Anda di halaman 1dari 22

TUGAS MATA KULIAH SIMULASI BKI

NAMA : MUHAMAD NAPIS HAMDANI NIM : D.201904389


PRODI : BKI SMT : 6 KARYAWAN

Peta Kognitif Pendekatan Psikoanalisis

No. ASPEK KETERANGAN


1. Tokoh Sigmund Freud
2. Hakikat Manusia Menurut Freud kepribadian manusia mulai
terbentuk pada umur 5 tahun kepribadian telah
terbentuk dan tahun-tahun berikutnya hanya
menghaluskan struktur dasar tersebut
3. Konsep Dasar     Anti rasionalisme
  Mendasari tindakanya dengan motivasi yang tak
sadar, konflik dan sirabolisme
  Kecemasan adalah akibat perepresian konflik konflik
dasar
4. Asumsi Perilaku
         Perasaan tidak enak
bermasalah          Proses belajar yang salah pada masa anak-anak

5. Tujuan Konseling          Untuk mrnolong individu mendapatkan


pengertian yang terus menurus pada mekanisme
         Untuk membentuk kembali struktur karakter
individu dengan menggunakan yang tak sadar
menjadi sadar pada diri klien

6. Peran Konselor          Konselor memberikan perhatian kepada klien


         Konselor membangun hubungan baik kepada
klien dan melakukan serangkaian kegiatan
         Mempercepat penampilan bahan-bahanyang tak
disadari
7. Deskripsi Proses
         Menekankan dimensi afektif dalam membuat
Konseling pemahaman ketidaksadaran
         Proses konseling difokuskan pada usaha
menghayati pengalaman masa kanak-kanak

8. Teknik Konseling          Analisis bebas : klien diminta mengutarakan apa


saja yang terlintas dalam pikiranya
         Interpretasi: mengungkap apa yang terkandung
dibalik apa yang dikatakan oleh klien
         Analisis mimpi : klien diminta untuk
mengungkapkan impiannya dan konselor
menganalisis
9. Situasi Hubungan          Kilen harus untuk mengungkapkan seluruh
pikiran dan perasaan tanpa menyembunyikannya
pada konselor
         Klien tidak usah khawatir apalagi takut malu
pada konselor
10. Kelebihan dan Kelebihan
Kekurangan          Pentingnya sikap non moral pada terapis
         Adanya motivasi yang tidak selamanya disadari
         Model wawancara sebagai alat terapi
         Teori dan teknik saling berhubungan satusama
lain
Kelemahan
         Pandangan yang terlalu determistik dinilai terlalu
merendahkan martabat kemanusiaan.
         Terlalu benyak menekankan kepada masa kanak-
kanakdan menganggap kehidupan seolah-olah
ditentukan oleh masa lalu. Hal ini memberikan
gambaran seolah-olah tanggung jawab individu
berkurang.
         Cenderung meminimalkan rasionalitas.
         Bahwa perilaku ditentukan oleh energi
psikis,adalah suatu yang meragukan.
         Penyembuhan dalam psikoanalisis terlalubersifat
rasional.

Peta Kognitif Pendekatan Behavioristik


NO ASPEK KETERANGAN
1. Tokoh John Broadus Watson  (1913) dan Burrhus Frederic
Skinner
2. Konsep Dasar 1. Belajar waktu lalu hubungannya dengan
keadaan yang serupa
2. Keadaan motivasional sekarang dan efeknya
terhadap kepekaan lingkungan
3. Perbedaan-perbedaan biologic baik secara
genetik atau karena gangguan fisiologik

3. Hakikat Manusia Menyatakan bahwa pendekatan behavior tidak


menguraikan asumsi-asumsi filosofis tertentu
tentang manusia secara langsung. Setiap manusia
dipandang  memiliki kecenderungan-
kecenderungan positif dan negative yang sama.
4. Asumsi Perilaku a. Kebiasaan-kebiasaan negatif / tingkah laku yang
Bermasalah tidak tepat (tidak sesuai dengan tuntutan
lingkungan)
b. Tingkah laku yang terbentuk dari cara belajar /
lingkungan yang salah.
c.  Tingkah laku maladaptif karena kesalahpahaman
dalam menanggapi lingkungan dengan tepat

5. Tujuan Konseling 1. Menciptakan kondisi-kondisi baru bagi


proses belajar
2. Penghapusan hasil belajar yang tidak adaktif
3. Memberi pengalaman belajar yang adaktif
namun belum dipelajari
4. Membantu konseli membuang respon-
respon yang lama yang merusak diri atau
maladatif dan mempelajari respon-respon
yang baru yang lebih sehat dan sesuai
5. Konseli belajar perilaku baru dan
mengeliminasi perilaku yang maladatif,
memperkuat serta mempertahankan
perilaku yang diinginkan
6. Penetapan tujuan dan tingkah laku serta
pencapaian sasaran dilakukan bersama
antara konselor dan konseli

6. Peran Konselor 1. Mengaplikasikan prinsip dari mempelajari


manusia untuk memberi fasilitas pada
penggantian perilaku maladatif dengan
perilaku yang lebih adaptif.
2. Menyediakan sarana untuk mencapai
sasaran konseli dengan membebaskan
seseorang dari perilaku yang mengganggu
kehidupan yang efektif sesuai dengan nilai
demokrasi tentang hal individu untuk bebas
mengejar sasaran yang dikehendaki
sepanjang sasaran itu sesuai dengan
kebaikan masyarakat secara umum.

7. Deskripsi Proses Konseling 1. Melakukan Assesment


2. Menetapkan Tujuan (Goal Setting)
3. Implementasi Teknik (Technique
Implementation)
4. Evaluasi dan Pengakhiran

8. Teknik Konseling Latihan Asertif digunakan untuk melatih klien


yang mengalami kesulitan untuk menyatakan diri
bahwa tindakanya adalah layak dan benar
Desensitisasi Sistematis yaitu teknik konseling
behavioral yang memfokuskan bantuan untuk
menenangkan klien dari ketegangan yang dialami
dengan cara mengajarkan klien untuk rileks
9. Situasi Hubungan 1. Konselor memahami dan menerima konseli
2. Antara konselor dan konseli saling bekerja
sama
3. Konselor memberikan bantuan dalam arah
yang diinginkan konseli

10. Kelebihan dan Kelemahan Kelebihan


1. Dengan memfokuskan pada perilaku khusus
bahwa klien dapat berubah, konselor dapat
membantu klien kearah pengertian yang
lebih baik terhadap apa yang harus
dilakukan sebagai bagian dari proses
konseling
2. Dengan menitikberatkan pada tingkah laku
khusus, memudahkan dalam menentukan
kriteria keberhasilan proses konseling.
3. Memberikan peluang pada konselor untuk
dapat menggunakan berbagai teknik khusus
guna menghasilkan perubahan perilaku.
Kelemahan
1. Kurangnya kesempatan bagi klien untuk
terlibat kreatif dengan keseluruhan
penemuan diri atau aktualisasi diri
2. Keseluruhan proses mungkin tidak dapat
digunakan bagi klien yang memiliki
permasalahan yang tidak dapat dikaitkan
dengan tingkah laku yang jelas
3. Bagi klien yang berpotensi cukup tinggi dan
sedang mencari arti dan tujuan hidup
mereka, tidak dapat berharap banyak dari
konseling behavioral.

Peta Kognitif Pendekatan Client Centered

NO ASPEK KETERANGAN
1. Tokoh Carl R . Rogers
2. Konsep Dasar Model konseling berpusat pribadi dikembangkan
oleh Carl R. Rogers. Sebagai hampiran keilmuan
merupakan cabang dari psikologi humanistik yang
menekankan model fenomenologis.

3. Hakikat Manusia Manusia dalam pandangan Rogers adalah bersifat


positif. Ia mempercayai bahwa manusia memiliki
dorongan untuk selalu bergerak ke muka, berjuang
untuk berfungsi, kooperatif, konstrukstif dan
memiliki kebaikan pada inti terdalam tanpa perlu
mengendalikan dorongan-dorongan agresifnya.
Filosofi tentang manusia ini berimplikasi dalam
praktek terapi client centered dimana terapis
meletakan tanggung jawab proses terapi pada
client, bukan terapis yang memiliki otoritas.
4. Asumsi Perilaku
         Individu memiliki kapasitas untuk membimbing,
Bermasalah mengatur, mengarahkan, dan mengendalikan
dirinya sendiri
         Individu memiliki potensi untuk memahami apa
yang terjadi dalam hidupnya yang terkait dengan
tekanan dan kecemasan yang ia rasakan
         Individu memiliki potensi untuk mengatur ulang
dirinya sedemikian rupa sehingga tidak hanya
untuk menghilangkan tekanan dan kecemasan yang
ia rasakan, tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan
diri dan mencapai kebahagiaan
5. Tujuan Konseling          Menyediakan rasa yang aman dan percaya dalam
proses konseling
         Konseling cenderung untuk bergerak ke arah
lebih terbuka, kepercayaan diri lebih besar, dan
lebih hidup dari standard internal sebagai lawan
mengambil ukuran eksternal untuk apa ia perlu
menjadi.
6. Peran Konselor • Sikap yang selaras dan keaslian
• Penerimaan tanpa syarat
• Pemahaman yang empatik dan akurat (accurate
empathic
undertanding)
7. Deskripsi Proses1.  Konseling memusatkan pada pengalaman
Konseling individual.

2. Konseling berupaya meminimalisir rasa percaya


diri
3. Melalui penerimaan terhadap klien, konselor
membantu untuk menyatakan, mengkaji dan
memadukan pengalaman- pengalaman sebelunya ke
dalam konsep diri..
8. Situasi Hubungan              1. Dua orang berada dalam hubungan
psikologis.
2. Orang pertama disebut client, ada dalam
keadaantidak selaras, peka dan cemas.
3. Orang kedua disebut terapis, ada dalam keadaan
selaras atau terintegrasi dalam berhubungan.
4. Terapis merasakan perhatian positif tak bersyarat
terhadap client.
9. Teknik Konseling          Teknik-teknik harus menjadi suatu
pengungkapan yang jujur dari terapis, dan tidak
bisa digunakan secara sadar diri, sebab dengan
demikian terapis tidak akan menjadi sejati
10. Kelebihan dan kekurangan Kelebihan
1.      Terapi Client-Centered memiliki sifat keamanan.
2.      Terapis CCT secara khas mereflesikan isi dan
perasaan, menjelaskan pesan-pesan
pesan,
Kelemahan
1) Cara sejumlah menyalah tafsirkan atau
menyederhanakan sikap-sikap sentral dari posisi
2) Tidak semua konselor bisa mempraktekan terapi
Client-Centered
3) Membatasi lingkup tanggapan dan gaya konseling
mereka

Peta Kognitif Pendekatan Humanistik

No ASPEK KETERANGAN
1. Tokoh Arthur Combs (1912-1999)

2. Hakikat Manusia Maslow memandang manusia dengan optimis,


memiliki kecenderungan alamiah untuk bergerak
menuju aktualisasi diri.Manusia memiliki kebebasan
untuk berkehendak, memiliki kesadaran untuk
memilih serta memiliki harapan.Meskipun memiliki
kemampuan jahat dan merusak, tetapi bukan
merupakan esensi dasar dari manusia.Sifat-sifat
jahat muncul dari rasa frustasi terhadap
pemenuhan kebutuhan dasar.
3. Konsep Dasar Manusiasebagaimakhlukhidup yang
dapatmenentukansendiriapa yang iakerjakandan
yang tidakiakerjakan, danbebasuntukmenjadiapa
yang iainginkan. Setiap orang
bertanggungjawabatassegalatindakannya

4. Asumsi Perilaku 1. Tingkahlakuindividupadamulanyaditentukan


Bermasalah olehbagaimanamerekamerasakandirinyasen
diridanduniasekitarnya.
2. Individubukanlahsatu-
satunyahasildarilingkunganmerekaseperti
yang dikatakanolehahliteoritingkahlaku,
melainkanlangsungdaridalam (internal),
bebasmemilih,
dimotivasiolehkeinginanuntukaktualisasidiri
ataumemenuhipotensikeunikanmerekasebag
aimanusia.

5. Tujuan Konseling          Memperbaikidanmengubahsikap, persepsi,


caraberpikir, keyakinansertapandangan-
pandanganindividu yang unik, yang
tidakataukurangsesuaidengandirinya agar
individudapatmengembangkandiridanmeningkatka
nself actualizationseoptimalmungkin
        
Mengoptimalkankesadarnindividuakankeberadaann
yadanmenerimakeadaannyamenurutapaadanya
         Menghilangkanhambatan-hambatan yang
dirasakandandihayatiolehindividudalam proses
aktualisasidirinya
         Membantuindividudalammenemukanpilihan-
pilihanbebas yang
mungkindapatdijangkaumenurutkondisidirinya

6. Peran Konselor         


Mengakuipentingnyapendekatandaripribadikepriba
di
         Konselorberperansebagai facilitative a
comfortable
yaitumembantuklienmelihatsecarajelasdanobyektif
dirinyadantiindakan – tindakannyasendiri
         Berorientasipadapertumbuhan
        
Mengakuikebebasanklienuntukmengungkapkanpan
dangandanuntuk
Mengembangkantujuan-tujuandannilainyasendiri

7. Deskripsi Proses 1. Adanyahubungan yang


Konseling akrabantarakonselordankonseli.
2. Adanyakebebasansecarapenuhbagiindividuu
ntukmengemukakan problem danapa yang
diinginkannya.
3. Konselorberusahasebaikmungkinmenerimas
ikapdankeluhansertaperilakuindividudengan
tanpamemberikansanggahan.
4. Unsure
menghargaidanmenghormatikeadaandiriindi
vidudankeyakinanakankemampuanindividu
merupakankunciataudasar yang paling
menentukandalamhubungankonseling.
5. Pengenalantentangkeadaanindividusebelum
nyasertalingkungannyasangatdiperlukanoleh
konselor.

8. Teknik Konseling Teoripendekatanhumanistiktidakmemilikiteknik-


teknik yang ditentukansecaraketat. Prosedur-
prosedurkonselingbisadiambildaribeberapateoriko
nselinglainnyasepartiteori Gestalt danAnalisis
Transaksional.
Tugaskonselordisiniadalahmenyadarkankonselibah
waiamasihada di
duniainidanhidupnyadapatbermaknaapabilaiamem
aknainya.
9. Situasi Hubungan a. Adanya hubungan psikologis yang akrab antara
konselor dan klien
b. Adanya kebebasan secara penuh bagi individu
untuk
mengemukakan problemnya dan apa yang
diinginkan.

10. Kelebihan dan Kelemahan Kelebihan


      Teknikinidapatdigunakanbagiklien yang
mengalamikekurangandalamperkembangandankep
ercayaandiri.
     
Adanyakebebasanklienuntukmengambilkeputusans
endiri.
     
Bersifatpembentukankepribadian, hatinurani, perub
ahansikap, analisisterhadapfenomena sosial.
     
Pendekatanhumanistiklebihcocokdigunakanpadape
rkembangankliensepertimasalahkarier,
kegagalandalamperkawinan,
pengucilandalampergaulanataupunmasatransisidal
amperkembangandariremajamenjadidewasa
Kelemahan
      Dalammetodologi, bahasadankonsepnya yang
mistikal
      Dalampelaksanaannyatidakmemilikiteknik yang
tegas.
     
Terlalupercayapadakemampuankliendalammengata
simasalahnya
(keputusanditentukanolehkliensendiri)
      Memakanwaktu lama.
 
Peta Kognitif Pendekatan Gestalt

NO ASPEK KETERANGAN
1. Nama tokoh Max Wertheimer
Gestalt adalah sebuah teori yang menjelaskan proses persepsi
melalui pengorganisasian komponen-komponen sensasi yang
memiliki hubungan, pola, ataupun kemiripan menjadi kesatuan.
Teori gestalt  beroposisi terhadap teori strukturalisme. Teori
gestalt cenderung berupaya mengurangi pembagian sensasi
menjadi bagian-bagian kecil.Teori ini dibangun oleh tiga orang,
Kurt Koffka, Max Wertheimer, and Wolfgang Kö hler. Mereka
menyimpulkan bahwa seseorang cenderung mempersepsikan
apa yang terlihat dari lingkungannya sebagai kesatuan yang utuh.
HHakikat Manusia
Hakikat manusia menurut Gestalt  :
a.       Manusia merupakan keseluruhan yang terdiri dari
badan,emosi, pikiran, sensasi dan persepsi yang semuanya
mempunyai fungsi dan saling berhubungan.
b.      Manusia Merupakan bagian dari lingkungannya dan hanya
dapat dipahami dalam kaitannya dengan lingkungannya itu
c.       Manusia adalah proaktif daripada reaktif. Ia menentukan
responnya terhadap stimulus yang dari lingkungannya.
2. Konsep Dasar d.      Manusia Berpotensi untuk menyadari sepenuhnya sensasi,
emosi, persepsi, dan pemikirannya
e.       Manusia melalui kesadaran Dapat memilih dan bertanggung
jawab terhadap tindakan perilakunya.
f.       Manusia mempunyai perlengkapan dan sumber – sumber
untuk kehidupannya secara efektif dan untuk mengembangkan
diri melalui kemampuan yang dimilikinya sendiri.
g.      Manusia hanya dapat mengalami sendiri dalam masa
sekarang. Masa lalu dan masa yang akan dating hanya dapat
dialami dengan melalui mengingat – ngingat.
§  Pandangan tentang kepribadian ( produk dari interaksi antara
individu dengan lingkungan yang dipersepsinya,  Dorongan
utama individu adalah untuk mencapai self actualization dan self
regulation) dalam pendekatan gestalt adalah adanya
pertentangan antara kepentingan social dan biologis, manusia
sering menyatakan apa yang seharusnya dari pada apa yang
sebenarnya. Hal ini akan mengarahkan pada manusia untuk
berpandangan bahwa setiap individu tidak usah seperti apa
adanya melainkan apa seharusnya
3 Asumsi prilaku Individu bermasalah karena terjadi pertentangan antara
bermasalah kekuatan “top dog” dan keberadaan “under dog”
·         Top dog adalah kekuatan yang mengharuskan, menuntut,
mengancam
·         Under dog adalah keadaan defensif, membela diri, tidak
berdaya, lemah, pasif, ingin dimaklumi.
b.      Perkembangan   yang terganggu karena terjadi
ketidakseimbangan antara apa-apa yang harus (self-image) dan
apa-apa yang diinginkan (self)
c.       Terjadi pertentangan antara keberadaan sosial dan biologis
d.      Ketidakmampuan individu mengintegrasikan pikiran,
perasaan, dan tingkah lakunya
e.      Mengalami gap/kesenjangan sekarang dan yang akan datang
f.        Melarikan diri dari kenyataan yang harus dihadapi
Tujuan utama :
Membantu klien berani menghadapi tantangan dan kenyataan
yang harus dihadapi.
Klien dapat berubah dari ketergantungan terhadap  
lingkungan/orang lain menjadi percaya pada diri, dapat berbuat
lebih banyak untuk meingkatkan kebermaknaan hidupnya.
Tujuan spesifik :
1.       Membantu klien agar dapat memper-oleh kesadaran
pribadi, memahami kenyataan atau realitas, serta menda-patkan
4 Tujuan konseling insight secara penuh
2.       Membantu klien menuju pencapaian integritas
kepribadiannya
3.       Mengentaskan klien dari kondisinya yang tergantung pada
pertimbangan orang lain ke mengatur diri sendiri (to be true to
himself)
4.       Meningkatkan kesadaran individual agar klien dapat
beringkah laku menurut prinsip-prinsip Gestalt, semua situasi
bermasalah (unfisihed bussines) yang muncul dan selalu akan
muncul dapat diatasi dengan baik
1. K         Memfokuskan pada perasaan klien, kesadaran pada
saat yang sedang berjalan, serta hambatan terhadap
kesadaran.
2. Tugas terapis adalah menantang klien sehingga mereka
Peran konselor mau memanfaatkan indera mereka sepenuhnya dan
5 Deskripsi proses berhubungan dengan pesan-pesan tubuh mereka.
konseling 3. Menaruh perhatian pada bahasa tubuh klien, sebagai
petunujk non verbal.
4. Secara halus berkonfrontasi dengan klien guna untuk
menolong mereka menjadi sadar akan akibat dari bahasa
mereka.
6 Deskripsi proses Fokus utama konseling gestalt adalah terletak pada bagaimana
konseling keadaan klien sekarang serta hambatan-hambatan apa yang
muncul dalam kesadarannya. Oleh karena itu tugas konselor
adalah mendorong klien untuk dapat melihat kenyataan yang ada
pada dirinya serta mau mencoba menghadapinya. Dalam hal ini
perlu diarahkan agar klien mau belajar menggunakan
perasaannya secara penuh. Untuk itu klien bisa diajak untuk
memilih dua alternatif, ia akan menolak kenyataan yang ada pada
dirinya atau membuka diri untuk melihat apa yang sebenarnya
terjadi pada dirinya sekarang.
Konselor hendaknya menghindarkan diri dari pikiran-pikiran
yang abstrak, keinginan-keinginannya untuk melakukan
diagnosis, interpretasi maupun memberi nasihat.
Konselor sejak awal konseling sudah mengarahkan tujuan agar
klien menjadi matang dan mampu menyingkirkan hambatan-
hambatn yang menyebabkan klien tidak dapat berdiri sendiri.
Dalam hal ini, fungsi konselor adalah membantu klien untuk
melakukan transisi dari ketergantungannya terhadap faktor luar
menjadi percaya akan kekuatannya sendiri. Usaha ini dilakukan
dengan menemukan dan membuka ketersesatan atau kebuntuan
klien.
Pada saat klien mengalami gejala kesesatan dan klien
menyatakan kekalahannya terhadap lingkungan dengan cara
mengungkapkan kelemahannya, dirinya tidak berdaya, bodoh,
atau gila, maka tugas konselor adalah membuat perasaan klien
untuk bangkit dan mau menghadapi ketersesatannya sehingga
potensinya dapat berkembang lebih optimal
Penekanan tanggung jawab klien. Konselor bersedia membantu
klien tetapi tidak akan bisa mengubah klien, konselor
menekankan agar klien mengambil tanggung jawab atas tingkah
lakunya.
b.      Orientasi sekarang dan saat ini. Konselor tidak membangun
7 Teknik konseling
kembali (mengulang) masalalu atau motif tidak sadar, tetapi
memfokuskan keadaan sekarang. Masa lalu hanya dalam
kaitannya dengan keadaan sekarang
c.       Orientasi kesadaran. Konselor meningkatkan kesadaran
klien tentang diri sendiri dan masalah-masalahnya
8 Kelebihan& Kelebihan:
keterbatasan ·      Terapi Gestalt menangani masa lampau dengan membawa
aspek-aspek masa lampau yang relevan ke saat sekarang.
 Terapi Gestalt memberikan perhatian terhadap pesan-
pesan nonverbal dan pesan-pesan tubuh.
 Terapi Gestalt menolakk mengakui ketidak berdayaan
sebagai alasan untuk tidak berubah.
 Terapi Gestalt meletakkan penekanan pada klien untuk
menemukan makna dan penafsiran-penafsiran sendiri.
Kelemahan:
 Terapi Gestalt tidak berlandaskan pada suatu teori yang
kukuh
 Terapi Gestalt cenderung antiintelektual dalam arti
kurang memperhitungkan faktor-faktor kognitif.
 Terapi Gestalt menekankan tanggung jawab atas diri kita
sendiri, tetapi mengabaikan tanggung jawab kita kepada
orang lain.
 Teradapat bahaya yang nyata bahwa terapis yang
menguasai teknik-teknik Gestalt akan menggunakannya
secara mekanis sehingga terapis sebagai pribadi tetap
tersembunyi.
Ketika seorang konselor ingin menggunakan konseling Gestalt, ia
harus menyadari bahwa konseli itu unik dan selalu berevolusi
sepanjang waktu. Hal ini berimplikasi bahwa diagnosis yang
Contoh dibuat bersifat fleksibel. Dengan demikian tahap awal yang
9
penerapan dilakukan konselor dalam menggunakan konseling Gestalt adalah
mempertimbangkan kesesuaian konseling Gestalt dengan
konseli, serta kemampuan konselor dalam menerapkan tahap-
tahap dan teknik-teknik pendekatan Gestalt.

Peta Kognitif Pendekatan REBT

NO ASPEK KETERANGAN
1. Nama tokoh Albert Ellis
Manusia pada dasar dasarnya adalah unik yang memiliki
kecenderungan untuk berpikir rasional dan irasional.
Ketika berpikir dan bertingkahlaku rasional manusia akan
efektif, bahagia, dan kompeten. Ketika berpikir dan
bertingkahlaku irasional individu itu menjadi tidak efektif.
Reaksi emosional seseorang sebagian besar disebabkan
oleh evaluasi, interpretasi, dan filosofi yang disadari
maupun tidak disadari. Hambatan psikologis atau
emosional adalah akibat dari cara berpikir yang tidak logis
dan irasional. Emosi menyertai individu yang berpikir
dengan penuh prasangka, sangat personal, dan
irasional.Berpikir irasional diawali dengan belajar secara
tidak logis yang diperoleh dari orang tua dan budaya
2. Konsep Dasar tempat dibesarkan. Berpikir secara irasional akan
tercermin dari verbalisasi yang digunakan. Verbalisasi
yang tidak logis menunjukkan cara berpikir yang salah dan
verbalisasi yang tepat menunjukkan cara berpikir yang
tepat.Perasaan dan pikiran negatif serta penolakan diri
harus dilawan dengan cara berpikir yang rasional dan
logis, yang dapat diterima menurut akal sehat, serta
menggunakan cara verbalisasi yang rasional.
Pandangan pendekatan rasional emotif tentang
kepribadian dapat dikaji dari konsep-konsep kunci teori
Albert Ellis : ada tiga pilar yang membangun tingkah laku
individu, yaitu Antecedent event (A), Belief (B), dan
Emotional consequence (C). Kerangka pilar ini yang
kemudian dikenal dengan konsep atau teori ABC.
Menolak konsep adanya sakit mental pada setiap manusia.
Asumsi prilaku
3 Perilaku bermasalah hakekatnya terbentuk karena adanya
bermasalah
rasa tidak bertanggung jawab terhadap keputusannya
4 Tujuan konseling Memperbaiki dan merubah sikap, persepsi, cara berpikir,
keyakinan serta pandangan-pandangan klien yang
irasional dan tidak logis menjadi pandangan yang rasional
dan logis agar klien dapat mengembangkan diri,
meningkatkan sel-actualizationnya seoptimal mungkin
melalui tingkah laku kognitif dan afektif yang positif.
Menghilangkan gangguan-gangguan emosional yang
merusak diri sendiri seperti rasa takut, rasa bersalah, rasa
berdosa, rasa cemas, merasa was-was, rasa marah.
Tiga tingkatan insight yang perlu dicapai klien dalam
konseling dengan pendekatan rasional-emotif :
Pertama insight dicapai ketika klien memahami tentang
tingkah laku penolakan diri yang dihubungkan dengan
penyebab sebelumnya yang sebagian besar sesuai dengan
keyakinannya tentang peristiwa-peristiwa yang diterima
(antecedent event) pada saat yang lalu.
5 Peran konselor
   Konseling rasional emotif dilakukan dengan
menggunakan prosedur yang bervariasi dan sistematis
Deskripsi proses yang secara khusus dimaksudkan untuk mengubah tingkah
6
konseling laku dalam batas-batas tujuan yang disusun secara
bersama-sama oleh konselor dan klien
.
7 Teknik konseling Assertive adaptive
Teknik yang digunakan untuk melatih, mendorong, dan
membiasakan klien untuk secara terus-menerus
menyesuaikan dirinya dengan tingkah laku yang
diinginkan. Latihan-latihan yang diberikan lebih bersifat
pendisiplinan diri klien.
b. Bermain peran
Teknik untuk mengekspresikan berbagai jenis perasaan
yang menekan (perasaan-perasaan negatif) melalui suatu
suasana yang dikondisikan sedemikian rupa sehingga klien
dapat secara bebas mengungkapkan dirinya sendiri
melalui peran tertentu.
c. Imitasi
Teknik untuk menirukan secara terus menerus suatu
model tingkah laku tertentu dengan maksud menghadapi
dan menghilangkan tingkah lakunya sendiri yang negatif.
2. Teknik-teknik Behavioristik
a. Reinforcement
Teknik untuk mendorong klien ke arah tingkah laku yang
lebih rasional dan logis dengan jalan memberikan pujian
verbal (reward) ataupun hukuman (punishment). eknik ini
dimaksudkan untuk membongkar sistem nilai dan
keyakinan yang irrasional pada klien dan menggantinya
dengan sistem nilai yang positif.
Dengan memberikan reward ataupun punishment, maka
klien akan menginternalisasikan sistem nilai yang
diharapkan kepadanya.
b. Social modeling
Teknik untuk membentuk tingkah laku-tingkah laku baru
pada klien. Teknik ini dilakukan agar klien dapat hidup
dalam suatu model sosial yang diharapkan dengan cara
imitasi (meniru), mengobservasi, dan menyesuaikan
dirinya dan menginternalisasikan norma-norma dalam
sistem model sosial dengan masalah tertentu yang telah
disiapkan oleh konselor.
3. Teknik-teknik Kognitif
a. Home work assigments,
Teknik yang dilaksanakan dalam bentuk tugas-tugas
rumah untuk melatih, membiasakan diri, dan
menginternalisasikan sistem nilai tertentu yang menuntut
pola tingkah laku yang diharapkan.
Dengan tugas rumah yang diberikan, klien diharapkan
dapat mengurangi atau menghilangkan ide-ide dan
perasaan-perasaan yang tidak rasional dan tidak logis,
mempelajari bahan-bahan tertentu yang ditugaskan untuk
mengubah aspek-aspek kognisinya yang keliru,
mengadakan latihan-latihan tertentu berdasarkan tugas
yang diberikan
Pelaksanaan home work assigment yang diberikan
konselor dilaporkan oleh klien dalam suatu pertemuan
tatap muka dengan konselor
Teknik ini dimaksudkan untuk membina dan
mengembangkan sikap-sikap tanggung jawab, kepercayaan
pada diri sendiri serta kemampuan untuk pengarahan diri,
pengelolaan diri klien dan mengurangi ketergantungannya
kepada konselor.
b. Latihan assertive
Teknik untuk melatih keberanian klien dalam
mengekspresikan tingkah laku-tingkah laku tertentu yang
diharapkan melalui bermain peran, latihan, atau meniru
model-model sosial.
Maksud utama teknik latihan asertif adalah : (a)
mendorong kemampuan klien mengekspresikan berbagai
hal yang berhubungan dengan emosinya; (b)
membangkitkan kemampuan klien dalam mengungkapkan
hak asasinya sendiri tanpa menolak atau memusuhi hak
asasi orang lain; (c) mendorong klien untuk meningkatkan
kepercayaan dan kemampuan diri; dan (d) meningkatkan
kemampuan untuk memilih tingkah laku-tingkah laku
asertif yang cocok untuk diri sendiri.
8 Kelebihan& 1. Rasional Emotif menawarkan dimensi kognitif dan
keterbatasan menantang klien untuk meneliti rasionalitas dari
keputusan yang telah diambil serta nilai yang klien anut.
2. Rasional Emotif memberikan penekanan untuk
mengaktifkan pemahaman yang di dapat oleh klien
sehingga klien akan langsung mampu mempraktekkan
perilaku baru mereka.
3. Rasional emotif menekankan pada praktek terapeutik
yang komprehensif dan eklektik.
4. Rasional emotif mengajarkan klien cara-cara mereka
bisa melakukanterapi sendiri tanpa intervensi langsung
Keterbatasan: Rasional emotif tidak menekankan kepada
masa lalu sehingga dalam proses terapeutik ada hal-hal
yang tidak diperhatikan.
2. Rasional emotif kurang melakukan pembangunan
hubungan antara klien dan terapis sehingga klien mudah
diintimidasi oleh konfrontasi cepat terapis.
3.Klien dengan mudahnya terbius dengan oleh kekuatan
dan wewenang terapis dengan menerima pandangan
terapis tanpa benar-benar menantangnya atau
menginternalisasi ide-ide baru.
4. Kurang memperhatikan faktor ketidaksadaran dan
pertahanan ego.
Rasional emotif tidak menekankan kepada masa lalu
sehingga dalam proses terapeutik ada hal-hal yang tidak
diperhatikan.
2. Rasional emotif kurang melakukan pembangunan
hubungan antara klien dan terapis sehingga klien mudah
diintimidasi oleh konfrontasi cepat terapis.
9 Contoh penerapan
3.Klien dengan mudahnya terbius dengan oleh kekuatan
dan wewenang terapis dengan menerima pandangan
terapis tanpa benar-benar menantangnya atau
menginternalisasi ide-ide baru.
4. Kurang memperhatikan faktor ketidaksadaran dan
pertahanan ego.

Peta Kognitif Pendekatan Realitas

NO ASPEK KETERANGAN
1. Nama tokoh William Glesser
2 Konsep daasar Manusia pada hakekatnya adalah makhluk yang memiliki
kebutuhan dasar dan dalam kehidupannya mereka berusaha
memenuhi kebutuhan tersebut. Kebutuhan dasar manusia
meliputi kebutuhan bertahan hidup (survival), mencintai dan
dicintai (love and belonging), kekuasaan atau prestasi (power or
achievement), kebebasan atau kemerdekaan (freedom or
independence), dan kesenangan (fun) (Corey, 2005).Glesser
(2000) meyakini bahwa di antara kebutuhan dasar tersebut
kebutuhan mencintai dan dicintai merupakan yang utama dan
paling sukar pemenuhannya.
Keberhasilan individu dalam memenuhi kebutuhan dasarnya
akan memberikan identitas berhasil pada dirinya, sedangkan
kegagalan akan pemenuhan kebutuhan dasar menyebabkan
individu mengembangkan identitas gagal (Rasjidan, 1994).
Individu yang memiliki identitas berhasil akan menjalankan
kehidupannya sesuai dengan prinsip 3 R, yaitu right,
responsibility, dan reality (Ramli, 1994). Right merupakan nilai
atau norma patokan sebagai pembanding untuk menentukan
apakah suatu perilaku benar atau salah. Responsibility
merupakan kemampuan seseorang untuk memenuhi
kebutuhannya tanpa mengganggu hak-hak orang lain. Reality
merupakan kesediaan individu untuk menerima konsekuensi
logis dan alamiah dari suatu perilaku.
Individu, dalam kehidupan sehari-hari, tidak dapat memenuhi
kebutuhan dasarnya secara langsung.Individu berusaha
melakukan sesuatu yang dapat membuat mereka merasa
nyaman.Hal ini yang disebut “kehidupan yang berkualitas”
(quality world).Dunia yang berkualitas merupakan “surga
pribadi” yang diharapkan setiap individu.Jadi bisa diartikan
Quality World adalah cara pandang yang unik untuk memenuhi
kebutuhan.Kehidupan yang berkualitas didasarkan atas
kebutuhan dasar, tetapi dunia yang berkualitas berbeda dengan
kebutuhan.Dunia yang berkualitas bersifat umum, sedangkan
dunia yang berkualitas bersifat khusus. Agar individu dapat
memperoleh dunia yang berkualitas dengan baik maka individu
harus berhubugan dengan orang lain; yakni orang-orang yang
dekat dengan kita dan nyaman bila didekatnya. Ada dua pokok
inti dalam konseling realitas yang dijadikan sebagai titik tolak
kegiatn pada konseling Realitas dalam menganalisis masalah-
masalah klein, antara lain :
1.      Right : adalah kebenaran dari tingkah laku seseorang
dengan standar norma yang berlaku baik itu norma agama,
hukum, dan lain-lain.
2.      Reality : adalah kenyataan, yaitu individu bertingkah laku
sesuai dengan kenyataan yang ada.
3.      Responbility: adalah bertanggung jawab, yaitu tingkah laku
dalam memenuhi kebutuhan dengan menggunakan cara yang
tidak merugikan orang lain.
3 Asumsi prilaku Reality therapy pada dasarnya tidak mengatakan bahwa
bermasalah perilaku individu itu sebagai perilaku yang abnormal. Konsep
perilaku menurut konseling realitas lebih dihubungkan dengan
berperilaku yang tepat atau berperilaku yang tidak tepat.
Menurut Glasser, bentuk dari perilaku yang tidak tepat tersebut
disebabkan karena ketidak mampuannya dalam memuaskan
kebutuhannya, akibatnya kehilangan ”sentuhan” dengan realitas
objektif, dia tidak dapat melihat sesuatu sesuai dengan
realitasnya, tidak dapat melihat sesuatu sesuai dengan
realitasnya, tidak dapat melakukan atas dasar kebenaran,
tangguang jawab dan realitas.
Meskipun konseling realitas tidak menghubungkan perilaku
manusia dengan gejala abnormalitas, perilaku bermasalah dapat
disepadankan dengan istilah ”identitas kegagalan”. Identitas
kegagalan ditandai dengan keterasingan, penolakan diri dan
irrasionalitas, perilakunya kaku, tidak objektif, lemah, tidak
bertanggung jawab, kurang percaya diri dan menolak
kenyataan.
Menurut Glasser (1965, hlm.9), basis dari terapi realitas adalah
membantu para klien dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan
dasar psikologisnya, yang mencangkup “kebutuhan untuk
mencintai dan dicintai serta kkebutuhan untuk merasakan
bahwa kita berguna baik bagi diri kita sendiri maupun bagi
oaring lain”.
Pandangan tentang sifat manusia mencakup pernyataan bahwa
suatu “kekuatan pertumbuhan” mendorong kita untuk berusaha
mencapai suatu identitas keberhasilan. Penderitaan pribadi bisa
diubah hanya dengan perubahan identitas. Pandangan terapi
realitas menyatakan bahwa, karena individu-individu bisa
mengubaha cara hidup, perasaan, dan tingkah lakunya, maka
merekapun bisa mengubah identitasnya. Perubahan identitas
tergantung pada perubahan tingkah laku.
Maka jelaslah bahwa terapi realitas yidak berpijak pada filsafat
deterministik tentang manusia, tetapi dibangun diatas asumsi
bahwa manusia adalah agen yang menentukan dirinya sendiri.
Perinsip ini menyiratkan bahwa masing-masing orang
memilkiki tanggung jawab untuk menerima konsekuensi-
konsekuensi dari tingkah lakunya sendiri. Tampaknya, orang
menjadi apa yang ditetapkannya.
1.      Menolong individu agar mampu mengurus diri sendiri,
supaya dapat menentukan dan melaksanakan perilaku dalam
bentuk nyata.
2.      Mendorong konseli agar berani bertanggung jawab serta
memikul segala resiko yang ada, sesuai dengan kemampuan dan
keinginannya dalam perkembangan dan pertumbuhannya.
3.      Mengembangkan rencana-rencana nyata dan realistik
4 Tujuan konseling
dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
4.      Perilaku yang sukses dapat dihubungkan dengan
pencapaian kepribadian yang sukses, yang dicapai dengan
menanamkan nilai-nilai adanya keinginan individu untuk
mengubahnya sendiri.
5.      Terapi ditekankan pada disiplin dan tanggung jawab atas
kesadaran sendiri.
5 Peran konselor 1. Bertindak sebagai pembimbing yang membantu konseli
agar bisa menilai tingkah lakunya sendiri secara realistis.
2. Berperan sebagai moralis.
3. Motivator. (Menyampaikan dan meyakinkan kepada klien
bahwa seburuk apapun suatu kondisi masih ada
harapan)
4. Sebagai guru. (Mengajarkan klien untuk mengevaluasi
perilakunya, misalnya dengan bertanya, “Apakah
perilaku Anda    (atau nama) saat ini membantu Anda
untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan Anda?)
5. Memberikan kontrak.
Mengembangkan kondisi fasilitatif dalam konseling dan
hubungan baik dengan klien
 Menciptakan hubungan kerja dengan klien
 Tahap krisis bagi klien yaitu kesukaran dalam
mengemukakan masalahnya dan melakukan transferensi.
 Tilikan terhadap masa lalu klien terutama pada masa
Deskripsi proses kanak-kanaknya
6
konseling  Pengembangan reesitensi untuk pemahaman diri
 Pengembangan hubungan transferensi klien dengan
konselor.
 Melanjutkan lagi hal-hal yang resistensi.
 Menutup wawancara konseling
Terlibat dalam permainan peran dengan klien;
2.   Menggunakan humor;
3.   Mengonfrontasikan klien dan menolak dalih apapun;
4.  Membantu klien dalam merumuskan rencana-rencana yang
spesifik bagi tindakan;
5.   Bertindak sebagai model dan guru;
6.   Memasang batas-batas dan menyusun situasi terapi;
7 Teknik konseling 7. Menggunakan “terapi kejutan verbal” atau sarkasme yang
layak untuk
mengonfrontasikan klien dengan tingkah lakunya yang tidak
realistis; dan
8.    Melibatkan diri dengan klien dalam upayanya mencari
kehidupan yang lebih
efektif.

Kelebihan:
Karakteristik pendekatan konseling realitas secara khusus
menekankan pada akuntabilitas. Aspek lain dari pendekatan
konseling realitas yang disokong Corey (1985) termasuk ide-
idenya yang tidak menerima alasan dari gagalnya pelaksanaan
Kelebihan& kontrak dan menghindari hukuman atau menyalahkan
8
kelemahan Kekurangan:
Di anggap terlalu sederhana dan dangkal. Di akui bahwa kritik
pendekatan konseling realitas pada daerah ini. Glasser juga
menyetujui bahwa delapan tahap dari pendekatan konseling
realitas adalah sederhana dan jelas lebih menekankan pada
praktek dan tidak pada materi yang sederhana.
9 Contoh penerapan Amir siswa kelas 7 SMP, dia sangat tidak disiplin sehingga dia
mengalami hambatan dalam menjalankan kewajibannya sebagai
siswa disekolah. Hal ini tentu akan  berakibat pada proses
belajar mengajar dan prestasi belajar Amir disekolah.
Bimbingan bagi Amir ini sangat diperlukan untuk membantu
menyelesaikan permasalahan dan agar membuat Amir dapat
mengikuti proses belajar mengajar secara baik.
Dalam hal ini, Amir diberikan bantuan dengan konseling realita
dengan menggunakan prosedur WDEP. Amir diingatkan kembali
pada keinginan-keinginannya, tujuannya, kemudian
memberikan arahan-arahan merumuskan rencana baru dan
konselor memberikan pengawasan terhadap perillakunya

Peta Kognitif Pendekatan Transaksional

NO ASPEK KETERANGAN
1 Nama tokoh Eric Berne
Analisis transaksional didasarkan pada asumsi atau
anggapan bahwa orang mampu memahami
keputusan-keputusannya pada masa lalu dan
kemudian dapat memilih untuk memutuskan kembali
atau menyesuaikan kembali keputusan yang telah
pernah diambil. Berne dalam pandangannya meyakini
bahwa manusia mempunyai kapasitas untuk memilih
2 Konsep dasar dan dalam tingkat kesadaran tertentu individu dapat
menjadi mandiri dalam menghadapi persoalan-
persoalan hidupnya.
Menurut Eric Berne status ego adalah suatu pola
perasaan dan pengalaman yang tetap, keadaan ego
seseorang tidak tergantung pada umur. Oleh karena
itu apapun pekerjaan/jabatan seseorang, ia tetap
memiliki 3 jenis status ego.
Menolak konsep adanya sakit mental pada setiap
Asumsi prilaku manusia. Perilaku bermasalah hakekatnya terbentuk
3
bermasalah karena adanya rasa tidak bertanggung jawab terhadap
keputusannya
–          Membantu klien untuk membuat keputusan-
keputusan baru dalam mengarahkan atau mengubah
tingkah laku dalam kehidupannya.
–          Memberikan kepada klien suatu kesadaran
4 Tujuan konseling
serta kebebasan untuk memilih cara-cara serta
keputusan-keputusan mengenai posisi kehidupannya
serta menghindarkan klien dari cara-cara yang
bersifat deterministic.
5 Peran konselor Peran konselor adalah sebagai guru, pelatih dan
penyelamat dengan terlibat secara penuh dengan
konseli. Konselor berperan sebagai guru yang
menjelaskan teknik-teknik seperti analisis struktural,
analisis transaksi, naskah hidup, dan
analisis game. Konselor juga membantu konseli
menemukan kondisi-kondisi yang tidak
menguntungkan di masa lalu dan mengembangkan
strategi untuk mengatasinya.
Konselor dan konseli bekerja sebagai patner dalam
konseling, konselor membantu konseli menemukan
kekuatan internalnya untuk berubah dengan
membuat keputusan yang sesuai.
1.
Deskripsi proses Peran Konselor sebagai seorang guru, pelatih , dan
konselor narasumber  dengan penekanan kuat pada
keterlibatan. Tugas konselor adalah menggunakannya
pengetahuan untuk menunjang klien dalam
hubungannya dengan suatu kontrak spesifik yang
jelas yang diprakarsai oleh klien.
6
Tugas Konselor pada dasarnya adalah membantu agar
klien memperoleh perangkat yang diperlukan bagi
perubahan. Terapis mendorong dan mengajari klien
agar lebih mempercayai  ego orang dewasanya sendiri
ketimbang ego orang dewasa terapis dalam putusan –
putusan baru.
Analisisi struktual adalah alat yangbisa membantu
klien agar menjadi sadar atas isi dan fungsi ego orang
tua, ego orang dewasa, ego anaknya. Analisis struktual
membantu klien dalam mengubah pola-pola yang
dirasakan menghambat.ia juga membantu klien dalam
menemukan perwakilan egoyang mana yang menjadi
landasan tingkah lakunya.
Analisis Transaksional
7 Teknik konseling Analisis transaksional pada dasarnya adalah suatu
penjabaran atas apa yang dilakukan dan dikatakan
oleh orang-orang terhadap satu sama lain. Ada tiga
tipe transaksi : komplementer, menyilag, dan
terselubung. Transaksi-transaksi komplementer
terjadi apa bila suatu pesan yang disampaikan oleh
suatu perwakilan ego seseorang memperoleh respon
yang diperkirakan dari perwakilan ego seseorang
yang lainnya.
8 Kelebihan & kekurangan 1. Sangat berguna dan para konselor dapat
dengan mudah menggunakannya.
2. Menantang konseli untuk lebih sadar akan
keputusan awal mereka.
3. Integrasi antara konsep dan praktek analisis
transaksional dengan konsep tertentu dari
terapi gestalt amat berguna karena konselor
bebas menggunakan prosedur dari pendekatan
lain. Bab ini menyoroti perluasan pendekatan
Berne oleh Mary dan almarhum Robert
Goulding (1979), pemimpin dari sekolah
redecisional TA. The Gouldings berbeda dari
pendekatan Bernian klasik dalam beberapa
cara. Mereka telah digabungkan TA dengan
prinsip-prinsip dan teknik-teknik terapi
Gestalt, terapi keluarga, psikodrama, dan terapi
perilaku. Pendekatan yang redecisional
pengalaman anggota kelompok membantu
kebuntuan mereka, atau titik di mana mereka
merasa terjebak. Mereka menghidupkan
kembali konteks di mana mereka membuat
keputusan sebelumnya, beberapa di antaranya
tidak fungsional, dan mereka membuat
keputusan baru yang fungsional. Redecisional
terapi ini bertujuan untuk membantu orang
menantang diri mereka untuk menemukan
cara-cara di mana mereka menganggap diri
mereka dalam peran dan victimlike untuk
memimpin hidup mereka dengan memutuskan
untuk diri mereka sendiri bagaimana mereka
akan berubah.
4. Memberikan sumbangan pada konseling
multikultural karena konseling diawali dengan
larangan mengaitkan permasalahan pribadi
dengan permasalahan keluarga dan larangan
mementingkan diri sendiri
1. Kekurangan: Banyak Terminologi atau istilah
yang digunakan dalam analisis transaksional
cukup membingungkan.
2. Penekanan Analisis Transaksional pada
struktur merupakan aspek yang meresahkan.
3. Konsep serta prosedurnya dipandang dari
perspektif behavioral, tidak dapat di uji
keilmiahannya
Konseli bisa mengenali semua benda tetapi mungkin
tidak merasakan dan menghayati aspek diri mereka
sendiri
9 Contoh Penerapan Konsep-konsep dan teknik-teknik Analisis
Transaksional cocok terutama untuk situasi-situasi
kelompok. AT pada mulanya direncanakan sebagai
suatu bentuk treatment kelompok,dan prosedur-
prosedur terapeutiknya memberikan hasil dalam
setting kelompok. dalam setting kelompok, orang-
orang bisa mengamati perubahan orang lain, yang
memberikan kepada mereka model-model bagi
peningkatan kebebasan memilih. Mereka menjadi
paham atas struktur dan fungsi kepribadian mereka
sendiri serta belajar bagaimana bertransaksi dengan
orang lain. Transaksi-transaksi dalam kelompok
memungkinkan para anggota mampu meningkatkan
kesadaran, baiktentang dirinya sendiri maupun
tentang orang lain. Dan karenanya bisa befokus pada
perubahan-perubahan dan putusan-putusan ulang
yang akan mereka buat dalam kehidupan mereka.
 

Anda mungkin juga menyukai