Mata Kuliah :
SISTEM INFORMASI KEPERAWATAN
Dosen Pengampu :
Ns. Arif Andriyanto, M. Kep.,Sp.Kep.Kom
2022/2023
BAB I
PENDAHULUAN
Gangguan jiwa merupakan salah satu masalah kesehatan utama diberbagai Negara maju,
modern dan industri. Menurut penelitian WHO,prevalensi gangguan jiwa adalah 100 jiwa/1000
penduduk. Data statistic yang dikemukakan oleh WHO (1990) menyebutkan bahwa setiap saat 2
– 3% dari penduduk di dunia berada dalam keadaan membutuhkan pertolongan serta pengobatan
untuk suatu ganguan jiwa.Hasil riset WHO diperkirakan pada setiap saat, 450 juta orang
diseluruh dunia terkena dampak permasalahan jiwa, saraf, maupun perilaku dan jumlahnya terus
meningkat. Lebih jauh lagi dikatakan bahwa satu darilima orang dewasa pemah mengalami
gangguan jiwa dari jenis biasasampai yang serius (Rizki, 2012)Data yang dikeluarkan oleh
Badan Kesehatan dunia (WHO) padatahun 2006 menyebutkan bahwa diperkirakan 26 juta
penduduk Indonesiamengalami gangguan kejiwaan, dari tingkat ringan hingga berat.Sebaiknya,
Departemen Kesehatan menyebutkan jumlah penderita gangguan jiwa berat sebesar 2,5 Juta
jiwa, yang diambil dari data RSJ seIndonesia (Ahmad, 2009)Diperkirakan lebih dari 90 % klien
dengan skizofrenia mengalami halusinasi.
Meskipun bentuk halusinasinya bervariasi tetapi sebagian besar klien skizofrenia di
Rumah Sakit Jiwa mengalami halusinasi dengar. Suara dapat berasal dari dalam diri individu
atau dari luar dirinya. Suara dapat dikenal (familiar). Suara dapat tunggal atau multipel. Isi suara
dapat memerintah sesuatu pada klien atau seringnya tentang perilaku klien sendiri.Di Rumah
Sakit Indonesia, sekitar 70% halusinasi yang dialamioleh pasien gangguan jiwa yaitu halusinasi
dengar, 20% mengalami halusinasi penglihatan dan 10% mengalami halusinasi penghidu,
pengecap,perabaan.Berdasarkan hasil laporan rekam medik ( RM ) Rumah Sakit Jiwa Daerah
Surakarta, didapatkan data dari Maret-April 2013 tercatat jumlah pasien rawat inap 880 orang
dan terdiri dari pasien halusinasi 450 orang,perilaku kekerasan 106 orang, isolasi sosial : menarik
diri 105 orang, harga diri rendah 61 orang, waham 21 orang dan defisit perawatan diri 138 orang.
Self diagnose mental health atau mendiagnosis kondisi mental diri sendiri merupakan
kegiatan yang kerap kali dilakukan individu dengan pengetahuan dan informasi yang didapatkan
secara mandiri. Melakukan self diagnose mental health akan mengakibatkan terjadinya
pengobatan yang salah, dengan mengkomsumsi obat-obatan secara sembarangan yang tidak
disarankan dokter, serta dapat menghasilkan resiko terkena penyakit mental yang lebih serius.
Permasalahan tersebut dapat dibantu dengan salah satu teknologi yangmengetahui gejala,
penyebab, atau penanganannya yaitu sistem pakar.Menurut Sumardi (Sumardi, 2020:66-67)
menyatakan bahwa sistem pakaradalah salah satu cabang dari Artificial Intellegence yang
memakai knowledge untuk menuntaskan masalah setingkat seorang pakar di bidangnya. Seorang
pakar ialah orang yang mempunyai kemahiran dibidang tertentu, yakni pakar yang memiliki
knowledge atau keterampilan khusus yang orang lain tidak dapat memahami jikalau bukan di
bidang yang dimilikinya. Sistem pakar adalah kemampuan untuk merekomendasi.
Implementasi yang diterapkan sistem pakar dalam bidang psikologi, yaitu aplikasi
diagnosis mental health. Menurut D. Driyani dalam (Fithry &Ginting, 2019:115), ”Android
adalah sebuah sistem operasi untuk perangkatmobile berbasis linux yang mencangkup sistem
operasi, middleware dan aplikasi. Android menyediakan plaform terbuka bagi para pengembang
untuk menciptakan aplikasi mereka (Nurabsharina & Kosasih, 2020). Untukefisiensi waktu dan
tempat maka sistem pakar tersebut dapat diaplikasikan pada sistem operasi android. Pada proses
penentuan gejala dan penyakit memerlukan forward chaining. Foward chaining merupakan
pelacakan data yang dimulai dari gejala yang ada lalu diproses menuju hasil/kesimpulan
keterangan penyakit (Khawarizmi, et al., 2020). Karena penggunaan aplikasi ini adalah
mengidentifikasi gejala, lalu dari gejala tersebut memberikan hasil penyakit maka menggunakan
metode foward chaining adalah metode yang tepat.
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan maka focus permasalahan yang akan
dibahas adalah bagaimana mengembangkan sebuah sistem pakar untuk menentukan mental
health berbasis android, yang dapat memberikan hasil diagnosis berupa keterangan dan saran
awal untuk setiap jenis gangguan mental berdasarkan gejala yang dialami oleh pasien
(user)dengan menggunakan metode forward chaining(43, 2007)
1.2 Tujuan
Tujuan dari pembuatan inovasi prototype ini adalah sebagai sarana untuk membantu
seseorang tentang bagaimana cara mengatasi dan merawat kesehatan jiwa, yang dimana sewaktu-
waktu bisa berubah karena terganggu oleh suatu keadaan sekitar maupun pikiran yang
membebani diri dengan suatu masalah yang sulit untuk diselesaikan. Inovasi penerapan
telenursing ini diharapkan mampu meningkatkan kualitas hidup dan mampu membantu
seseorang yang mempunyai masalah pada psikologisnya. Penggunaan teknologi informasi dan
telekomunikasi: Tes Psikologi, Mood Analisis, dan Konseling dalam telenursing diharapkan
dapat meningkatkan kepuasan dan memberikan rasa nyaman antar dokter/perawat dengan pasien.
Penerapan telenursing pada pasien yang mengalami gangguan pada kesehatan mental salah
satunya yaitu perawat dapat memberikan edukasi,memantau pasien, dapat mendukung pasien,
dan lain sebagainya. Pelayanan keperawatan melalui Telenursing menjadi lebih efektif dan
efisien, sehingga kualitas dari pelayanan kesehatan ini dapat dirasakan oleh masyarakat lain.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sehat secara umum dapat dipahami sebagai kesejahteraan secara penuh (keadaan yang
sempurna) baik secara fisik, mental, maupun sosial, tidak hanya terbebas dari penyakit atau
keadaan lemah (Dewi, 2012). Menurut World Health Organization (WHO) dalam Dewi (2012),
kesehatan mental merupakan kondisi dari kesejahteraan yang disadari individu, yang di
dalamnya terdapat kemampuan-kemampuan untuk mengelola stres kehidupan yang wajar, untuk
bekerja secara produktif dan menghasilkan, serta berperan serta di komunitasnya.
Menurut Pieper dan Uden dalam Alifiya (2016), kesehatan mental adalah suatu keadaan
dimana seseorang tidak mengalami perasaan bersalah terhadap dirinya sendiri, memiliki estimasi
yang relistis terhadap dirinya sendiri dan dapat menerima kekurangan atau kelemahannya,
kemampuan menghadapi masalah-masalah dalam hidupnya, memiliki kepuasan dalam
kehidupan sosialnya, serta memiliki kebahagiaan dalam hidupnya.
Gangguan mental emosional adalah suatu keadaan yang mengindikasi individu yang
mengalami suatu perubahan emosional yang dapat berkembang menjadi keadaan patologis
apabila terus berlanjut dan tidak segera ditangani (Idaiani 2010). Gangguan mental emosional
pada keadaan tertentu dapat diderita oleh semua orang dan gangguan ini dapat 7 disembuhkan
apabila orang yang mengalaminya memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada dengan
baik.Gangguan mental emosional yang sering ditemui di masyarakat yaitu depresi dan
kecemasan (Kurniawan and Sulistyarini 2016)
Muhyani (2012) menyatakan Faktor eksternal juga merupakan faktor yang tidak kalah
penting dalam mempengaruhi kesehatan mental seseorang, diantarnya adalah stratifikasi sosial,
interaksi sosial, lingkungan baik lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat yang diadalamnya
juga terkandung lingkungan tempat tinggal yang ia diami atau tempati. (Suparyanto dan Rosad
(2015, 2020)
BAB III
TAHAP PELAKSANAAN
3. 1 Penjelasan
UBS Mental Health Care merupakan aplikasi kesehatan jiwa yang praktis yang dibuat untuk
melakukan pencegahan, dan mengetahui penyebab seseorang mengalami gangguan pada
kesehatan mental dengan memberikan solusi terhadap permasalahan psikologis yang dialami
seseorang melalui perubahan sikap atau gaya hidupnya. Dalam hal ini UBS Mental Health Care
digunakan sebagai aplikasi yang diharapkan bisa membantu mengurangi kecemasan, sedih,
gelisah, harga diri rendah, dan masalah lain yang berhubungan dengan Kesehatan mental.
Aplikasi ini mempunyai fitur-fitur yang memudahkan pengguna mengaplikasikannya terdapat tes
psikologi, mood analisis untuk menentukan suasana hati, fitur konseling untuk pasien dan
psikolog atau untuk perawat, dan juga terdapat fitur fasilitas kesehatan terdekat memudahkan
klien untuk menentukan lokasi dari praktek dokter terdekat.
Ini adalah logo aplikasi UBS Mental Health Care. Pada logo terdapat singkatan ”UBS’
yang diambil dari nama kampus Kesehatan yaitu Universitas Bina Sehat dan disitu terdapat
kalimat “Mental Health Care” dalam kalimat itu sendiri yaitu memberikan pelayanan Kesehatan
mental. Jadi, dalam pengertian pada logo tersebut dapat disimpulkan bahwa kampus Universitas
Bina Sehat memberikan pelayanan Kesehatan mental tentang psikologis seseorang.
Ini merupakan halaman utama atau menu utama saat aplikasi UBS Mental Health Care
dibuka. Terdapat fitur “Daftar” atau “Masuk”. Fitur “Daftar” digunakan untuk klien yang baru
ingin menggunakan aplikasi UBS Mental Health Care, sedangkan fitur “Masuk” digunakan bagi
klien yang sudah memiliki akun atau masih menggunakan aplikasi ini
Halaman kedua, jika sudah bisa masuk pada aplikasi langsung dapat memilih fitur-fitur
menu yang dapat dibutuhkan oleh klien. Berbagai menu yang tersedia yaitu tes psikologi untuk
mengevaluasi emosi, kecerdasan, dan/atau perilaku seseorang, mood analisis untuk menentukan
suasana hati yang dirasakan setiap harinya, fitur konseling untuk membantu klien dan tenaga
kesehatan berinteraksi, fitur fasilitas Kesehatan terdekat memudahkan klien untuk menentukan
lokasi dari praktek dokter terdekat.
Halaman ketiga, berisikan menu “Tes Psikologi”. Jika di klik pada menu ini terdapat
beberapa tes yang dapat dipilih klien sesuai apa yang diinginkannya yaitu, tes kepribadian, tes
tingkat stress, tes tingkat depresi dan tes kadar kecemasan. Setiap topik pilihan kolom terdapat
soal harus diselesaikan klien. Disini klien akan digiring untuk mengisi soal dengan mengklik
salah satu jawaban yang sesuai apa yang dialaminnya.
1. TES KEPRIBADIAN
2. TES TINGKAT STRES
Setelah selesai menjawab semua soal yang diberikan akan langsung memunculkan hasil
tes yang berisikan persentase nilai dan penjelasan dari tes tadi. Dan hasil dari tes ini akan sangat
membantu klien mengetahui keadaan Kesehatan mental mereka.
Halaman keempat, berisikan menu “Mood Analisis”. Dalam menu ini terdapat berbagai
ekspresi yang bisa dimunculkan ketika apa yang dirasakan klien. Klien dapat meng-klik salah
satu pilihan ekspresi yang sesuai dengan suasana hati yang dirasakan saat ini. Untuk mengetahui
apakah klien sedang senang, marah, lelah, binggung dan sedih bisa melambangkannya dengan
emoji yang terdapat pada bagian atas. Apabila suasana hati klien sedih maka klien meng-klik
emoji menangis dan apabila suasana hati klien senang klien bisa meng-klik emoji tersenyum.
Dalam menu ini kita bisa menganalisis suasana hati kita setiap harinya.
Halaman kelima, berisikan menu “konseling”. Pada menu ini klien bisa memilih konselor
yang ingin konseling dengan psikolog atau perawat terdapat identitas nama, spesialis dan bisa
mengetahui jadwal konseling. Klien dapat juga memilih konseling lewat via apa bisa
menggunakan pesan teks, telepon atau video call dengan tombol yang tersedia sesuai keingginan.
Disini klien bisa melakukan konseling untuk mencurahkan semua perasaan dan masalah yang
dihadapi klien. Peran tenaga Kesehatan disini memantau klien, memberi edukasi, serta
mendukung klien secara efektif dalam meningkatkan kualitas hidupnya kembali.
Halaman keenam, memunculkan menu “Fasilitas Kesehatan Terdekat”. Pada menu ini
jika meng-kliknya akan disuguhkan beberapa alamat rumah sakit, rumah psikologi, klinik dan
pelayanan psikologi lainnya yang terdekat dengan wilayah klien atau yang terdekat dengan
rumah klien. Jadi klien tidak perlu bingung dan khawatir. Dengan adanya Fitur ini
mempermudah Klien untuk mencari beberapa tempat psikolog yang akan dikunjunginnya. Klien
bisa memilih tempat psikolog yang paling terdekat dari rumahnya. Dan fitur ini bisa
menunjukkan arah jalan atau navigasi ke tempat yang dipilihnya.
BAB IV
Waktu Kegiatan
No. Kegiatan Bulan 1 Bulan 2 Bulan 3 Bulan 4
1-2 3-4 1-2 3-4 1-2 3-4 1-2 3-4
1. Pembuatan proposal
2. Persiapan dan identifikasi kebutuhan
3. Pengumpulan data
4. Analisis data
5. Perencanaan desain
6. Pembuatan produk
7. Pembuatan aplikasi
8. Pengujian system
9. Evaluasi system
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Kesimpulan dari pembahasan diatas bisa diketahui bawasanya tujuan dari pembuatan
inovasi ini adalah untuk membantu pasien yang mengalami masalah kesehatan jiwa dan dengan
diciptakanya aplikasi diatas dapat sedikit meningkatkan kualitas kesehatan mental pasien
terutama psikologis pasien yang bisa kita lihat pada aplikasi ini mempunyai fitur konseling yang
dimana bisa membantu menampung keluh kesah pasien dan bisa membantu masalah psikologis
maupun masalah keperawatan yang dialami pasien. Selanjutnya terdapat fitur test psikolog yang
didalamnya terdapat soal-soal yang berjumlah 35 soal terkait kepribadian yang bisa dikerjakan,
kemudian terdapat fitur mood analisis yang bisa dipilih dan bisa digunakan untuk mengamati
suasana hati setiap harinya dan selanjutnya ada terdapat fitur dokter terdekat yang bisa dipilih
dan bisa digunakan untuk menentukan lokasi dari praktek dokter terdekat yang sedang buka.
DAFTAR PUSTAKA
43, U. nomor 43 tahun 2007. (2007). latar belakang aplikasi health care.
Pravoslavie.Ru, 1–6.