Anda di halaman 1dari 31

NAMA : Ade Yudha Permadi

NIM : F1141171016
Mata Kuliah : Model-model Konseling

Peta Kognitif 10 Model-model Konseling


Psikoanalisis

NO Aspek Keterangan
1 Tokoh Sigmund Freud (1896)
2 Hakikat Menurut freud kepribadian manusia mulai terpenduk pada umur 5 tahun, hampir semua struktur kepribadian telah
manusia terbentuk dan tahun-tahun berilutnya hanya menghaluskan struktur dasar tersebut.
3 Konsep dasar · Perkembangan kepribadian yang normalberlandaskan resolusi dan integrasi fase-faseperkembangan
psikoseksual yang berhasil.
· Perkembangan kepribadian yang gagalmerupakan akibat dari resolusi sejumlah fasepsikoseksual yang tidak
memadai.
· Id, ego, dan superego membentuk dasar bagistruktur kepribadian.
· Kecemasan adalah akibat perepresian konflikkonflikdasar.
· Mekanisme-mekanisme pertahanan egodikembangkan untuk mengendalikankecemasan.
· Proses-proses tak sadar berkaitan erat dengantingkahlaku yang muncul sekarang.

4 Asumsi prilaku · Dinamika yang tidak efektif antar id, ego dansuper ego.
bersalah
· Perasaan tidak enak ( kecemasan, kekhawatiran, prasangka).
· Proses belajar yang tidak benar pada masakanak-kanak
5 Tuhuan · Untuk menolong individu mendapatkan pengertian yang terus menerus dari pada mekanisme penyesuian diri
konseling
dengan demikian menolong mereka menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi.
· Untuk membentuk kembali struktur karakter individu dengan menggunakan yang tak sadar pada diri klien
6 Peran konselor · Membantu klien dalam mencapai kesadaran diri,Ketulusan diri, ketulusan hati, dan hubunganpribadi yang
lebih efektif dalam mengatasikecemasan melalui cara-cara yang realistis.
· Konselor membangun hubungan kerjasamadengan klien dan kemudian melakukanserangkaian kegiatan
mendengarkan danmenafsirkan.
· Konselor memberikan perhatian kepadaresistensi klien.
7 Teknik · InterprestasiProsedur dasar yang digunakan dalam analisisasosiasi bebas, analisis mimpi, analisis resistansidan
konseling
analisis tranfaransi.
· Analisi mimpiProsedur yang penting untuk membuka hal-halyang tidak disadari dan membantu
klienmemperoleh tilikan kepada masalah-masalahyang belum terpecahkan.
· Asosiasi bebas suatu metode pengungkapan pengalaman masamlampau dan penghentian emosi-emosi
yangberkaitan dengan situasi traumatik dimasa lalu.
· Analisis resistensiSuatu konsep fundamental praktek-praktekpsikoanalisa, yang bekerja melawan
kemajuanterapi dan mencegah klien menampilkan hal-halyang tidak disadari.
· Analisis transferensiTransferensi muncul dengan sendirinya dalamproses terapeutik pada saat dimana
kegiatankegiatanklien masa lalu yang tak terselesaikandengan orang lain, menyebabkan dia mengubahmasa
kini dan mereaksi kepada analisis sebagaiyang ia lakukan kepada ibunya atau ayahnya.
8 Situasi · Kilen seyogyanya untuk mengungkapkan seluruh pikiran dan perasaan tanpa menyembunyikannya pada
hubungan
konselor.
· Klien tidak usah khawatir apalagi takut malu pada konselor.
· Klien dapat berusaha mewujudkan keputusanya diluar konseling
9 Kelebihan dan Kelebihan
kelemahan
· Pentingnya sikap non moral pada terapis
· Adanya motivasi yang tidak selamanya disadari
· Model wawancara sebagai alat terapi
· Teori dan teknik saling berhubungan satusama lain

Kelemahan

· Pandangan yang terlalu determistik dinilai terlalumerendahkan martabat kemanusiaan.


· Terlalu benyak menekankan kepada masa kanakkanakdan menganggap kehidupan seolah-olahditentukan oleh
masa lalu. Hal ini memberikangambaran seolah-olah tanggung jawab individuberkurang.
· Cenderung meminimalkan rasionalitas.
· Bahwa perilaku ditentukan oleh energi psikis,adalah suatu yang meragukan.
· Penyembuhan dalam psikoanalisis terlalubersifat rasional.
Psikologi Individual

No Aspek Keterangan
1 Tokoh Alfred Adler
2 Konsep dasar 1. Individualitas sebagai pokok persoalan
2. Kesadaran dan ketidak sadaran
3. Dorongan pokok (kemasyarakatan, dan keakuan)
4. Perjuangan ke arah superior
5. Gaya hidup
6. Minat sosial
7. Kekuatan kreatif self
8. Konstelasi keluarga
9. Posisi tidur dan kepribadian
10. Kompleks inferioritas dan neurosis
11. Perkembangan abnormal
12. Kecenderungan pengamatan

3 Hakikat manusia Menurut Adler, manusia itu dilahirkan dalam keadaan tubuh yang lemah. Kondisi ketidak berdayaan ini
menimbulkan perasaan inferior (merasa lemah atau tidak mampu) dan ketergantungan kepada orang lain.
4 Asumsi perilaku bermasalah

5 Tujuan konseling 1. Mengubah konsep tentang diri klien sendiri. Individu yang mengalami masalah sebetulnya disebabkan
oleh karena konsep diri yang dimilikinya bersifat negatif.
2. Melalui perubahan konsep diri sendiri, diharapkan akan dapat berubah pula fisiknya.
3. Dari perubahan fisiknya, diharapkan akan berubah pula gaya hidup dan akhir dapat dirubah tingkah
lakunya
6 Peran konselor
7 Teknik konseling 1. Teknik komparatif
2. Teknik analisis mimpi
8 Situasi dan hubungan
9 Kelebihan dan kelemahan Kelebihan:
1. Keyakinan yang optimistik bahwa bahwa setiap oranh dapat berubah, dapat mencapai sesuatu, arah
evaluasi manusia bersifat positif.
2. Penekanan hubungan konseling sebagai suatu media untuk mengubah klien.
3. Menekankan bahwa masyarakat tidak sakit atau salah, akan tetapi manusianya yang sakit atau salah.
4. Menekankan bahwa kekuatan sebagai pusat pwndorong perilaku.

