KEJANG DEMAM
Disusun oleh :
Istidianah
Hernawati Bauw
KONSEP DASAR
A. PENGERTIAN
akibat dari aktivitas neuronal yang abnormal dan pelepasan listrik serebral yang
Kejang demam adalah kejang yang terjadi pada saat seorang bayi atau anak
mengalami demam tanpa infeksi sistem saraf pusat (1,2). Hal ini dapat terjadi
pada 2-5 % populasi anak. Umumnya kejang demam ini terjadi pada usia 6 bulan
– 5 tahun dan jarang sekali terjadi untuk pertama kalinya pada usia <> 3 tahun.
Kejang demam ialah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh
Jadi kejang demam adalah kenaikan suhu tubuh yang menyebabkan perubahan
fungsi otak akibat perubahan potensial listrik serebral yang berlebihan sehingga
demam ialah demam yag tinggi. Demam yang terjadi sering disebabkan oleh :
2. Gangguan metabolik
bronchitis.
4. Keracunan obat
5. Faktor herediter
6. Idiopatik.
Menurut Mansjoer, dkk (2000: 434) Lumban Tobing (1995: 18-19) dan
Demam yang disebabkan oleh infeksi saluran pernafasan atas, otitis media,
pneumonia, gastroenteritis, dan infeksi saluran kemih, kejang tidak selalu timbul
5. Ensefalitis viral (radang otak akibat virus) yang ringan, yang tidak diketahui
kejang demam: cenderung timbul 24 jam pertama pada waktu sakit demam atau
dimana demam mendadak tinggi karena infeksi pernafasan bagian atas. Demam
C. PATOFISIOLOGI
yang didapat dari metabolisme. Bahan baku untuk metabolisme otak yaitu glukosa
sifat proses ini adalah oksidasi dengan perantaraan fungsi paru-paru dan
Dari uraian di atas, diketahui bahwa sumber energi otak adalah glukosa yang
melalui proses oksidasi dipecah menjadi CO2 dan air. Sel yang dikelilingi oleh
membran yang terdiri dari permukaan dalam yaitu lipoid dan permukaan luar
yaitu ionik. Dalam keadaan normal membran sel neuron dapat dilalui dengan
mudah oleh ion kalium (K+) dan sangat sulit oleh natrium (Na+) dan elektrolit
lainnya kecuali ion klorida (Cl-). Akibatnya konentrasi K+ dalam sel neuron tinggi
dan ion Na+ rendah, sedang di luar sel neuron terdapat keadaan sebaliknya.
Karena keadaan tersebut, maka terjadi perbedaan potensial membran yang disebut
ini diperlukan energi dan bantuan enzim Na - K Atp – ase yang terdapat pada
permukaan sel.
seperti mekanis, kimiawi atau aliran listrik dari sekitarnya dan perubahan
Pada seorang anak berumur 3 tahun sirkulasi otak mencapai 65% dari seluruh
tubuh dibandingkan dengan orang dewasa (hanya 15%) oleh karena itu, kenaikan
suhu tubuh dapat mengubah keseimbangan dari membran sel neuron dan dalam
waktu singkat terjadi difusi dari ion kalium dan natrium melalui membran listrik.
Ini demikian besarnya sehingga meluas dengan seluruh sel dan membran sel
kejang.
Pada anak dengan ambang kejang yang rendah, kejang dapat terjadi pada
suhu 38o C dan anak dengan ambang kejang tinggi, kejang baru terjadi pada suhu
40o C atau lebih, kejang yang berlangsung lama (>15 menit) biasanya disertai
apnea. Meningkatnya kebutuhan O2 dan untuk kontraksi otot skelet yang akhirnya
terjadi hipoksemia, hiperkapnia, denyut jantung yang tidak teratur dan makin
permeabilitas kapiler dan timbul oedema otak yang mengakibatkan kerusakan sel
neuron otak (Hasan dan Alatas, 1985: 847 dan Ngastiyah, 1997: 229)
Pengobatan perawatan
Kondisi, prognosis, lanjut kejang resiko cedera
Dan diit
Kesadaran tidak terganggu, dapat mencakup satu atau lebih hal berikut ini :
dilatasi pupil.
a. Kejang absens
konsentrasi penuh
b) Sering terlihat pada orang sehat selama tidur tetapi bila patologik
berupa kedutan kedutan sinkron dari bahu, leher, lengan atas dan
kaki.
kelompok
d. Kejang atonik
1.Aspirasi
2.Asfiksia
3.Retardasi mental
3. Kelumpuhan (Lumbatobing,1989)
pemindaian CT
c. Panel elektrolit
e. AGD
H. PENATALAKSANAAN MEDIS
kejang, ditunggu selama 15 menit, bila masih terdapat kejang diulangi suntikan
kedua dengan dosis yang sama juga secara intravena. Setelah 15 menit
tetapi melalui intramuskuler, diharapkan kejang akan berhenti. Bila belum juga
2. Pengobatan penunjang
penunjang
c. Usahakan agar jalan nafas bebas untuk menjamin kebutuhan oksigen, bila
3. Pengobatan rumat
a. Profilaksis intermiten
anak mendapat kejang demam sederhana yaitu kira-kira sampai anak umur
4 tahun.
yaitu kejang berlangsung kurang dari 15 menit dan umum. Adapun pedoman
Livingstone, yaitu :
2. Kejang kompleks
Kejang kompleks adalah tidak memenuhi salah satu lebih dari ketujuh criteria
diandai dengan kejang yang berlangsung lebih dari 15 menit, fokal atau
multiple ( lebih dari 1 kali dalam 24jam). Di sini anak sebelumnya dapat
mempunyai kelainan neurology atau riwayat kejang dalam atau tanpa kejang
1.Pencegahan berulang
b. Penkes tentang
3) Anak diberi obat anti piretik bila orang tua mengetahuinya pada saat
A. PENGKAJIAN
Hal-hal yang perlu dikaji pada pasien dengan kejang demam menurut
1. Riwayat Keperawatan
2. Pengkajian fisik
hangat
d. Adanya kejang
waktu sakit.
4. Pengetahuan keluarga
Pengkajian neurologik :
a. Suhu
b.Pernapasan
c. Denyut jantung
d.Tekanan darah
e. Tekanan nadi
c. Bentuk Umum
3. Reaksi pupil
a. Ukuran
c. Kesamaan respon
4. Tingkat kesadaran
b.Iritabilitas
5. Afek
a. Alam perasaan
b.Labilitas
6. Aktivitas kejang
a. Jenis
b.Lamanya
7. Fungsi sensoris
8. Refleks
b.Reflek patologi
9. Kemampuan intelektual
b.Kemampuan membaca
Menurut Doengoes, dkk (1999 : 876), Angram (1999 : 629 – 630) dan
carpenito (2000 : 132), diagnosa yang mungkin muncul pada pasien dengan
kejang demam
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
personal b.identifikasi
hipotalamus
1. : ekstrem
2 : berat
3 : sedang
4 : ringan
darah ke otak
3 = Sedang berdiri
kesadran
d.monitor GCS
penatalaksanaan
4.Sering dilakukan
5.Selalu dilakukan
D. EVALUASI
resiko 3 = kadang-kadan
lainya
1. Betz, Cecily L & Sowden Linda A. (2002). Buku Saku Keperawatan Pediatri.
Jakarta: EGC.
4. Arjatmo T.(2001). Keadaan Gawat Yang Mengancam Jiwa. Jakarta : Gaya Baru
6. khaidirmuhaj (http://khaidirmuhaj.blogspot.com/2009/02/askep-anak-kejang-
demam.html)