Anda di halaman 1dari 14

ABSTRAK

ANALISIS SISA MAKANAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN UMUM


RAWAT INAP KELAS III DI RUMAH SAKIT JIWA PROF DR.
SOEROJO MAGELANG

Siti Eka Mustafida


Latar Belakang Pelayanan gizi di ruang rawat inap merupakan salah satu
kegiatan instalasi gizi di rumah sakit dan merupakan kegiatan pengobatan yang
menunjang unit – unit kesehatan lainnya dalam usaha melakukan perawatan dan
pelayanan pasien (Depkes, 2013). Sisa makanan adalah jumlah makanan yang
tidak termakan oleh pasien. Makanan disajikan berdasarkan kelas perawatan jenis
makan dan waktu makan. Sisa makanan dapat dikatakan banyak atau tinggi jika >
20%. Sisa makanan dapat terjadi akibat faktor internal dan faktor eksernal pasien.
Faktor internal pasien mencakup keadaan klinis dan patologis pasien seperti
perubahan nafsu makan, perubahan indra pengecap, gangguan menelan (disfagia),
stress dan lamanya dirawat. Faktor eksternal pasien mencakup mutu makanan
seperti rasa, aroma, besar porsi dan variasi menu, tekstur), sikap petugas,
kesalahan pengiriman makanan atau jadwal makan, dan suasana tempat perawatan
(Rizani, Ahmad 2013:Depkes, 2013).
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan anatar sisa makanan
dengan tingkat kepuasan pasien umum rawat inap kelas III di Rumah Sakit Jiwa
Prof. Dr. Soerojo Magelang.
Metodologi penelitian ini menggunakan Observasional dengan pendekatan Cross
Sectional. Penelitian ini menggunakan cara pengambilan sampel dengan total
sampling yang berada di ruag rawat inap kelas III di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr.
Soerojo Magelang pada saat dilakukannya penelitian tersebut. Sampel yang
digunakan sebanyak 30 orang. Data yang diperoleh ditabulasi dan analisis
hubungan menggunakan Uji Korelasi Spearmen rank.
Hasil tidak ada hubungan antara sisa makanan pasien dengan tingkat kepuasan
pasien di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Soerojo Magelang dibuktikan dengan p
value >0,05 dan korelasi koefisien yang sangat lemah r = -0,04

Kata kunci : Tingkat Kepuasan, Pasien Rawat Inap, Sisa Makanan


PENDAHULUAN umur, pengetahuan gizi dan alergi/

Penyelenggaraan makanan intoleran terhadap makanan serta

rumah sakit adalah sutu rangakaian jenis penyakit (Wiboworini, 2000;

kegiatan mulai dari perencanaan Asfriyentie, 2008; Piddock, 2010;

menu sampai dengan pendistribusian Borges et al., 2012).

makanan kepada konsumen dalam Penelitian ini

rangka pencapaian status kesehatan dilakukan di RSJ Prof. Dr. Soerojo

yang optimal (Depkes, 2013). Magelang berdasarkan hasil

Pelayanan gizi di ruang rawat inap rekapitulasi terhadap sisa makanan

merupakan salah satu kegiatan yang ada di semua bangsal rumah

instalasi gizi di rumah sakit dan sakit bahwa pada periode Januari –

merupakan kegiatan pengobatan Juni 2017 belum mencukupi target

yang menunjang unit – unit yaitu belum mencapai 80% dari

kesehatan lainnya dalam usaha target yang diinginkan. Alasan

melakukan perawatan dan pelayanan lainnya yang mendasari pemilihan

pasien. Salah satu indikator tempat untuk penelitian yaitu belum

keberhasilan pelayanan gizi di ruang pernah dilakukan penelitian tentang

rawat inap adalah banyaknya analisis sisa makanan pada pasien di

makanan yang tidak tersisa (Depkes, rumah sakit ini.