Kelemahan:
1. Terlalu banyak menekankan pada tilikan intelektual dalam upaya perubahan.
2. Penekanan yang berlebihan pada pengalaman, nilai, dan minat subyektif sebagai penentu perilaku.
3. Minimalkan faktor biologis dan riwayat masa lalu.
4. Terlalu banyak menekankan tanggungjawab pada keterampilan diagnostik konselor
Behavoristik

No Aspek Keterangan
1 Tokoh John Broadus Watson (1913) dan Skinner
2 Konsep dasar Manusia adalah makhluk reaktif yang tingkah lakunya dikontrol oleh faktor-faktor dari luar
 Tingkah laku seseorang ditentukan oleh banyak dan macamnya penguatan yang diterima dalam situasi
hidupnya.
 Tingkah laku dipelajari etika individu berinteraksi dengan lingkungan melalui hokum-hukum belajar:
a) Pembiasan klasik
b) Pembiasan operan
c) Peniruan
 Tingkah laku tertentu pada individu dipengaruhi oleh keputusan dan ketidak puasan yang diperolehnya.

3 Hakikat manusia Corey (2003: 198) menyatakan bahwa pendekatan behavior tidak menguraikan asumsi-asumsi filosofis tertentu
tentang manusia secara langsung. Setiap manusia dipandang memiliki kecenderungan-kecenderungan positif
dan negative yang sama. Manusia pada dasarnya di dibentuk dan ditentukan oleh lingkungan sosial budayanya.
Segenap tingkahlaku manusia itu dipelajari.
4 Asumsi perilaku a. Kebiasaan-kebiasaan negatif / tingkah laku yang tidak tepat (tidak sesuai dengan tuntutan
bersalah
lingkungan)
b. Tingkah laku yang terbentuk dari cara belajar / lingkungan yang salah.
c. Tingkah laku maladaptif karena kesalahpahaman dalam menanggapi lingkungan dengan tepat
d. Seluruh tingkah laku manusia didapat dengan cara belajar dan juga tingkah laku tersebut dapat
diubah dengan menggunakan prinsip-prinsip belajar.

5 Tujuan konseling a. Diinginkan oleh klien


b. Konselor mampu dan bersedia membantu mencapai tujuan tersebut
c. Klien dapat mencapai tujuan tersebut

Dirumuskan secara spesifik , konselor dan klien (bekerja sama)

6 Peran konselor Bersikap menerima, memahami, tidak menilai dan mengkritik apa yang diungkapkan oleh klien
7 Teknik konseling  Latihan Asertif digunakan untuk melatih klien yang mengalami kesulitan untuk menyatakan diri bahwa
tindakanya adalah layak dan benar
 Desensitisasi Sistematis yaitu teknik konseling behavioral yang memfokuskan bantuan untuk
menenangkan klien dari ketegangan yang dialami dengan cara mengajarkan klien untuk rileks
 Pengkondisian Aversi digunakan untuk menghilangkan kebiasaan buruk, dengan meningkatkan
kepekaan klien
 Pembentukan Tingkah Laku Model digunakan untuk membentuk tingkah laku baru pada klien, dan
memperkuat tingkah laku yang sudah dibentuk

8 Situasi hubungan Klien harus secara aktif terlibat dalam pemilihan dan penentuan tujuan-tujuan, harus memiliki motivasi untuk
berubah dan bersedia bekerjasama dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan terapeuttik, baik selama pertemuan-
pertemuan terapi maupun di luar terapi, dalam situasi-situasi kehidupan nyata. jika klien tidak secara tidak aktif
terlibat dalam proses terapeutik, maka terapi tidak akan membawa hasil-hasil yang memuaskan
9 Kelebihan dan Kelebihan
kelemahan
 Metode dan teknik-teknik konselingnya telah menjadi subjek bagi pengujian
 Prosedur konseling behavioral berada dalam proses perbaikan dan pengembangan yang sinambung
 Hasil metode konseling behavioral dapat membesarkan hati, baik tingkat keberhasilan maupun efisiensinya
 Perilaku seseorang ditentukan oleh banyak dan macamnya penguatan yang diterima, sehingga perilaku
manusia yang dipelajari dapat diubah

Kelemahan

 Kurangnya kesempatan bagi klien untuk terlibat kreatif dengan keseluruhan penemuan diri atau aktualisasi
diri
 Kemungkinan terjadi klien dapat mengalami “depersonalized” dalam interaksinya dengan konselor
 · Keseluruhan proses mungkin tidak dapat digunakan oleh klien
Humanistik

No Aspek
1 Tokoh Abraham Maslow (1908)
2 Hakikat manusia Maslow memandang manusia dengan optimis, memiliki kecenderungan alamiah untuk bergerak menuju aktualisasi
diri.Manusia memiliki kebebasan untuk berkehendak, memiliki kesadaran untuk memilih serta memiliki
harapan.Meskipun memiliki kemampuan jahat dan merusak, tetapi bukan merupakan esensi dasar dari
manusia.Sifat-sifat jahat muncul dari rasa frustasi terhadap pemenuhan kebutuhan dasar.
3 Konsep dasar Psikologi Humanistik adalah suatu pendekatan mengenai pengalaman dan tingkah laku manusia, yang memusatkan
perhatian pada keunikan dan aktualisasi diri manusia. Menurut para ahli psikologi, aktualisasi diri adalah motivasi
orang yang sehat, jadi manusia yang sadar dan rasio tidak lagi dikontrol oleh peristiwa masa lalu. Bagi Humanistik,
aktualisasi diri akan terhambat jika melihat masa lalu. Oleh sebab itu, humanistik lebih melihat pada masa sekarang.
4 Asumsi prilaku Gangguan jiwa disebabkan karena individu yang bersangkutan tidak dapat mengembangkan potensinya. Dengan
bersalah perkataan lain, pengalamannya tertekan
5 Tujuan 1. Mengoptimalkan kesadaran individu akan keberadaannya dan menerima keadaannya menurut apa adanya.
konseling
2. Memperbaiki dan mengubah sikap, persepsi cara berfikir, keyakinan serta pandangan-pandangan individu,
yang unik, yang tidak atau kurang sesuai dengan dirinya agar individu dapat mengembangkan diri dan
meningkatkan self actualization seoptimal mungkin.
3. Menghilangkan hambatan-hambatan yang dirasakan dan dihayati oleh individu dalam proses aktualisasi
dirinya.
4. Membantu individu dalam menemukan pilihan-pilihan bebas yang mungkin dapat dijangkau menurut kondisi
dirinya.

