MAKALAH
KLASIFIKASI KASUS MATERNITAS PADA MASA POST NATAL DENGAN
RESIKO RENDAH-TINGGI
Disusun Oleh
Cika 2022-01-14201-103
Agus husnadi 2022-01-14201-003
Noverinda 20220114201039
Novi Yuliani A 20220114201040
Tita Karensia 20220114201046
Angelika Aprilia 2022-01-14201-100
HALAMAN JUDUL..............................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................4
2.1 Faktor.........................................................................................................................4
2.2 Klasifikasi..................................................................................................................5
3.1 Kesimpulan................................................................................................................9
3.2 Saran..........................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Maternity atau kehamilan merupakan salah satu fase penting dalam kehidupan
seorang wanita yang melibatkan berbagai perubahan fisik, emosional, dan sosial. Setelah
melalui proses persalinan, perhatian terhadap kesejahteraan ibu dan bayi tidak berakhir
begitu saja. Masa post natal, yang juga dikenal sebagai masa pascapersalinan, adalah
periode yang berlangsung setelah kelahiran bayi hingga sekitar enam minggu pertama. Pada
masa ini, ibu dan bayi mengalami berbagai adaptasi dan perubahan yang perlu dipantau
dengan cermat.
Klasifikasi kasus maternity pada masa post natal dengan resiko rendah-tinggi adalah
salah satu pendekatan yang digunakan oleh tenaga medis dan bidan untuk mengidentifikasi
dan memprioritaskan perawatan yang dibutuhkan oleh ibu dan bayi selama periode post
natal. Klasifikasi ini membantu dalam menentukan tingkat risiko yang terkait dengan setiap
kasus post natal sehingga perawatan yang tepat dapat diberikan sesuai dengan kebutuhan
spesifik pasien.
Klasifikasi kasus maternity ini memiliki peran penting dalam upaya meningkatkan
memastikan bahwa perawatan yang sesuai dan tepat waktu dapat diberikan kepada mereka
yang memerlukannya. Dengan demikian, pemahaman yang baik tentang klasifikasi kasus
1
maternity pada masa post natal dengan resiko rendah-tinggi sangatlah penting bagi tenaga
Dalam makalah ini, akan dibahas lebih lanjut mengenai konsep klasifikasi kasus
maternity pada masa post natal, faktor-faktor yang memengaruhinya, metode penilaian
risiko, serta pentingnya penggunaan klasifikasi ini dalam praktik perawatan maternal dan
neonatal. Makalah ini juga akan menyoroti peran teknologi dan perkembangan terbaru
dalam meningkatkan akurasi klasifikasi kasus maternity, sehingga perawatan yang lebih
baik dan lebih tepat dapat diberikan kepada ibu dan bayi selama masa post natal.
1. Apa faktor-faktor yang memengaruhi klasifikasi kasus maternity pada masa post
meningkatkan kualitas perawatan post natal ibu dan bayi, serta bagaimana
tersebut?
1. Tujuan utama penelitian ini adalah untuk menganalisis dan mengidentifikasi faktor-
faktor risiko yang mempengaruhi klasifikasi kasus maternity pada masa post natal
dengan resiko rendah-tinggi. Hal ini bertujuan untuk memahami lebih baik
2
sebelumnya, aspek sosial-ekonomi, dan dukungan sosial dapat mempengaruhi
maternitas pada praktik perawatan post natal. Ini termasuk menilai apakah
penggunaan klasifikasi ini meningkatkan kualitas perawatan ibu dan bayi, serta
apakah hal ini membantu dalam mengidentifikasi komplikasi lebih awal dan
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Faktor
Faktor-faktor yang memengaruhi klasifikasi kasus maternity pada masa post natal
dan dapat digunakan untuk mengidentifikasi risiko pada ibu dan bayi adalah sangat
beragam dan memiliki dampak signifikan terhadap kesejahteraan ibu dan bayi. Salah satu
faktor utama yang harus diperhatikan adalah usia ibu. Penelitian menunjukkan bahwa ibu
yang hamil pada kelompok usia yang lebih tua memiliki risiko lebih tinggi untuk
mengalami kelahiran bayi berat lahir rendah (BBLR) dibandingkan dengan ibu yang lebih
muda. Faktor lain yang berperan adalah paritas, yakni jumlah anak yang pernah dilahirkan
