Disusun oleh :
Cindy Yanuari
NIM : P1337424220086
ABSTRAK
Cindy Yanuari1, Herlina Tri Damailia, SKM, M.Kes2
ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. N UMUR 23 TAHUN DI
PUSKESMAS KALORAN KECAMATAN KALORAN KABUPATEN
TEMANGGUNG
209 hal + 4 lampiran
Pembangunan keluarga dilakukan dalam upaya untuk mewujudkan keluarga
berkualitas yang hidup dalam lingkungan yang sehat. Keluarga berperan terhadap
optimalisasi pertumbuhan, perkembangan dan produktivitas seluruh anggotanya melalui
pemenuhan kebutuhan gizi dan menjamin kesehatan anggota keluarga. Di dalam
komponen keluarga, ibu dan anak merupakan kelompok rentan. Hal ini terkait dengan
fase kehamilan, persalinan dan nifas pada ibu dan fase tumbuh kembang pada anak.
Continuity of Care dalam pelayanan kebidanan merupakan layanan melalui model
pelayanan berkelanjutan pada perempuan sepanjang masa kehamilan, kelahiran serta
masa post partum.
Tujuan dari Laporan Tugas Akhir ini agar mampu melakukan asuhan kebidanan
dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan dengan memberikan Asuhan
Kebidanan pada ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, pelayanan KB dan bayi baru lahir
secara kompherensif.
Hasil studi kasus diperoleh diagnosa G1P0 A0 usia kehamilan 37+5 minggu,
persalinan 38+1 minggu, masa nifas fisiologis diikuti dengan konseling alat kontrasepsi
untuk program KB, bayi baru lahir fisiologis, asuhan sudah diberikan dengan tepat dan
sudah di dokumentasikan dalam bentuk SOAP dengan asuhan COC. Namun terdapat
kesenjangan dalam proses persalinan saat menggunakan APD antara teori dan praktik di
lahan. Diharapkan asuhan yang diberikan dapat bermanfaat bagi ibu dan bayi.
Kata Kunci : Asuhan Kebidanan Kehamilan, Persalinan, Nifas & KB, Bayi Baru
Lahir
Pustaka : 34 Pustaka (tahun 2013 s.d 2022)
Catatan :
1 : Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Semarang
2. Pembimbing Laporan Tugas Akhir
1
Health Polytechnic of Semarang
Magelang Midwifery Diploma III Study Program
2023
ABSTRACT
Cindy Yanuari , Herlina Tri Damailia, SKM, M.Kes2
1
2
3
disebabkan karena BBLR 37,44%, dari satu disiplin ilmu ke disiplin ilmu
asfiksia 26,13%, lain-lain 17,64%, lainnya dilakukan secara terintegrasi
kelainan bawaan 15,82%, dan sepsis dalam layanan yang diberikan oleh
2,96%. Angka Kematian Bayi (AKB) penyedia layanan yang terlibat dalam
menggambarkan tingkat asuhan pasien (Susanti et al., 2018. h.
permasalahan kesehatan masyarakat 1).
yang berkaitan dengan faktor Continuity of Care dalam
penyebab kematian bayi, tingkat pelayanan kebidanan merupakan
pelayanan antenatal, status gizi ibu layanan melalui model pelayanan
hamil, tingkat keberhasilan program berkelanjutan pada perempuan
KIA dan KB, serta kondisi sepanjang masa kehamilan, kelahiran
lingkungan dan sosial ekonomi. serta masa post partum (Ningsih,
Apabila AKB di suatu wilayah tinggi, 2017). Filosofi model continuity of
brarti status kesehatan di wilayah care menekankan pada kondisi
tersebut rendah (Dinkes Jateng, 2021. alamiah yaitu membantu perempuan
59-60). Indikator yang agar mampu melahirkan dengan
menggambarkan pelayanan kesehatan intervensi minimal dan pemantauan
bagi neonatal adalah KN lengkap fisik, kesehatan psikologis, spiritual
yang mengharuskan agar setiap bayi dan sosial perempuan dan keluarga
baru lahir memperoleh pelayanan (Ningsih, 2017).
Kunjungan Neonatal minimal 3 kali, Tujuan Continuity of Care adalah
yaitu 1 kali pada 6-48 jam, 1 kali pada untuk memantau perkembangan
3-7 hari, 1 kali pada 8-28 hari sesuai kehamilan, menjaga kesehatan ibu
standar di satu wilayah kerja pada dan pertumbuhan serta perkembangan
satu tahun (Dinkes Jateng, 2021. h. bayi yang belum lahir, dan
62). menemukan ketidaknormalan atau
Continuity of Care (CoC) masalah sejak dini. Mengurangi
diterjemahkan ke dalam Bahasa penggunaan intervensi pada saat
Indonesia menjadi ‘layanan persalinan termasuk SC,
berkesinambungan (berkelanjutan); meningkatkan persalinan secara
kesinambungan layanan; atau normal. Manfaat yang diharapkan
kontinuitas layanan’. Layanan pada Contiunity of Care meliputi
berkesinambungan ini merupakan penurunan risiko kelahiran prematur,
kontra atau kebalikan dari layanan persalinan SC dan kematian neonatal
terfragmentasi (fragmented care) atau (Suparyanto dan Rosad, 2015, 2020).
terpisah-pisah. Dalam CoC, alur atau
Metode Pengambilan Data
kemajuan layanan kesehatan yang
diterima oleh pasien dari satu 1. Sumber data
penyedia ke penyedia lainnya, atau Sumber data yang beragam.
dari satu shift ke shift lainnya, atau Peneliti kualitatif lazim
6
BAB selama 3 hari ini sudah BAB hangat atau dingin. Memberikan
1x, dan BAK 4-5x/hari. BAK informasi cara perawatan bayinya
sendiri sebaiknya dilakukan yaitu dengan cara memakaikan
secepatnya dan ibu diharappkan baju, popok, sarung tangan dan
dapat BAB sekitar 3-4hari kaki, topi, kemudian bayi
postpartum (Marmi, 2017b). dibedong dan diberikan selimut.
Sehingga pada kasus Ny. N tidak Jikabayi BAB/BAK segera
terdapat masalah atau gangguan mungkin harus menggntinya
saat melakukan eliminasi, dengan pakaian yang kering.
sehingga proses eliminasi Ny. N Hindari bayi dari kipas angin dan
berjalan dengan normal. Diagnosa juga asap rokok
ini ditegakkan berdasarkan hasil Pada masa nifas 2 Minggu,
anamnesa dan pemeriksaan pada tanggal 17 Maret 2023, dilakukan
Ny. N, yaitu Ny. N usia 23 tahun, pengkajian untuk mengetahui
P1A0 dalam masa nifas 3 hari perkembangan ibu dan bayi. Data
fisiologis. Tidak ada masalah yang subyektif yang diperoleh yaitu ibu
mucul. mengatakan tidak ada keluhan.
Pelaksanaan yang dilakukan Data objektif, saat dilakukan
yaitu Menilai adanya tanda-tanda pemeriksaan fisik kondisi ibu
bahaya seperti demam, infeksi dan dalam batas normal sehingga tidak
perdarahan pada ibu. Memastikan mengindikasikan adanya
ibu mendapatkan istirahat yang komplikasi maupun tanda infeksi.
cukup. Memberikan informasi Diperkuat dengan adanya
mengenai gizi pada ibu menyusui pemeriksaan obyektif pada Ny. N
dengan porsi lebih banyak dari yaitu pada saat dilakukan palpasi
pada saat hamil untuk memenuhhi pada Ny. N TFU sudah tidak teraba
kebutuhan gizi ibu dan bayi. sesuai dengan teori. ASI Ny. N
Menganjurkan ibu minum air putih juga sudah banyak dan lancar
10-12 gelas dan tidak ada Diagnosa yang muncul pada
pantangan. Menganjurkan ibu masa nifas 2 minggu sama dengan
untuk menyusui bayinya sesering diagnosa ibu nifas pada masa
mungkin agar payudara tidak sebelumnya. Perbedaannya hanya
penuh. Bila bayi sudah kenyang terletak pada waktunya. Menurut
dan payudara terasa penuh ASI hasil anamnesa dan pemeriksaan
bisa dipompa atau dikeluarkan fisik pada Ny. N didapatkan hasil
menggunakan tangan untuk yang menunjukkan ibu dalam
mengurangi panas ibu dianjurkan keadaan sehat dan tidak ada tanda
untuk mengompres menggunakan gejala yang mengarah pada
air hangat atau dingin. Payudara keadaan yang tidak normal atau
bisa dikompres menggunakan air patologis. Pelaksanaan pada masa
12