6 Peran konselor (1) Berusaha memahami klien sebagaimana adanya dalam dunia.
(2) Membantu klien agar menyadari keberadaannya dalam dunia.
(3) Memperluas dan memperlebar lapangan visual klien sehingga spektrum keseluruhan dari makna dan nilai-
nilai menjadi disadari dan diamati oleh klien

7 Teknik Teknik yang dianggap tepat untuk diterapkan dalam pendekatan ini yaitu teknik client centered counseling,
konseling
sebagaimana dikembangkan oleh Carl R. Rogers. meliputi:
(1) acceptance (penerimaan);
(2) respect (rasa hormat);
(3) understanding (pemahaman);
(4) reassurance (menentramkan hati);
(5) encouragementlimited questioning (pertanyaan terbatas; dan
(6) reflection (memantulkan pernyataan dan perasaan).

Melalui penggunaan teknik-teknik tersebut diharapkan konseli dapat (1) memahami dan menerima diri dan
lingkungannya dengan baik; (2) mengambil keputusan yang tepat; (3) mengarahkan diri; (4) mewujudkan dirinya

8 Situasi a. Adanya hubungan psikologis yang akrab antara konselor


hubungan
dan klien
b. Adanya kebebasan secara penuh bagi individu untuk
mengemukakan problemnya dan apa yang diinginkan.
c. Konselor berusaha sebaik mungkin menerima sikap dan
keluhan serta perilaku individu dengan tanpa
memberikan sanggahan.
d. Unsur menghargai dan menghormati keadaan diri
individu dan keyakinan akan kemampuan individu
merupakan kunci atau dasar yang paling menentukan
dalam hubungan yang diadakan.
e. Pengenalan tentang keadaan individu sebelumnya juga
keadaan lingkungannya sangat diperlukan oleh konselor

9 Kelebihan dan Kelebihan


kelemahan
a. Selalu mengedepankan akan hal-hal yang bernuansa demokratis, partisipatif-dialogis dan humanis.
b. Suasana pembelajaran yang saling menghargai, adanya kebebasan berpendapat, kebebasan mengungkapkan
gagasan.
c. Keterlibatan peserta didik dalam berbagai aktivitas di sekolah, dan lebih-lebih adalah kemampuan hidup
bersama (komunal-bermasyarakat) diantara peserta didik yang tentunya mempunyai pandangan yang
berbeda-beda.

Kelemahan

a. Teori humanistik tidak bisa diuji dengan mudah.


b. Banyak konsep dalam psikologi humanistik, seperti misalnya orang yang telah berhasil mengaktualisasikan
dirinya, ini masih buram dan subjektif.
Client Centered (CCT)

No Aspek Keterangan
1 Tokoh Carl R. Rogers
2 Konsep dasar Client Centered (Konseling Berpusat Klien) – Model konseling berpusat pribadi dikembangkan oleh Carl R. Rogers.
Sebagai hampiran keilmuan merupakan cabang dari psikologi humanistik yang menekankan model fenomenologis.
Carl R. Rogers mengembangkan terapi client-centered sebagai reaksi terhadap apa yang disebutnya keterbatasan-
keterbatasan mendasar dari psikoanalisis. Terapis berfugsi terutama sebagai penunjang pertumbuhan pribadi
seseorang dengan jalan membantunya dalam menemukan kesanggupan-kesanggupan untuk memecahkan masalah-
masalah.
3 Hakikat manusia Manusia dalam pandangan Rogers adalah bersifat positif. Ia mempercayai bahwa manusia memiliki dorongan untuk
selalu bergerak ke muka, berjuang untuk berfungsi, kooperatif, konstrukstif dan memiliki kebaikan pada inti
terdalam tanpa perlu mengendalikan dorongan-dorongan agresifnya. Filosofi tentang manusia ini berimplikasi dalam
praktek terapi client centered dimana terapis meletakan tanggung jawab proses terapi pada client, bukan terapis yang
memiliki otoritas. Client diposisikan untuk memiliki kesnggupan-kesangguapan dalam membuat keputusan.
4 Asumsi perilaku Individu memiliki kapasitas untuk membimbing, mengatur, mengarahkan, dan mengendalikan dirinya sendiri
bersalah
 Individu memiliki potensi untuk memahami apa yang terjadi dalam hidupnya yang terkait dengan tekanan
dan kecemasan yang ia rasakan
 Individu memiliki potensi untuk mengatur ulang dirinya sedemikian rupa sehingga tidak hanya untuk
menghilangkan tekanan dan kecemasan yang ia rasakan, tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan diri dan
mencapai kebahagiaan

5 Tujuan • Menciptakan suasana yang kondusif bagi klien untuk mengeksplorasi diri sehingga dapat mengenal hambatan
konseling
pertumbuhannya.
• Membantu klien agar dapat bergerak ke arah keterbukaan, kepercayaanyang lebih besar kepada
dirinya,keinginan untuk menjadi pribadi yang mandiri dan meningkatkan spontanitas hidupnya.
• Menyediakan iklim yang aman dan percaya dalam pengaturan konseling sedemikian sehingga konseli,
dengan menggunakan hubungan konseling untuk self-exploration, menjadi sadar akan blok/hambatan ke
pertumbuhan.
• Konseling cenderung untuk bergerak ke arah lebih terbuka, kepercayaan diri lebih besar, lebih sedia untuk
meningkatkan diri sebagai lawan menjadi mandeg, dan lebih hidup dari standard internal sebagai lawan
mengambil ukuran eksternal untuk apa ia perlu menjadi.
6 Peran konselor • Sikap yang selaras dan keaslian (congruence or
genuineness). Konselor menampilkan diri yang sebenarnya,
asli, terintegrasi dan otentik. dengan perasaan, pandangan
dan tingkah laku yang diekspresikan.
• Penerimaan tanpa syarat (unconditional positive regard and
acceptance). Unconditional positive adalah Konselor dapat
berkomunikasi dengan konseli secara mendalam dan jujur
berdasarkan standar norma tertentu. Dan Acceptance
adalah penghargaan spontan terhadap konseli, dan
menerimanya sebagai individu yang berbeda dengan
konselor
• • Pemahaman yang empatik dan akurat (accurate empathic
undertanding) Kemampuan konselor untuk memahami
permasalah konseli, melihat sudut pandangan konseli, peka
terhadap perasaan-perasaan konseli, sehingga konselor
mengetahui bagaimana konseli merasakan perasaanya.

