Anda di halaman 1dari 13

SISA MAKANAN (WASTE) PADA PASIEN KELAS I DENGAN DIET RENDAH LEMAK

TERHADAP BIAYA (FOOD COST) YANG TERBUANG DI RSU HAJI SURABAYA


ABSTRAKSI Nurinda Mindyahsari, 2014. Karya Tulis Ilmiah ini berjudul Sisa Makanan
(Waste) pada Pasien Kelas I Dengan Diet Rendah Lemak Terhadap Biaya (Food Cost) yang
Terbuang di RSU Haji Surabaya. Program Diploma III Jurusan Gizi di bawah bimbingan Nurul
Hakimah dan I Komang Suwita. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sisa makanan
(waste) pasien dengan diet Rendah Lemak ruang rawat inap kelas I serta dampaknya terhadap
biaya (food cost) yang terbuang di RSU Haji Surabaya. Jenis penelitian ini adalah observasional
dengan rancangan penelitian Cross Sectional. Masalah yang dihadapi adalah tingginya sisa
makanan non diet atau TETP di rumah sakit, peneliti ingin mengetahui sisa makanan (Waste)
pada pasien dengan diet rendah lemak ruang rawat inap kelas I serta dampaknya terhadap biaya
yang terbuang di RSU Haji Surabaya. Sisa makanan pasien rawat inap kelas I yang mendapat
diet rendah lemak di RSU Haji Surabaya masih tergolong tinggi yaitu makanan pokok 41,7%,
lauk hewani 27,3%, lauk nabati 42,9% dan sayuran 40,4%. Hal ini disebabkan karena pada menu
diet rendah lemak cara pengolahannya tidak digoreng dan menggunakan santan encer, maka rasa
makanan jadi tidak begitu gurih, hal inilah yang menyebabkan pasien tidak menghabiskan
makanan yang telah disediakan. Maka edukasi penting dilakukan agar pasien mengerti jika
makanan yang disajikan sudah sesuai dengan penyakitnya dan harapannya pasien bisa
menghabiskan makanan yang disediakan. Tingginya sisa makanan mempengaruhi besarnya biaya
(food cost) yang terbuang. Rata-rata biaya (food cost) yang terbuang dilihat dari sisa makanan
pasien rawat inap kelas I yang mendapat diet rendah lemak di RSU Haji Surabaya per orang per
kali makan yaitu makanan pokok 22,3%, Lauk hewani 44,9%, lauk nabati 15% dan sayuran
17,8%. Kata Kunci : Sisa makanan, diet rendah lemak, food cost, biaya yang terbuang
http://perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/index.php/web_kti/detail/9300_8183%20NUR%20f

