Anda di halaman 1dari 30

 Saraf Tepi : Sistem saraf yang menghubungkan ssp

dengan tubuh terdiri dari 12 pasang saraf kranial dan


31 pasang saraf spinal.
 Lumbal Pungsi : Analisa CSS merupakan diagnosa
utama neurodiagnostik yang paling sering dilakukan
 KPR ( Refleks patela)/Knee pess refleks : Pemeriksaan
ketukan pada patela dengan respon : plantar fleksi
pada kaki
 APR ( Achilles pess refleks) : Tes dengan memukul
tendon achilles untuk menguji refleks yang
berhubungan dengan L5
 Refleks Biceps : Ketukan pada jari pemeriksa yang
ditempatkan pada M.biceps brachii, Respon : fleksi
pada siku.
 Refleks Triseps : Ketukan pada otot triceps dengan
respon : ekstensi dengan lengan bawah pada siku
 Compos Mentis : Kesadaran penuh (GCS 14-15)
 Refleks Dinding Perut : Pemeriksaan goresan dinding
perut daerah epigastrik supraumbilikal, umbilikal,
intraumbilikal, dari lateral ke medial, Respon
(Kontraksi dinding perut)
 AGD : Dilakukan untuk evaluasi pertukaran O2 dan
CO2 dan untuk mengetahui stastus asam dan basa,
melihat keadaan : PH, PaCO2, dan SaO2.
1. Mengapa Pipit mengeluh sesak nafas dan lemah pada 4
anggota geraknya ?
Jawab :
- Karena pegaruh infeksi sebelmnya dan terjadi
pembengkakan ssp, penurunan respon sistem otot sehingga
menyebabkan lumph pada 4 ekstremitas karena selubung
myelinya rusak sehingga juga menyebabkan hantaran implus
menurun.
- Sesak nafas akibat aktivitas sistem sensorik yang menurun
dan juga karena lanjutan dari kelemahan otot dari distal ke
proximal.
2. Apakah ada hubungan usia dan JK dengan kasus skenario ?
Jawab :
- Ada , yaitu Insidens menurut usia 15-35 tahun dan sering
mengenai laki –laki dari pada wanita
3. Kenapa kelemahan dimulai pada kaki, ke 2 tangan?
Jawab :
- Karena kelemahan otot yang bersifat Ascendens
(dari distal ke proximal tubuh) terjadi gangguan
radix saraf anterior menuju ke saraf sensorik
sehingga menurunkan sistem pernafasan.
4. Apa hubungan riwayat sembuh dari demam dengan
keluhan pipit ?
Jawab :
- Ada, yaitu infeksi virus memicu tmbulnya penyakit
(demam dan flu)
5. Bagaimana interpretasi pemeriksaan fisik dan neurlogis diskenario ?
Jawab ?
- TD menurun (hipotensi)
- Nadi (N)
- CM (Kesadaran baik)
- Miksi dan keringat (N) Tidak ada kelainan pada saraf sensorik belum ada
- Sesak nafas (Dispnea)
- Refleks biceps-Triceps } +/+ (Hipofleksi/Hipoaksi)
- Motorik : KAKI 1/1/1 : Terdapat sedikit kontraksi
Tangan : 2/2/2 : Dapat digerakkan namun tidak mampu melawan gravitasi.
6. Kenapa dokter melakukan pemeriksan AGD dan lumbal fungsi dan apa yang
didapatkan ?
Jawab :
- AGD : Karena sering terjadi hipoventilasi dan hipertakipneu
- LP : Karena penyebabnya infeksi
7. Apa pemeriksaan lain yang dapat dlakukan ?
Jawab:
- MRI, Kecepatan hantaran saraf, EMG, darah
lengkap.
8. Apa penyebab nyeri kepala sebelah kiri yang dialami
pipit ?
Jawab :
- Hiperaktivitas implus listrik keotak sehingga TD
meningkat
- Perubahan neuron pada otak
- Vasodilatasi setelah vasokontriksi, pada pembuluh
darah ekstraserebri kulit kepala dan durameter
-Faktor lain : stress, makanan kafein, tidur dll.
9. Apakah kelemahan yang diderita pipit sekarang
berhubungan dengan sakit kepala yang dialami?
Jawab : Tidak ada hubungan antara nyeri kepala dengan
penyait pipit sekarang.
10. Mengapa pipit mengeluh mata kanannya kurang jelas?
Jawab : Karena merupakan gejala migren dengan aura,
aura merupakan kelainan gejala visual, sensorik)
keluhan pada penglihatan yang kabur/gelap.
11. Apa pemerksaan lain untuk nyeri kepala pipit ?
Jawa : EEG
12. Apa DD dan DS Pipit ?
Jawab :
- DD ( SGB, Migren dan Aura)
- Ds (Sindrom Laundry)
13. Bagaimana tatalaksana pada kasus pipit ?
Jawab :
- Kasus I : Sesak nafas (ventilator)
- SGB : Plasmafaresis (untuk membuang
immunoglobulin)
- Kasus II : Migren akut (Aspirin, NSAID, hindari
obat yang mengganggu tidur)
14. Apa Komplikasi dan prognosis Pipit ?
Jawab :
- Komplikasi (Gagal nafas,serangan jantung, infeksi)
- Prognosis ( Sering berulang) Untuk SGB 95 %
BAIK tergantung usia SGB.
Pengertian nyeri:
Nyeri adalah suatu keadaan yang
mempengaruhi seseorang dan ekstensinya
diketahui bila seseorang pernah mengalaminya.

