LATAR BELAKANG
jaminan kesehatan. Pelayanan kesehatan bermutu yang dimaksud adalah pelayanan yang
dapat memenuhi kebutuhan masyarakat serta diselenggarakan sesuai dengan standar dan
inap, rawat jalan dan gawat darurat. Dalam menjalankan suatu institusi khususnya
institusi rumah sakit berasaskan Pancasila dan didasarkan kepada nilai kemanusiaan, etika
dan profesionalitas, manfaat, keadilan, persamaan hak dan anti diskriminasi, pemerataan,
perlindungan dan keselamatan pasien, serta mempunyai fungsi sosial (UU Kesehatan dan
Salah satu ciri kegiatan suatu institusi rumah sakit yang termasuk dalam ruang
lingkup penunjang medik yaitu harus memberikan pelayanan makanan kepada pasien
dengan mengikuti kaidah ilmu gizi dan disesuaikan dengan kebutuhan terapi kepada
Pelayanan gizi rumah sakit merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan
lainnya di rumah sakit dan secara menyeluruh merupakan salah satu upaya dalam rangka
meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan bagi pasien rawat inap maaupun pasien rawat
jalan. Dalam rangka menyongsong era globalisasi dan menghadapi persaingan bebas di
berbagai bidang, maka pelayanan gizi rumah sakit harus disiapkan secara professional
disertai adanya usaha untuk memperbaiki di setiap unit pelayanan,sehingga kwalitas
baik dan tepat sebagai acuan untuk pelayanan bermutu yang dapat mempercepat proses
Adapun cara yang dapat dilakukan untuk mempercepat proses penyembuhan pasien yaitu
dengan memberikan makanan yang bergizi sesuai dengan kebutuhan gizi dan diet pasien,
sesuai dengan selera makan pasien, dan aman untuk dikonsumsi oleh pasien.
Untuk mengetahui asupan zat gizi pada pasien dapat dilakukan dengan melakukan
evaluasi terhadap sisa makanan (Barker,2011). Sisa Makanan adalah volume atau
persentase makanan yang tidak habis termakan dan dibuang sebagai sampah dan dapat
Sisa makanan merupakan salah dari berbagai hal yang ada di rumah sakit yang
harus diperhatikan. Jika sisa makanan masih dibiarkan, maka dalam jangka waktu yang
lama akan mempengaruhi status gizi pasien yang kemudian menimbulkan terjadinya
malnutrisi. Hal ini kemudian dapat berdampak pada pada lamanya masa perawatan
(length-of-stay) di rumah sakit serta meningkatnya morbiditas dan mortalitas pasien yang
antara makanan tambahan, cita rasa,tingkat adaptasi dengan sisa makanan. Menurut
Uyami, dll (2014) ada perbedaan sisa makanan dan asupan energi dan protein pada pasien
signifikan antara sisa makanan dengan cita rasa makanan yang di sajikan.
Keberhasilan suatu penyelenggaraan makanan antara lain dikaitkan dengan
adanya sisa makanan yang melebihi 20% menunjukkan kegagalan suatu penyelenggaraan
makanan di rumah sakit, sehingga kegiatan pencatatan sisa makanan merupakan indikator
yang sederhana yang dapat dipakai untuk mengevaluasi pelayanan gizi di rumah sakit
Rumah sakit Daan Mogot adalah rumah sakit tipe C dan berkapasitas 91 bed
bagi pasien rawat inap sehingga memiliki kemungkinan untuk mengalami kejadian
sisa makanan yang tinggi. Hal ini juga diperkuat dengan pengukuran sisa makanan
yang dilakukan oleh rumah sakit Daan Mogot pada tahun 2017 bahwa sisa makanan
di rumah sakit Daan Mogot masih ditemukan sisa makanan (Instalasi Gizi, 2017).
gizi khususnya pada pasien rawat inap maka perlu dilakukan penelitian tentang
“Kwalitas Menu Dan Presepsi Dalam Pemilihan Makanan Terhadap Sisa Makanan Di
Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Daan mogot Kesdam Jaya Tangerang”
ini yaitu penelitian ” apakah ada hubungan Kwalitas Menu Dan Presepsi Dalam
Pemilihan Makanan Terhadap Sisa Makanan Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit
Sisa Makanan Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Daan mogot Kesdam Jaya
Tangerang 2017.
porsi, dan penyajian pada pasien rawat inap di Rumah Sakit Daan Mogot.
Pemilihan Makanan Terhadap Sisa Makanan Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit
Sebagai bahan masukan dan informasi untuk pihak rumah sakit dalam
penelitian.
Terhadap Sisa Makanan Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Daan mogot Kesdam
Jaya Tangerang 2017. Penelitian ini dilaksanakan di Instalasi Gizi Rumah Sakit
TINJAUAN PUSTAKA
Gizi adalah salah satu faktor terpenting yang mempengaruhi kesehatan individu
atau masyarakat, dan karenanya merupakan issue fundamental dalam kesehatan. Gizi
Gizi adalah elemen yang terdapat dalam makanan dan dapat dimanfaatkan secara
langsung oleh tubuh seperti halnya karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air.
Gizi yang seimbang dibutuhkan oleh tubuh, terlebih pada balita yang masih dalam masa
pertumbuhan. Dimasa tumbuh kembang balita yang berlangsung secara cepat dibutuhkan
Dalam PUGS susunan yang dianjurkan adalah yang menjamin keseimbangan zat-
zat besi. Hal ini dapat dicapai dengan mengkonsumsi beraneka ragam makanan tiap hari.
Pengelompokan bahan makanan disederhanakan, yaitu didasarkan pada tiga fungsi utama
zat-zat gizi, yaitu sumber energi,sumber zat pembangun, sumber zat pengatur. Sumber
energi diperlukan tubuh dalam jumlah yang lebih besar dibandingkan jumlah zat
pembangun dan zat pengatur, sedangkan kebutuhan zat pengatur diperlukan dalam jumlah
yang lebih besar dari pada jumlah zat pembangun ( Almatsier, 2003). Sumber energi di
peroleh dari beras, jagung, gandum, ubi kayu, kentang. Dan zat pengatur diperoleh dari
bentuk, porsi, dan penyajian terhadap terjadinya sisa makanan pada pasien rawat inap di
14. Mengetahui ada hubungan rasa makanan, yang meliputi aroma, bumbu,
konsistensi, keempukan, dan temperatur terhadap terjadinya sisa makanan pada pasien rawat
15. Mengetahui ada hubungan makanan dari luar rumah sakit terhadap terjadinya
sisa makanan pada pasien rawat inap di Rumah Sakit Daan Mogot.