BIAYA MAKAN DAN NILAI GIZI YANG TERBUANG AKIBAT SISA MAKANAN (PLATE
WASTE) LUNAK PASIEN KELAS IIC DAN IIIC DI RUMAH SAKIT PANTI NIRMALA
MALANG
ABSTRAK Keberhasilan penyelenggaraan makanan di RS dikaitkan dengan sisa
makanan. Apabila sisa makanan tinggi maka biaya makan yang terbuang juga tinggi
mengingat makanan mempunyai nilai 20% - 40% dari anggaran rumah sakit
(DepKes, 1991). RS Panti Nirmala Malang merupakan rumah sakit tipe C
nonpemerintah dengan rata-rata penyajian makanan lunak sebanyak 90 porsi/hari
dan sisa makanan lunak masih >20% serta belum pernah dilakukan penelitian tentang
sisa makanan (Plate Waste) yang dikonversi ke satuan rupiah dan kalori energi serta
gram zat gizi makro. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui biaya makan dan nilai
gizi yang terbuang akibat sisa makanan (Plate Waste) lunak di RS Panti Nirmala
Malang. Jenis penelitian ini adalah Observational dengan desain Cross Sectional.
Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus - Oktober 2015. Pengolahan data
dilakukan dengan menggunakan Software CD Menu dan Microsoft Excel. Sebagian
besar pasien (47%) berusia 46-65 tahun, berjenis kelamin perempuan (56,7%), bekerja
sebagai sopir, pedagang, tani, dan SPG (23,3%), didiagnosa penyakit dalam (43,3%),
dan dirawat di kelas perawatan IIIC (70%). Rata-rata porsi penyajian dibandingkan
dengan standar makanan lunak rumah sakit yaitu nasi tim 120%, bubur nasi 133%,
lauk hewani 80%, lauk nabati 80%, sayur 35%, dan buah 100%. Rata-rata biaya
makan yang disajikan adalah Rp 25.553,6/orang/hari. Rata-rata nilai gizi makanan
lunak yang disajikan dibandingkan dengan standar makanan lunak rumah sakit
perhari adalah E : 66,7%, P : 117,9%, L : 79,2%, KH : 51,2%. Rata-rata sisa makanan
lunak pasien dikatagorikan banyak (20%) berturut-turut yaitu sayur, lauk nabati,
makanan pokok, dan lauk hewani, sedangkan yang masuk dalam katagori sedikit
(<20%) adalah buah. Rata-rata biaya makan yang terbuang akibat sisa makanan
lunak dibandingkan biaya makan yang disajikan adalah Rp 4.988,2/hari (19,5%).
Rata-rata nilai gizi yang terbuang akibat sisa makanan lunak terbanyak berturut-
turut adalah karbohidrat (33,5%), protein (33,2%), energi (32,7%), dan lemak
(32,2%). Disarankan agar dilakukan evaluasi dan perbaikan variasi warna pada menu
pagi siklus ke-III, VII, dan VIII, meminimalkan penggunaan bahan makanan sumber
karbohidrat sebagai pengganti sayur dan lauk nabati, melakukan penelitian sisa
makanan lunak pasien dengan diet khusus, melakukan penelitian sejenis yang
berkaitan dengan nilai energi dan zat gizi mikro. Kata Kunci : Sisa Makanan Lunak,
Biaya Makan yang Terbuang, Nilai Gizi yang Terbuang.
http://perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/index.php/web_kti/detail_by_id/39206
HUBUNGAN ANTARA RASA MAKANAN, VARIASI MENU
MAKAN SIANG DAN SISA MAKANAN DI KANTIN JURUSAN GIZI POLTEKKES
BANDUNG

Subject

Gizi Institusi

Description

Keberhasilan suatu penyelenggaraan makanan sering dikaitkan dengan adanya sisa makanan.
Sehingga sisa makanan dapat dijadikan sebagai salah satu indikator untuk mengevaluasi kegiatan
penyelenggaraan makanan. Banyaknya sisa makanan dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah
satunya adalah faktor eksternal. Faktor eksternal yang mempengaruhi sisa makanan adalah faktor
rasa makanan dan variasi menu.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara rasa makanan, variasi menu
makan siang dan sisa makanan di Kantin Jurusan Gizi Poltekkes Bandung.
Penelitian dilakukan pada bulan Maret 2016 di Kantin Jurusan Gizi Poltekkes Bandung, desain
penelitian cross sectional. Jumlah sampel sebanyak 70 orang didapatkan secara proporsional
random sampling. Data yang dikumpulkan meliputi data primer (karakteristik sampel, penilaian
rasa makanan, variasi menu dan sisa makanan) dan data sekunder (gambaran umum
Penyelenggaraan Makanan di Kantin Jurusan Gizi Poltekkes Bandung).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 45.7% (32 sampel) menilai rasa makanan yang
disajikan kurang baik dan sebanyak 55.7% (39 sampel) menilai variasi menu kurang bervariasi.
Penilaian terhadap sisa makanan menunjukkan bahwa sebanyak 98.6% (69 sampel) baik. Dari
hasil analisis secara statistik menggunakan uji Chi Square, menunjukkan tidak ada hubungan
yang bermakna antara rasa makanan dengan sisa makanan (p=1,000>). Tidak ada hubungan
yang bermakna antara variasi menu dengan sisa makanan (p=0,443>).
Dari hasil penelitian ini disarankan perlunya untuk mempertahankan suhu makanan tetap hangat
dan perlunya disusun standar bumbu serta perlunya meningkatkan variasi menu terutama untuk
bahan makanan yang sering berulang, disesuaikan dengan pola menu dan biaya makan, serta
variasikan dengan lauk nabati.
http://repository.poltekkesbdg.info/items/show/262

Hubungan Antara Sisa Makanan, Ketepatan Pemberian Diet, dan Kepuasan Pasien Pada
Penyelenggaraan Makanan di RSUD Al Ihsan Bandung.