1991). Faktor yang berpengaruh Penelitian tentang analisis


sisa makanan dan tingkat kepuasan
terhadap tingginya jumlah sisa pasien belum pernah dilakukan di
makanan pada pasien tidak hanya RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang,
ditentukan dari satu faktor saja. karena itulah penelitian ini perlu
dilakukan. Penelitian ini bertujuan
Terdapat sejumlah faktor yang
untuk mengetahui proporsi sisa
mempengaruhinya antara lain: makanan yang dihubungkan dengan
peralatan makan, makanan yang tingkat kepuasan pasien penelitian ini
akan dijadikan sebagai bahan
memenuhi selera pasien, pelayanan
evaluasi bagi pelayanan gizi agar
yang diberikan, biaya makan, mutu dalam penyajian makanan lebih baik
makanan, faktor sensori, proses lagi.
belajar menyukai / membenci Penyelenggaraan makanan
makanan, situasi sosial, pendapatan, adalah suatu proses menyediakan
makanan dalam jumlah besar dengan makanan dapat dikatakan banyak
alasan tertentu. Sedangakan Depkes atau tinggi jika > 20%. Sisa makanan
(2013) menjelaskan bahwa
dapat terjadi akibat faktor internal
penyelenggaraan makanan adalah
rangkaian kegiatan mulai dari dan faktor eksernal pasien. Faktor
perencanaan menu sampai dengan internal pasien mencakup keadaan
pendistribusian makanan kepada
klinis dan patologis pasien seperti
konsumen dalam rangka pencapaian
status gizi yang optimal melalui perubahan nafsu makan, perubahan
pemberian makanan yang tepat dan indra pengecap, gangguan menelan
termasuk kegiatan pencatatan,
(disfagia), stress dan lamanya
pelaporan dan evaluasi bertujuan
untuk mencapai status kesehatan dirawat. Faktor eksternal pasien
yang optimal melalui pemberian mencakup mutu makanan seperti
makanan yang tepat rasa, aroma, besar porsi dan variasi
(Rahmawati,2011).
menu, tekstur), sikap petugas,
Penyelenggaraan makanan kesalahan pengiriman makanan atau
rumah sakit adalah serangkaian
kegiatan mulai dari merencanakan jadwal makan, dan suasana tempat
menu sampai maknan yang disajikan perawatan (Rizani, Ahmad 2013 :
ke pasien. Pelaksanaanya melibatkan Depkes, 2013).
penggunaan berbagai sumber daya
Sisa makanan (food
seperti biaya makanan pasien,
penyediann bahan makanan, tenaga waste) adalah makanan yang dibeli,
dan fasilitas peralatan. Keberhasilan dipersiapkan, diantar (delivered) dan
penyelenggaraan makanan dapat
dimaksudkan untuk dimakan oleh
dinilai dari indikator sisa makanan
pasien dan pemanfaatan biaya makan pasien, tetapi tidak disajikan karena
pasien. Idealnya makanan yang hilang pada proses penyajian
disajikan habis dimakan pasien dan
(unserved meal) atau sisa di piring
biaya yang terpakai sesuai dengan
alokasi dana tersedia. saat dimakan (plate waste) di akhir
pelayanan makanan (food service).
Sisa makanan adalah
Volume sisa makanan dapat
jumlah makanan yang tidak termakan
bervariasi pada masing – masing
oleh pasien. Makanan disajikan
waktu makan. Hal ini harus
berdasarkan kelas perawatan jenis
diperhitungkan ketika memonitor
makan dan waktu makan. Sisa
sisa makanan. Banyak penelitian