Nyeri sangat penting sebagai mekanisme proteksi


tubuh yang timbul bilamana jaringan sedang rusak dan
menyebabkan individu bereaksi untuk menghilangkan
rangsangan nyeri.
Berdasarkan mekanisme nyeri, diklasifikasikan 3 jenis nyeri:
1.Nyeri fisiologis
Terjadinya nyeri oleh karena stimulasi singkat yang tidak merusak
jaringan, misalnya pukulan ringan akan menimbulkan nyeri yang
ringan.
2.Nyeri inflamasi
Terjadinya nyeri oleh karena stimulasi yang sangat kuat sehingga
merusak jaringan. Jaringan yang dirusak mengalami inflamasi dan
menyebabkan fungsi berbagai komponen nosiseptif berubah. Jaringan
yang mengalami inflamasi mengeluarkan berbagai mediator inflamasi
seperti bradikinin, nikotrin, postaglandin, purin, dan sitokin yang
dapat mengaktifasi atau mensensitisasi nosiseptor secara langsung
maupun tidak langsung.
3.Nyeri neuropatik
Adalah nyeri yang didahului dan disebabkan adanya disfungsi primer
ataupun lesi pada sistem saraf yang diakibatkan oleh trauma.
Bell’s Palsy
Suatu gangguan neurologis yang disebabkan oleh kerusakan
saraf tranial ke tujuh, atau disebut juga sebagai saraf facialis
ferifer, yang menyebabkan kelemahan atau paralisis pada satu
sisi wajah.

Epidemiologi
Penyakit ini dapat mengenai semua umur, namun demikian
lebih sering terjadi pada umur 20-50 tahun. Untuk bell’s
palsy ini hampir selalu terjadi unilateral. Namun demikian
dalam jarak waktu satu minggu atau lebih dapat terjadi
paralisis bilateral.
Gejala dan tanda klinik
Mulut tampak mencong terlebih pada saat menangis kelopak
mata tidak dapat di pejamkan (lagoftalmos), waktu
penderita disuruh menutup kelopak matanya maka bola
mata tampak terputar ke atas.
Faktor yang di duga berperan terjadinya bell’s palsy:
Bepergian jauh dengan kendaraan
Tidur ditempat terbuka
Tidur dilantai
Penyakit vascular
Hipertensi
Stress
Faktor genetik
Dari hasil penelitian penyebabnya belum diketahui.
1. Kongenital
Trauma lahir (fraktur tengkorak, pendarahan intrakranial)
2. Yang di dapat
Trauma, proses intrakranial (tumor, radang, pendarahan), infeksi.

Diagnostik dan pemeriksaan


Ditegakkan berdasarkan manifesnya dan beberapa
pemeriksaan penunjangnya.
1.Uji kepekaan saraf (nervus exatability test)
2.Uji konduksi saraf (nervus conduction test)
3.Elektromiografi
4.Uji mengecap 2/3 bagian lidah.
Kepada penderita berusia pertengahan sampai lanjut
diberikan pengertian bahwa apa yang di alaminya
bukanlah stroke
Istirahat yang cukup terutama dalam keadaan akut.
pengertian

Sindrom Guillain-Barre adalah kelainan yang


membuat sistem kekebalan tubuh menyerang saraf.
Sindrom Guillan-Barre sering diawali dengan kesemutan dan
kelemahan di kaki dan tungkai lalu naik ke bagian tubuh atas
dan lengan. Gejala atau tanda lain yang muncul seperti:
Rasa seperti ditusuk-tusuk di jari tangan, kaki atau
keduanya
Kelemahan dan sensasi kesemutan di kaki yang menyebar
ke atas
Ketidakmampuan untuk berjalan
Kesulitan dengan gerakan mata, wajah, berbicara,
mengunyah atau menelan
Rasa sakit yang parah di punggung bawah
Kesulitan dalam mengontrol kandung kemih atau fungsi
usus
Detak jantung yang cepat
Kesulitan bernapas
Sampai saat ini para ilmuwan belum mengetahui dengan pasti
apa penyebab dari sindrom Guillain-Barre, meskipun ada
kemungkinan akibat infeksi. Beberapa kasus sindrom
Guillain-Barre terjadi setelah terkena infeksi bakteri, memiliki
penyakit yang kronis tapi banyak juga yang terjadi tanpa
adanya pemicu.
Gejala-gejala yang dapat timbul pada penderita SGB
adalah kehilangan sensitivitas, seperti kesemutan,
kebas (mati rasa), rasa terbakar, atau nyeri, dengan
pola persebaran yang tidak teratur dan dapat berubah-
ubah. Kelumpuhan pada pasien SGB biasanya terjadi
dari bagian tubuh bawah ke atas atau dari luar ke
dalam secara bertahap, namun dalam waktu yang
bervariasi. Penderita SGB parah, kerusakan dapat
berdampak pada paru-paru dan melemahkan otot-
otot pernapasan sehingga diperlukan ventilator untuk
menjaga pasien agar tetap bertahan.
Imunopatogenesis dari penyakit GBS, terapi akut
ditujukan terutama untuk melawan proses
imunopatogenesis, antara lain terapi pertukaran
plasma (plasmapheresis) dan injeksi immunoglobulin
dosis tinggi intravena (IVIG).
Jadwal plasmapheresis berkisar antara 4 hingga 6 kali
(40-50 ml/kg) dengan mesin kontinu selang sehari.
Digunakan larutan saline dan albumin sebagai cairan
pengganti plasma.
 Nyeri kepala adalah rasa nyeri atau rasa
tidak mengenakkan pada seluruh daerah
kepala dengan batas bawah dari dagu
sampai kedaerah belakang kepala ( daerah
oksipital dan sebahagian daerah tengkuk)
 Berdasarkan hasil penelitian multisenter berbasis
rumah sakit pada 5 rumah sakit di Indonesia,
didapatkan prevalensi penderita nyeri kepala
sebagai berikut : Migren tanpa aura 10%, Migren
dengan aura 1,8%, Episodik Tension type
Headache 31%, Chronic Tension type Headache
(CTTH) 24%, Cluster Headache 0.5%, Mixed
Headache 14% .
 Penyebab dari nyeri kepala tegang otot ini masih belum
diketahui. Diduga dapat
disebabakan oleh faktor psikis maupun fakor fisik. Secara
psikis, nyeri kepala ini dapat
timbul akibat reaksi tubuh terhadap stress,
kecemasan,depresi maupun konflik emosional.
Sedangkan secara fisik, posisi kepala yang menetap yang
mengakibatkan kontraksi otot-otot
kepala dan leher dalam jangka waktu lama, tidur yang
kurang, kesalahan dalam posisi tidur
dan kelelahan juga dapat menyebabkan nyeri kepala
tegang otot ini.
Berdasarkan klassifikasi Internasional Nyeri Kepala Edisi 2 dari
Internasional Headache Society (IHS),
 Primary headache disorders :
1.Migraine
2.Tension-type headache
3.Cluster headache and other trigeminal autonomic cephalalgias
4.Other primary headaches

 Secondary headache disorders:


1.Headache attributed to head and/or neck trauma
2.Headache attributed to cranial or cervical vascular disorder .
3.Headache attributed to non-vascular intracranial disorder
4.Headache attributed to a substance or its withdrawal
5.Headache attributed to infection
6.Headache attributed to disorder of homeoeostasis
7.Headache or facial pain attributed to disorder of
cranium, neck, eyes, ears, nose, sinuses, teeth,mouth,
or other facial or cranial structures.
8.Headache attributed to psychiatric disorder
9.Cranial Neuralgias and facial pains
10.Cranial neuralgias and central causes of facial pain
11.Other headache, cranial neuralgia central, or
primary facial pain
Klasifikasi nyeri kepala primer sesuai The Intemational Classification of Headache
Disorders, 2nd Edition adalah: Untuk nyeri kepala primer secara garis besar
klasifikasinya adalah:
1. Migren:
Migren tanpa aura
Migren dengan aura
Sindroma periodik pada anak yang sering menjadi prekursor migren
Migren Retinal
Probable migren
2. Tension-type Headache:
Tension-type headache episodik yang infreguent
Tension-type headache episodik yang frequent
Tension-type headache kronik
Probable tension-type headache
3.Nyeri kepala klaster dan sefalgia trigeminal-otonomik yang lainnya:
Nyeri kepala Klaster
Hemikrania paroksismal
Short-lasting unilateral neuralgi form headache with
conjunctival injection and tearing
Probable sefalgia trigeminalotonomik
Nyeri kepala biasa berlangsung selama 30 menit
hingga 1 minggu penuh. Nyeri bisa dirasakan kadang
– kadang atau terus menerus. Nyeri pada awalnya
dirasakan pasien pada leher bagian belakang
kemudian menjalar ke kepala bagian belakang
selanjutnya menjalar ke bagian depan. Selain itu,
nyeri ini juga dapat menjalar ke bahu. Nyeri kepala
dirasakan seperti kepala berat, pegal, rasa kencang
pada daerah bitemporal dan bioksipital, atau seperti
diikat di sekeliling kepala.
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, gejala
klinis dan pemeriksaan fisis yang normal. Anamnesis
yang menunjukkan adanya faktor psikis sebagai latar
belakang nyeri kepala ini semakin mengarahkan ke
jenis nyeri kepala tegang otot. Selain itu karakteristik
gejalanya juga dijadikan dasar untuk mendiagnosis
nyeri kepala tipe ini sehingga informasi
tentang tipe nyeri, lokasi, frekuensi dan durasinya
harus jelas.
Pengobatan kombinasi antara acetaminophen
atau aspirin dengan kafein atau obat sedatifbiasa
digunakan bersamaan. Cara ini lebih efektif untuk
menghilangkan sakitnya, tetapi jangan digunakan
lebih dari 2 hari dalam seminggu dan
penggunaannya harus diawasi oleh dokter.

Anda mungkin juga menyukai