Subject

Gizi Institusi

Description

Pelayanan gizi rawat inap merupakan kegiatan pengobatan yang menunjang unit-unit kesehatan
lainnya dalam usaha melakukan perawatan dan pelayanan pasien. Keberhasilan dari pelayanan
penyelenggaraan makanan di rumah sakit dapat dilihat dari standar
pelayanan minimal rumah sakit, diantaranya adalah sisa makanan dan ketepatan pemberian diet.
Kedua komponen tersebut dapat mempengaruhi mutu penyelenggaraan makanan di rumah sakit
yang akan
berdampak terhadap kepuasan pasien. Penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan sisa
makanan dan ketepatan pemberian diet terhadap kepuasan pasien pada penyelenggaraan
makanan di RSUD Al Ihsan Bandung. Desain penelitian menggunakan cross sectional dan
jumlah responden sebanyak 20 orang. Variabel penelitian sisa makanan diukur dengan
menggunakan metode food weighing, ketepatan pemberian diet diukur dengan menghitung
jumlah kalori dalam sehari dan melihat bahan makanan yang digunakan, serta kepuasan pasien
diukur dengan metode wawancara mengunakan kuesioner. Analisis statistik yang digunakan
yaitu korelasi spearman dan regresi linear. Hasil pengukuran rata-rata sisa makanan didapatkan
21,0% untuk makanan pokok, lauk hewani 10,5%, 9,0% untuk lauk nabati, 20,6% untuk sayur
dan 0,0% untuk buah. Analisis hubungan sisa makanan dengan kepuasan pasien menunjukkan
hasil bermakna (p = 0,000) dengan r = -0,757, sedangkan
hubungan antara ketepatan pemberian diet dengan kepuasan pasien tidak bermakna dengan r =
-0,100. Sebaiknya dilakukan pengawasan yang lebih baik pada saat melakukan pemorsian dan
menggunakan alat porsi
yang sudah sesuai standar serta melakukan pelatihan pemorsian kepada tenaga penyaji.

http://repository.poltekkesbdg.info/items/show/812

Gambaran Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Sisa Makanan Lunak Pada
Pasien Rawat Inap Interne RSUD Sawahlunto Tahun 2017

Gambaran Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Sisa Makanan Lunak Pada Pasien
Rawat Inap Interne RSUD Sawahlunto Tahun 2017

vii + 45 halaman, 16 tabel, 7 lampiran

ABSTRAK

Keberhasilan suatu pelayanan gizi antara lain dikaitkan dengan daya terima pasien terhadap
makanan. Berdasarkan hasil Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang dilakukan oleh Instalasi
Gizi di ruang rawat inap interne RSUD Sawahlunto diketahui bahwa sisa makanan lunak yang
ada berkisar antara 25% sampai dengan 50%, sedangkan Kemenkes 2008 menyatakan bahwa
batas toleransi sisa makanan yang diperbolehkan adalah 20%. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya sisa makanan lunak
pada pasien rawat inap Interne RSUD Sawahlunto tahun 2017.

Penelitian ini bersifat deskriptif dengan desain cross sectional. Sampel penelitian yaitu seluruh
pasien rawat inap Interne RSUD Sawahlunto yang diberikan makanan lunak. Pengambilan
sampel menggunakan accidental sampling yang dilakukan selama 1 siklus menu (7 hari) dengan
jumlah sampel 22 orang. Penelitian ini dilaksanakan pada September 2016 s/d Juni 2017.
Analisa data dilakukan secara univariat.

Hasil penelitian didapatkan sisa makanan lunak dalam kategori banyak yaitu 90%.Rata-rata
sisa makanan lunak berdasarkan kelompok makanan dan siklus menu adalah 41.53%, dengan
sisa kelompok makanan paling banyak pada sayur (52.07%). Rata-rata sisa makanan lunak
berdasarkan waktu makan dan siklus menu adalah 47.05%, dengan sisa makanan paling banyak
pada waktu makan malam (52.92%). Lebih dari separuh responden berumur 35 tahun.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, didapatkan rata-rata pasien mengatakan rasa makanan
pagi dan makanan malam kurang yaitu diatas 50%. Rata-rata pasien yang sering mengkonsumsi
makanan dari luar Rumah sakit yaitu 31.8%.

Kepada RSUD Sawahlunto agar dapat menekan sisa makanan lunak. Kepada instalasi. gizi agar
dapat mengevaluasi menu dan siklus menu yang diberikan kepada pasien. Kepada peneliti
selanjutnya untuk melakukan penelitian lanjutan untuk melihat hubungan faktor-faktor yang
mempengaruhi sisa makanan lunak terhadap sisa makanan lunak itu sendiri.
Kata kunci : Sisa makanan, aroma, bumbu, keempukan, temperatur
Daftar pustaka : 21 (1990-2015)

http://pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/index.php?p=show_detail&id=4220&keywords=

Gambaran Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Sisa Makanan Biasa Pada


Pasien Rawat Inap Kelas III Di RSI Ibnu Sina Padang Tahun 2015

Karya Tulis Ilmiah, Juli 2015


Rafica Ernanda

Gambaran Faktor-faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Sisa Makanan Biasa pada


Pasien Rawat Inap Kelas III di RSI Ibnu Sina Padang Tahun 2015

v + 58 halaman, 11 tabel, 13 lampiran

ABSTRAK

Sisa makanan adalah persentase makanan yang tidak dapat dihabiskan dari satu atau
lebih waktu makan yang digunakan sebagai indikator untuk mengevaluasi keberhasilan
pelayanan rumah sakit. Hasil penelitian Trisnawati^4 di RSUP Dr. M. Djamil Padang
tahun 2014 menunjukkan bahwa 50% responden menyisihkan makanan dalam jumlah
banyak dengan rata-rata sisa makanannya sebanyak 25,6% dan 48,1% responden
memiliki kebiasaan makan kurang baik serta hampir separuh responden memberikan
penilaian kurang baik terhadap rasa makanan. Selain itu, penelitian Maretta,^5 di RSUP
M Djamil Padang tahun 2013 menunjukkan 57,8% responden yang mengkonsumsi
makanan dari luar rumah sakit. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya sisa makanan biasa pada pasien
rawat inap kelas III di RSI Ibnu Sina Padang tahun 2015.

Penelitian ini menggunakan desain cross sectional. Penelitian dilakukan di ruang rawat
inap kelas III RSI Ibnu Sina Padang pada bulan Mei 2015. Sampel penelitian diambil
dengan cara purposive sampling sebanyak 45 pasien. Penelitian ini menggunakan data
primer dan data sekunder. Data primer dikumpulkan menggunakan kuesioner dan sisa
makanan dilakukan dengan metode Weighed Plate Waste, sedangkan data sekunder
didapatkan dari dokumen rumah sakit. Teknik pengolahan data dimulai dari editing,
coding, dan entry dilanjutkan secara komputerisasi. Teknik analisis data secara univariat.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian responden menyisakan makanan


dengan kategori banyak (33,3%) dengan rata-rata sisa makanan biasa sebanyak 17,5%.
Selain itu, lebih separuh responden memiliki kebiasaan makan kurang baik (53,3%),
hampir separuh responden memberikan penilaian yang kurang (33,3%) terhadap rasa
makanan yang disajikan, 48,9% memiliki penilaian yang kurang terhadap variasi menu
yang disajikan dan 51,1% responden sering mengkonsumsi makanan dari luar rumah
sakit.

Berdasarkan hasil penelitian, disarankan bagi instalasi gizi RSI Ibnu Sina Padang untuk
meningkatkan rasa makanan yang disajikan, memodifikasi menu, memantau pasien yang
mengkonsumsi makanan dari luar rumah sakit dan adanya konsultasi gizi kepada pasien
rawat inap terkait masalah gizi pasien, terutama kebiasaan makan pasien.
Kata Kunci : Sisa Makanan Biasa, Faktor-Faktor, Rawat Inap
Daftar Pustaka : 23 (1990-2014)
http://pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/index.php?p=show_detail&id=3123&keywords=

Gambaran Sisa Makanan Biasa Di Ruang Rawat Inap Kelas III RSUD dr. Rasidin Padang pada
tahun 2015

Karya Tulis Ilmiah, Juli 2015 Prisa Liona Agusta Gambaran Sisa Makanan Biasa Di
Ruang Rawat Inap Kelas III RSUD dr. Rasidin Padang pada tahun 2015. vi+ 49
halaman, 10 tabel, 8 lampiran ABSTRAK Berdasarkan hasil penelitian pada RSUD A.
Muchtar diketahui ada 23.3% sisa makanan dan 20.27% sisa makanan pada Rumah
Sakit Swasta Haji Jakarta. Persentase tersebut termasuk kategori dalam banyak yaitu
25%. Penyebabnya adalah karena nafsu makan kurang, kurangnya variasi menu.
Tingginya sisa makanan mengakibatkan menurunya status gizi, sehingga memperlama
hari rawat dan meningkatkan biaya perawatan Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui gambaran sisa makanan biasa di RSUD dr. Rasidin Padang. Penelitian ini
bersifat deskriptif dengan desain penelitian study observasional Penelitian ini
dilakukan di RSUD dr. Rasidin, pada bulan November 2014 - Desember 2014 dengan
populasinya adalah seluruh pasien Dengan sampel diambil dengan rumus estimasi
proporsi dan didapat jumlah sampel 46 orang. Cara pengambilan sampel adalah
dengan teknik Quat Sampling. Data primer dikumpulkan dengan cara menimbang
berat sisa makanan (makanan pokok, lauk hewani, lauk nabati, sayur dan buah).
Analisa dilakukan adalah analisa univariat. Pada penelitian ini diketahui pasien yang
menyisakan makanan>25% yaitu pada makanan pokok RSUD dr. Rasidin sebanyak
6.5% , lauk hewani 0%, lauk nabati 0%, sayur sebanyak 4,3%, buah sebanyak 2,2%.
Disarankan kepada instalasi gizi rumah sakit untuk mempertahankan cita rasa
makanan sehingga sisa makanan pasien berkurang. Kata Kunci: sisa makanan. Daftar
Bacaan : 32 (1990-2013)
http://kink.onesearch.id/Record/IOS3955.ai:slims-2928/Details
HUBUNGAN PERUBAHAN STANDAR PORSI MAKAN DENGAN SISA MAKANAN
PASIEN RUMAH SAKIT HOLISTIK TAHUN 2016 (STUDI SISA NASI PADA MENU
MAKAN SIANG DIET DI RS HOLISTIK)

Fatkhurohman Fatkhurohman, Yanesti Nuravianda Lestari, Dian Titis Torina

Abstract

The high food waste in a hospital showed the quality of food service was not optimal. The
Holistic Hospital of Purwakarta that used small, medium, and lage portion standards in its
food service faced some problems regarding high food waste. This study aimed to find out
the effect of meals portion standard changes on the food waste in Holistic Hospital
patients. Pre-experimental study using one group pre-post test design was done on 29
patients using convenient sampling technique.The changing of meals portion was done for
rice from medium portion (150 g) to small (0.5 or 0.25 portion). Measurement of food waste
used weighing method. Data analysis used Wilcoxon test continued with Kendall-Tau
correlation test. The results showed that 65.5 percent of patients were aged around 42-68
years old receiving positive diet and 34.5 percent were non-positive diets. At the beginning
of diet, the food waste of rice of all patients was high (27.4-64.9% waste of rice) and it was
significantly decreased after small portion was given, even though there were still 27.6
percent of patients with > 20 percent waste of rice. There was a significant influence
between the change in diet portion of patients toward food waste of rice (r=0.804; p<0.05).
It was concluded that the changes in diet portion of patients were able to reduce the food
waste.

ABSTRAK

Tingginya sisa makanan pasien di Rumah Sakit menunjukkan kualitas penyelenggaraan


makanan yang belum optimal. Rumah Sakit Holistic Purwakarta yang menggunakan
standar porsi small, medium, dan large dalam penyelenggaraan makanan masih mengalami
kendala berupa tingginya sisa makanan pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh perubahan standar porsi terhadap sisa makanan pasien di Rumah Sakit Holistic
Purwakarta. Penelitian pre-eksperimen dengan one group pre-post test design ini dilakukan
pada 29 orang pasien dengan teknik convenient sampling. Perubahan porsi makanan
dilakukan pada nasi putih dari porsi medium (150 g) menjadi small (0,5 porsi atau 0,25
porsi). Pengukuran sisa makanan menggunakan metode penimbangan. Analisis data
menggunakan uji Chi-Square dan uji Wilcoxon yang dilanjutkan uji korelasi Kendall-Tau.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 65,5 persen pasien berusia 42-68 tahun
menerima diet positif dan 34,5 persen menerima diet non-positif. Sisa porsi nasi di awal
pemberian diet pada seluruh pasien masih tinggi (27,4-64,9% sisa nasi) dan menurun
secara signifikan setelah porsi nasi diberikan dalam porsi small (p<0,05) meskipun masih
terdapat 27,6 persen pasien dengan sisa nasi > 20 persen. Terdapat pengaruh yang
signifikan antara perubahan porsi diet pasien terhadap sisa nasi (r=0,804; p<0,05). Dapat
disimpulkan bahwa perubahan porsi nasi pada diet pasien mampu menurunkan sisa
makanan.

Kata kunci: standar porsi, sisa makanan

Keywords

portion standard, plate waste

References

Indonesia, Kementerian Kesehatan. Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit (PGRS). Jakarta:
Kementerian Kesehatan RI, 2013.
Indonesia, Direktorat Bina Pelayanan Medik Dasar Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik
Departemen Kesehatan. Pedoman Penyelenggaraan Makanan Rumah Sakit. Jakarta: Direktorat
Jenderal Bina Pelayanan Medik, 2007.

Almatsier S, Jusat I, Akmal N. Persepsi pasien terhadap makanan di rumah sakit: Survei pada 10
rumah sakit di Jakarta. Gizi Indon. 1992; 17(2): 87-96.

Semedi P, Kartasurya MI, Hagnyonowati. Hubungan kepuasan pelayanan makanan rumah sakit
dan asupan makanan dengan perubahan status gizi pasien: Studi di RSUD Sunan Kalijaga,
Kabupaten Demak. Jurnal Gizi Indonesia 2013; 2(1): 32-41.

Williams P, Walton K. Plate waste in hospitals and strategies for change. e-SPEN, the European
e-Journal of Clinical Nutrition and Metabolism. 2011; 6(6): e235-e241.

Fadilah O. Gambaran sisa makanan, kontribusi zat gizi dan biaya makan pasien rawat inap di
RSUD Salatiga. Skripsi. Surakarta: Program Studi S1 Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Surakarta, 2013 [cited 2016 Apr 30]. Available from:

http://eprints.ums.ac.id/27075/9/ NASKAH_PUBLIKASI.pdf.

Puruhita N, Hagnyonowati, Adianto S, Murbawani EA, Ardiaria M. Gambaran sisa makanan dan
mutu makanan yang disediakan Instalasi Gizi Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Kariadi Semarang.
JNH 2014; 2(3): 1-14.

Daz AV; Garca AC. Evaluation of factors affecting plate waste of inpatients in different
healthcare settings. Nutr Hosp. 2013; 28(2): 419-427. crossref

Sastroasmoro S, Ismael S. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Edisi Ke-4. Jakarta:


Sagung Seto, 2011.

