EMOSIONAL PEMIMPIN
DAN PERANNYA BAGI
KESUKSESAN
ORGANISASI
Menurut R. Descartes
Menurut JB. Watson
1. Desire “keinginan”
1. Fear “takut”
2. Hate “benci”
2. Rage ”kemarahan”
3. Wonder “kagum”
3. Love “cinta”
4. Sorrow “kesedihan”
5. Love “cinta”
6. Joy “kegembiraan”.
Ciri-Ciri Emosi Sebagai Suatu
Peristiwa Psikologis
1. Lebih bersifat subyektif daripada peristiwa
psikologis lainnya, seperti pengamatan dan
berpikir.
2. Bersifat tidak tetap (fluktuatif).
3. Banyak berkaitan dengan peristiwa pengenalan
panca indera.
4. Berlansung singkat dan berakhir tiba-tiba.
5. Terlihat lebih kuat dan hebat.
6. Bersifat sementara dan dangkal.
7. Lebih sering terjadi.
8. Dapat diketahui dengan jelas dari tingkah
lakunya.
Ciri-ciri Utama Dari Pikiran-
Pikiran Emosional
Realitas yang
Respon yang ditentukan oleh
cepat tetapi keadaan.
ceroboh.
Pengelompokkan Emosi
1 2 3 4
1. 5.
Rasakan dan pahami Dengarkan tubuh Anda
perasaan anda
CARA MENINGKATKAN
KECERDASAN EMOSIONAL
6.
10.
Mintalah bantuan orang lain Tahu kapan waktu untuk
kembali melihat keluar
FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPERNGARUHI KECERDASAN
EMOSIONAL
(Goleman)
INTERNAL EKSTERNAL
timbul dari dalam diri datang dari luar individu,
individu yang mempengaruhi atau
dipengaruhi oleh mengubah sikap, dapat
keadaan otak secara perorangan, secara
emosional seseorang kelompok, antara individu
dipengaruhi kelompok atau
sebaliknya
FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI KECERDASAN
EMOSIONAL
(Agustian)
5
Manajemen
kesedihan
CIRI KECERDASAN
EMOSIONAL (EQ)
6.
Memiliki banyak teman
7. 9.
Selalu menjadi orang Pandai membaca ekspresi
yang lebih baik dan wajah orang
bermoral
8.
10.
Membantu orang lain
Selalu bangkit dari
kegagalan
CIRI KECERDASAN EMOSIONAL
(EQ)
11. 13.
Berkarakter Memiliki motivasi
yang tinggi
12.
Percaya diri 14.
Tahu kapan
harus
bertindak
Meningkatkan kecerdasan emosional
(EQ) dengan Terapi Gelombang Otak
Daniel Goleman, seorang psikolog dan mantan reporter New York Times,
menulis sebuah buku Emotional Intelligence: Why It Can Matter More Than IQ.
Goleman mengatakan, ia terinsipirasi dari sebuah artikel dalam jurnal akademis
yang ditulis oleh dua psikolog, John Mayer, sekarang di University of New
Hampshire, dan Peter Salovey dari Universitas Yale.
Kecerdasan emosi atau emotional quotient (EQ) terdiri dari tiga aspek,
umumnya terkait hal-hal yang mempengaruhi pengalaman hidup, interaksi dengan
orang lain, dan interaksi dengan lingkungan sekitar kita. Kecerdasan emosi itu
antara lain:
EQ adalah kemampuan untuk menyadari dan mengatur emosi diri sendiri;
EQ adalah kemampuan untuk mengenali, dan memahami emosi orang lain; dan
EQ adalah kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain dengan cara-cara
yang efektif, baik secara pribadi maupun profesional dalam berbagai konteks dan
peran.
Orang dengan kecerdasan emosi ketika marah dengan seseorang, mereka akan
berusaha untuk membahas dan menyelesaikan masalah tersebut. Dengan begini masalah
mungkin lebih cepat diselesaikan. EQ terkait dengan komunikasi yang jelas dan efisien,
atau sering disebut objektivitas.
Karyawan dengan EQ tinggi lebih produktif karena mereka siap menerima kritik yang
membangun dan juga memberikan umpan balik. Sehingga membuat suasana kantor lebih
terbuka dan produktif seiring berjalan waktu. Sementara itu, karyawan dengan EQ rendah
lebih cenderung menyalahkan orang lain dan merasa menjadi korban. Sedangkan
karyawan dengan EQ tinggi sadar perilaku mereka dapat mempengaruhi tim, sehingga
berperilaku lebih supportif.
Jika Anda ingin meningkatkan EQ Anda, maka cobalah mendengarkan orang lain
dengan pikiran terbuka. Menerima apa yang mereka katakan, dan ikut merasakan
perasaan mereka. Ketika Anda merasa stres, Anda perlu peduli dengan kondisi tersebut.
Cobalah cara-cara untuk mengurangi stres, seperti berjalan-jalan, atau beristirahat sejenak
sambil minum air. Pekerjaan tertentu membutuhkan penanganan stres yang berbeda,
intinya Anda harus mengidentifikasi cara-cara yang membuat stres Anda berkurang.
Selain meningkatkan kesadaran emosi Anda, gunakanlah isyarat-isyarat non-verbal
ketika berkomunikasi dengan orang lain. Perhatikan gestur mereka ketika berbicara. Hal ini
akan membuat komunikasi di kantor menjadi lebih mudah, dan Anda akan berada pada
jalur untuk meningkatkan kemampuan EQ Anda sendiri. (Ilh/Ahm)
Sumber: https://m.liputan6.com/bisnis/read/2320812/begini-cara-tingkatkan-kecerdasan-
emosi-di-kantor
memerlukan nilai akademis baik, pengalaman kerja solid, dan jaringan
yang dapat membantu untuk membuka "pintu“, akan tetapi juga
Critical Review Kasus “Begini Cara
diperlukan Kecerdasan emosional atau emotional intelligence (EI). Hal
Tingkatkan
tersebut Kecerdasan
relevan dengan Emosi
teori yang ada dalam di dan
makalah Kantor”
jurnal yang
kami bahas.
Daniel Goleman, seorang psikolog dan mantan reporter New York
Times, menulis sebuah buku Emotional Intelligence: Why It Can Matter
More Than IQ. Goleman mengatakan, ia terinsipirasi dari sebuah artikel
dalam jurnal akademis yang ditulis oleh dua psikolog, John Mayer,
sekarang di University of New Hampshire, dan Peter Salovey dari
Universitas Yale.
Kecerdasan emosi atau emotional quotient (EQ) terdiri dari tiga
aspek, umumnya terkait hal-hal yang mempengaruhi pengalaman hidup,
interaksi dengan orang lain, dan interaksi dengan lingkungan sekitar kita.
Hal tersebut juga relevan dengan isi makalah kami dimana kecerdasan
emosi terkait dengan kesadaran diri sendiri, pengelolaan diri sendiri, dan
kesadaran sosial berupa interaksi dengan orang lain maupun dengan
lingkungan sekitar.
Perhatikan Jurnal
yang sudah tim
penyaji berikan!
Denok Friana Susanti dan Retno Kusumastuti yaitu:
Dalam jurnal dijelaskan bahwa kesuksesan seorang
pemimpin dalam memimpin suatu organisasi tidak
hanya bergantung pada kecerdasan intelektual saja,
namun kecerdasan emosional serta peran
intrapersonal seorang pemimpin turut
mempengaruhinya. Kecerdasan emosional memiliki
peran yang cukup berpengaruh dalam proses
komunikasi antara seorang pemimpin dengan para
bawahannya dalam mencapai tujuan organisasi. Emosi
seorang pemimpin dapat menular ke seluruh
organisasi. Bila seorang pemimpin selalu
memancarkan energi dan antusiasme dalam bekerja,
maka kinerja organisasi atau perusahaan pun akan
meningkat. Hal tersebut relevan dengan teori dalam
makalah kami bahwasanya apabila kemampuan
emosional dapat dikelola dengan baik, maka dapat
menumbuhkan semangat dan motivasi bagi orang lain.
THANKS!