Anda di halaman 1dari 16

STEP 1

1. pneumonia severity index = skor yg digunakan untuk mendiagnosis pneumonia,


kriteria yg digunakan untuk mendiagnosis pneumonia, dikhususkan bisa rawat jalan atau
rawat inap.
2. infiltrat = suatu fokus peradangan
3. ronkhi = suara yg muncul akibat udara melewati suatu zat, bisa cair bisa padat,
suara nafas tambahan yang terdengar rendah.

STEP 2
1. Bagaimana patogenesis dari pneumonia?
2. Sebut dan jelaskan klasifikasi dari pneumonia!
3. Apa saja pemeriksaan fisik dan penunjang untuk mendiagnosis pneumonia?
4. Sebut dan jelaskan skor pneumonia severity index!
5. Sebut dan jelaskan DD dari pneumonia!
6. Bagaimana penatalaksaan dari pneumonia?
7. Apa saja tanda dan gejala dari pneumonia?
8. Apa saja komplikasi dari penyakit di skenario?
9. Jelaskan epidemiologi dari pneumonia
10. Kenapa dahaknya berwarna hijau?
11. Apa saja etiologi dari skenario?
12. Apa saja suara dasar paru?

STEP 3
1. Bagaimana patogenesis dari pneumonia?
Ada faktor resiko dan predisposisi -> imun turun  mikroorganisme mudah menyerang
 kolonisasi di paru  peradangan membran respiratori (kongesti: 4-12 jam ; hepatisasi
merah: 48 jam, nekrosis fibrin dan sel darah merah dan hepatisasi kelabu: leukosit dan
fibrin mengalami konsolidasi(pengerasan), 3-8 hari ; resolusi : 7-11 hari eksudat
mengalami lisis dan di reabsorpsi oleh makrofag)) darah robek  plasma dan darah
masuk ke alveoli  infiltrat alveoli  suara dasar paru hilang
Upper respiratori dan lower respiratory terdapat mukoli alveoli
Kenapa dahak bisa warna putih, kuning, hijau?
2. Sebut dan jelaskan klasifikasi dari pneumonia!
Pneumonia bakterial = community (masyarakat) : streptococcus pneumonia, menggigil,
pada foto thoraks konsolidasi.
Pneumonia health care (nosokomial) = didapatkan dari klinik
Pneumonia respiratory = oleh saluran napas
Pneumonia aspirasi = obstruksi saluran pernafasan bisa juga oleh infeksi, misal pada
pasien GERD
3. Apa saja pemeriksaan fisik dan penunjang untuk mendiagnosis pneumonia?(buat tabel
cap, hap, vap)
CAP
 Darah rutin
Leukosit meningkat >10x10*9
Limfopenia  pada pneumonia yang
disebabkan oleh Legionella dan virus
Peningkatan urea dalam darah >7mmol
adalah indikator dari pneumonia yang
parah
C reaktif protein meningkat
Halaman 193

 Radiologi
 Pemeriksaan mikrobiologi
hal 204

hal 208
Sumber : PULMONARY INFECTION, Adam T Hill dkk

HAP

hal 232
VAP

hal 235
Sumber : PULMONARY INFECTION, Adam T Hill dkk

4. Sebut dan jelaskan skor pneumonia severity index!


http://internalmedicine.osu.edu/pulmonary/cap/10675.cfm

5. Sebut dan jelaskan DD dari pneumonia!


Bronkitis : peradangan pada bronkus
Bronkiolitis : peradangan pada bronkiolus
Asma : bronkokonstriksi pada bronkus
Bronkiektaksis : dilatasi permanen pada bronkus
Tumor paru
Abses paru
6. Bagaimana penatalaksaan dari pneumonia?
7. Apa saja tanda dan gejala dari pneumonia?
CAP HAP
 Infeksi saluran atas  Demam
 Malaise  Perubahan kaakteristik sputum :menjadi
 Anorexia lebih banyak, viskositas meningkat, dan
 Demam purulensinya juga meingkat
 Menggigil  Terdapat infiltrat baru yang terlihat
 Batuk produktif dalam radiografi namun tidak dapat
 Sesak nafas dijelaskan oleh penyebabnya
Sumber : PULMONARY INFECTION, Adam T Hill dkk,Halaman 191 dan 231

CAP HAP
- Demam - Demam
- Batuk - Batuk produktif
- Takipnea - Parameter inflamasi
- Nyeri dada meningkat
Sumber : Oxford Handook of Respiratory Medicine 2nd Ed

8. Apa saja komplikasi dari penyakit di skenario?

Sumber : PULMONARY INFECTION, Adam T Hill dkk, Halaman 212

9. Jelaskan epidemiologi dari pneumonia!


CAP
- Kasus CAP di primary care rata-rata per tahun adalah sekitar 5-10 kasus per 1000
pasien.
- Pada balita, bisa mencapai 20 kasus per 1000 pasien/ tahun
- Pada remaja hingga dewasa sekitar umur 40 tahun, terdapat 1-4 kasus per
1000/tahun
- Pada dewasa yang berumur 75-79 tahun, sekitar 15-30 kasus
- Pada dewasa yang umurnya >85 tahun, terdapat 40-60 kasus
Sumber : Community Acquired Pneumonia Strategies for Management, Antony Torres
dan Rosario Menendes, halaman 1

