Anda di halaman 1dari 15

Mini Project

Keefektivitasan kelas ibu hamil terhadap


pengetahuan tanda bahaya kehamilan di
puskesmas mandiraja 2 banjarnegara

Karina Almas Fatin


Pembimbing: dr. Edy Santoso

PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA PERIODE IV 2020


PUSKESMAS MANDIRAJA 2
BANJARNEGARA
Pendahuluan
• Angka Kematian Ibu (AKI) adalah rasio kematian ibu selama masa kehamilan,
persalinan dan nifas yang disebabkan oleh kehamilan, persalinan, dan nifas atau
pengelolaannya tetapi bukan karena sebab-sebab lain seperti kecelakaan atau
terjatuh di setiap 100.000 kelahiran hidup.
• MDGs telah berakhir pada tahun 2015 dan World Health Organizazion (WHO)
menetapkan agenda baru untuk kelanjutan dari apa yang telah dibangun dalam
MDGs dengan menetapkan Sustainable Development Goals (SDGs), target yang
akan dicapai adalah mengurangi AKI secara global hingga dibawah 70/10.000
kelahiran hidup hingga kurun waktu 2030 (WHO, 2015).
• Angka Kematian Ibu (AKI) di UPTD Puskesmas Mandiraja 2 tahun 2019 adalah
326,3/100.000 kelahiran hidup dimana secara absolut dihitung dari jumlah
kematian ibu sebesar 2 kasus dengan jumlah kelahiran hidup sebesar 613 bayi
lahir hidup.
• Angka tersebut naik secara signifikan jika dibandingkan tahun 2018 yaitu sebesar
162,3/100.000 kelahiran hidup dengan jumlah kematian ibu sebesar 1 dengan
kelahiran hidup sebesar 616 bayi.
• Dari kasus kematian ibu di tahun 2019 sebanyak 2 kasus yang disebabkan karena
infeksi dan penykait tumor (Dinkes, 2019).
• Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi tentang resiko tinggi tanda bahaya
pada kehamilan, antara lain adalah pengetahuan.
• Semakin tinggi pengetahuan ibu tentang tanda bahaya dalam kehamilan, maka
semakin rendah kejadian bahaya pada ibu hamil
• Kelas ibu hamil dilaksanakan pada setiap desa di wilayah PuskesmasMandiraja 2
yang mencakup sekitar 8 desa . Kegiatan ini dilaksanakan di setiap desa yang
dikelola oleh bidan desa
• Berdasarkan uraian kegiatan kelasibu hamil tersebut peneliti tertarik untuk
mengadakan pengamatan mengenai keefektivitasan kelas ibu hamil terhadap
pengetahuan tanda bahaya kehamilan.
Metode Pengambilan Sampel

Metode pengambilan sampel pada penelitian kepuasan pelanggan dilakukan dengan cara consecutif
sampling yaitu pemilihan sampel dengan menetapkan subyek yang memenuhi kriteria penelitian
sampai kurun waktu tertentu, sehingga jumlah responden dapat terpenuhi.
Pada penelitian ini digunakan31 sampel responden. Sampel responden yang dipilih harus memenuhi
kriteria inklusi dan eksklusi, yaitu :
Kriteria inklusi

• Pasien yang melakukan pemeriksaan kehamilan di Puskesmas Mandiraja2

• Pasien yang mengikuti kelas ibu hamil

• Mampu membacadan menulis menggunakan bahasa Indonesia

Kriteria eksklusi

• Pasien yang menolak berpartisipasi dalam penelitian

• Pasien yang memiliki gejala demensia berat atau retardasi mental


Bahan dan Alat Penelitian

•Data yang dikumpulkan pada penelitian ini merupakan data primer dan
sekunder.

1. Data primer didapatkan dari hasilpretest dan posttest saat kelas ibu hamil

2. Data sekunder berupa gambaran umum Puskesmas Mandiraja2 didapatkan dari


profil Puskesmas Mandiraja 2 Tahun 2019
Prosedur Pengambilan Data

1. Perencanaan
Menentukan masalah yang akan diteliti, mencari tinjauan pustaka yang sesuai dengan
masalah, dan menentukan sampel penelitian serta merencanakan pengumpulan data.
2. Pelaksanaan

- Pembuatan pretest dan posttestmengenai tanda bahaya pada kehamilan.


- Melakukan pretest pada pertemuan kelas ibu hamil.
- Memberikan materi mengenai tanda bahaya pada kehamilan.

- Melakukan pos test pada setelah pemberian materi.