7 Situasi 1. Dua orang berada dalam hubungan psikologis.


hubungan
2. Orang pertama disebut client, ada dalam keadaan tidak
selaras, peka dan cemas.
3. Orang kedua disebut terapis, ada dalam keadaan selaras
atau terintegrasi dalam berhubungan.
4. Terapis merasakan perhatian positif tak bersyarat terhadap client.
5. Terapis merasakan pengertian yang empatik terhadap
kerangka acuan internal client dan berusaha
mengkomunikasikan perasaannya ini kepada terapis.
8 Teknik • Dalam kerangka Client-Centered, tekhnik-tekniknya adalah pengungkapan dan pengomunikasian
konseling
penerimaan, respek, dan pengertian, serta berbagai upaya dengan klien dalam mengembangkan kerangka
acuan internal dengan memikirkan, merasakan, dan mengeksplorasi. Menurut pandangan pendekatan Client-
Centered, penggunaan teknik-teknik sebagai muslihat terapis akan mendepersonalisasikan hubungan terapis
klien.
• Teknik-teknik harus menjadi suatu pengungkapan yang jujur dari terapis, dan tidak bisa digunakan secara
sadar diri, sebab dengan demikian terapis tidak akan menjadi sejati. Konkritnya, menurut Corey wawancara
merupakan tekhnik utama dalam konseling. Bahkan penyembuhan diri konseling sendiri dilakukan melalui
akibat tidak langsung dari proses diskusi antara konselor dan konseling.

9 Kelemahan dan Kelebihan


kelebihan 1. Terapi Client-Centered memiliki sifat keamanan.
2. Terapi Client-Centered menitikberatkan mendengar
aktif, memberikan respek kepada klien, memperhitungkan
kerangka acuan internal klien, dan menjalin kebersamaan
dengan klien yang merupakan kebalikan dari menghadapi
klien dengan penafsiran-penafsiran.
3. Para terapis Client-Centered secara khas mereflesikan isi
dan perasaan-perasaan, menjelaskan pesan-pesan,
membantu para klient untuk memeriksa sumber-
sumbernya sendiri, dan mendorong klien untuk menemukan cara-cara pemecahannya sendiri.

Kelemahan

1. Cara sejumlah menyalahtafsirkan atau


menyederhanakan sikap-sikap sentral dari posisi Client-
Centered.
2. Tidak semua konselor bisa mempraktekan terapi Client-
Centered, sebab banyak konselor yang tidak
mempercayai filsafat yang melandasinya.
3. Membatasi lingkup tanggapan dan gaya konseling mereka
sendiri pada refleksi-refleksi dan mendengar secara
empatik
4. Adanya jalan yang menyebabkan sejumlah pemraktek
menjadi terlalu terpusat pada klien sehingga mereka
sendiri kehilangan rasa sebagai pribadi yang unik.
Pendekatan Gestalt

No Aspek Keterangan
1 Tokoh Frederick (Fritz) Perls
2 • Hakikat · tidak dapat dipahami, kecuali dalam keseluruhan konteksnya
manusia · merupakan bagian dari lingkungannya dan hanya dapat dipahami dalam kaitannya dengan
lingkungannya itu
· aktor bukan reactor
· berpotensi untuk menyadari sepenuhnya sensasi, emosi, persepsi, dan pemikirannya
· dapat memilih secara sadar dan bertanggung jawab
· mampu mengatur dan mengarahkan hidupnya secara efektif.

3 Konsep dasar Pendekatan konseling Gestalt berpandangan bahwa manusia dalam kehidupannya selalu aktif sebagai suatu
keseluruhan. Setiap individu bukan semata-mata merupakan penjumlahan dari bagian-bagian organ-organ seperti
hati, jantung, otak, dan sebagainya, melainkan merupakan suatu koordinasi semua bagian tersebut. Manusia aktif
terdorong kearah keseluruhan dan integrasi pemikiran, perasaan, dan tingkah lakunya
4 Asumsi perilaku Individu bermasalah kaena terjadi pertentangan antara kekuatan “top dog” dan keberadaan “under dog”. Top dog
bermasalah adalah kekuatan yang mengharuskan, menuntut, mengancam. Under dog adalah keadaan defensif, membela diri,
tidak berdaya, lemah, pasif, ingin dimaklumi.
5 Tujuan konseling · Membantu klien agar dapat memperoleh kesadaran pribadi, memahami kenyataan atau realitas, serta
mendapatkan insight secara penuh.
· Membantu klien menuju pencapaian integritas kepribadiannya
· Mengentaskan klien dari kondisinya yang tergantung pada pertimbangan orang lain ke mengatur diri
sendiri (to be true to himself)
· Meningkatkan kesadaran individual agar klien dapat beringkah laku menurut prinsip-prinsip Gestalt,
semua situasi bermasalah (unfisihed bussines) yang muncul dan selalu akan muncul dapat diatasi
dengan baik.

6 Peran koselor 1. Mengajak konseli berpikir untuk sekarang.


2. Konselor memfokuskan pada perasaan, kesadaran, bahasa tubuh, dan hambatan yang dialami konseli
untuk mencapai kesadaran.
3. Konselor mendorong konseli untuk dapat melihat kenyataan yang ada pada dirinya dan mau mencoba
menghadapinya dengan menggunakan perasaan secara penuh.
4. Konselor membantu konseli untuk melakukan transisi dari ketergantungan dunia luar. Serta membantu
konseli menemukan pusat diri dan konseli bisa menolak lingkungan yang tidak sehat kolektif.