yang menyebutkan bahwa waktu dapat merangsang selera makan,
sarapan pagi merupakan sisa makanan yang penuh warna
makanan yang paling sedikit mempunyai daya tarik untuk dilihat,
dibandingkan dengan waktu makan karena warna juga mempunyai
lainnya (Williams & Walton, 2011). dampak psikologis pada konsumen.
Pasien yang menjalani Makanan yang bergizi, enak dimakan
pengobatan di rumah sakit dapat dan aromanya juga enak, tidak akan
menunjukkan beragam masalah atau
dimakan apabila warnanya
persoalan yang berkaitan dengan
kondisi psikologis mereka. Hal yang memberikan kesan yang
paling umum dialami oleh pasien menyimpang dari warna yang
adalah kecemasan dan depresi
seharusnya (Winarno,2002).
(Banoliel dalam Ellizabet, 2011).
Bentuk makanan dapat juga
Penampilan makanan
digunakan untuk menimbulkan
yang menarik akan membuat akan
ketertarikan dalam menu karena dari
membuat selera maknan pasien
bermacam – macam bentuk makanan
menigkat. Warna makanan
yang disajikan. Bentuk makanan
merupakan hal yang paling
yang serasi akan memberikan daya
mempengaruhi dalam penampilan
terik tersendiri bagi setiap makanan
makanan. Warna yang menarik
yang disajikan (Yulianti, 2013). Cita
diperoleh dari teknik memasak
rasa makanan ditimbulkan oleh
tertentu atau dengan menambahkan
terjadinya rangsangan terhadap
zat pewarna baik pewarna alami
berbagai indera dalam tubuh manusia
maupun pewarna buatan (Moehyi,
terutama indera penglihatan, indera
1992). Warna makanan adalah rupa
pencium, dan indera pengecap.
hidangan yang disajikan dan dapat
Makanan yang memiliki cita rasa
memberikan penampilan lebih
yang tinggi adalah makanan yang
menarik terhadap makanan yang
disajikan dengan menarik,
disajikan. Kombinasi warna adalah
menyebarkan bau yang sedap dan
hal yang sangat diperlukan dan
memebrikan rawa yang lezat
membantu dalam penerimaan suatu
(Moehyi, 1992).
makanan dan secara tidak langsung
Aroma yang dikeluarkan oleh pelanggan gizi yang dilakukan
makanan memeberikan daya tarik instalasi gizi RSUD Sunan Kalijaga
yang sangat kuat dan dapat Demak pada bulan Mei tahun 2011
merangsang indra penciuman sekitar 97,7% (Pujo et al., 2013).
sehingga meningkatkan selera. Penelitian sebelumnya yang
Aroma yang dikeluarkan setiap pernah dilakukan adalah analisis sisa
makanan berbeda – beda dapat makanan di Rumah Sakit Cibinong
disebabkan perbedaan cara memasak. menunjukkan masih banyaknya sisa
Penggunaan panas yang tinggi dalam makanan pasien, yaitu nasi sebesar
proses pemasakan makanan akan 37,75%, protein nabati 39%, dan
menghasilkan aroma yang kuat, sajian sayuran 51%. Hasil penelitian
seperti makanan yang digoreng, Djamalusin di RS Dr. Sardjito
dibakar, atau dipanggang. Aroma menunjukkan presentase sisa
makanan juga dapat ditimbulkan makanan dalam sehari terbanyak
dengan aroma sintetik (Dian, 2012). pada sayuran (22,,93%) dan lauk
Kepuasan pelanggan minimal nabati (21,88%) (Mihir et al., 2005).
(SPM) RSUD Sunan Kalijaga METODE PENELITIAN
Kabupaten Demak tahun 2008 adalah Desain penelitian ini

