Anda di halaman 1dari 13

LBM 4

STEP 1

Imunisasi BCG : imunisasi untuk TB. Cara pemberian pada anak kurang dari 2 bulan dengan
cara subkutan dengan melihat indurasi.

STEP 2

1. Bagaimana ciri kuman dari M. Tuberculosis dan cara penularannya?


2. Jelaskan patogenesis dari tuberculosis!
3. Jelaskan perjalanan alamiah penyakit TBC yang tidak dapat diobati?
4. Sebut dan jelaskan gejala tuberculosis!
5. Bagaimana cara mendiagnosis TBC dan DDnya?
6. Jelaskan alur pergerakan diagnosis penderita TBC!
7. Jelaskan klasifikasi penyakit dan tipe penderita TBC?
8. Apa hubungannya imunisasi BCG dengan TB?
9. Apa saja pemeriksaan penunjang untuk TB?
10. Kapan dikatakan BTA positif kapan dikatakan BTA negatif?
11. Kenapa dilakukan pengulangan permeriksaan BTA?
12. Kapan dilakukan pengulangan pemeriksaan BTA?

STEP 3
1. Bagaimana ciri kuman dari M. Tuberculosis dan cara penularannya?
Ciri Kuman :
- Basil
- Soliter
- Non spora
- Non kapsul
- Aerob obligat
- Bakteri tahan asam

Cara Penularan
 Sumber penularan adalah pasien TB BTA positif melalui percik renik dahak
yang dikeluarkannya. Namun, bukan berarti bahwa pasien TB dengan hasil
pemeriksaan BTA negatif tidak mengandung kuman dalam dahaknya. Hal
tersebut bisa saja terjadi oleh karena jumlah kuman yang terkandung dalam
contoh uji ≤ dari 5.000 kuman/cc dahak sehingga sulit dideteksi melalui
pemeriksaan mikroskopis langsung.
 Pasien TB dengan BTA negatif juga masih memiliki kemungkinan menularkan
penyakit TB. Tingkat penularan pasien TB BTA positif adalah 65%, pasien TB
BTA negatif dengan hasil kultur positif adalah 26% sedangkan pasien TB
dengan hasil kultur negatif dan foto Toraks positif adalah 17%.
 Infeksi akan terjadi apabila orang lain menghirup udara yang mengandung
percik renik dahak yang infeksius tersebut.
 Pada waktu batuk atau bersin, pasien menyebarkan kuman ke udara dalam
bentuk percikan dahak (droplet nuclei / percik renik). Sekali batuk dapat
menghasilkan sekitar 3000 percikan dahak.

Bedanya droplet dengan air borne  droplet :partkel air kecil (seperti hujan rintik-rintik)
yang munekin dihasilkan ketika seseorang batuk atau bersin .
Airborne  transmisi udara atau pengangkut yang nantinya akan membawa droplet

Apa saja yg bisa membunuh TB?

- Sumber penularan adalah pasien TB BTA positif.


- Pada waktu batuk atau bersin, pasien menyebarkan kuman ke udaradalam bentuk
percikan dahak (droplet nuclei ). Sekali batuk dapatmenghasilkan sekitar 3000
percikan dahak.
- Umumnya penularan terjadi dalam ruangan dimana percikan dahakberada dalam
waktu yang lama. Ventilasi dapat mengurangi jumlahpercikan, sementara sinar
matahari langsung dapat membunuhkuman. Percikan dapat bertahan selama
beberapa jam dalam keadaanyang gelap dan lembab.
- Daya penularan seorang pasien ditentukan oleh
b a n y a k n y a k u m a n yang dikeluarkan dari parunya. Makin
ti n g g i d e r a j a t k e p o s i ti f a n h a s i l pemeriksaan dahak, makin menular pasien
tersebut.
- Faktor yang memungkinkan seseorang terpajan kuman
T B d i t e n t u k a n oleh konsentrasi percikan dalam udara d an
l a m a n y a m e n g h i r u p u d a r a tersebut
2. Jelaskan patogenesis dari tuberculosis!

Sumber : Patologi Robbin halaman 494


Gambaran patologis TB seperti granuloma kaseosa dan kavitasi merupakan akibat dari
destruksi jaringan yang hipersensitif sebagai bagian dari respon imun.

3. Jelaskan perjalanan alamiah penyakit TBC yang tidak diobati?

Bukunya jawetz / bakteriologi medik terbitan brawijaya

4. Sebut dan jelaskan gejala tuberculosis!


1) Gejala respiratorik
• batuk ≥ 3 minggu
• batuk darah
• sesak napas
• nyeri dada

Kadang penderita terdiagnosis pada saat medical check up. Bila bronkus belum terlibat
dalam proses penyakit, maka penderita mungkin tidak ada gejala batuk. Batuk yang pertama
terjadi karena iritasi bronkus, dan selanjutnya batuk diperlukan untuk membuang dahak ke
luar.
Gejala tuberkulosis ekstra paru tergantung dari organ yang terlibat, misalnya pada
limfadenitis tuberkulosa akan terjadi pembesaran yang lambat dan tidak nyeri dari kelenjar
getah bening, pada meningitis tuberkulosa akan terlihat gejala meningitis, sementara pada
pleuritis tuberkulosa terdapat gejala sesak napas & kadang nyeri dada pada sisi yang rongga
pleuranya terdapat cairan.

2) Gejala sistemik
• Demam
• Gejala sistemik lain: malaise, keringat malam,
anoreksia, berat badan menurun

Sumber : Pedoman Diagnosis & Penatalaksanaan Tuberkulosis di Indonesia

5. Bagaimana cara mendiagnosis TBC dan DDnya?


- Anamnesis : cardinal sign
 Keluhan umum : kelemahan, nafsu makan turun, bb turun, demam ringan,
keringat banyak di malam hari
 Keluhan yang berhubungan dengan TB
 Keluhan penyakit lain
 Riwayat perjalanan penyakit
- Pemeriksaan fisik : ditemukan konjungtiva mata pucat karena anemi, demam, badan
kurus, adanya infiltrat, ronkhi basah,kasar,nyaring.
- Pemeriksaan radiologi : bayangan lesi di lapangan paru, adanya kavitas, adanya
kalsifikasi
- Permeriksaan laboratorium : LED, Limfositosis
- Pemeriksaan BTA
- Tes montoux : cari nama, dosis

6. Jelaskan alur pergerakan diagnosis penderita TBC!


- Suspek TB Paru: Seseorang dengan batuk berdahak selama 2 - 3 minggu ataulebih
disertai dengan atau tanpa gejala lain.
- Antibiotik non OAT : Antibiotik spektrum luas yang tidak memiliki efek anti TB(jangan
gunakan fluorokuinolon)
Alur Diagnosis Pda ODHA yang Rawat Jalan
Skoring Pada Pemeriksaan TB anak
Sumber : DEPKES RI 2011 Pedoman Penanggulangan TB di Indonesia pdf

7. Jelaskan klasifikasi penyakit dan tipe penderita TBC?

a. Klasifikasi berdasarkan lokasi anatomi dari penyakit:


Tuberkulosis paru:
Adalah TB yang terjadi pada parenkim (jaringan) paru. Milier TB dianggap sebagai TB
paru karena adanya lesi pada jaringan paru.
Limfadenitis TB dirongga dada (hilus dan atau mediastinum) atau efusi pleura tanpa terdapat
gambaran radiologis yang mendukung TB pada paru, dinyatakan sebagai TB
ekstra paru. Pasien yang menderita TB paru dan sekaligus juga menderita TB ekstra paru,
diklasifikasikan sebagai pasien TB paru.

Tuberkulosis ekstra paru:


Adalah TB yang terjadi pada organ selain paru, misalnya: pleura, kelenjar limfe,
abdomen, saluran kencing, kulit, sendi, selaput otak dan tulang.
Diagnosis TB ekstra paru dapat ditetapkan berdasarkan hasil pemeriksaan bakteriologis
atau klinis. Diagnosis TB ekstra paru harus diupayakan berdasarkan penemuan Mycobacterium
tuberculosis. Pasien TB ekstra paru yang menderita TB pada beberapa organ, diklasifikasikan
sebagai pasien TB ekstra paru pada organ menunjukkan gambaran TB yang terberat.

b. Klasifikasi berdasarkan riwayat pengobatan sebelumnya:


1) Pasien baru TB: adalah pasien yang belum pernah mendapatkan pengobatan TB
sebelumnya atau sudah pernah menelan OAT namun kurang dari 1 bulan (˂ dari 28 dosis).
2) Pasien yang pernah diobati TB: adalah pasien yang sebelumnya pernah menelan OAT
selama 1 bulan atau lebih (≥ dari 28 dosis). Pasien ini selanjutnya diklasifikasikan
berdasarkan hasil pengobatan TB terakhir, yaitu:
• Pasien kambuh: adalah pasien TB yang pernah dinyatakan sembuh atau pengobatan
lengkap dan saat ini didiagnosis TB berdasarkan hasil pemeriksaan bakteriologis atau
klinis (baik karena benar-benar kambuh atau karena reinfeksi).
• Pasien yang diobati kembali setelah gagal: adalah pasien TB yang pernah diobati dan
dinyatakan gagal pada pengobatan terakhir.
• Pasien yang diobati kembali setelah putus berobat (lost to follow-up): adalah pasien
yang pernah diobati dan dinyatakan lost to follow up (klasifikasi ini sebelumnya
dikenal sebagai pengobatan pasien setelah putus berobat /default).
• Lain-lain: adalah pasien TB yang pernah diobati namun hasil akhir pengobatan
sebelumnya tidak diketahui.
3) Pasien yang riwayat pengobatan sebelumnya tidak diketahui.

c. Klasifikasi berdasarkan hasil pemeriksaan uji kepekaan obat


Pengelompokan pasien disini berdasarkan hasil uji kepekaan contoh uji dari
Mycobacterium tuberculosis terhadap OAT dan dapat berupa :
• Mono resistan (TB MR) : resistan terhadap salah satu jenis OAT lini pertama saja
• Poli resistan (TB PR) : resistan terhadap lebih dari satu jenis OAT lini pertama selain
Isoniazid (H) dan Rifampisin (R) secara bersamaan
• Multi drug resistan (TB MDR) : resistan terhadap Isoniazid (H) dan Rifampisin (R)
secara bersamaan
• Extensive drug resistan (TB XDR) : adalah TB MDR yang sekaligus juga resistan
terhadap salah satu OAT golongan fluorokuinolon dan minimal salah satu dari OAT lini kedua
jenis suntikan (Kanamisin, Kapreomisin dan Amikasin)
• Resistan Rifampisin (TB RR) : resistan terhadap Rifampisin dengan atau tanpa
resistensi terhadap OAT lain yang terdeteksi menggunakan metode genotip (tes cepat) atau
metode fenotip (konvensional).

d. Klasifikasi pasien TB berdasarkan status HIV


1) Paien TB dengan HIV positif, adalah pasien dengan :
- Hsil tes HIV positif sebelumnya atau sedang mendapatkan ART
- Hasil tes HIV positif pada saat diagnosis TB
2) Pasien TB dengan HIV negatif, adalah paien dengan :
- Haisl tes HIV negatif sebelumnya
- Hasil tes HIV negatif pada saat didagnosis TB
NB : bila pada pemeriksaan selanjutnya didapat HIV positif, pasien harus disesuaikan
kembali klasifikasinya menjadi TB positif dengan HIV positif.
3) Pasien TB dengan status HIV tidak diketahui, adalah pasien TB tanpa ada bukti
pendukung hasil tes HIVsaat diagnosis TB ditetapkan.
NB : bila pada pemeriksaan selanjutnya diperoleh hasil tes HIV, maka perlu disesuaikan
kembali klasifikasinya berdasarkan hasil tes HIV terakhir.

Sumber : Pedoman Tatalaksana TB 2015, halaman 32

e. Berdasarkan Tipe Penderita


1) Kasus baru
Adalah penderita yang belum pernah mendapat pengobatan dengan OAT atau sudah
pernah menelan OAT kurang dari satu bulan (30 dosis harian)
2) Kasus kambuh (relaps)
Adalah penderita tuberkulosis yang sebelumnya pernah mendapat pengobatan
tuberkulosis dan telah dinyatakan sembuh atau pengobatan lengkap, kemudian
kembali lagi berobat dengan hasil pemeriksaan dahak BTA positif atau biakan positif.
Bila hanya menunjukkan perubahan pada gambaran radiologik sehingga dicurigai lesi
aktif kembali, harus dipikirkan beberapa kemungkinan :
• Infeksi sekunder
• Infeksi jamur
• TB paru kambuh
3) Kasus pindahan (Transfer In)
Adalah penderita yang sedang mendapatkan pengobatan di suatu kabupaten dan
kemudian pindah berobat ke kabupaten lain. Penderita pindahan tersebut harus
membawa surat rujukan/pindah
4) Kasus lalai berobat
Adalah penderita yang sudah berobat paling kurang 1 bulan, dan berhenti 2 minggu
atau lebih, kemudian datang kembali berobat. Umumnya penderita tersebut kembali
dengan hasil pemeriksaan dahak BTA positif.

8. Apa hubungannya imunisasi BCG dengan TB?

9. Kapan dikatakan BTA positif kapan dikatakan BTA negatif?


Berdasar hasil pemeriksaan dahak (BTA), TB paru dibagi dalam :
a. Tuberkulosis Paru BTA (+)
 Sekurang-kurangnya 2 dari 3 spesimen dahak menunjukkan hasil BTA
positif
 Hasil pemeriksaan satu spesimen dahak menunjukkan BTA positif dan
kelainan radiologik menunjukkan gambaran tuberkulosis aktif
 Hasil pemeriksaan satu spesimen dahak menunjukkan BTA positif dan
biakan positif
b. Tuberkulosis Paru BTA (-)
 Hasil pemeriksaan dahak 3 kali menunjukkan BTA negatif, gambaran klinik
dan kelainan radiologik menunjukkan tuberkulosis aktif serta tidak
respons dengan pemberian antibiotik spektrum luas
 Hasil pemeriksaan dahak 3 kali menunjukkan BTA negatif dan biakan
M.tuberculosis positif
 Jika belum ada hasil pemeriksaan dahak, tulis BTA belum diperiksa

10. Kenapa dilakukan pengulangan permeriksaan BTA?


11. Kapan dilakukan pengulangan pemeriksaan BTA?

Anda mungkin juga menyukai