Anda di halaman 1dari 9

BAB I

LATAR BELAKANG

1.1 LATAR BELAKANG

Dalam visi Indonesia 2025 diharapkan masyarakat Indonesia memiliki

kemampuan menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu dan juga memperoleh

jaminan kesehatan. Pelayanan kesehatan bermutu yang dimaksud adalah pelayanan yang

dapat memenuhi kebutuhan masyarakat serta diselenggarakan sesuai dengan standar dan

etika profesi (Depkes RI, 2009:2).

Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan

kesehatan khususnya perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat

inap, rawat jalan dan gawat darurat. Dalam menjalankan suatu institusi khususnya

institusi rumah sakit berasaskan Pancasila dan didasarkan kepada nilai kemanusiaan, etika

dan profesionalitas, manfaat, keadilan, persamaan hak dan anti diskriminasi, pemerataan,

perlindungan dan keselamatan pasien, serta mempunyai fungsi sosial (UU Kesehatan dan

Rumah Sakit Tahun 2009).

Salah satu ciri kegiatan suatu institusi rumah sakit yang termasuk dalam ruang

lingkup penunjang medik yaitu harus memberikan pelayanan makanan kepada pasien

dengan mengikuti kaidah ilmu gizi dan disesuaikan dengan kebutuhan terapi kepada

masing-masing pasien (Aditama, 2002).

Pelayanan gizi rumah sakit merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan

lainnya di rumah sakit dan secara menyeluruh merupakan salah satu upaya dalam rangka

meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan bagi pasien rawat inap maaupun pasien rawat

jalan. Dalam rangka menyongsong era globalisasi dan menghadapi persaingan bebas di

berbagai bidang, maka pelayanan gizi rumah sakit harus disiapkan secara professional
disertai adanya usaha untuk memperbaiki di setiap unit pelayanan,sehingga kwalitas

pelayanan yang optimal akan dapat di pertahankan dan ditingkatkan.

Pelaksanaan pelayanan gizi di rumah sakit memerlukan suatu pengelolaaan yang

baik dan tepat sebagai acuan untuk pelayanan bermutu yang dapat mempercepat proses

penyembuhan pasien, memperpendek lama hari rawat,dan menghemat biaya perawatan.

Adapun cara yang dapat dilakukan untuk mempercepat proses penyembuhan pasien yaitu

dengan memberikan makanan yang bergizi sesuai dengan kebutuhan gizi dan diet pasien,

sesuai dengan selera makan pasien, dan aman untuk dikonsumsi oleh pasien.

Untuk mengetahui asupan zat gizi pada pasien dapat dilakukan dengan melakukan

evaluasi terhadap sisa makanan (Barker,2011). Sisa Makanan adalah volume atau

persentase makanan yang tidak habis termakan dan dibuang sebagai sampah dan dapat

digunakan untuk mengukur efektivitas menu (Komalawati, 2005).

Sisa makanan merupakan salah dari berbagai hal yang ada di rumah sakit yang

harus diperhatikan. Jika sisa makanan masih dibiarkan, maka dalam jangka waktu yang

lama akan mempengaruhi status gizi pasien yang kemudian menimbulkan terjadinya

malnutrisi. Hal ini kemudian dapat berdampak pada pada lamanya masa perawatan

(length-of-stay) di rumah sakit serta meningkatnya morbiditas dan mortalitas pasien yang

berarti pula meningkatnya biaya yang harus dikeluarkan (Depkes, 2013).

Berdasarkan penelitian Kumboyono (2013) Terdapat hubungan yang signifikan

antara makanan tambahan, cita rasa,tingkat adaptasi dengan sisa makanan. Menurut

Uyami, dll (2014) ada perbedaan sisa makanan dan asupan energi dan protein pada pasien

dengan menu pilihan dan menu standar.

Berdasarkan penelitian Indah (2013) Tidak menunjukkan adanya hubungan yang

signifikan antara sisa makanan dengan cita rasa makanan yang di sajikan.
Keberhasilan suatu penyelenggaraan makanan antara lain dikaitkan dengan

adanya sisa makanan yang melebihi 20% menunjukkan kegagalan suatu penyelenggaraan

makanan di rumah sakit, sehingga kegiatan pencatatan sisa makanan merupakan indikator

yang sederhana yang dapat dipakai untuk mengevaluasi pelayanan gizi di rumah sakit

(Depkes RI, 2013).

Rumah sakit Daan Mogot adalah rumah sakit tipe C dan berkapasitas 91 bed

bagi pasien rawat inap sehingga memiliki kemungkinan untuk mengalami kejadian

sisa makanan yang tinggi. Hal ini juga diperkuat dengan pengukuran sisa makanan

yang dilakukan oleh rumah sakit Daan Mogot pada tahun 2017 bahwa sisa makanan

di rumah sakit Daan Mogot masih ditemukan sisa makanan (Instalasi Gizi, 2017).

Dari beberapa uraian tersebut, dalam usaha meningkatkan kualitas pelayanan

gizi khususnya pada pasien rawat inap maka perlu dilakukan penelitian tentang

“Kwalitas Menu Dan Presepsi Dalam Pemilihan Makanan Terhadap Sisa Makanan Di

Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Daan mogot Kesdam Jaya Tangerang”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan masalah

ini yaitu penelitian ” apakah ada hubungan Kwalitas Menu Dan Presepsi Dalam

Pemilihan Makanan Terhadap Sisa Makanan Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit

Daan mogot Kesdam Jaya Tangerang 2017”.


1.3 Tujuan

1.3.1. Tujuan Umum

Mengetahui Kwalitas Menu Dan Presepsi Dalam Pemilihan Makanan Terhadap

Sisa Makanan Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Daan mogot Kesdam Jaya

Tangerang 2017.

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Mengetahui gambaran sisa makanan pada pasien rawat inap di Rumah

Sakit Daan Mogot.

2. Mengetahui gambaran Kwalitas Menu dalam makanan terhadap sisa

makanan pada pasien rawat inap di Rumah Sakit Daan Mogot.

3. Mengetahui gambaran persepsi dalam makanan terhadap sisa makanan

pada pasien rawat inap di Rumah Sakit Daan Mogot.

4. Mengetahui gambaran kebiasaan makan pada pasien rawat inap di Rumah

Sakit Daan Mogot.

5. Mengetahui gambaran penampilan makanan, yang meliputi warna, bentuk,

porsi, dan penyajian pada pasien rawat inap di Rumah Sakit Daan Mogot.

6. Mengetahui ada hubungan Kwalitas Menu dalam makanan terhadap sisa

makanan pada pasien rawat inap di Rumah Sakit Daan Mogot.

7. Mengetahui ada hubungan persepsi dalam makanan terhadap sisa makanan

pada pasien rawat inap di Rumah Sakit Daan Mogot.


1.4. Manfaat

1.4.1. Bagi Mahasiswa

Mahasiswa dapat mengetahui Kwalitas Menu Dan Presepsi Dalam

Pemilihan Makanan Terhadap Sisa Makanan Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit

Daan mogot Kesdam Jaya Tangerang 2017.

1.4.2. Bagi Rumah Sakit Daan Mogot

Sebagai bahan masukan dan informasi untuk pihak rumah sakit dalam

memecahkan masalah yang berkaitan dengan Kwalitas Menu Dan Presepsi

Dalam Pemilihan Makanan Terhadap Sisa Makanan Di Ruang Rawat Inap

Rumah Sakit Daan mogot Kesdam Jaya Tangerang 2017.

1.4.3. Bagi Univeritas Esa Unggul

Dapat memberikan masukan dan referensi ilmu yang berguna dan

sebagai bahan pembelajaran dan memperkaya ilmu pengetahuan dari hasil

penelitian.

1.11. Ruang Lingkup

Penelitian ini dilakukan oleh Mahasiswa Universitas Esa Unggul dengan

tujuan mengetahui Kwalitas Menu Dan Presepsi Dalam Pemilihan Makanan

Terhadap Sisa Makanan Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Daan mogot Kesdam

Jaya Tangerang 2017. Penelitian ini dilaksanakan di Instalasi Gizi Rumah Sakit

Daan Mogot. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan

desain penelitian cross sectional.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. pengertian gizi

Gizi adalah salah satu faktor terpenting yang mempengaruhi kesehatan individu

atau masyarakat, dan karenanya merupakan issue fundamental dalam kesehatan. Gizi

memiliki pengaruh langsung terhadap pertumbuhan, perkembangan, reproduksi, dan

kondisi fisik dan mental individu (Nasir, 2008).

Gizi adalah elemen yang terdapat dalam makanan dan dapat dimanfaatkan secara

langsung oleh tubuh seperti halnya karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air.

Gizi yang seimbang dibutuhkan oleh tubuh, terlebih pada balita yang masih dalam masa

pertumbuhan. Dimasa tumbuh kembang balita yang berlangsung secara cepat dibutuhkan

makanan dengan kualitas dan kuantitas yang tepat dan seimbang.

Dalam PUGS susunan yang dianjurkan adalah yang menjamin keseimbangan zat-

zat besi. Hal ini dapat dicapai dengan mengkonsumsi beraneka ragam makanan tiap hari.

Pengelompokan bahan makanan disederhanakan, yaitu didasarkan pada tiga fungsi utama

zat-zat gizi, yaitu sumber energi,sumber zat pembangun, sumber zat pengatur. Sumber

energi diperlukan tubuh dalam jumlah yang lebih besar dibandingkan jumlah zat

pembangun dan zat pengatur, sedangkan kebutuhan zat pengatur diperlukan dalam jumlah

yang lebih besar dari pada jumlah zat pembangun ( Almatsier, 2003). Sumber energi di

peroleh dari beras, jagung, gandum, ubi kayu, kentang. Dan zat pengatur diperoleh dari

sayur-sayuran ,buah-buahan, sedangkan zat pembangun di peroleh dari


ikan,ayam,susu,kacang-kacangan,dan sebagainya.Ketiga golongan makanan tersebut

dalam konsep seimbang dan dapao di gambarkan dalam bentuk kerucut.


12. Mengetahui ada hubungan gangguan pencernaan terhadap terjadinya sisa

makanan pada pasien rawat inap di Rumah Sakit Daan Mogot.

13. Mengetahui ada hubungan penampilan makanan, yang meliputi warna,

bentuk, porsi, dan penyajian terhadap terjadinya sisa makanan pada pasien rawat inap di

Rumah Sakit Daan Mogot.

14. Mengetahui ada hubungan rasa makanan, yang meliputi aroma, bumbu,

konsistensi, keempukan, dan temperatur terhadap terjadinya sisa makanan pada pasien rawat

inap di Rumah Sakit Daan Mogot.

15. Mengetahui ada hubungan makanan dari luar rumah sakit terhadap terjadinya

sisa makanan pada pasien rawat inap di Rumah Sakit Daan Mogot.

Anda mungkin juga menyukai