90%, selanjutnya berdasarkan hasil menggunakan rancangan penelitian

penelitian survei kepuasan pelanggan cross sectional, variabel sebab atau

secara umum yang dilakukan resiko dan variabel akibat atau kasus

mahasiswa Fakultas Kedokteran yang terjadi pada objek penelitian

Undip Semarang tahun 2009 sekitar diukur atau dikumpulkan hanya

75,23 % dan juga penelitian Jauharoh dalam waktu satu kali yang sama

Nafisah tahun 2010 untuk puas (Notoatmojo, 2010).

terhadap maknan sekitar 83,3%. Penelitian ini dilaksanakan di

Instalasi gizi secara periodik setiap ruang rawat inap kelas III Rumah

semester mulai tahun 2009 Sakit Jiwa Prof. Dr. Soerojo

melakukan evaluasi pelayanan gizi Magelang, penelitian akan

hasilnya mengalami peningkatan, dilaksanakan pada bulan Desember

dan berdasarkan survei kepuasan 2017 – Januari 2018. Populasi adalah


seluruh pasien umum rawat inap setelah adanya pengumpulan data
kelas III di Rumah Sakit Prof. Dr. dan validasi data yang sudah
Soerojo Magelang dan memenuhi terkumpul dari hasil kuesioner
syarat inklusi yang sudah ditentukan. pasien. Data pasien yang menyisakan
Sampel dalam penelitian ini makanannya dan data pasien yang
adalah pasien umum rawat inap kelas menghabiskan makanannya akan
III di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. dipisahkan dengan tujuan untuk
Soerojo Magelang yang berada di dihitung persentasenya.
bangsal atau ruang Pringgodani I dan Analisis univariat dilakukan
II. Total sampel 30 orang dengan untuk memperoleh gambaran
kriteria yang sudah ditentukan. persebaran umur, jenis kelamin,
Perhitungan besar sampel, kriteria pekerjaan dan tingkat pendidikan
dan cara pengambilan sampel total pada sampel. Sisa makanan yang
sampling. disajikan, faktor yang mempengaruhi
Sampel yang dipilih adalah sisa makanan yaitu warna, aroma,
pasien yang sudah memenuhi syarat rasa, dan bentuk makanan dengan
– syarat penelitian yang diajukan menggunakan tabel distribusi
oleh peneliti. Total seluruh pasien frekuensi dan analisis secara
yang memenuhi kriteria dipilih dan deskriptif.
dikelompokkan menjadi kelompok Analisis bivariat dilakukan
kontrol dan kelompok perlakuan. untuk melihat hubungan antara dua
Sampel diambil dengan variabel yaitu sisa makanan pasien
menggunakan total sampling yaitu umum Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr.
pemilihan sampel yang dilakukan Soerojo Magelang dengan tingkat
secara acak sampai besar sampel kepuasan pasien. Untuk
pada penelitian ini terpenuhi. membuktikan adanya hubungan
antara kedua variabel tersebut,
Analisis hubungan antara
peneliti menggunakan uji statistik
daya terima pasien terhadap makanan
komparatif non parametrik Gamma.
yang disajikan rumah sakit dengan
Penelitian ini telah mendapat
sisa makanan pasien dilakukan
persetujuan dari Program Studi Gizi ,
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas peneliti meminta perizinan dari
Darussalam Gontor. Selain itu, kepala program studi ilmu gizi
Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Soerojo Universitas Darussalam Gontor, yang
Magelang juga telah mengeluarkan selanjutnya mengirimkan surat izin
izin penelitian dengan surat balasan pendahuluan ke pihak Rumah Sakit
studi pendahuluan. Subjek penelitian Jiwa Prof. Dr. Soerojo Magelang.
juga diminta kesediaan Penelitian dilakukan mulai dari bulan
menandatangni lembar informed Desember 2017 – Januari 2018.
consent sebelum penelitian dimulai.
HASIL
Keterbatasan dalam Instalasi gizi terletak strategis di
penelitian ini adalah di saat makanan pusat bangunan Rumah Sakit Jiwa
pasien habis akan tetapi makanan Dr. Soerojo di antara ruang rawat
tersebut dihabiskan oleh keluarga inap 1 (ruang jiwa) dan ruang rawat
yang menungguinya, hal ini yang inap 2 (umum), di mana instalasi gizi
menjadikan hasil penelitian ini merupakan bangunan tunggal yang
kurang akurat atau kurang valid. mencakup seluruh penyelenggaraan
Faktor yang menjadikan kesulitan makanan mulai dari penerimaan
dalam penelitian ini diantaranya, bahan makanan, gudang
makanan dari luar rumah sakit yang penyimpanan, persiapan,
dikonsumsi pasien akan menjadi pengolahan, pendistribusian hingga
faktor perancu. Kesulitan peneliti ruang kantor ahli gizi. Ruang
untuk menjamin kejujuran dari instalasi gizi telah sesuai dengan
pasien atau responden penelitian. prinsip instalasi di mana tidak ada
Penelitian ini dilakukan satu pintu untuk 2 kegiatan.
selama kurang lebih 2 bulan dan Sehingga, bangunan yang efektif dan
akan dilaksanakan di Rumah Sakit strategis ini merupakan penunjang
Dr. Soeroyo Magelang. Pengambilan utama kelancaran kegiatan pelayanan
data dari kuesioner pasien akan gizi di rumah sakit.
dilaksanakan oleh peneliti sendiri. Instalasi gizi adalah suatu unit
Tahap awal dalam penelitian ini yag mempunyai kegiatan pelayanan,
yang meliputi: pengadaan bahan SMP 9 30
makanan, pelayanan gizi rawat inap,   SMA 4 13,3  

konsultasi gizi serta penelitian dan


pengembangan. Struktur Organisasi Berdasarkan tabel di atas
Instalasi Gizi dipimpin oleh seorang terlihat bahwa persentase terbesar
kepala instalasi yang mempunyai kelompok umur responden adalah
tugas memimpin, merumuskan kurang dari 50 tahun yaitu 80%.
kebijakan, membina, mengkoordinasi Responden dalam penelitian ini
dan mengawasi pelaksanaan kegiatan seimbang antara perempuan dan laki
Pelayanan Gizi Rumah Sakit (PGRS) – laki. Responden dalam penelitian
sesuai dengan peraturan yang berlaku ini yang bekerja sebagai petani
serta kebijaksanaan yang ditetapkan 33,3%, wiraswasta 23,3%, bekerja
direktur. sebagai PNS 3,3 % dan yang tidak
Karakteristik responden yang diteliti bekerja 40%. Tingkat pendidikan
dalam penelitian ini adalah umur, responden dalam penelitian ini yaitu:
jenis kelamin, pekerjaan dan
pendidikan. Jumlah responden SD 46,7%, SMP 30%, SMA 13,3%
sebanyak 30 responden yang dirawat dan tidak bersekolah 10%. Menurut
di ruang rawat inap pasien umum
kelas III yaitu di Bangsal Pringgo I Notoatmodjo (2003) menyatakan
dan Pringgo II sesuai dengan faktor bahwa pendidikan ialah suatu usaha
inklusi yang sudah ada.
untuk mencapai kedewasaan jasmani
Tabel 1 Karakteristik Responden pada Pasien
Rawat Inap di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. dan rohani. Pendidikan merupakan
Soerojo Magelang
hal yang penting untuk mencapai
Karakteristik Jumlah Persentase
setiap proses kehidupan.
Variabel Responden (n) (%)
Umur >50 tahun 6
Distribusi sisa makanan pada pasien
< 50 tahun 24
Jenis umum rawat inap kelas III di Rumah
Kelamin Perempuan 15 Sakit Jiwa Prof. Dr. Soerojo
Laki-laki 15
Pekerjaan Tidak bekerja 12
Magelang tahun 2018 diketahui
Petani 10 33,3 dengan metode visual comstock
Wiraswasta 7 23,3
untuk 3 kali makan. Skor yang
PNS 1
Pendidikan Tidak sekolah 3 diperoleh kemudian diambil rata dari
SD 14 46,7
semua jenis makanan yang diantaranya dari faktor warna, rasa,
disediakan oleh pihak rumah sakit. aroma, dan bentuk makanan.
Berdasarkan hasil pengukuran Konsumsi makanan dari luar rumah
terhadap sisa makanan didapatkan sakit dapat menyebabkan adanya sisa
data distribusi sisa makanan secara makanan pada responden, hal ini
keseluruhan sebagai berikut: disebabkan oleh budaya membawa
Tabel 2. Distribusi Sisa Makanan Sampel oleh – oleh dari saudara ketika
  Distribusi Sisa Makanan menjenguk pasien di rumah sakit dan

Sisa belum ada manajemen untuk


Makana
n
mengendalikan diet di rumah sakit
Sampel 38,39 + 13,62 seperti larangan membawa makanan
Sisa dari luar rumah sakit (Budiyanto,
Makana
n Pokok 2002).
Sampel 54,45 + 16,61
Tingkat kepuasan pasien
Sisa
Lauk terbagi menjadi dua, yaitu kepuasan
Hewani fungsional dan kepuasan
Sampel 51,36 + 17,80
psikologikal. Kepuasan yang diteliti
Sisa
Lauk dalam penelitian ini adalah kepuasan
Nabati
Sampel 55,23 + 21,20 psikologikal yang merupakan

Sisa kepuasan yang diperoleh dari faktor


Sayuran
– faktor yang tidak berwujud (Umar
Sampel 62,25 + 2,39
dalam Yulianti, 2013). Salah satu
Sisa makanan sampel di cara pengukuran kepuasan dalam
ruang rawat pasien umum kelas III di metode survei adalah pengukuran
Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Soerojo dapat secara langsung dengan
Magelang mempunyai rata – rata pertanyaan “seberapa puas” terhadap
39,39 dan simpang baku atau standar makanan yang disajikan. Tingkatan
deviasi sebesar 13,62. Berdasarkan kepuasan pada responden dibagi
penelitian ini ada beberapa faktor menjadi 2 golongan yaitu tidak puas
yang mempengaruhi responden dan puas, (Depkes, 2008).
dalam menyisakan makanan, Ketidakpuasan responden diukur
dengan penjumlahan skor pada kepuasan pasien dengan nilai p value
empat faktor yaitu skor warna, rasa, > 0,05 (p = 0,82).
aroma dan bentuk makanan lalu Tidak adanya hubungan
dihitung rata – rata dari keempat antara sisa makanan dengan tingkat
faktor tersebut, puas jika skor > 80% kepuasan bisa disebabkan oleh sebab
dan tidak puas jika skor <80% yang lainnya diantaranya faktor
(Depkes, 2008). internal dari pasien atau faktor
Distribusi hubungan sisa eksternal yang lainnya. Faktor
makanan pasien terhadap tingkat preferensi terhadap makanan yang
kepuasan pasien di Rumah Sakit dapat menyebabkan responden
Jiwa Prof. Dr. Soerojo Magelang menghabiskan makanannya.
dapat dilihat pada tabel 4.5 sebagai Preferensi terhadap makanan
berikut: didefenisikan sebagai derajat
Tabel 3. Hubungan Sisa Makanan terhadap kesukaan atau ketidaksukaan
Tingkat Kepuasan Pasien
terhadap makanan dan preferensi ini
Tingkat kepuasan akan berpengaruh terhadap konsumsi
Sisa r = - 0,04         pangan (Elizabet, 2011).
makana p > 0,05
n sampel n = 30         Penelitian ini berbeda dengan
penelitian lain tentang sisa makanan
Pada penelitian ini pasien rawat inap yang dilakukna di
dinyatakan bahwa tidak ada Rumah Sakit Umum Tangerang oleh
hubungan antara sisa makanan Tanaka (1998), dan di RSIA Budi
terhadap tingkat kepuasan pasien. Asih Tangerang oleh Mutyana
Diketahui data hubungan sisa (2011) yang menyatakan bahwa
makanan terhadap tingkat kepuasan adanya hubungan bermakna antara
pasien memiliki nilai korelasi (r = warna makanan dengan daya terima
-0,04) yang artinya hubungan antara makan pasien rawat inap yang dilihat
kedua variabel memiliki hubungan berdasarkan sisa makanan. Selain
negatif dan kekuatan hubungannya teknik memasak, pemberian bumbu
sangat lemah. Tidak ada hubungan juga dilakukan oleh Rumah Sakit
antara sisa makanan terhadap tingkat Jiwa Prof. Dr. Soerojo Magelang.
Sebagian besar penggunaan warna hal tercantum dalam Al – Quran
makanan menggunakan warna alami yang artinya “ Makan dan minumlah
yaitu dari bumbu – bumbu yang kalian, namun jangan berlebih –
ditambahkan dalam tahap lebihan (boros) karena Allah tidak
pemasakan. mencintai orang – orang yang
Tidak ada hubungan antara berlebih – lebihan” (QS: Al – A’raf)
rasa, aroma dan bentuk makanan Allah telah memberi rizki
dibuktikan dengan p value >0,05 dan untuk hambanya dari segala pintu,
memiliki korelasi yang sangat lemah. sebaiknya sebagai muslim yang taat
Faktor eksternal dari makanan tidak atas perintah Allah SWT tidak
merupakan penyebab terjadinya sisa menyia – nyiakan rizqi yang sudah
makanan di Rumah Sakit Jiwa Prof. ada dan telah diberikan dari Allah
Dr. Soerojo Magelang dikarenakan untuk kita semua. Sesungguhnya
dari faktor warna, rasa, aroma dan Allah SWT tidak menyukai
bentuk makanan sudah sesuai dengan hambanya yang boros.
apa yang harus disajikan pihak KESIMPULAN DAN SARAN
rumah sakit untuk pasien.
Berdasarkan hasil penelitian
Tujuan khusus dari Instalasi
yang dilakukan di Ruang Rawat Inap
