Anda di halaman 1dari 24

MODUL 4

PERKEMBANGAN PSIKOLOGI
Id, Ego, Superego
Id adalah Komponen kepribadian yang berisi
implus agresif dan libinal, dimana sistem kerjanya
dengan prinsip kesenangan.
Ego adalah aspek psikologis dari kepribadian
yang timbul karena kebutuhan manusia untuk
berhubungan secara baik dengan dunia kenyataan.
Orang lapar tentu perlu makan untuk
menghilangkan ketegangan yang ada di dalam
dirinya. Inilah yang menyebabkan perbedaan
antara id dan ego. Id hanya mengenal dunia
subjektif (dunia batin), sementara ego dapat
membedakan sesuatu yang hanya ada di batin dan
sesuatu yang ada di luar dunia objektif (nyata).
Perbedaan Ego dan Id
 Lain dengan id, ego berpegang pada prinsip kenyataan
(reality principle) dan berhubungan dengan proses
sekunder.
 Tujuan prinsip realitas adalah mencari objek yang
tepat sesuai dengan kenyataan untuk mereduksi
ketegangan yang timbul di dalam diri.
 Misalnya, Anda haus dan ingin meminum jus alpukat.
Anda membayangkan jus pokat dalam pikiran Anda
(Id).
 Lalu Anda pergi ke toko buah untuk membeli aplukat
dan membuat jus alpukat (Ego).
 Jadi intinya, ego hanya melaksanakan tugas dari id.
 Akan tetapi, yang paling penting untuk diingat, Id bisa
bersifat negatif dan positif.
SUPEREGO
Superego merupakan sistem kepribadian
yang melepaskan diri dari ego. Aktivitas
superego dapat berupa self observation,
kritik diri, larangan dan berbagai tindakan
relefksif lainnya.
Contoh :
 Agar lebih jelas tentang fungsi-fungsi dari masing-masing sistem
kepribadian saya akan memberikan sebuah kasus. Misalnya,
Anda menemukan uang 100 ribu di jalan dan pada saat itu
jalanan sedang kosong. Lalu, Anda membayangkan dengan uang
100 ribu tersebut, Anda bisa membeli makanan enak dan
sebagainya (Id).
 Lalu, Anda teringat sebuah pesan, jika Anda mengambil uang
yang bukan hak Anda, maka berdosa. Sesungguhnya Tuhan
Maha Melihat (Superego).
 Disinilah terjadi pertentangan. Id mengatakan ambil saja
uangnya. Sedangkan Superego mengatakan jangan ambil
uangnya. Disinilah tugas Anda (Ego). Anda sudah diberi
gambaran oleh Id dan Superego. Selanjutnya Anda yang
menentukan ingin mengikuti Id dan Superego.
NEUROTRANSMTER
DOPAMIN ADALAH
 Dopamin adalah suatu neurotransmitter yang terbentuk
di otak dan organ tubuh lain. Neurotransmiter adalah
senyawa yang menghantarkan sinyal atau rangsangan
antar sel saraf atau antara sel saraf dengan sel lainnya.

FUNGSI
 Awalnya dopamine dikenal sebagai neurotransmitter
yang menghantarkan sinyal hanya di dalam otak.
Namun dopamine juga diketahui memiliki fungsi bagi
organ-organ lain. Di dalam otak (susunan saraf pusat),
dopamine memiliki peran dalam mengatur pergerakan,
pembelajaran, daya ingat, emosi, rasa senang, tidur,
dan kognisi.
KELAINAN
 Kekurangan dopamine di dalam tubuh dapat menyebabkan stress,
gangguan pola tidur, nafsu makan menurun, serta gangguan
seksual, mood, dan susunan saraf pusat.
Depresi
 Gejala-gejala depresi pada seseorang meliputi kehilangan rasa
senang, merasa tidak memiliki tenaga dan menjadi apati (lebih
pasif).
Restless legs syndrome
 Timbul rasa tidak nyaman pada kaki saat tidak beraktivitas,
kemudia menghilang dengan pergerakan, gejala dirasakan lebih
berat saat sore hari. Pada sindrom ini timbul gerakan kaki yang
tidak disadari saat tidur.
Gangguan fokus dan ADHD (Attention Deficit Hyperactive
Disorder)
 Kadar dopamine yang rendah menyebabkan gangguan berpikir,
berkonsentrasi dan fokus. ADHD merupakan suatu kelainan yang
umumnya terjadi pada anak kecil dimana terdapat gangguan
berkonsentrasi dan sangat hiperaktif.
Serotonin adalah hormon/senyawa kimia
yang berfungsi sebagai penghantar pesan
(neurotransmitter) dari satu bagian otak
kebagian otak yang lain.
Fungsi serotonin di dalam otak adalah
mempengaruhi mood/perasaan seseorang,
mempengaruhi keinginan/hasrat seseorang
terhadap itas, memunculkan rangsang lapar,
mengantuk, mengatur suhu tubuh dan
berperan penting dalam aktivitas memory
dan proses pembelajaran.
Asetilkolinmerupakan salah satu jenis
neurotransmiter (zat kimia penghantar
rangsangan saraf). Berfungsi sebagai
pembentukan memori.
Gangguan Kepribadian
a.       Kepribadian Paranoid
Kepribadian paranoid adalah gangguan
kepribadian dengan sifat curiga yang
menonjol.

b.       Kepribadian Afektif/Siklotim


Ciri utama dari kepribadian siklotim adalah
keadaan perasaan dan emosinya yang
berubah-ubah antara depresi dan euforia.
c.        Kepribadian Skizoid
Sifat-sifat kepribadian ini adalah pemalu, perasa,
pendiam, suka menyendiri, menghindari kontak
sosial dengan orang lain.

d.       Kepribadian Eksplosif


Ciri utama tipe ini adalah diperlihatkannya sifat
tertentu yang lain dari perilakunya sehari-hari,
yaitu ledakan-ledakan amarah dan agresivitas,
sebagai reaksi terhadap stres yang dialaminya
(walaupun mungkin stresnya sangat kecil). Segera
sesudah itu biasanya ia menyesali perbuatannya.
 
e.Kepribadian Anankastik
Ciri utama tipe kepribadian ini adalah
perfeksionisme dan keteraturan, kaku, pemalu,
disertai dengan pengawasan diri yang tinggi.

f. Kepribadian Histerik
Ciri utama kepribadian ini adalah sombong,
egosentrik, tidak stabilnya emosi, suka menarik
perhatian denga afek yang labil, sering
berdusta.
g. Kepribadian Astenik
Ciri utamanya hidup tidak bergairah,
lemas, lesu, letih, lemah, tak ada tenaga
sepanjang kehidupannya

h. Kepribadian Anti Sosial


Ciri utamanya ialah bahwa perilakunya
selalu menimbulkan konflik dengan orang
lain atau lingkungannya.
i.Kepribadian Pasif-Agresif
Tipe kepribadian ini ditandai dengan sifat pasif
dan agresif. Agresifitas dapat dinyatakan secara
pasif dengan cara bermuka masam, malas,
menyabot, dan keras kepala.

j.Kepribadian Inadequat
Ciri utama tipe ini adalah ketidakmampuannya
secara terus menerus atau berulang-ulang untuk
memenuhi harapan atau tuntutan teman atau
sebayanya atau kenalannya. Baik dalam respon
emosional, intelektual, sosial, maupun fisik.
MEKANISME PERTAHANAN
EGO
Pengertian
Merupakan cara ego untuk menghilangkan tekanan
kecemasan yang berlebih-lebihan dengan cara yang
ekstrim.
Ciri umum :
Menyangkal, memalsukan atau mendistorsikan
kenyataan.
Bekerja secara tak sadar sehingga orang tidak
tahu apa yang sedang terjadi.
Bentuknya:
Represi Yaitu melupakan isi kesadaran yang traumatis
atau bisa membangkitkan kecemasan. Mendorong
kenyataan yang tidak bisa diterima kepada ketaksadaran
atau menjadi tidak menyadari hal-hal yang menyakitkan.
Proyeksi Mengalamatkan sifat-sifat tertentu yang tidak
bisa diterima oleh ego kepada orang lain, atau
mekanisme yang digunakan untuk mengubah kecemasan
neurotik, moral menjadi ketakutan yang objektif. Misal :
“Ia memberi saya”, sebagai ganti “Saya membenci dia”.
Pembentukan Reaksi  Yaitu tindakan defensif yang
berupa menggantikan suatu impuls atau perasaan yang
menimbulkan kecemasan dengan lawan atau kebalikanya
dalam kesadaran.
Rasionalisasi Menciptakan alasan-alasan yang
“baik” guna menghidupkan ego dari cidera.
Memalsukan diri sehingga kenyataan yang
mengecewakan menjadi tidak begitu menyakitkan.
Sublimasi Menggunakan jalan keluar yang lebih
tinggi atau yang secara sosial lebih dapat diterima
bagi dorongan-dorongannya.
Penyangkalan Pertahanan melawan kecemasan
dengan “menutup muka” terhadap keberadaan
kenyataan yang mengancam.
Displacement Mengerahkan energi kepada objek
atau orang lain apabila objek asal atau orang yang
sesungguhnya tidak bisa dijangkau.
Fiksasi Menjadi terpaku pada tahap-tahap
perkembangan yang lebih awal karena mengambil
langkah-langkah ke tahap selanjutnya bisa
menimbulkan kecemasan.
Regresi Kembali ke suatu tahap perkembangan
yang lebih awal, karena seseorang mendapatkan
pengalaman-pengalaman traumatik.
Rasionalisasi Menciptakan alasan-alasan yang
“baik” guna menghidupkan ego dari cidera ―>
Memalsukan diri sehingga kenyataan yang
mengecewakan menjadi tidak begitu menyakitkan.
Sublimasi Menggunakan jalan keluar yang lebih
tinggi atau yang secara sosial lebih dapat diterima
bagi dorongan-dorongannya.
Penyangkalan Pertahanan melawan kecemasan
dengan “menutup muka” terhadap keberadaan
kenyataan yang mengancam.
Displacement Mengerahkan energi kepada objek
atau orang lain apabila objek asal atau orang yang
sesungguhnya tidak bisa dijangkau.
Introjeksi Merupakan Mekanisme Pertahanan Ego
yang juga Merupakan bentuk sederhana dari
identifikasi, dimana nilai-nilai, norma-norma dari
luar diikuti atau ditaati, sehingga ego tidak lagi
terganggu oleh ancaman-ancaman dari luar.
Undoing Mekanisme pembelaan ego
dengan niadakan pikiran-pikiran, impuls yang tidak
baik, seolah-olah menghapus suatu kesalahan.
Insulasi Emosional Mekanisme Pembelaan Ego
dengan berusaha untuk menghindari perasaan.
dengan harapan tidak memperoleh kesakitan atau
sikap antisipasi.
Acting Out  Mekanisme Pembelaan Ego yang
langsung mencetuskan perasaan bila keinginan
terhalang.
Kompensasi Mekanisme pembelaan ego dengan
menutupi kelemahan dengan menonjolkan
kemampuannya atau kelebihannya.
Simbolisasi Mekanisme pembelaan ego dengan
menggunakan benda atau tingkah laku sebagai
simbol pengganti suatu keadaan atau hal yang
sebenarnya.
Disosiasi Mekanisme pembelaan ego dengan
adanya pemisahan suatu kelompok proses mental
atau perilaku dari kesadaran /identitasnya. Keadaan
dimana terdapat dua atau lebih kepribadian pada diri
seorang individu.
Konversi  Adalah  Mekanisme Pembelaan
Ego transformasi konflik emosional ke dalam
bentuk gejala-gejala jasmani.
LO3 EMOSI
Pengertian Emosi
Dari mana kata emosi berasal? Kata
emosi adalah kata serapan dari bahasa
inggris, yakni ‘emotion’. Dalam kamus, 
kata ‘emotion’ digunakan untuk
menggambarkan perasaan yang kuat akan
sesuatu dan perasaan yang sangat
menyenangkan atau sangat mengganggu.
Tingkatan emosi menurut James Lange

1. Situasi
2. Persepsi tentang situasi
3. Perubahan-perubahan dalam tubuh
4. Perbuatan yang terlihat, misalkan
melarikan diri dari bahaya
5. Keadaan sadar dari emosi
Respon Perilaku
Motorik: gelisah, ketegangan fisik, tremor,
sering kaget, bicara cepat, kurang koordinasi,
cenderung celaka, menarik diri, menghindar,
menahan diri, hiperventilasi.
Kognitif: gg perhatian, tak bisa konsentrasi,
pelupa, salah tafsir, pikiran blocking,
menurunnya lahan persepsi, bingung, kesadaran
diri berlebihan, waspada berlebihan, hilangnya
obyektivitas, takut hilang kontrol, takut
luka/mati.
Afektif: tdk sabar, tegang, nervous, takut
berlebihan, teror, gugup, sangat gelisah

Anda mungkin juga menyukai