oleh seorang ibu. Ibu yang memiliki lebih dari empat anak memiliki risiko yang lebih tinggi
Selain itu, jarak antara kehamilan sebelumnya dan kehamilan saat ini juga berperan
penting dalam klasifikasi risiko. Jika jarak antara kehamilan terlalu singkat, kurang dari dua
tahun, maka risiko BBLR akan meningkat. Tingkat pendidikan ibu juga memiliki dampak
signifikan, dimana ibu dengan tingkat pendidikan yang lebih rendah cenderung memiliki
risiko lebih tinggi untuk melahirkan bayi dengan BBLR. Pekerjaan ibu juga menjadi faktor
penting, dengan ibu yang bekerja di sektor informal atau tidak memiliki pekerjaan memiliki
kasus maternity. Ibu yang berasal dari keluarga dengan status sosial-ekonomi yang rendah
4
memiliki risiko yang lebih tinggi untuk melahirkan bayi dengan BBLR. Terakhir, kondisi
kesehatan ibu selama kehamilan juga harus dipertimbangkan. Penyakit kehamilan seperti
Dengan memahami faktor-faktor ini secara holistik, praktisi medis dan bidan dapat
lebih akurat mengidentifikasi risiko pada ibu dan bayi pada masa post natal. Ini membantu
dalam memberikan perawatan yang sesuai, pemantauan yang cermat, dan tindakan yang
diperlukan untuk menjaga kesejahteraan ibu dan bayi selama periode krusial ini. Selain itu,
penelitian dan pemahaman lebih lanjut tentang faktor-faktor ini juga dapat membantu
dalam pengembangan strategi pencegahan yang lebih efektif untuk mengurangi risiko
2.2 Klasifikasi
langkah kritis dalam meningkatkan kualitas perawatan post natal bagi ibu dan bayi. Dalam
lingkup perawatan kesehatan maternal dan neonatal, klasifikasi ini berperan sebagai alat
penting untuk mengidentifikasi dan memprioritaskan tingkat risiko yang terkait dengan
setiap kasus post natal. Langkah-langkah ini memiliki dampak positif yang signifikan
dalam perawatan ibu dan bayi pada masa pascapersalinan. Dalam makalah ini, akan dibahas
secara rinci tentang bagaimana penerapan klasifikasi kasus maternity dengan resiko rendah-
tinggi dapat meningkatkan kualitas perawatan post natal ibu dan bayi.
Salah satu manfaat utama dari penerapan klasifikasi kasus maternity adalah
kemampuannya untuk mengidentifikasi risiko. Dalam praktiknya, setiap ibu dan bayi
5
memiliki karakteristik dan faktor-faktor risiko yang berbeda-beda. Melalui klasifikasi ini,
dokter dan tenaga kesehatan dapat mengidentifikasi risiko pada setiap kasus dengan lebih
akurat. Faktor-faktor seperti usia ibu, kondisi kesehatan, riwayat kehamilan sebelumnya,
dan faktor sosial-ekonomi dapat diintegrasikan dalam penilaian risiko. Dengan pemahaman
yang lebih mendalam tentang risiko, perawatan dapat dipersonalisasi sesuai dengan
kebutuhan individu, yang pada gilirannya meningkatkan peluang deteksi dini dan
penanganan yang lebih efektif terhadap potensi masalah kesehatan pada ibu dan bayi.
penanganan yang tepat. Setelah risiko diidentifikasi, dokter dan tenaga kesehatan dapat
memberikan perawatan yang sesuai dan tepat sasaran. Misalnya, pada kasus dengan risiko
tinggi, pasien dapat dirujuk ke ahli kebidanan dan kandungan yang memiliki keahlian
khusus dalam menangani kasus-kasus yang kompleks. Hal ini memungkinkan pemberian
perawatan yang lebih intensif dan pengawasan yang lebih cermat, yang sangat penting
untuk kasus-kasus dengan risiko tinggi. Di sisi lain, pasien dengan risiko rendah dapat
menerima perawatan yang lebih sederhana, yang dapat mengurangi beban sistem perawatan
kesehatan.
Selain itu, penerapan klasifikasi kasus maternity juga merupakan langkah penting
dalam pencegahan komplikasi. Dengan memberikan perawatan yang tepat dan sesuai
dengan kebutuhan pasien, dokter dan tenaga kesehatan dapat mencegah terjadinya
komplikasi yang dapat membahayakan ibu dan bayi. Misalnya, pemantauan dan intervensi
yang lebih ketat dapat diberikan kepada ibu dengan risiko tinggi untuk mencegah
komplikasi seperti preeklampsia atau perdarahan postpartum. Ini tidak hanya meningkatkan
6
kualitas perawatan post natal, tetapi juga mengurangi risiko kematian ibu dan bayi yang
dapat timbul akibat komplikasi yang tidak terdeteksi atau tidak tertangani.
Selain peran klinisnya, penerapan klasifikasi kasus maternity juga terbantu oleh
perkembangan teknologi. Salah satu metode yang digunakan dalam klasifikasi kasus
maternity adalah metode Fuzzy C-Means. Metode ini memanfaatkan algoritma fuzzy
yang tinggi. Dengan pendekatan ini, klasifikasi risiko dapat dilakukan dengan lebih tepat
peningkatan kualitas perawatan post natal. Pendekatan ini menggunakan bukti ilmiah
terbaru untuk memberikan perawatan yang sesuai dengan kebutuhan pasien. Dengan
menggabungkan data dan penelitian terbaru, dokter dan tenaga kesehatan dapat lebih baik
dalam mengambil keputusan perawatan yang berdasarkan bukti. Ini dapat meningkatkan
juga memberikan kontribusi yang signifikan dalam mengidentifikasi risiko tinggi pada
pasien postpartum, khususnya yang berkaitan dengan penyakit jantung. Algoritma ini
yang esensial dalam meningkatkan kualitas perawatan post natal ibu dan bayi. Dengan
7
identifikasi risiko yang akurat, penanganan yang tepat, dan pencegahan komplikasi, praktik
ini membantu dalam melindungi kesejahteraan ibu dan bayi pada masa pascapersalinan.
Teknologi juga berperan sebagai alat pendukung yang penting dalam memperbaiki akurasi
terus memperbaiki diri dan memberikan layanan yang lebih baik kepada ibu dan bayi.
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Faktor-faktor yang memengaruhi klasifikasi kasus maternity pada masa post natal
dan dapat digunakan untuk mengidentifikasi risiko pada ibu dan bayi, seperti usia ibu,
paritas, jarak kehamilan, tingkat pendidikan, pekerjaan, status sosial-ekonomi, dan kondisi
kesehatan ibu selama kehamilan, memiliki dampak signifikan terhadap kesejahteraan ibu
dan bayi. Usia ibu yang lebih tua, paritas yang tinggi, jarak kehamilan yang terlalu pendek,
pendidikan yang rendah, pekerjaan informal atau pengangguran, serta status sosial-ekonomi
yang rendah semuanya dapat meningkatkan risiko bayi lahir dengan berat rendah atau
komplikasi lainnya. Dengan pemahaman yang mendalam tentang faktor-faktor ini, praktisi
medis dan bidan dapat lebih akurat mengidentifikasi risiko pada ibu dan bayi,
memungkinkan perawatan yang lebih sesuai, pemantauan yang lebih cermat, dan langkah-
langkah pencegahan yang lebih efektif untuk meningkatkan kualitas perawatan post natal
serta mengurangi risiko komplikasi yang dapat mengancam kesejahteraan ibu dan bayi.
3.2 Saran
Saran yang dapat diambil untuk meningkatkan perawatan post natal ibu dan bayi
risiko rendah-tinggi dalam praktik perawatan kesehatan maternal. Hal ini dapat dicapai
dengan melibatkan lebih banyak praktisi medis dan bidan dalam pelatihan yang terkait
dengan penggunaan klasifikasi ini. Selain itu, penting untuk terus mengembangkan dan
9
memperbarui panduan klinis yang mencakup faktor-faktor risiko yang relevan serta
pedoman untuk penanganan berdasarkan tingkat risiko. Teknologi seperti metode Fuzzy C-
Means dan algoritma California Maternal Quality Care Collaborative (CMQCC) juga harus
ditingkatkan untuk mendukung klasifikasi yang lebih akurat dan efisien. Pemantauan yang
lebih intensif terhadap ibu dengan risiko tinggi dan perawatan yang lebih personal untuk
setiap pasien dapat membantu dalam meningkatkan hasil kesehatan maternal dan neonatal
secara keseluruhan. Terlebih lagi, pendekatan bukti ilmiah seperti Evidence Based
Midwifery harus menjadi landasan dalam praktik perawatan post natal. Dengan
implementasi yang lebih baik dari klasifikasi berdasarkan risiko, kita dapat memastikan
bahwa setiap ibu dan bayi menerima perawatan yang sesuai dengan kebutuhan mereka,
sehingga meningkatkan kualitas perawatan dan mengurangi komplikasi yang dapat timbul.
10
DAFTAR PUSTAKA
11