Anda di halaman 1dari 25

TUGAS MAKALAH

PENGKAJIAN ASUHAN DENGAN KEBUTUHAN KOMPLEKS


MELIPUTI : PENGKAJIAN RESIKO DAN ALUR EPIDEMOLOGI,
FAKTOR RESIKO DAN SOSIAL YANG BERKONTRIBUSI PADA
KONDISI IBU DAN BAYI YANG BURUK SERTA KESAKITAN DAN
KEMATIAN

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
1. SITI HAJARNI
2. SYAHRINI
3. NURFITRIANINGSIH
4. MISRAYANTI
5. NOVI OKSIYATI FITRAH
6. ANNA DJAYANI LEGA
7. NOPOTASARI

INSTITUSI KESEHATAN DAN BISNIS


KURNIA JAYA PERSADA
FAKULTAS KESEHATAN
PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN
PALOPO 2024
KATA PENGANTAR
Seiring dengan dinamika perubahan zaman dan kemajuan ilmu
pengetahuan di bidang kesehatan, pengkajian asuhan kebidanan menjadi semakin
krusial, terutama ketika menghadapi kebutuhan kesehatan yang kompleks pada
ibu dan bayi. Makalah ini disusun untuk menjelaskan dan merinci proses
pengkajian asuhan kebidanan, dengan fokus pada kebutuhan kompleks yang
melibatkan pengkajian resiko, alur epidemiologi, serta faktor resiko dan sosial
yang mempengaruhi kondisi kesehatan ibu dan bayi.
Pentingnya pengkajian asuhan dengan kebutuhan kompleks tidak hanya
mencakup pemahaman mendalam terhadap kondisi medis, tetapi juga melibatkan
analisis terhadap risiko yang mungkin timbul, serta pemahaman terhadap interaksi
faktor sosial yang dapat berkontribusi pada kesehatan yang buruk. Oleh karena
itu, melalui makalah ini, diharapkan pembaca dapat memahami secara holistik
bagaimana pengkajian menjadi landasan utama dalam perencanaan asuhan yang
efektif dan responsif terhadap kebutuhan kesehatan yang kompleks pada ibu dan
bayi.
Makalah ini akan membahas aspek-aspek penting dari pengkajian asuhan
kebidanan, mulai dari identifikasi risiko, pemahaman alur epidemiologi, hingga
faktor-faktor resiko dan sosial yang dapat memengaruhi kesehatan ibu dan bayi
secara menyeluruh. Sebagai pembaca, diharapkan Anda dapat meresapi informasi
yang disajikan dengan baik, serta mengaplikasikan pemahaman tersebut dalam
konteks praktik kebidanan, penelitian, dan kebijakan kesehatan.
Akhirnya, penyusunan makalah ini tidak lepas dari kontribusi berbagai
sumber dan literatur terkait. Terima kasih kami sampaikan kepada para ahli,
peneliti, dan praktisi kesehatan yang telah memberikan wawasan dan pengetahuan
yang mendalam dalam penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
memberikan kontribusi positif dan menjadi panduan yang bermanfaat dalam
meningkatkan kualitas asuhan kebidanan, terutama dalam penanganan kasus
dengan kebutuhan kompleks.

1|Page
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR .................................................................................. 1
DAFTAR ISI ................................................................................................ 2
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................. 3
B. Rumusan Masalah ............................................................................. 4
C. Tujuan ............................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Manajemen Kebidanan ................................................... 5
B. Langkah- Langkah Dalam Manajemen Kebidanan .......................... 5
C. Pengkajian Risiko ............................................................................. 10
D. Epidemologi ..................................................................................... 15
E. Kegunaan Epidemologi ..................................................................... 16
F. Faktor Risiko Dan Sosial .................................................................. 17
G. Berkontribusi Pada Kondisi Ibu dan Bayi yang Buruk ..................... 18
BAB II PENUTUP
Kesimpulan ............................................................................................. 21
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 22

2|Page
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan ibu dan bayi merupakan indikator penting dalam menilai
kemajuan suatu negara di bidang kesehatan. Meskipun telah banyak kemajuan
dalam pelayanan kesehatan maternal dan neonatal, masih terdapat tantangan
serius terutama terkait kondisi ibu dan bayi yang buruk, kesakitan, dan
kematian. Fenomena ini tidak hanya mencerminkan kompleksitas kondisi
kesehatan tetapi juga menandakan perlunya pendekatan yang lebih
komprehensif dalam pengkajian asuhan kebidanan.
Di tengah perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan,
terdapat lanskap kesehatan yang terus berubah, dengan munculnya tantangan
baru dan modifikasi pada faktor risiko yang dapat mempengaruhi kondisi ibu
dan bayi. Oleh karena itu, pengkajian asuhan kebidanan yang
memperhitungkan kebutuhan kompleks menjadi penting dalam memberikan
asuhan yang responsif dan efektif.
Pengkajian resiko pada ibu dan bayi perlu diperhatikan dengan serius,
karena identifikasi dini resiko kesehatan dapat menjadi kunci untuk
pencegahan dan intervensi yang tepat waktu. Alur epidemiologi menjadi
landasan utama untuk memahami pola dan dinamika penyakit, memberikan
wawasan yang diperlukan untuk pengembangan program kesehatan yang lebih
efektif.
Faktor resiko dan sosial turut berperan dalam membentuk kondisi
kesehatan ibu dan bayi. Lingkungan sosial dan ekonomi dapat memengaruhi
akses terhadap layanan kesehatan, pemahaman terhadap perawatan, dan
akhirnya, kualitas hidup ibu dan bayi. Oleh karena itu, pengkajian asuhan
kebidanan yang mempertimbangkan faktor resiko dan sosial menjadi langkah
strategis dalam menyusun rencana perawatan yang holistik.
Masalah kesakitan dan kematian pada ibu dan bayi bukan hanya
merupakan perhatian medis semata, tetapi juga menjadi indikator kualitas

3|Page
sistem pelayanan kesehatan. Identifikasi penyebab dan faktor risiko kematian
serta kesakitan perlu menjadi fokus untuk merancang langkah-langkah
pencegahan yang efektif dan program intervensi yang memadai.
Dengan memahami latar belakang ini, makalah ini bertujuan untuk
menjelaskan secara mendalam pengkajian asuhan kebidanan dengan
kebutuhan kompleks, khususnya melibatkan pengkajian resiko, alur
epidemiologi, dan faktor resiko serta sosial yang berkontribusi pada kondisi
buruk ibu dan bayi, termasuk kesakitan dan kematian. Semoga makalah ini
dapat memberikan wawasan yang bermanfaat dan mendorong peningkatan
upaya dalam penyediaan asuhan kesehatan maternal dan neonatal yang lebih
baik.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada makalah ini adalah :
1. Bagaimana pengkajian resiko dan alur epidemiologi?
2. Bagaimana faktor risiko dan social yang berkontribusi pada kondisi ibu
dan bayi yang buruk serta kesakitan dan kematian?

C. Tujuan
1. Untuk memahami pengkajian asuhan dengan kebutuhan kompleks
2. Untuk mempelajari pengkajian resiko dan alur epidemiologi
3. Untuk memahami faktor risiko dan social yang berkontribusi pada kondisi
ibu dan bayi yang buruk serta kesakitan dan kematian

4|Page
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Manajemen Kebidanan


Menurut Ikatan Bidan Indonesia (IBI), manajemen kebidanan adalah
pendekatan yang dilakukan oleh bidan dalam menerapkan metedo pemecahan
masalah secara sistematis mulai dari pengkajian, analisis data, diagnosis
kebidanan, perencanaan, melaksanaan, dan evaluasi.
Menurut DepKes RI, Manajemen kebidanan adalah metode dan
pendekatan pemecahan masalah ibu dan anak yang khusus dilakukan oleh
bidan dalam memberikan asuhan kebianan kepada individu, keluarga dan
masyarakat.
Menurut Helen Varney dalam (Afrika et al., 2023), Manajemen kebidanan
adalah proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode untuk
mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, penemuan-
penemuan, keterampilan dalam ragkaian tahapan yang logis untuk
pengambilan suatu keputusan berfokus pada klien.
Manajemen kebidanan adalah suatu metode proses berfikir logis sistematis
dalam memberi asuhan kebidanan agar menguntungkan kedua belah pihak
baik klien maupun pemberi asuhan. Oleh karena itu,manajemen kebidanan
merupakan alur berfikir bagi seorang bidan dalam memberikan arah /kerangka
dalam menangani kasus yang menjadi tanggung jawabnya.

B. Langkah- Langkah Dalam Manajemen Kebidanan


7 langkah manajemen kebidanan menurut Helen Varney
1) Langkah I pengumpulan data dasar
Pada tahap ini dikumpulkan semua informasi yang akurat dan
lengkap dari sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Tahap ini
merupakan langkah awal untuk menentukan langkah berikutnya sehingga
kelengkapan data sesuai dengan kasus dihadapi yang akan menentukan

5|Page
proses interpretasi yang benar atau tidak dalam tahap selanjutnya. Cara
memperoleh data sebagai berikut:
1. Dilakukan untuk mendapatkan biodata, riwayat menstruasi, riwayat
kesehatan, riwayat kehamilan, peersalinan, dan nifas, bio-
psikososialspiritual, serta pengetahuan klien.
2. Pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhan dan pemeriksaan tanda-
tanda vital.
3. Pemeriksaan khusus (Inspeksi, palpasi , auskultasi dan perkusi).
4. Pemeriksaan penunjang (laboratorium, radiologi/USG, dan catatan
terbaru serta catatan sebelumnya).
2) Langkah II Interpretasi data dasar
Pada langkah ini dilakukan indetifikasi terhadap diagnosis atau
masalah berdasarkan interpretasi atas data-data yang telah dikumpulkan.
Sehingga dapat merumuskan diagnosis dan masalah yang spesifik.
Diagnosa persalinan postterm dapat ditegakkan berdasarkan usia
kehamilan, usia kehamilan dapat diketahui berdasarkan hari petama haid
terakhir, tafsiran berat janin, dan tinggi fundus uteri.
Pada pemeriksaan USG dapat diketahui kondisi janin, ukuran
diameter biparietal dan lingkar kepala untuk menentukan usia kehamilan,
ukuran placenta, jumlah cairan amnion, berat janin (Sarwono, 2011).
Berdasarkan usia gestasi dan berat badan lahir kemungkinan yang
dapat terjadi pada bayi menurut grafik lubcheo yaitu Kecil Masa
Kehamilan (KMK), Sesuai Masa Kehamilan (SMK), besar untuk masa
kehamilan (BMK).
3) Langkah III identifikasi diagnosis atau masalah potensial
Mengidentifikasi masalah atau diagnosis potensial yang lain
berdasarkan beberapa masalah dan diagnosis yang sudah diidentifikasi
(Yulifah, 2014:133).
Pada persalinan postterm masalah- masalah yang dapat terjadi pada
ibu adalah kala I memanjang, partus lama, Perdarahan postpartum yaitu
atonia uteri kerena janin besar. sedangkan pada janin kemungkinan

6|Page
masalah yang dapat terjadi jika mengalami persalinan postmatur adalah
bayi dapat mengalami gawat janin, gawat janin terjadi bila janin tidak
menerima O2 cukup, sehingga mengalami hipoksia. Situasi ini dapat
terjadi kronik (jangka waktu panjang) atau akut. Tanda gawat janin, djj
dalam proses persalinan bervariasi dan akan kembali normal dalam
beberapa waktu. Bila DJJ tidak kembali normal setelah kontraksi ini
merupakan tanda gawat janin, Asfiksia mekonium, merupakan keadaan
pada bayi baru lahir yang mengalami gagal bernapas secara spontan dan
teratur segeramsetelah lahir, sehingga bayi tidak dapat memasukkan
oksigen dan tidak dapat mengeluarkan zat asam arang dari tubuhnya.
4) Langkah IV tindakan segera/ kolaborasi
Langkah yang dilakukan seorang bidan dengan melakukan
identifikasi dan menetapkan beberapa kebutuhan setelah diagnose dan
masalah yang ditegakkan. Kegiatan yang dilakukan bidan dalam langkah
ini adalah konsultasi, kolaborasi, dan melakukan rujukan.
Pada persalinan postterm tindakan segera yang dilakukan oleh
bidan adalah dengan melakukan kolaborasi dengan dokter obgyn untuk
mengantisipasi terjadinya komplikasi – komplikasi terhadap ibu seperti
pemberian oksitosin untuk mencegah terjadinya atonia uteri dan
penanganan perdarahan post partum berupa pemasangan infus dan
transfusi darah jika diperlukan. Selain kolaborasi dengan dokter obgyn,
dalam persalinan postterm juga di lakukan kolaborasi dengan dokter anak
untuk memberikan penanganan segera setelah bayi lahir pada bayi
postterm, selain itu dipersiapkan alat resusitasi bayi seperti penyedian O2,
suction, infant warmer,dan inkubator. Jika persalinan postterm yang
ditolong oleh bidan di BPS maupun puskesmas mengalami komplikasi
yang diluar kompetensi (wewenang) bidan, maka tindakan segera yang
dilakukan oleh bidan adalah perbaiki keadaan umum ibu dan bayi, setelah
itu kolaborasi dengan dokter dengan cara memberikan surat rujukan untuk
ke rumah sakit yang mempunyai fasilitas yang lebih lengkap dan memadai
5) Langkah V intervensi (perencanaan)

7|Page
Melakukan perencanaan secara menyeluruh dan rasional terhadap
masalah sesuai dengan langkah sebelumnya. Rencana asuhan yang
diberikan harus disetujui oleh pasien untuk menentukan apakah tindakan
yang telah direncanakan bersedia untuk dijalankan atau tidak. Rencana
asuhan persalinan postterm yaitu:
1. Merencanakan pemantauan DJJ, nadi, his tiap 30 menit, dan
memastiikan semuanya dalam batas normal.
2. Merencanakan pemantauan kondisi janin dan keadaan yang
membahayakan janin dengan cara pemeriksaan kardiotografi seperti
nonstress test (NST) dan contraction stress test untuk mengetahui
kesejahteraan janin sebagai reaksi terhadap gerakan janin atau
kontraksi uterus dan pemeriksaan USG untuk menentukan besar janin,
denyut jantung janin, gangguan pertumbuhan janin, keadaan dan
derajat kematangan plasenta, jumlah (indeks cairan amnion dan
kualitas air ketuban (Fadlun, Feryanto, 2013: 90-92).
3. Merencanakan pemantauan kemajuan persalinan, pada persalinan
postterm kemungkinan terjadi makrosomia sehingga dapat
menyebabkan terjadinya kala 1 memanjang, kala II lama, perdarahan
postpartum.
4. Merencanakan tekhnik pengurangan nyeri dengan memberikan terapi
murottal dan ayat suci Al-Qur‟an.
5. Merencanakan anjuran agar senantiasa berdzikir dan bertawakkal
kepada Allah Swt agar diberikan kelancaran dalam proses persalinan.
6. Merencanakan pemeriksaan serviks dengan skor bishop untuk menilai
kematangan serviks dan respondnya terhadap induksi persalinan, jika
skor bishop rendah, artinya serviks belum matang dan memberikan
angka kegagalan yang lebih tinggi jika dilakukan induksi persalinan.
7. Merencanakan pemberian oksitosin sesuai anjuran dokter jika serviks
sudah matang.
8. Merencanakan asuhan persalinan sesuai APN, asuhan dilakukan untuk
mencegah komplikasi lain akibat persalinan postterm.

8|Page
9. Merencanakan penanganan bayi baru lahir dengan persalinan postterm
yaitu oksigen, suction , infant warmer, incubator, dan bedah sesar bila
sewaktu-waktu terjadi kegawatdaruratan janin.
10. Merencanakan penanganan asfiksia mekonium dengan cara
mengeringkan, bebaskan jalan napas, rangsangan taktil dan
menghangatkan.
6) Langkah VI Implementasi
Pelaksanaan dari semua rencana sebelumnya, pelaksanaan pada
persalinan postterm dapat dilakukan oleh bidan secara mandiri maupun
kolaborasi dengan tenaga kesehatan lainnya, rencana asuhan persalinan
dengan postterm yaitu:
1. Melakukan pemantauan DJJ, nadi, dan his tiap 30 menit serta
memastikan bahwa semuanya dalam batas normal.
2. Pemantauan kondisi janin dan keadaan yang membahayakan janin
dengan cara pemeriksaan kardiotografi seperti nonstress test (NST)
dan contraction stress test (CST) untuk mengetahui kesejahteraan janin
sebagai reaksi terhadap gerakan janin atau kontraksi uterus dan
pemeriksaan USG untuk menentukan besar janin, denyut jantung janin,
gangguan pertumbuhan janin, keadaan dan derajat kematangan
plasenta, jumlah (indeks cairan amnion dan kualitas air ketuban)
(Fadlun, Feryanto, 2013: 90-92).
3. Melakukan pemantauan kemajuan persalinan, pada persalinan postterm
kemungkinan terjadi makrosomia sehingga dapat menyebabkan
terjadinya kala 1 memanjang, kala II lama, perdarahan postpartum.
4. Melakukan tekhnik pengurangan nyeri dengan memberikan terapi
murottal dan ayat suci Al-Qur‟an.
5. Memberikan anjuran agar senantiasa berdzikir dan bertawakkal kepada
Allah Swt agar diberikan kelancaran dalam proses persalinan.
6. Melakukan pemeriksaan serviks dengan skor bishop untuk menilai
kematangan serviks dan respondnya terhadap induksi persalinan, jika

9|Page
skor bishop rendah, artinya serviks belum matang dan memberikan
angka kegagalan yang lebih tinggi jika dilakukan induksi persalinan.
7. Melakukan pemberian oksitosin sesuai anjuran dokter jika serviks
sudah matang.
8. Melakukan asuhan persalinan sesuai APN, asuhan dilakukan untuk
mencegah komplikasi lain akibat persalinan poostterm.
9. Melakukan penanganan bayi baru lahir dengan persalinan postterm
yaitu oksigen, suction, infant warmer, incubator, dan bedah sesar bila
sewaktuwaktu terjadi kegawatdaruratan janin.
10. Melakukan penanganan asfiksia mekonium dengan cara
mengeringkan, bebaskan jalan napas, rangsangan taktil,
menghangatkan dan melakukan resusitasi.
7) Langkah VII Evaluasi
Melakukan evaluasi dari perencanaan maupun pelaksanaan yang
dilakukan. Setelah dilakukan asuhan persalinan postterm, hasilnya ibu
dengan keadaan yang baik, bayi dalam kondisi normal, persalinan berjalan
lancar sesuai dengan asuhan yang diberikan. Setelah dilakukan
pelaksanaan asuhan persalinan postterm pada ibu: masalah/ komplikasi
yang terjadi pada ibu seperti partus lama, perdarahan po stpartum, innersia
uteri dapat teratasi dan ibu dalam keadaan umum baik. Sedangkan pada
bayi, setelah dilakukan penatalaksanaan asuhan bayi postterm,
masalah/komplikasi seperti aspirasi mekonium, asfiksia, gawat janin
bahkan meninggal dapat teratasi dan bayi dalam keadaan umum baik
(Varney dkk, 2002:31).

C. Pengkajian Risiko
 Bidan harus memahami tentang faktor resiko kebidanan apa saja
Pengkajian risiko dalam kebidanan adalah aspek penting yang
memungkinkan bidan untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi faktor-
faktor risiko yang mungkin mempengaruhi kesehatan ibu dan bayi selama
kehamilan, persalinan, dan nifas. Pemahaman yang baik terhadap berbagai

10 | P a g e
faktor risiko kebidanan memungkinkan bidan untuk merencanakan dan
memberikan asuhan yang tepat sesuai dengan kebutuhan masing-masing
ibu dan bayi.
 Bidan harus mampu melakukan pengkajian secara komprehensif
Asuhan kebidanan komprehensif adalah pelayanan yang dicapai
ketika terjalin hubungan yang terus menerus antara seorang Wanita dengan
bidan. Tujuan asuhan komprehensif yang diberikan yaitu untuk
memberikan asuhan kebidanan komprehensif secara intensif kepada ibu
selama masa kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir adan keluarga
bernencana sehingga mencegah agar tidak terjadi komplikasi. (Bili
Indriani, 2020) dalam (Afrika et al., 2023)
 Bidan harus mampu dan terampil menangani kasus risiko kebidanan
(PPPKK)
Penanganan kasus risiko kebidanan (PPPKK atau Perawatan
Persalinan dan Penolong Kelahiran Komprehensif) merupakan suatu
keterampilan yang sangat penting bagi seorang bidan. Bidan memiliki
peran utama dalam memberikan perawatan kepada ibu hamil, bersalin, dan
pasien dengan risiko kebidanan. Berikut adalah beberapa aspek yang
menunjukkan kemampuan dan keterampilan bidan dalam menangani kasus
risiko kebidanan:
 Pengenalan dan Penilaian Risiko:
 Bidan harus memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi faktor
risiko yang dapat mempengaruhi kehamilan, persalinan, atau pasca
persalinan.
 Menilai tingkat risiko secara holistik dengan mempertimbangkan
faktor-faktor fisik, psikososial, dan lingkungan.
 Perencanaan dan Perawatan Pra-Persalinan:
 Mampu merencanakan perawatan yang sesuai untuk mengelola
risiko sejak awal kehamilan.
 Memberikan edukasi dan dukungan kepada ibu dan keluarga dalam
mengatasi risiko yang ada.

11 | P a g e
 Penanganan Persalinan dan Pascapersalinan:
 Menyediakan asuhan yang sesuai selama proses persalinan, dengan
fokus pada pemantauan tanda-tanda vital, kemajuan persalinan, dan
deteksi dini komplikasi.
 Memberikan dukungan emosional dan fisik kepada ibu selama
persalinan dan pascapersalinan.
 Penanganan Komplikasi:
 Memiliki keterampilan untuk mengenali dan menangani
komplikasi yang mungkin timbul selama kehamilan, persalinan,
atau pascapersalinan.
 Mampu memberikan intervensi cepat dan efektif dalam mengatasi
masalah kesehatan yang bersifat emergensi.
 Keterlibatan Tim Kesehatan:
 Berkoordinasi dengan tim kesehatan, seperti dokter, anestesiologis,
dan petugas medis lainnya, untuk memberikan perawatan terpadu
bagi pasien dengan risiko tinggi.
 Keterampilan Komunikasi:
 Mampu berkomunikasi secara efektif dengan pasien dan
keluarganya, menjelaskan prosedur, memberikan informasi, dan
mendukung keputusan bersama.
 Pemantauan dan Evaluasi Terus-Menerus:
 Melakukan pemantauan yang terus-menerus terhadap kondisi ibu
dan bayi selama persalinan dan pascapersalinan.
 Mengevaluasi hasil perawatan dan melakukan tindakan korektif
jika diperlukan.
 Dukungan Pascapersalinan:
 Memberikan perawatan pascapersalinan yang adekuat, termasuk
pemantauan tanda-tanda vital, pemantauan laktasi, dan dukungan
emosional.

12 | P a g e
 Bidan Harus Mampu Mempertahankan keamanan ibu dan janin
Mempertahankan keamanan ibu dan janin adalah salah satu
tanggung jawab utama seorang bidan selama perawatan kehamilan,
persalinan, dan pasca persalinan. Berikut adalah beberapa aspek yang
harus diperhatikan oleh seorang bidan untuk memastikan keamanan ibu
dan janin:
 Edukasi dan Konseling:
 Pemantauan Rutin:
 Pengkajian Risiko:
 Penilaian Lingkungan Persalinan:
 Penanganan Komplikasi Darurat:
 Ketepatan dalam Melakukan Tindakan Medis:
 Kolaborasi dengan Tim Kesehatan:
 Asuhan Pascapersalinan:
 Bidan Harus Mampu melakukan Rujukan Kasus Risiko
Kemampuan untuk melakukan rujukan kasus risiko merupakan
salah satu aspek penting dari peran seorang bidan. Rujukan kasus risiko
merujuk pada proses mengarahkan pasien atau ibu hamil dengan kondisi
yang memerlukan perawatan atau intervensi lebih lanjut ke fasilitas
kesehatan yang lebih tinggi atau spesialis. Berikut adalah beberapa aspek
yang perlu diperhatikan oleh seorang bidan dalam melakukan rujukan
kasus risiko:
 Identifikasi Risiko:
 Bidan harus dapat mengidentifikasi faktor risiko yang
meningkatkan kemungkinan terjadinya komplikasi selama
kehamilan, persalinan, atau pasca persalinan.
 Menilai tingkat keparahan risiko untuk menentukan kebutuhan
rujukan.
 Komunikasi Efektif:

13 | P a g e
 Mampu berkomunikasi secara efektif dengan pasien dan
keluarganya untuk menjelaskan alasan dan pentingnya rujukan.
 Memberikan informasi yang jelas dan mendukung kepada pasien.
 Pemantauan Rutin:
 Melakukan pemantauan rutin dan berkala terhadap kondisi ibu dan
janin untuk mendeteksi perubahan yang mungkin memerlukan
rujukan.
 Menggunakan skala penilaian untuk menilai keparahan kondisi.
 Pemahaman Terhadap Proses Rujukan:
 Memahami prosedur dan protokol untuk rujukan di wilayah
kerjanya.
 Mengetahui lembaga atau fasilitas kesehatan yang tepat untuk
menerima rujukan, serta sarana transportasi yang tersedia.
 Bekerja Sama dengan Tim Kesehatan:
 Berkoordinasi dengan tim kesehatan lain, seperti dokter, petugas
medis, atau spesialis, untuk mendukung proses rujukan.
 Memastikan kelancaran komunikasi antara berbagai pihak terkait.
 Dokumentasi yang Akurat:
 Mencatat informasi secara akurat dan lengkap terkait alasan dan
proses rujukan.
 Menyertakan hasil pemeriksaan, riwayat kesehatan, dan informasi
lain yang relevan.
 Kontinuitas Asuhan:
 Memberikan informasi terkait kondisi pasien kepada fasilitas
kesehatan yang menerima rujukan untuk memastikan kontinuitas
asuhan.
 Berkoordinasi dengan fasilitas penerima untuk memberikan
informasi tambahan yang dibutuhkan.
 Edukasi Pasien:

14 | P a g e
 Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai alasan
rujukan, manfaatnya, dan apa yang dapat diharapkan selama proses
rujukan.

15 | P a g e
D. EPIDEMOLOGI
(Sitorus et al., 2022) Epidemiologi berarti Ilmu yang mempelajari tentang
penduduk. Sedangkan dalam pengertian modern pada saat ini Epidemiologi
adalah : “ Ilmu yang mempelajari tentang frekuensi dan distribusi
(penyebaran) masalah kesehatan pada sekelompok orang (masyarakat) serta
determinannya.
Dari definisi tersebut di atas, dapat dilihat bahwa dalam pengertian
epidemiologi terdapat 3 hal pokok yaitu:
1) Frekuensi :
Frekuensi yang dimaksudkan disini menunjuk pada besarnya masalah
kesehatan yang terdapat pada sekelompok manusia (masyarakat). Untuk
dapat mengetahui frekuensi suatu masalah kesehatan dengan tepat, ada 2
hal yang harus dilakukan yaitu :
a) Menemukan masalah kesehatan yang dimaksud.
b) Melakukan pengukuran atas masalah kesehatan yang ditemukan
tersebut.
2) Distribusi :
Yang dimaksud dengan distribusi masalah kesehatan adalah
menunjuk kepada pengelompokan masalah kesehatan menurut suatu
keadaan tertentu. Keadaan tertentu yang dimaksudkan dalam epidemiologi
adalah :
a) Menurut ciri – ciri manusia (man)
b) Menurut tempat (place)
c) Menurut waktu (time)
3) Determinan :
Determinan menunjuk kepada faktor penyebab dari suatu
penyakit/masalah kesehatan baik yang menjelaskan frekwensi, penyebaran
ataupun yang menerangkan penyebab munculnya masalah kesehatan itu
sendiri.
Dalam hal ini ada 3 langkah yang biasa dilakukan yaitu :
a) Merumuskan Hipotesa tentang penyebab yang dimaksud.

16 | P a g e
b) Melakukan pengujian terhadap rumusan Hipotesa yang telah disusun.
c) Menarik kesimpulan.

E. KEGUNAAN EPIDEMOLOGI
Menurut Azwar.A dalam (ISMAH, 2018) Apabila Epidemiologi dapat
dipahami dan diterapkan dengan baik, akan diperoleh berbagai manfaat yang
jika disederhanakan adalah sebagai berikut ;
1) Membantu Pekerjaan Administrasi Kesehatan.
Epidemiologi membantu pekerjaan dalam Perencanaan ( Planning )
dari pelayanan kesehatan, Pemantauan ( Monitoring ) dan Penilaian
( Evaluation ) suatu upaya kesehatan. Data yang diperoleh dari pekerjaan
epidemiologi akan dapat dimanfaatkan untuk melihat apakah upaya yang
dilakukan telah sesuai dengan rencana atau tidak (Pemantauan) dan
ataukah tujuan yang ditetapkan telah tercapai atau tidak (Penilaian).
2) Dapat Menerangkan Penyebab Suatu Masalah Kesehatan.
Dengan diketahuinya penyebab suatu masalah kesehatan, maka
dapat disusun langkah – langkah penaggulangan selanjutnya, baik yang
bersifat pencegahan ataupun yang bersifat pengobatan.
3) Dapat Menerangkan Perkembangan Alamiah Suatu Penyakit.
Salah satu masalah kesehatan yang sangat penting adalah tentang
penyakit. Dengan menggunakan metode Epidemiologi dapatlah
diterangkan Riwayat Alamiah Perkembangan Suatu Penyakit (Natural
History of Disease). Pengetahuan tentang perkembangan alamiah ini amat
penting dalam menggambarkan perjalanan suatu penyakit. Dengan
pengetahuan tersebut dapat dilakukan berbagai upaya untuk menghentikan
perjalanan penyakit sedemikian rupa sehingga penyakit tidak sampai
berkelanjutan. Manfaat / peranan Epidemiologi dalam menerangkan
perkembangan alamiah suatu penyakit adalah melalui pemanfaatan
keterangan tentang frekwensi dan penyebaran penyakit terutama
penyebaran penyakit menurut waktu. Dengan diketahuinya waktu muncul
dan berakhirnya suatu penyakit, maka dapatlah diperkirakan

17 | P a g e
perkembangan penyakit tersebut. Dapat Menerangkan Keadaan Suatu
Masalah Kesehatan.

18 | P a g e
F. Faktor Risiko dan Sosial
1. Bidan harus tahu tentang faktor resiko masalah kebidanan
Penjelasan:
Faktor risiko kebidanan adalah kondisi atau situasi yang dapat
meningkatkan kemungkinan terjadinya komplikasi selama kehamilan,
persalinan, atau pasca persalinan.
Peran Bidan:
Bidan perlu memahami dan mengidentifikasi faktor-faktor risiko ini untuk
memberikan perawatan yang sesuai dan pencegahan yang tepat.
Contoh faktor risiko kebidanan meliputi usia ibu yang ekstrem, penyakit
kronis, dan kondisi obstetrik tertentu.
2. Faktor resiko penyakit
Penjelasan:
Faktor risiko penyakit adalah elemen-elemen yang dapat meningkatkan
kemungkinan seseorang terkena suatu penyakit.
Peran Bidan:
Bidan perlu menilai dan memberikan informasi tentang faktor-faktor risiko
penyakit kepada ibu hamil untuk mencegah atau mengelola kondisi
penyakit tertentu.
Contoh faktor risiko penyakit meliputi perilaku merokok, pola makan yang
tidak sehat, dan ketidakaktifan fisik.
3. Bagaimana cara KIE
Penjelasan:
KIE merupakan pendekatan yang melibatkan komunikasi, penyediaan
informasi, dan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan
perilaku masyarakat terkait kesehatan.
Peran Bidan:
Bidan dapat menyelenggarakan program KIE untuk memberikan informasi
yang akurat dan relevan kepada ibu hamil dan masyarakat tentang faktor
risiko kebidanan dan cara menjaga kesehatan.

19 | P a g e
Mendukung pembentukan sikap positif dan perubahan perilaku yang
mendukung kesehatan ibu dan bayi.
4. Bagai mana cara mencegah untuk diri sendiri dan Keluarga
Penjelasan:
Pencegahan untuk diri sendiri dan keluarga melibatkan tindakan proaktif
untuk menghindari atau mengurangi risiko terkena penyakit atau kondisi
kesehatan tertentu.
Peran Bidan:
Bidan dapat memberikan edukasi dan informasi kepada ibu hamil dan
keluarganya tentang langkah-langkah pencegahan kesehatan, seperti pola
makan sehat, olahraga teratur, dan kunjungan prenatal yang teratur.
Menyampaikan informasi tentang imunisasi, perawatan prenatal, dan
praktik kesehatan lainnya yang dapat mencegah komplikasi kebidanan.
Penting bagi bidan untuk berperan sebagai penyedia informasi dan
pendidik yang efektif, membantu individu dan keluarga memahami faktor
risiko kesehatan, mengidentifikasi langkah-langkah pencegahan yang sesuai,
dan mengambil keputusan yang mendukung kesehatan optimal. Komunikasi
terbuka, berbasis bukti, dan berfokus pada partisipasi aktif pasien merupakan
kunci keberhasilan dalam memberikan KIE dan mempromosikan pencegahan
kesehatan.

G. Berkontribusi Pada Kondisi Ibu dan Bayi yang Buruk


1. Bidan harus memahami tentang kasus kompleks kebidanan
Penjelasan:
Memahami kasus kebidanan yang kompleks adalah kunci untuk
memberikan perawatan yang efektif dan menghindari kondisi ibu dan bayi
yang buruk. Bidan yang memahami dengan baik kasus-kasus kompleks
dapat memberikan intervensi yang tepat waktu dan tepat sasaran.
Kontribusi:

20 | P a g e
Bidan dapat memberikan pemantauan ekstra, perawatan khusus, dan
koordinasi dengan tim kesehatan lainnya untuk memastikan penanganan
yang optimal.
2. Selalu meningkatkan kemampuan diri (Keilmuan dan Keterampilan)
Penjelasan:
Kesehatan dan keamanan ibu dan bayi dapat ditingkatkan melalui
pembaruan terus-menerus terhadap pengetahuan dan keterampilan bidan.
Kontribusi:
Melibatkan diri dalam pelatihan dan pengembangan profesional untuk
memastikan pemahaman terkini mengenai praktik-praktik terbaik dan
penemuan ilmiah terbaru.
3. Cerdas, Cekatan
Penjelasan:
Cerdas dan cekatan dalam pengambilan keputusan serta tindakan medis
dapat mengurangi risiko terjadinya komplikasi selama kehamilan,
persalinan, dan pasca persalinan.
Kontribusi:
Bidan yang cerdas dan cekatan dapat merespon dengan cepat terhadap
perubahan kondisi, membuat keputusan yang tepat, dan memberikan
perawatan yang sesuai.
4. Aktif dalam organisasi
Penjelasan:
Keterlibatan aktif dalam organisasi kebidanan atau kesehatan dapat
memberikan akses kepada bidan untuk berbagi pengetahuan, pengalaman,
dan terlibat dalam upaya perbaikan sistem kesehatan.
Kontribusi:
Berpartisipasi dalam organisasi dapat meningkatkan kolaborasi antara
bidan dan profesional kesehatan lainnya, serta memperkuat advokasi untuk
perubahan positif dalam pelayanan kesehatan.

21 | P a g e
5. Memberikan pelayanan terbaik untuk Masyarakat
Penjelasan:
Fokus pada memberikan pelayanan terbaik untuk masyarakat berarti
melibatkan diri dalam pencegahan, pemantauan, dan perawatan selama
siklus kehidupan kehamilan dan persalinan.
Kontribusi:
Menyediakan edukasi kepada masyarakat, memfasilitasi perawatan
prenatal dan pasca persalinan, serta berpartisipasi dalam program-program
pencegahan dapat membantu masyarakat mencapai kesehatan yang
optimal.
6. Mendekatkan diri kepada yang MAHA KUASA
Penjelasan:
Mendekatkan diri kepada yang Maha Kuasa mencerminkan nilai-nilai
spiritual dan etika dalam memberikan pelayanan kesehatan.
Kontribusi:
Menyediakan dukungan spiritual kepada ibu dan keluarga dapat membantu
menciptakan lingkungan pelayanan yang mendukung dan memahami
kebutuhan spiritual individu.
Dengan memahami kompleksitas kebutuhan kesehatan selama kehamilan
dan persalinan, bidan dapat memberikan asuhan yang tepat dan berorientasi pada
pencegahan. Kolaborasi antara bidan, tenaga kesehatan lainnya, dan masyarakat
menjadi kunci untuk mengurangi angka kesakitan dan kematian ibu serta bayi.
Pengkajian yang cermat, pendekatan holistik, dan intervensi yang tepat waktu
merupakan langkah-langkah kunci dalam memberikan asuhan kebidanan yang
efektif dan berkontribusi pada perbaikan kesehatan populasi maternal dan
neonatal.

22 | P a g e
BAB III
KESIMPULAN

Pengkajian asuhan dengan kebutuhan kompleks dalam kebidanan


melibatkan serangkaian proses evaluasi yang komprehensif, mencakup pengkajian
resiko, alur epidemiologi, serta faktor resiko dan sosial yang dapat berkontribusi
pada kondisi ibu dan bayi yang buruk, termasuk kesakitan dan kematian.
Pengkajian resiko dan alur epidemiologi memberikan landasan untuk
merancang intervensi yang tepat guna dan merinci strategi pencegahan yang
sesuai dengan kondisi dan karakteristik populasi tertentu.
Pengkajian faktor resiko dan sosial merupakan bagian integral dari
perawatan kebidanan yang holistik, memungkinkan identifikasi dini dan
perencanaan intervensi yang sesuai.
Pencegahan kesakitan dan kematian melibatkan upaya lintas sektor,
termasuk edukasi, akses terhadap perawatan prenatal berkualitas, dan koordinasi
perawatan antara berbagai penyedia layanan kesehatan.

23 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA

Afrika, E., Ciselia, D., Primasari, A., Afrika, E., Ciselia, D., Primasari, A., Kader,
U., Palembang, B., Kader, U., Palembang, B., Kader, U., Palembang, B.,
Kader, U., Palembang, B., & Kelamin, P. (2023). ASUHAN KEBIDANAN
KOMPREHENSIF PADA NY. A USIA 18 TAHUN G1P0A0 DENGAN
FAKTOR RISIKO USIA KURANG DARI 20 TAHUN USIA
KEHAMILAN 37 MINGGU DI PRAKTIK MANDIRI BIDAN HJ.
NURACHMI PALEMBANG TAHUN 2023. Journal of Midwifery Science,
2(April). https://doi.org/https://doi.org/10.54816/jms.v2i1.678
ISMAH, Z. (2018). Dasar Epidemiologi. Journal of Chemical Information and
Modeling, 53(9), 1689–1699.
Sitorus, R. J., Pengajar, S., & Kesehatan, F. (2022). Aplikasi Epidemiologi Dalam
Pemecahan Masalah-Masalah Kesehatan Masyarakat Di Lapangan
Applications of Epidemiology in Solving Problems in Public Health Field.
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, 3, 90–95.

24 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai