Step 1
3. Kejang : kondisi dmna otot tubuh relaksasi dan kontraksi scr berulang o/ krn abnormalitas
Step 2
nyeri kepala : krna sinusitas invasi kuman cerebral lewat nasofaringreaksi peradangan
g3 cerebral kerusakan endotel infeksi jr.insefti otak sakit kepala
2. mengapa ditemukan penurunan kesadaran dan kejang berlangsung -+ 5 menit ?
pelepasan muatan listrik yang tiba2 pd tubuh secara primer dilepaskan oleh nuklei interlamina
talami inti tsb merupakan terminal lintasan ascenden asspesifik/ lintasan ascenden
ekstramiskal input serebri melalui lintasan aferen asspesifik menentukan kesadaran
tidak ada input menyebabkan koma pelepasan muatan listrik yanng berlebihan dr nuklei
interlamina talami rangsangan talamikortikal kejang mengakibatkan hambatan neuron2
pembina kesadaran untuk menerima impuls dari luar mengakibatkan penurunan kesadaran
di presinaps k dan na depolarisasi membuka pintu glutamin jadi glutamat(mitokondria)
enzim dekarboksilaseGABA exositosinkeluarkan neurotransmiter gaba jika
berlebih akan di produksi di presinap lagi pompa ion k berlebih produksi gaba berlebih
kejang .
dari perubahan Na depolaritas membran krn adanya perubahan potensial membran
penurunan neurotransmitter inhibitor ( GABA , glisin)
peningkatan eksitatorik neurotransmitter (norepinefrin, epinefrin, dopamin, glutamat,serotonin,
acetilkolin)
2. GENERALISATA
Hilangnya kesadaran dan tidak ada awitan fokal; bilateral dan simetrik; tidak ada
aura
a. Tonik-klonik
Spasme tonik-klonik otot; inkontenensia urin dan alvi; menggigit lidah; fase pasca
iktus
Absence sering salah diagnosis sebagai melamun
Menatap kosong , kepala sedikit lunglai, kelopak mata bergetar,
atau berkedip secara cepat; tonus postural tidka hilang
Berlangsung beberapa detik
b. Miklonik
Kontraksi mirip syok mendadak yang terbatas di beberapa otot atau
tungkai; cenderung singkat
c. Atonik
Hilangnya secara mendadag tonus otot disertai lenyapnya postur tubuh
d. Klonik
gerakan menyentak, repetitive, tajam, lambat, dan tunggal atau multiple di
lengan, tungkai dan torso.
e. Tonik
Peningkatan mendadak tonus otot (menjadi kaku, kontraksi) wajah dan
tubuh bagian atas; fleksi lengan dan ekstensi tungkai
Mata dan kepala mungkin berputar ke satu sisi
Dapat menyebabkan henti nafas
Price, Sylvia. 2006. Patofisiologi volume 2. jakarta:EGC
7. DD dan diagnosis ?
Meningitis reaksi peradangan yg mengenai 1 atau lebih lapisan otak . yg terkena lapisan
meningea
Penyebab : bakteeri, jamur , virus, cacing.
Encephalitis : inflamasi pada otak
Meningoensephalitis : lapisan meningeal dan otak
8. etiologi dan faktor resiko ?
etiologi : infeksi : bakteri, virus, jamur
penunjang :
Penatalaksanaan
Ada 3 hal yang perlu dikerjakan, yaitu
(1) pengobatan fase akut ;
(2) mencari dan mengobati penyebab ; dan
(3) pengobatan profilaksis terhadap berulangnya kejang demam.
Pemberian Antipiretik :
Pemberian antipiretik tidak ditemukan bukti bahwa penggunaan obat ini mengurangi resiko
terjadinya kejang demam (level I, rekomendasi D), namun para ahli di Indonesia sepakat bahwa
antipiretik tetap dapat diberikan (level III, rekomendasi B). Dosis parasetamol yang digunakan adalah
10-15 mg/kg/kali diberikan dalam 4 kali pemberian per hari dan tidak lebih dari 5 kali. Dosis
ibuprofen adalah 5-10 mg/kg/kali, 3-4 kali sehari. Asam asetilsalisilat tidak dianjurkan karena kadang
dapat menyebabkan sindrom Reye pada anak kurang dari 18 bulan.
Pemberian Antikonvulsan :
Pemakaian diazepam oral dosis 0,3 mg/kg setiap 8 jam pada saat demam menurunkan risiko
berulang kejang pada 30%-60% kasus, begitu pula dengan diazepam rektal dosis 0,5 mg/ kg setiap 8
jam pada suhu > 38,5oC (level I, rekomendasi A)
Fenobarbital, karbamazepin, dan fenitoin pada saat demam tidak berguna untuk mencegah kejang
demam (level II, rekomendasi E)