- Pengolahan data.
Analisis Data

• Data sebelumnya dianalisa normalitas sebaran datanya dengan uji Shapiro Wilk dan
diperoleh distribusi data tidak normal sehingga perbedaan tingkat pemahaman
tentang tanda bahaya kehamilan sebelum dan sesudah mengikuti kelas ibu hamil
dianalisis dengan Wilcoxon Rank Test
Hasil Penelitian

1. Karakteristik responden
Kelompok Usia Responden
23%

77%

20-35 thn > 35 thn

Gambar 1. Distribusi kelompok usia responden


Tingkat Pendidikan Responden
3% 3%
23%
26%

45%

SD SMP/MTs SMA/SMK
Diploma Sarjana
Gambar 2. Distribusi tingkat pendidikan responden
Pekerjaan Responden

3
%
6%

90%

Guru pedagang IRT


Karakteristik Ibu Yang Mengikuti Kelas Ibu Hamil

• Tingkat pendidikan seseorang dapat mempengaruhi keputusan untuk


bergabung dalam suatu kelas.
• Pada tingkat pendidikan yang lebih rendah, keputusan untuk bergabung
dalam kelas ibu hamil dapat didasari oleh alasan keingintahuan untuk mendapat
penyuluhan kesehatan selama kehamilan dan persalinan, nifas dan perawatan
bayi baru lain, juga karena alasan agar memperoleh pelayanan kesehatan seperti
pemeriksaan kehamilan, serta layanan-layanan lain dengan harga yang terjangkau.
• Ibu yang memiliki tingkat pendidikan tinggi biasanya juga bekerja sehingga
menghambat partisipasi mereka dalam kelas ibu hamil.
Deskripsi tingkat pemahaman ibu terhadap tanda bahaya kehamilan

Tingkat pemahaman ibu tentang tanda bahaya kehamilan


100.0
102

100

98

96

94
90.0
92

90

88

86

84
Pretest Postest

Tingkat pemahaman ibu terhadap tanda bahaya kehamilan


postest tampak lebih tinggi dengan median skor yang didapat
sebesar 100,0 daripada tingkat pemahaman ibu saat pretest dengan
median skor sebesar 90,0.
Keefektivitasan kelas ibu hamil terhadap pengetahuan tanda bahaya kehamilan

• Analisis dilakukan dengan Wilcoxon Rank Test, karena syarat distribusi normal
selisih tingkat pemahaman ibu tentang tanda bahaya kehamilan pretest-postest
tidak terpenuhi yaitu diperoleh nilai p sebesar 0,000 (p<0,05)

Median (minimum
  p-value
– maksimum)
Pengetahuan sebelum kelas ibu 90,0 (60,0-100,0) 0,001
hamil

Pengetahuan sesudah kelas ibu 100,0 (60,0-100,0)  


hamil

Uji Wilcoxon, 1 menurun, 14 meningkat, 16 tetap


• Hasil uji Wilcoxon Rank menunjukkan tingkat pemahaman tentang tanda bahaya
kehamilan menurun pada 1 responden, meningkat pada 14 responden, dan tetap
pada 16 responden sesudah mengikuti kelas ibu hamil dibandingkan dengan
sebelum mengikuti.
• Dilihat dari nilai p diperoleh sebesar 0,001 (p<0,05) artinya terdapat perbedaan
tingkat pemahaman tentang tanda dan bahaya kehamilan antara sebelum dan
sesudah mengikuti kelas ibu hamil.
• Tingkat pemahaman tentang tanda dan bahaya kehamilan sesudah mengikuti kelas
ibu hamil secara signifikan lebih tinggi (100) daripada sebelum mengikuti kelas ibu
hamil.
Keefektivitasan kelas ibu hamil di Puskesmas Mandiraja 2

Hasil penelitian ini menunjukkan terbuktinya keefektivitasan kelas ibu hamil


dalam meningkatkan pemahaman tentang tanda bahaya kehamilan. Hasil ini
juga telah ditunjukkan dalam penelitian sebelumnya, bahwa pengetahuan ibu-
ibu hamil membaik setelah mengikuti kelas ibu hamil di Puskesmas Wangon II.
Tanda bahaya kehamilan, persalinan dan nifas harus ditangani dan dideteksi
dengan benar sejak dini karena setiap tanda bahaya kehamilan, persalinan
dan nifas bisa mengakibatkan komplikasi pada masa hamil, persalinan dan
masa nifas. Pengetahuan ibu tentang tanda bahaya kehamilan, persalinan dan
nifas yang kurang dapat menyebabkan ibu tidak dapat melakukan identifikasi
terhadap tanda-tanda yang nampak sehingga tidak dapat melakukan antisipasi
secara dini.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai