STEP 1
Pioderma :
penyakit kulit yang disebabkan oleh steptokokkus B hemolitikus, Staph.Aureus
STEP 2
1. Apa saja bentuk pioderma?
2. Apa patogenesis infeksi bakteri?
3. Apa hubungan antara DM dengan keluhanyang dirasakan penderita?
4. Kenapa didapatkan kemerahan, bengkak dan nyeri?
5. Kenapa ditemukan makula eritem dengan batas tidak tegas?
6. Apa saja yang dapat menginfeksi kulit?
7. Apa saja faktor predisposisi infeksi bakteri pada kulit?
8. Apa saja etiologi dari tiap DD ?
9. Apa saja DD dari skenario di atas?
10. Apa saja manifesstasi klinis dari tiap DD?
11. Apa pemeriksaan penunjang dari skenario di atas?
12. Apa saja tatalaksana dari sknario di atas?
STEP 3
1. Apa saja bentuk pioderma?
a. Impetigo (Pyoderma Superfisial)
1) Impetigo Kriptosa
Akibat sterp.B hemolitikus
Predileksi : wajah, lubang hidung, mulut
DD : Ektima
2) Impetigo Bulosa (cacar monyet)
Akibat Staph. Aureus
Predileksi : Ketiak, dada, punggung
3) Impetigo neonatum (bolusa pada neonatus)
Lokasi :menyeluruh
DD : sifilis kongenital
b. Erisepelas
Infeksi akut akibat streptococcus
Predileksi : tungkai bawah di awali trauma dan leukositosis
c. Selulitis
Lesi kulit menyebar sampai sub kutan krn strep. B hemotikus
d. Folinulitis
Radang folikel rambut krn staph.aureus pada epidermis saja.
Muncul di tungkai bawah
e. Furunkel
Radang folikel rambut dan sekitarya
Def. insulin
Osmotik diuresis
Atrosklerosis
Makrovaskuler Mikrovaskular
Erisepelas
DM Pemeriksaan fisik
Diagnosis
Terapi
Sistemik Topikal
STEP 7
1. Apa saja bentuk pioderma?
2. Apa patogenesis infeksi bakteri?
Imunologi Dasar Edisi Ke-10 FK UI
SELULITIS
Selulitis adalah infeksi kulit yang menyerupai erisipelas, merupakan infeksi
akut oleh Streptococcus β hemolyticus. Perbedaannya ialah selain mengenai
epidermis dan dermis, juga mengenai subkutis. Gejala konstitusi dan tempat
predileksi sama dengan erisipelas, tetapi pada selulitis kelainan kulit berupa
infiltrat difus di subkutan disertai tanda radang akut.
PENATALAKSANAAN
Untuk mempercepat penyembuhan pasien harus banyak istirahat baring
dengan elevasi tungkai yang terkena.
Secara topikal dapat diberikan kompres terbuka dengan larutan antiseptik,
misalnya permanganas kalikus 1/5000 atau 1/10000, yodium povidon 7,5%
diencerkan 10x, atau rivanol 1 ‰.
Sistemik dengan antibiotik misalnya golongan penisilin, linkomisin,kllndamisin
eritromisin, atau sefalosporin.
2) Ektima
Ektima ialah ulkus superfisial dengan krusta di atasnya,disebabkan oleh
Streptococcus β hemolyticus. Sering diawali dengan trauma seperti gigitan
serangga, atau dermatitis. Kelainan kulit biasanya berlokasi di tungkai bawah,
yaitu tempat yang relatif banyak mendapat trauma. Lesi berupa krusta tebal
berwarna kuning dan lekat, jika krusta diangkat tampak ulkus dangkal.
PENGOBATAN
Kompres terbuka seperti (larutan permanganas kalikus 1/5000, larutan rivanol
1 ‰; atau yodium povidon 7,5% dilarutkan 10x)
Krim/salap antibiotik (salap/krim asam fusidat 2%, salap mupirosin 2%, salap
basitrasin dan neomisin).
Antibiotik sistemik dapat diberikan antara lain ampisilin,amoksisilin, eritromisin
30-50 mg/kg BB/hari, dibagi dalam 3 dosis.
3) Staphylococcal Scalded Skin Syndrome (etiologi : staph.aureus)
SSSS ialah infeksi kulit oleh Staphylococcus aureus grup II dengan lesi khas
terdapat epidermolisis. SSSS didahului oleh infeksi pada mata, hidung,
tenggorokan dan telinga. Eksotoksin yang dikeluarkan bersifat epidermolitik.
Keluhan berupa demam tinggi dengan manifestasi klinis berupa eritema
mendadak pada leher, ketiak, dan lipat paha, kemudian menyeluruh dalam
24 jam. Dalam waktu 24-48 jam, timbul bula berdinding kendur, kemudian
terjadi pengeriputan spontan disertai pengelupasan kulit dan meninggalkan
daerah erosif dalam waktu 2-3 hari.Daerah tersebut akan mongering dan
terjadi deskuamasi. Penyem-buhan terjadi setelah 10-14 hari, dapat spontan,
atau bisa mengalami komplikasi seperti selulitis, pneumonia dan septikemia.
PENATALAKSANAAN
Perlu diperhatikan keadaan umum bayi/anak berupa keseimbangan cairan/
elektrolit dan adanya sepsis. Pengobatan sistemik berupa antibiotik antara lain
kloksasilin 50mg/kg BB/hari; flukloksasilin 50 mg/kg BB/hari; sefalosporin 25-
50 mg/kg BB/hari, dibagi dalam 4 dosis.
Topikal diberikan antibiotik, seperti: salap/krim asam fusidat 2%, salap mupirosin
2%, salap basitrasin dan neomisin.
Saripati Penyakit Kulit Edisi 2 dan Atlas Kulit
10. Apa saja manifesstasi klinis dari tiap DD?
11. Apa pemeriksaan penunjang dari skenario di atas?
12. Apa saja tatalaksana dari sknario di atas?