan wabah ?


1501/MENKES/PER/X/2010 TENTANG JENIS PENYAKIT MENULAR TERTENTU YANG
DAPAT MENIMBULKAN WABAH DAN UPAYA PENANGGULANGAN,
Bagian Ketiga, Penanggulangan KLB/Wabah, Pasal 13

(1) Penanggulangan KLB/Wabah dilakukan secara terpadu oleh Pemerintah,

pemerintah daerah dan masyarakat.

(2) Penanggulangan KLB/Wabah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

meliputi:

a. penyelidikan epidemiologis;
b. penatalaksanaan penderita yang mencakup kegiatan pemeriksaan,
c. pengobatan, perawatan dan isolasi penderita, termasuk tindakan
d. karantina;
e. pencegahan dan pengebalan;
f. pemusnahan penyebab penyakit;
g. penanganan jenazah akibat wabah;
h. penyuluhan kepada masyarakat; dan
i. upaya penanggulangan lainnya.

(3) Upaya penanggulangan lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf

g antara lain berupa meliburkan sekolah untuk sementara waktu, menutup


fasilitas umum untuk sementara waktu, melakukan pengamatan secara

intensif/surveilans selama terjadi KLB serta melakukan evaluasi terhadap

upaya penanggulangan secara keseluruhan.

(4) Upaya penanggulangan lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (3)

dilakukan sesuai dengan jenis penyakit yang menyebabkan KLB/Wabah.

(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai kegiatan penanggulangan KLB/Wabah

sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tercantum dalam Lampiran Peraturan ini.

Sumber :

http://www.djpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2010/bn503-2010.pdf

9. Apa peran pemerintah dalam menanggulangi wabah ?


- Isolasi
- Pemeriksaan
- Pengobatan
- Pembentukan tim gerak cepat untuk mengatasi wabahnya
- Vaksinasi dan evakuasi masyarakat

10. Apa saja contoh portal de’ entry dan portal de’ exit ?
 Pintu Keluar ( Portal Of Exit )
Suatu jalan yang dilalui suatu agn infeksi meninggalkan pejamaunya. Agen dapat
meninggalkan pejamu manusia atau hewan mereka melalui beberapa pintu atau
portal, antara lain :
 Sistem pernafasan. Penyakit yang disebabkan oleh agen yang keluar
melalui system pernafasan termasuk penyakit flu, tuberculosis,
influenza, cacar air, campak
 Sisitem genitourinary. Penyakit system genital yang ditularkan melalui
kontak seksual, seperti chlamidia,syphilis, gonorhoe
 Sistem gastrointestinal. Dikeluarkan bersama feses antara lain
Salmonella,Shigella,E.coli
 Kulit dan membrane mucus(selaput lendir). Organisme yang dikeluarkan
melalui mulut, kulit, atau membran mucus yaitu Herpes simplex
 Darah. Organisme yang ditemukan dalam darah yaitu HIV, virus hepatit
is B, hepatitis C
 Rute Transplasental. Agen yang ditularkan dari ibu ke bayi melalui
plasenta termasuk virus rubella, Treponema pallidum, sitomrgalovirus
 Pintu Masuk ( Portal Of Entry )
Pintu masuk pada rantai infeksi sama dengan pintu keluar, seperti yang
telah dijelaskan di atas. Organisme membutuhkan suatu pintu masuk yang
spesifik untuk dapat menimbukan suatu infeksi. Jika organisme tidak dapat
menjangkau pintu masuk yang spesifik, organisme tersebut tidak akan dapat
menyebabkan infeksi. Sebagai contoh, pathogen tifus adalah agen yang
ditularkan melalui kontak langsung maupun tidak langsungdengan kotoran
(feses). Patogen tifustersebut ditularkan oleh lewat rute fekal-oral (contohnya
mereka ditularkan bersama feses dan masuk ke dalam tubuh melalui mulut).
Kulit merupakan penghalang yang baik melawan invasi agen ifeksius. Hanya
beberapa pathogen manusia, seperti larva vaving tambang dan serkaria
schistosome(cacing pia darah) dapat secara aktif menembus kulit.
Sumber : Arias, Kathleen Meethan. Investigasi Dan Pengendalian Wabah Di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan. EGC : Jakarta

11. Apa saja criteria wabah ?


Kriteria Kejadian Luar Biasa (Keputusan Dirjen PPM No 451/91) tentang Pedoman
Penyelidikan dan Penanggulangan Kejadian Luar Biasa.
Tergolong Kejadian luar biasa, jika ada unsur :
- Timbulnya suatu penyakit menular yang sebelumnya tidak ada atau tidak dikenal.
- Peningkatan kejadian penyakit terus-menerus selama 3 kurun waktu berturut-turut
menurut penyakitnya (jam, hari, minggu).
- Peningkatan kejadian penyakit/kematian 2 kali lipat atau lebih dibandingkan dengan
periode sebelumnya (jam,hari,minggu,bulan,tahun).
- Jumlah penderita baru dalam satu bulan menunjukkan kenaikan 2 kali lipat atau
lebih bila dibandingkan dengan angka rata-rata perbulan dalam tahun sebelumnya
Sumber :
http://www.kmpk.ugm.ac.id/images/Semester_1/Epidemiologi/Investigasi_Wabah.pdf

12. .Penyakit-penyakit apa saja yang masuk dalam kategori wabah ?


PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR
1501/MENKES/PER/X/2010 TENTANG JENIS PENYAKIT MENULAR TERTENTU YANG
DAPAT MENIMBULKAN WABAH DAN UPAYA PENANGGULANGAN, Pasal 4
(1) Jenis-jenis penyakit menular tertentu yang dapat menimbulkan wabah
adalah sebagai berikut:
a. Kolera
b. Pes
c. Demam Berdarah Dengue
d. Campak
e. Polio
f. Difteri
g. Pertusis
h. Rabies
i. Malaria
j. Avian Influenza H5N1
k. Antraks
l. Leptospirosis
m.Hepatitis
n. Influenza A baru (H1N1)/Pandemi 2009
o. Meningitis
p. Yellow Fever
q. Chikungunya
(2) Penyakit menular tertentu lainnya yang dapat menimbulkan wabah
ditetapkan oleh Menteri.
Sumber :
http://www.djpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2010/bn503-2010.pdf

13. Perbedaan wabah dengan kejadian luar biasa ?


PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR
1501/MENKES/PER/X/2010 TENTANG JENIS PENYAKIT MENULAR TERTENTU YANG
DAPAT MENIMBULKAN WABAH DAN UPAYA PENANGGULANGAN, Pasal 1
a) Wabah penyakit menular yang selanjutnya disebut Wabah, adalah kejadian
berjangkitnya suatu penyakit menular dalam masyarakat yang jumlah
penderitanya meningkat secara nyata melebihi dari pada keadaan yang lazim
pada waktu dan daerah tertentu serta dapat menimbulkan malapetaka.
b) Kejadian Luar Biasa yang selanjutnya disingkat KLB, adalah timbulnya
atau meningkatnya kejadian kesakitan dan/atau kematian yang bermakna
secara epidemiologi pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu, dan
merupakan keadaan yang dapat menjurus pada terjadinya wabah.
Sumber : http://www.djpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2010/bn503-2010.pdf

Anda mungkin juga menyukai