Saryono. Metodologi Penelitian Kesehatan: Penuntun Praktis bagi Pemula. Yogyakarta: Mitra
Cendikia Press, 2011.

Komalawati D et al. Pengaruh lama rawat inap terhadap sisa makanan pasien anak di Rumah
Sakit Umum Dr. Soeradji Tirtonegoro, Klaten. Nutrisia. 2005; 6(1).

Uyanto SS. Pedoman Analisis Data dengan SPSS. Edisi ke-3. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009.
Djamaluddin M, Endy PP, Ira P. Analisis zat gizi dan biaya sisa makanan pada pasien dengan
makanan biasa di RS Dr. Sardjito, Yogyakarta. Jurnal Gizi Klinik Indonesia 2005; 1(3): 108-12.

Zakiah L, Saimy I, Maimunah AH. Plate waste among hospital inpatients. Malaysian Journal of
Public Health Medicine 2005; 5(2): 19-24.

Wirasamadi NLP, Tresna AK, Weta IW. Analisis sisa makanan pasien rawat inap di RSUP
Sanglah Denpasar Provinsi Bali. Public Health and Preventive Medicine Archive 2015; 3(1): 88-
95.

Dillak SR, Setyowati, Fatimah F. Sisa makanan menurut karakteristik pasien hipertensi di RSUD
Sleman, Yogyakarta. Jurnal Nutrisia. 2013; 15(2).

Freedman MR, Brochado C. Reducing portion size reduces food intake and plate waste. Obesity.
2010; 18(9): 1864-1866. crossref

Thibault R, Chikhi M, Clerc A, Darmon P, Chopard P, Genton L, et al. Assessment of food intake
in hospitalised patients: A 10-year comparative study of a prospective hospital survey. Clin Nutr.
2011; 30(3): 289-96. crossref

Vartanian LR, Herman CP, Wansink B. Are we aware of the external factors that influence our
food intake? Health Psychol. 2008; 27(5): 533-8. crossref

Keller H, Allard J, Vesnaver E, Laporte M, Gramlich L, Bernier P, et al. Barriers to food intake in
acute care hospitals: a report of the Canadian Malnutrition Task Force. J Hum Nutr Diet. 2015;
28(6): 546-57. crossref

Anwar I, Herianandita E, Ruslita I. Evaluasi sistem penyelenggaraan makanan lunak dan analisis
sisa makanan lunak di beberapa rumah sakit di DKI Jakarta, tahun 2011. Gizi Indon. 2012;
35(2): 97-108.

Alencar MLA, de Sousa AA, Trindade EBSM. Do spices and condiments increase food intake of
patients with low sodium diet? Demetra 2014; 9(3): 795-809. crossref

Dewi LS. Faktor-faktor yang berhubungan dengan sisa makanan pada pasien rawat inap di
Rumah Sakit Djatiroto Lumajang. Skripsi. Jember: Bagian Gizi Kesehatan Masyarakat Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Jember [online]. 2015 [cited 2016 Apr 30]. Available from:
http://repository.unej.ac.id/handle/123456789 /65852.
Lumbantoruan DBS. Hubungan penampilan makanan dengan faktor lainnya dengan sisa
makanan biasa pasien kelas 3 Seruni RS Puri Cinere Depok. Skripsi. Depok: Program Studi
Sarjana Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia [online]. 2012 [cited 2016
Apr 30]. Available from: http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/20320509-S-PDF-Dian%20Berdhika
%20Sari%20 Lumbantoruan.pdf.

Aula LE. Faktor-faktor yang berhubungan dengan terjadinya sisa makanan pada pasien rawat
inap di Rumah Sakit Haji Jakarta tahun 2011. Skripsi. Jakarta: Program Studi Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta [online]. 2011 [cited 2016 Apr 30]. Available from:
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/ 123456789/1812/1/ LIZA%20ELLIZABET
%20AULA-FKIK.PDF.

http://ejournal.persagi.org/ojspersagi2481/index.php/Gizi_Indon/article/view/218

Anda mungkin juga menyukai