Gizi Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr.
kelas III Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr.
Soerojo Magelang yaitu
Soerojo Magelang 2017, dengan total
menyelenggarakan makanan yang
sampel 30 orang:
sesuai dengan kebutuhan pasien yang
1. Sebagian besar responden
dirawat dan tidak berlebih – lebihan
berumur <50 tahun (80%),
dalam penyajiannya.
responden terbanyak tidak bekerja
Penyelenggaraan makanan yang
(40%), dan sebagian responden
sesuai dengan efisiensi biaya yang
tidak bersekolah atau sudah
sudah direncanakan atau lebih
selesai sekolah.
tepatnya tidak ada makanan yang
2. Responden masih banyak
terbuang dari penyajian juga
menyisakan makanannya
dianjurkan dalam agama islam tidak
dibuktikan dengan 80% dari
boleh berlebih – lebihan dalam suatu
resonden menyisakan Borges, M.C.et al., 2012. Nutrition
makanannya lebih dari 25%. Status and Food Intake in
3. Dalam penelitian ini 100% dari Patients with Systemis Lupus
responden tidak puas dengan Erythematosus. Nutrition, 28
makanan yang disajikan oleh (11-12), pp.1098-1103.
pihak rumah sakit.
Budiyanto, M.A.K., (2002). Dasar-
4. Tidak ada hubungan antara sisa
Dasar Ilmu Gizi, Malang:
makanan dengan tingkat
UMM Press. Hal.149
kepuasaan pasien dibuktikan
Comstock, E.M.et al., 1979. Plate
dengan p value >0,05 (p = 0,82)
Waste in School Feeding
Program: individual and
Saran untuk penelitian aggragate measures,
selanjutnya jika ingin melanjutkan Massachusetts.
penelitian ini sebaiknya lebih
Elizabet, Liza., 2011. Sisa Makanan
diperhatikan skala untuk pengukuran
Pasien Rawat Inap di Rumah
tingkat kepuasan responden terhadap
Sakit Haji Jakarta.
makanan yang disajikan oleh pihak
Rumah Sakit. Sebaiknya lebih diteliti Eryando, T. et al. (2014) ‘Hubungan
sisa makanan pasien menurut menu Pemilihan dan Pengolahan
yang ada. Bahan Makanan terhadap
Kontaminasi Escherichia coli
pada Penyajian Makanan
DAFTAR PUSTAKA
Jajanan’, 18(1), pp. 41–50.
doi: 10.7454/msk.v18i1.3092.
Almatsier S. 2004. Penuntun Diet.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Yulianti, Indah 2013. Sisa Makanan
dan Kepuasan pada Pasien
Asfriyentie, U.Z, 2005. Kesesuaian
Rawat Inap Kelas III di Rumah
Biaya Makanan dan Mutu
Sakit Swasta di Gresik, Jawa
Makanan dengan Daya Terima
Timur.
Pasien RSUD Lubuk Sikaping.
Kementrian Kesehatan RI, 2013. dan Protein Pasien di Rumah
Pedoman Pelayanan Gizi Sakit Universitas Airlangga
Rumah Sakit, Jakarta: Surabaya
Kementrian Kesehatan RI. Priyanto, Oki Hadi. 2014. Faktor
yang Berhubungan dengan
Kementrian Kesehatan RI, 1991.
Terjadinya Sisa Makanan
Pedoman Pelayanan Gizi
pada pasien Rawat Inap Kelas
Rumah Sakit, Jakarta:
III di RSUD Kota Semarang.
Kementrian Kesehatan RI
Piddock, S., 2010. Factors that
Kotler, P. & Keller, KL., 2012. Affect Food Intake. Livving
Marketing Management 14th helathy.
ed, New Jersey. Pearson
Rahmawati, Suci. 2011.
Education.
Penyelenggaraan Makanan di
Mas’ud, H. (2015) ‘Studi evaluasi
Hotel Mega Bintang Cepu.
sisa makanan pasien dan
biaya makanan pasien di rsk Rizani, Ahmad. 2013. Pengaruh
dr tadjuddin chalid dan rsud Faktor Internal dan Eksternal
kota makassar’, XIX, pp. 91– terhadap Sisa Makanan Pasien
95. Rawat Inap di Rumah Sakit
Moehyi, Sjahmien 1992. Bhayangkara Palembang
Penyelenggaraan Makanan Tahun 2013. Manuskrip
Institusi dan Jasa Boga. Skripsi. Fakultas Kesehatan
Jakarta: Penerbit Bhratara. Masyarakat Universitas
Notoadmodjo, Soekidjo 2003. Sriwijaya.
Pendidikan dan Perilaku
Sheehan – Smith L. Key Facilitators
Kesehatan. Jakarta : PT
and Best Practices of Hotel –
Rineka Cipta
Style Room Service in
Nurqhsty, Amanda et all 2016.
Hospital. J Am Diet Assoc
Hubungan Kepuasan
2006; 106: 581- 586.
Pelayanan Makanan dengan
Tingkat Kecukupan Energi

Anda mungkin juga menyukai