7 Teknik konseling · Permainan Dialog


· Latihan Saya Bertanggung Jawab
· Bermain Proyeksi
· Teknik Pembalikan
· Tetap dengan Perasaan
· Kursi kosong (Empty Chair)

8 Situasi hubungan Hubungan terapis dan klien dalam praktek terapi Gestalt yang efektif yaitu dengan melibatkan hubungan pribadi-
ke-pribadi antara terapis dan klien. Pengalaman-pengalaman, kesadaran, dan persepsi-persepsi terapis menjadi
laatar belakang, sementara kesadaran dan reaksi-reaksi klien membentuk bagian muka proses terapi.
9 Kelemahan dan Kelebihan
keterbatasan
1. Terapi Gestalt menangani masa lampau dengan membawa aspek-aspek masa lampau yang relevan ke
saat sekarang.
2. Terapi Gestalt memberikan perhatian terhadap pesan-pesan nonverbal dan pesan-pesan tubuh.
3. Terapi Gestalt menolakk mengakui ketidak berdayaan sebagai alasan untuk tidak berubah.
4. Terapi Gestalt meletakkan penekanan pada klien untuk menemukan makna dan penafsiran-penafsiran
sendiri.
5. Terapi Gestalt menggairahkan hubungan dan mengungkapkan perasaan langsung menghindari
intelektualisasi abstrak tentang masalah klien.

Keterbatasan

1. Terapi Gestalt tidak berlandaskan pada suatu teori yang kukuh.


2. Terapi Gestalt cenderung antiintelektual dalam arti kurang memperhitungkan faktor-faktor kognitif.
3. Terapi Gestalt menekankan tanggung jawab atas diri kita sendiri, tetapi mengabaikan tanggung jawab
kita kepada orang lain.
4. Teradapat bahaya yang nyata bahwa terapis yang menguasai teknik-teknik Gestalt akan
menggunakannya secara mekanis sehingga terapis sebagai pribadi tetap tersembunyi.
5. Para klien sering bereaksi negative terhadap sejumlah teknik Gestalt karena merasa dianggap tolol.
Sudah sepantasnya terapis berpijak pada kerangaka yang layak agar tidak tampak hanya sebagai
muslihat-muslihat.
Realitas

No Aspek Keterangan
1 Tokoh Glasser
2 Hakikat manusia Manusia pada hakekatnya adalah makhluk yang memiliki kebutuhan dasar dan dalam kehidupannya mereka
berusaha memenuhi kebutuhan tersebut. Kebutuhan dasar manusia meliputi kebutuhan bertahan hidup (survival),
mencintai dan dicintai (love and belonging), kekuasaan atau prestasi (power or achievement), kebebasan atau
kemerdekaan (freedom or independence), dan kesenangan (fun) (Corey, 2005). Glesser (2000) meyakini bahwa di
antara kebutuhan dasar tersebut kebutuhan mencintai dan dicintai merupakan yang utama dan paling sukar
pemenuhannya.
3 Konsep dasar Keberhasilan individu dalam memenuhi kebutuhan dasarnya akan memberikan identitas berhasil pada dirinya,
sedangkan kegagalan akan pemenuhan kebutuhan dasar menyebabkan individu mengembangkan identitas gagal
(Rasjidan, 1994). Individu yang memiliki identitas berhasil akan menjalankan kehidupannya sesuai dengan
prinsip 3 R, yaitu right, responsibility, dan reality (Ramli, 1994). Right merupakan nilai atau norma patokan
sebagai pembanding untuk menentukan apakah suatu perilaku benar atau salah. Responsibility merupakan
kemampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhannya tanpa mengganggu hak-hak orang lain. Reality merupakan
kesediaan individu untuk menerima konsekuensi logis dan alamiah dari suatu perilaku.
4 Asumsi perilaku Reality therapy pada dasarnya tidak mengatakan bahwa perilaku individu itu sebagai perilaku yang abnormal.
bersalah Konsep perilaku menurut konseling realitas lebih dihubungkan dengan berperilaku yang tepat atau berperilaku
yang tidak tepat. Menurut Glasser, bentuk dari perilaku yang tidak tepat tersebut disebabkan karena ketidak
mampuannya dalam memuaskan kebutuhannya, akibatnya kehilangan ”sentuhan” dengan realitas objektif, dia
tidak dapat melihat sesuatu sesuai dengan realitasnya, tidak dapat melihat sesuatu sesuai dengan realitasnya, tidak
dapat melakukan atas dasar kebenaran, tangguang jawab dan realitas.
5 Tujuan konseling 1. Menolong individu agar mampu mengurus diri sendiri,
supaya dapat menentukan dan melaksanakan perilaku
dalam bentuk nyata.
2. Mendorong konseli agar berani bertanggung jawab serta
memikul segala resiko yang ada, sesuai dengan
kemampuan dan keinginannya dalam perkembangan dan
pertumbuhannya.
3. Mengembangkan rencana-rencana nyata dan realistik
dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
4. Perilaku yang sukses dapat dihubungkan dengan
pencapaian kepribadian yang sukses, yang dicapai dengan
menanamkan nilai-nilai adanya keinginan individ untuk
mengubahnya sendiri.
5. Terapi ditekankan pada disiplin dan tanggung jawab atas
kesadaran sendiri.

6 Peran konselor 1. Bertindak sebagai pembimbing yang membantu konseli


agar bisa menilai tingkah lakunya sendiri secara realistis.
2. Berperan sebagai moralis.
3. Motivator. (Menyampaikan dan meyakinkan kepada klien
bahwa seburuk apapun suatu kondisi masih ada harapan)
4. Sebagai guru. (Mengajarkan klien untuk mengevaluasi
perilakunya, misalnya dengan bertanya, “Apakah perilaku
Anda (atau nama) saat ini membantu Anda untuk
memenuhi kebutuhan dan keinginan Anda?)
5. Memberikan kontrak.
6. Mengembangkan kondisi fasilitatif dalam konseling dan
hubungan baik dengan klien.

7 Teknik konseling 1. Terlibat dalam permainan peran dengan klien;


2. Menggunakan humor;
3. Mengonfrontasikan klien dan menolak dalih apapun;
4. Membantu klien dalam merumuskan rencana-rencana yang
spesifik bagi tindakan;
5. Bertindak sebagai model dan guru;
6. Memasang batas-batas dan menyusun situasi terapi;
7. Menggunakan “terapi kejutan verbal” atau sarkasme yang
layak untuk mengonfrontasikan klien dengan tingkah lakunya
yang tidak realistis; dan
8. Melibatkan diri dengan klien dalam upayanya mencari
kehidupan yang lebihefektif.

8 Situasi hubungan Konseling realita didasarkan pada hubungan pribadi dan keterlibatan antara konseli dan konselor. Konselor
dengan kehangatan, pengertian, penerimaan dan kepercayaan pda kapasitas orang untuk mengembangkan
identitas berhasil, harus mengkomunikasikan dirinya kepada konseli bahwa dirinya membantu. Melalui
keterlibatan ini, konseli belajar mengenai hidup daripada memusatkan pada mengungkap kegagalan dan tingkah
laku yang tidak bertanggungjawab.

Kunci konseling realita adanya kesepakatan/komitmen dalam membuat rencana dan melaksanakannya.
Perencanaan yang telah dilakukan oleh konseli dinilai positif jika ditulis dalam kontrak. Dalam konseling realita
ditekankan tidak adanya ampunan/ no excuses ketika konseli tidak melaksanakan rencananya.
9 Kelebihan dan Kelebihan
keterbatasan
Karakteristik pendekatan konseling realitas secara khusus menekankan pada akuntabilitas. Aspek lain dari
pendekatan konseling realitas yang disokong Corey (1985) termasuk ide-idednya yang tidak menerima alas an
dari gagalnya pelaksanaan kontrak dan menghindari hukuman atau menyalahkan.

Keterbatasan

Di anggap terlalu sederhana dan dangkal. Di akui bahwa kritik pendekatan konseling realitas pada daerah ini.
Glasser juga menyetujui bahwa delapan tahap dari pendekatan konseling realitas adalah sederhana dan jelas
leebih menekankan pada praktek dan tidak pada materi yang sederhana.
Analisis Transaksional (AT)

No Aspek Keterangan
1 Tokoh Eric Berne
2 Hakikat manusia · Manusia adalah makhluk yang mempunyai kemampuan untuk hidup sendiri.
· Manusia mempunyai kemampuan untuk membuat rencana-rencana kehidupan kemudian memilih dan
memutuskan rencana-rencana terbaik bagi dirinya
· Manusia dalah makhluk yang bertanggung jawab

3 Konsep dasar Analisis transaksional didasarkan pada asumsi atau anggapan bahwa orang mampu memahami keputusan-
keputusannya pada masa lalu dan kemudian dapat memilih untuk memutuskan kembali atau menyesuaikan
kembali keputusan yang telah pernah diambil. Berne dalam pandangannya meyakini bahwa manusia mempunyai
kapasitas untuk memilih dan dalam tingkat kesadaran tertentu individu dapat menjadi mandiri dalam menghadapi
persoalan-persoalan hidupnya.
4 Asumsi perilaku a. Manusia memiliki pilihan-pilihan dan tidak dibelenggu oleh masa lampaunya (Manusia selalu berubah dan
bersalah bebas untuk menentukan pilihanya). Ada tiga hal yang membuat manusia selalu berubah, yaitu :
 Manusia (klien) adalah orang yang “telah cukup lama menderita”, karena itu mereka ingin bahagia dan
mereka berusaha melakukan perubahan.
 Adanya kebosanan, kejenuhan atau putus asa. Manusia tidak puas dengan kehidupan yang monoton,
kendatipun tidak menderita bahkan berkecukupan.
 Keadaan yang monoton akan melahirkan perasaan jenuh atau bosan, karena itu individu terdorong dan
berupaya untuk melakukan perubahan.
b. Manusia bisa berubah karena adanya penemuan tiba-tiba. Hal ini merupakan hasil AT yang dapat diamati.
Banyak orang yang pada mulanya tidak mau atau tidak tahu dengan perubahan, tetapi dengan adanya
informasi, cerita, atau pengetahuan baru yang membuka cakrawala barunya, maka ia menjadi bersemangat
untuk menyelidiki terus dan berupaya melakukan perubahan.
c. Manusia sanggup melampaui pengondisian dan pemprograman awal (manusia dapat berubah asalkan ia
mau). Perubahan manusia itu adalah persoalan di sini dan sekarang (here and now). Berbeda dengan
psikoanalisis, yang cenderung deterministik, di mana sesuatu yang terjadi pada manusia sekarang ditilik
dari masa lalunya. Bagi AT, manusia sekarang memiliki kehendak, karena itu perilaku manusia sekarang
adalah persoalan sekarang dan di sini. Kendatipun ada hubungannya dengan masa lalu, tapi bukan
seluruhnya perilaku hari ini ditentukan oleh pengalaman masa lalunya.
d. Manusia bisa belajar mempercayai dirinya dirinya sendiri , berpikir dan memutuskan untuk dirinya sendiri,
dan mengungkapkan perasaan-persaannya.
e. Manusia sanggup untuk tampil di luar pola-pola kebisaaan dan menyeleksi tujuan-tujuan dan tingkah laku
baru.
f. Manusia bertingkah laku dipengaruhi oleh pengharapan dan tuntutan dari orang-orang lain
g. Manusia dilahirkan bebas, tetapi salah satu yang pertama dipelajari adalah berbuat sebagaimana yang
diperintahkan.

5 Tujuan konseling 1. Membantu klien untuk membuat


keputusan-keputusan baru dalam
mengarahkan atau mengubah tingkah
laku dalam kehidupannya.
2. Memberikan kepada klien suatu
kesadaran serta kebebasan untuk memilih
cara-cara serta keputusan-keputusan
mengenai posisi kehidupannya serta
menghindarkan klien dari cara-cara yang
bersifat deterministic.
3. Memberikan bantuan kepada klien berupa
kemungkinan-kemungkinan yang dapat
dipilih untuk memantapkan dan
mematangkan status egonya.
6 Peran konselor Di dalam analisis transaksional konselor berperan sebagai : membantu klien menemukan kemampuan diri untuk
berubah dengan membuat keputusan saat sekarang., membantu klien memperoleh alat yang digunakan untuk
mencapai perubahan, mendorong dan mengajar klien mendasarkan diri pada SED-nya sendiri dari pada SED
konselor, menciptakan lingkungan yang memungkinkan klien dapat membuat keputusan-keputusan baru dalam
hidupnya dan keluar dari rencana kehidupan yang menghambat perkembangannya.
7 Teknik konseling 1. Analisis Transaksional
a. / Transaksi komplementer ( melengkapi )
b. Transak sisilang ( crossed )
c. Transaksi tersembunyi terselubung ( ulterior )
2. Analisis Struktural
a. Kontaminasi
b. Eksklusi
3. Analisis Script
4. Role Playing (bermain peranan)
5. Family Modeling

8 Situasi hubungan Dalam proses konseling, konselor dan klien bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama.
Dalam kerjasama tersebut, konselor dan klien melaksanakan tanggung jawab masing-masing sebagaimana telah
ditetapkan. Dalam hal ini konselor dan klien sama-sama aktif berupaya untuk mencapai tujuan konseling.

9 Kelebihan dan Kelebihan


keterbatasan
a. Sangat berguna dan para konselor dapat dengan mudah menggunakannya.
b. Menantang konseli untuk lebih sadar akan keputusan awal mereka.
c. Integrasi antara konsep dan praktek analisis transaksional dengan konsep tertentu dari terapi gestalt amat
berguna karena konselor bebas menggunakan prosedur dari pendekatan lain.
d. Memberikan sumbangan pada konseling multikultural karena konseling diawali dengan larangan
mengaitkan permasalahan pribadi dengan permasalahan keluarga dan larangan mementingkan diri sendiri

Keterbatasan

a. Banyak Terminologi atau istilah yang digunakan dalam analisis transaksional cukup membingungkan.
b. Penekanan Analisis Transaksional pada struktur merupakan aspek yang meresahkan.
c. Konsep serta prosedurnya dipandang dari perspektif behavioral, tidak dapat di uji keilmiahannya.
a. d. Konseli bisa mengenali semua benda tetapi mungkin tidak merasakan dan menghayati aspek diri
mereka sendiri.
Rational Emotif Teraphy (RET)

No Aspek Keterangan
1 Tokoh Albert Ellis
2 Hakikat manusia • Neurosis, yang didefinisikan sebagai “ berfikir dan bertingkah laku irasional “, adalah sesuatu keadaan
alami yang pada taraf tertentu menimpa kita semua. Keadaan ini berakar dalam pada kenyataan bahwa
kita adalah manusia dan hidup dengan manusia-manusia lain dalam masyarakat.
• Psikopatologi pada mulanya dipelajari dan diperhebat oleh timbunan keyakinan-keyakinan irasional yang
berasal dari orang-orang yang berpengaruh pada masa kanak-kanak.
• Emosi-emosi adalah produk pemikiran manusia. Jika kita berfikir buruk tentang sesuatu, maka kita pun
akan merasakan sesuatu itu sebagai hal yang buruk.

3 Konsep dasar Menurut Albert Ellis, manusia pada dasarnya adalah unik yang memiliki kecenderungan untuk berpikir rasional
dan irasional. Ketika berpikir dan bertingkahlaku rasional manusia akan efektif, bahagia, dan kompeten. Ketika
berpikir dan bertingkahlaku irasional individu itu menjadi tidak efektif.Reaksi emosional seseorang sebagian besar
disebabkan oleh evaluasi, interpretasi, dan filosofi yang disadari maupun tidak disadari.
4 Asumsi perilaku Ciri-ciri berpikir irasional :
bersalah
(a) tidak dapat dibuktikan;
(b) menimbulkan perasaan tidak enak (kecemasan, kekhawatiran, prasangka) yang sebenarnya tidak perlu;
(c) menghalangi individu untuk berkembang dalam kehidupan sehari-hari yang efektif

Sebab-sebab individu tidak mampu berpikir secara rasional :

(a) individu tidak berpikir jelas tentangg saat ini dan yang akan dating, antara kenyatan dan imajinasi;
(b) individu tergantung pada perencanaan dan pemikiran orang lain;
(c) orang tua atau masyarakat memiliki kecenderungan berpikir irasional yang diajarkan kepada individu
melalui berbagai media.

5 Tujuan konseling a. Memperbaiki dan mengubah segala perilaku yangirasional dan tidak logis menjadi rasional dan logis agar
klien dapat mengembangkan dirinya.
b. Menghilangkan gangguan emosional yang
merusak.
2. Untuk membangun Self Interest, Self Direction,
Tolerance, Acceptance of Uncertainty,
Fleksibel, Commitment, Scientific Thinking, Risk
Taking, dan Self Acceptance Klien.

6 Peran konselor Mengajak dan membuka ketidaklogisan pola berfikir klien dan membantu klien mengubah pikirannya yang
irasional dengan mendiskusikannya secara terbuka dan terus terang.
7 Teknik konseling 1. Teknik-Teknik Emotif (Afektif)
a. Assertive adaptive
b. Bermain peran
c. Imitasi
2. Teknik-teknik Behavioristik
a. Reinforcement
b. Social modeling
3. Teknik-teknik Kognitif
a. Home work assigments,
b. Latihan assertive

8 Situasi hubungan Isu hubungan pribadi antara terapis dan konseli dalam TREmemiliki makna yang berbeda dengan yang ada dalam
sebagian besar bentuk terapi yang lain. Kesesuaian dengan konsep terpusat pada pribadi dari pandangan positif
tanpa syarat merupakan konsep TRE pada penerimaan sepenuhnya atau toleransi. Ide dasar di sini adalah menolong
konseli dalam hal menghindari sifat mengutuk diri sendiri. Meskipun konseli mungkin mengevaluasi perilaku
mereka sasarannya adalah agar mereka menolak untuk menilai diri mereka sebagai pribadi, betapa pun tidak
efektifnya beberapa dari perilakunya.
9 Kelebihan dan Kelebihan
keterbatasan
1. Rasional Emotif menawarkan dimensi kognitif dan menantang klien untuk meneliti rasionalitas dari
keputusan yang telahdiambil serta nilai yang klien anut.
2. Rasional Emotif memberikan penekanan untuk mengaktifkan pemahaman yang di dapat oleh klien
sehingga klien akan langsung mampu mempraktekkan perilaku baru mereka.
3. Rasional emotif menekankan pada praktek terapeutik yang komprehensif dan eklektik.
4. Rasional emotif mengajarkan klien cara-cara mereka bisa melakukan terapi sendiri tanpa intervensi
langsung dari terapis.

Keterbatasan

5. Rasional emotif tidak menekankan kepada masa lalu sehingga dalam proses terapeutik ada hal-hal yang
tidak diperhatikan.
6. Rasional emotif kurang melakukan pembangunan hubungan antara klien dan terapis sehingga klien mudah
diintimidasi oleh konfrontasi cepat terapis.
7. Klien dengan mudahnya terbius dengan oleh kekuatan dan wewenang terapis dengan menerima pandangan
terapis tanpa benar-benar menantangnya atau menginternalisasi ide-ide baru.
8. Kurang memperhatikan faktor ketidaksadaran dan pertahanan ego
Trait and Faktor

No Aspek Keterangan
1 Tokoh E.G.Williamson
2 Hakikat manusia Williamson (Lutfi Fauzan, 2004:79) yaitu sebagai berikut:

1. Manusia membawa potensi baik dan buruk. Williamson berbeda dengan Rouseau yang menganggap manusia
pada dasarnya baik dan masyarakat atau lingkunganlah yang membentuknya menjadi jahat. Menurut
Williamson, kedua potensi itu, baik dan buruk, ada pada setiap manusia. Tidak ada individu yang lahir
membawa potensi baik semata dan sebaliknya juga tidak ada individu yang lahir semata-mata penuh dengan
muatan yang buruk. Kedua sifat itu dimiliki oleh manusia, tetapi sifat mana yang akan berkembang
tergantung pada interaksinya dengan manusia lain atau lingkungannya.
2. Bergantung dan berkembang optimal di masyarakat. Manusia memerlukan orang lain dalam
mengembangkan potensi dirinya. Aktualisasi diri hanya akan dapat dicapai dalam hubungannya dan atau
dengan bantuan orang lain, manusia tidak dapat hidup sepenuhnya dengan melepaskan diri dari masyarakat.
3. Ingin mencapai kehidupan yang baik (good life). Memperoleh kehidupan yang baik dan lebih baik lagi
merupakan kepedulian setiap orang.Salah satu dimensi kebaikan adalah “arête”.Manusia berjuang
mencapai arête yang menghasilkan kekayaan atau kebesaran diri. Konsep arête diambil dari bahasa Yunani
yang dapat diartikan kecemerlangan (axcelent)
4. Berhadapan dengan “pengintroduksi” konsep hidup baik, dihadapkan pilihan-pilihan. Dalam keluarga,
individu berkenalan dengan konsep hidup yang baik dari orang tuanya. Disekolah dia memperolehnya dari
guru, selain itu dari teman dan anggota masyarakat yang lain.
5. Manusia merupakan individu yang unik karena terdapat perbedaan antara individu yang satu dengan yang
lainyna.
6. bahwa manusia mencoba menggunakan pemahaman diri dan pengetahuan tentang kecakapannya untuk
mengembangkan potensinya.
a. Teori ini berpendapat bahwa perkembangan kepribadian manusia tentukan oleh faktor pembawaan maupun
lingkungannya. Pada tiap orang ada sifat-sifat umum dan sifat khusus terdapat pada seseorang yang
merupakan sifat yang unik.

3 Konsep dasar Menurut teori ini, kepribadian merupakan suatu system atau factor yang saling berkaitan satu dengan lainnya
seperti kecakapan, minat, sikap, dan temperament. Hal yang mendasar bagi konseling sifat dan faktor (trait and
faktor) adalah asumsi bahwa individu berusaha untuk menggunakan pemahaman diri dan pengetahuan kecakapan
dirinya sebagai dasar bagi pengembangan potensinya. Pencapaian penemuan diri menghasilkan kepuasan intrinsik
dan memperkuat usaha untuk mewujudkan diri.
4 Asumsi perilaku Asumsi perilaku bermasalah atau malasuai adalah individu yang tidak mampu memahami kekuatan dan kelemahan
bersalah yang ada pada dirinya sehingga individu tersebut tidak dapat mengaktualisasikan dirinya secara optimal.
5 Tujuan konseling Secara ringkas tujuan konseling Trait and Factor sebagai berikut :

· Self-clarification (kejelasan diri)


· Self-understanding (pemahaman diri)
· Self-accelptance (penerimaan diri)
· Self-direction (pengarahan diri)
· Self-actualization (perwujudan diri)

6 Peran Konselor • Konselor memberitahu kepada klien tentang berbagai kemampuan yang diperoleh melalui
penyelenggaraan testing psikologis, angket dan alat ukur lainnya.
• Konselor memberitahukan tentang bidang-bidang yang cocok sesuai dengan kemampuan serta
karakteristiknya.
• Konselor secara aktif mempengaruhi perkembangan klien.
• Konselor membantu klien mencari atau menemukan sebab-sebab kesulitan atau gangguannya dengan
diagnosis eksternal.
• Secara esensial peranan konselor adalah seperti guru, dimana “memberi informasi” dan “mengarahkan
secara efektif”.

7 Teknik konseling • Establishing rapport (menciptakan hubungan baru)


• Cultivatingself – understanding (mempertajam pemahaman diri)
• Advising or planning a program of action (membari nasehat atau membantu merencanakan program
tindakan)
• Carrying out the plan (melaksanakan rencana)
• Refferal (pengiriman pada ahli lain)
8 Situasi hubungan · Konseling merupakan suatu thinking relationship yang lebih mementingkan peranan berfikir rasional,
tetapi tidak meninggalkan sama sekali aspek emosional seseorang.
· Konseling berlangsung dalam situasi hubungan kyang bersifat pribadi, bersahabat, akrab, dan
empatik
· Konseling yang berlangsung dapat bersifat remediatif maupun developmental
· Setiap pihak (konselor-klien) melakukan perannya secara proporsional.

9 Kelebihan dan Kelebihan


keterbatasan
 Pemusatan pada klien dan bukan pada konselor
 Identifikasi dan hubungan konseli sebagai wahana utama dalam mengubah kepribadian
 Lebih menekankan pada sikap konselor daripada teknik
 Memberikan kemungkinan untuk melakukan penelitian dan penemuan kuanitatif
 Penekanan emosi, perasaan dan afektif dalam konseling

Keterbatasan

 Konseling terpusat pada pribadi dan dianggap sederhana


 Terlalu menekankan aspek afektif emosional, perasaan sebagai penentu perilaku tetapi melupakan factor
intelektual, kognitif dan rasional
 Penggunaan informasi untuk membantu klien tidak sesuai dengan teori
 Tujuan untuk sikap klien yaitu memaksimalkan diri dirasa terlalu luas dan umum sehingga sulit menilai
individu
 Sulit bagi konselor untuk bersikap netral dalam situasi hubungan interpersonal.

Anda mungkin juga menyukai