10. Kenapa dahaknya berwarna hijau?


Karena adanya fibrinopurulen (kombinasi fibrin dan neutrofil) di dalam
rongga alveolus. Hal ini terjadi akibat kongesti pada kapiler sebagai bentuk
mekanisme pertahanan paru yg menyebabkan kapiler di sekitar alveolus
berdilatasi dan bocor sehingga neutrofil dan fibrin keluar dari kapiler untuk
membersihkan alveolus dari mikroorganisme. Fibrinopurulen inilah yg
menyebabkan sputum berwarna hijau. Kemudian eksudat fibrin ini akan dicerna
secara enzimatis dan dikeluarkan dari alveolus dengan cara dibatukkan.
Patologi

Sputum hijau → proses penimbunan nanah. Warna hijau ini dikarenakan adanya
verdoperoksidase yg dihasikan oleh PMN dlm sputum. Sputum hijau ini sering
ditemukan pada penderita bronkhiektasis karena penimbunan sputum dalam bronkus
yang melebar dan terinfeksi.
 Berdasarkan warna:
 Kekuningan  terjd infeksi
 Hijau  penimbunan nanah, adanya verdoperoksidase yg dihslkan oleh leokosit
polimorfonuklear dlm sputum
 Kehitaman  akibat kontaminasi dgn debu batubara
 Berdasarkan volume
 Proses supuratif  sputum yg bnyk sekali dan purulent
 Pembentukan sputum yg terus meningkat dgn perlahan2 dlm jangka waktu
bertahun2, yg mrpkn tanda2 dr bronkitis kronis atau bronkiektasis
 Berdasarkan konsistensi dan sifat
 Sputum yg berwarna merah muda dan berbusa, yg mrpkn tanda edema paru
akut
 Sputum yg berlendir, lengket, berwarna abu2 atau putih, yg mrpkn tanda
bronkitis kronik
 Sputum yg berbau busuk, yg mrpkn tanda abses paru atau bronkiektasis
Prince Wilson. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit buku 2. ed.6.
2005

11. Apa saja etiologi dari skenario?


Sumber : Robbins Basic Pathology (9th Edition) halaman 488

12. Apa saja suara dasar paru?


Suara nafas tambahan (adventitious sounds atau added sounds) merupakan suara nafas yang
hanya didapatkan pada keadaan tidak normal. Suara nafas tambahan juga disebut suara nafas
tidak normal (abnormal breath sounds). Suara ini disebabkan karena adanya penyempitan jalan
nafas atau obstruksi. Suara nafas tambahan dibedakan menjadi 4 bunyi, yaitu:
 Stridor
Yaitu suara terdengar kontinu (tidak terputus-putus), bernada tinggi yang terjadi baik
pada saat inspirasi maupun pada saat ekspirasi, dapat terdengar tanpa menggunakan
stetoskop, bunyinya dapat ditemukan pada lokasi saluran nafas (laring) atau trakea,
disebabkan karena adanya penyempitan pada saluran nafas tersebut. Pada orang
dewasa, keadaan ini mengarahkan kepada dugaan adanta edem laring, kelumpuhan pita
suara, tumor laring, stenosis laring yang biasanya disebabkan oleh tindakan trakeostomi
atau dapat juga akibat pipa endotrakeal.
 Ronki Basah
Yaitu suara yang terdengar kontinu. Ronki adalah suara nafas tambahan bernada rendah
sehingga bersifat sonor, terdengar tidak mengenakan (raspy), terjadi pada saluran nafas
besar seperti traka bagian bawah dan bronkus utama. Disebabkan karena udara
melewati penyempitan, dapat terjadi pada inspirasi maupun ekspirasi.
 Suara Mengi (wheezing)
Yaitu suara yang terdengar kontinu, nadanya lebih tinggi dibandingkan suara nafas
lainnya, sifatnya musical, disebabkan karena adanya penyempitan saluran nafas kecil
(bronkus perifer dan bronkiolus). Karena udara melewati suatu penyempitan, mengi
dapat terjadi, baik pada saat inspirasi maupun ekspirasi. Penyempitan jalan nafas dapat
disebabkan oleh sekresi berlebihan, konsitriksi otot polos, edema mukosa, tumor,
maupun benda asing.
 Ronki Kering (Rales atau crackles)
Yang terdengar diskontinu (terputus-putus), ditimbulkan karena adanya cairan didalam
saluran nafas dan kolapsnya saluran udara bagian distal dan alveoli. Ada 3 macam ronki
kering: halus (fine rales), sedang (medium rales) dan kasar (coarse rales).
 Bising gesek pleura (pleural friction rubs)
Dihasilkan oleh bunyi gesekan permukaan antara pleura parietalis dan pleura viseralis.
Bunyi gesekan terjadi karena kedua permukaan pleura kasar. Permukaan pleura kasar
disebabkan oleh eksudat fibrin. Bising gesek pleura terdengar saat bernafas dalam.
Gesekan sering terdengar pada dinding dada lateral bawah dan anterior. Gesekan yang
kuat juga dapat dirasakan saat palpasi & terasa sebagai vibrasi.

Sumber: Respirologi. Dr R. Darmanto Djojodibroto, Sp.P, FCCP. Jakart:EGC, 2009


STEP 4

v
BATUK BERDAHAK KENTAL

PERKUSI REDUP
RO THORAKS INFILTRAT PARU
AUSKULTASI (RONKI BASAH)

DEMAM PNEUMONIA PENGECATAN GRAM

KULTUR SPUTUM

LEUKOSITOSIS

KLASIFIKASI = 1. CAP
TERAPI 2. HAP

Anda mungkin juga menyukai