Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN

HALUSINASI

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TASIKMALAYA
2021
1. PENGERTIAN
Halusinasi merupakan gangguan atau perubahan persepsi dimana
pasien mempersepsikan sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi. Suatu
penerapan panca indra tanda ada rangsangan dari luar. Suatu penghayatan
yang dialami suatu persepsi melaluipanca indra tanpa stimullus eksteren :
persepsi palsu. (Prabowo, 2014 : 129).

2. FAKTOR PREDISPOSISI
a. Faktor Perkembangan Tugas perkembangan pasien terganggu mislnya
rendahnya kontrol dan kehangatan keluarga menyebabkan pasien tidak
mampu mandiri sehjak kecil, mudah frustasi, hilangnya percaya diri dan
lebih rentan terhadap stress.
b. Faktor Sosiokultural Seseorang yang merasa tidak diterima di
ingkungannya sejak bayi akan merasa disingkirkan, kesepian, dan tidak
percaya pada lingkungannya.
c. Faktor Biokimia Mempunyai pengaruh terhadap terjadinya gangguan
jiwa. Adanya stress yang berlebih dialami seseorang maka di dalam
tubuh akan dihasilkan zat yang dapat bersifat halusinogenik neurokimia.
Akibat stress berkepanjangan menyebabakan teraktivasinya
neutransmitter otak.
d. Faktor Psikologi Tipe kepribadian lemah dan tidak bertanggung jawab
mudah terjerumus padapenyalahgunaan zat adiktif. Hal ini berpengaruh
pada ketidakmampuan pasien dalam mengambil keputusan yang tepat
demi masa depannya. Pasien lebih memilih kesenangan sesaat dan lari
dari alam nyataa menuju alam hayal.
e. Faktor Genetik dan Pola Asuh Penelitian menunjukkan bahwaanak sehat
yang diasuh oleh orang tua skizofrenia cenderung mengalamai
skizofrenia. Hasil studi menunjukkan bahwa faktor keluarga
menunjukkan hubungan yang sangat berpengaruh pada penyakit ini.
(Prabowo, 2014: 132-133)
3. FAKTOR PRESIFITASI
a. Biologis
Gangguan dalam momunikasi dan putaran balik otak, yang mengatur
proses informasi serta abnormalitas pada mekanisme pintu masuk dalam
otak yang mengakibatkan ketidakmampuan untuk secara selektif
menanggapi stimulus yang diterima oleh otak untuk diinterprestasikan.
b. Stress
Lingkungan Ambang toleransi terhadap tress yang berinteraksi terhadap
stresosor lingkungan untuk menentukan terjadinya gangguan perilaku.
c. Sumber Koping Sumber koping mempengaruhi respon individu dalam
menamggapi stress.
d. Perilaku
Respons klien terhadap halusinasi dapat berupa curiga, ketakutan,
perasaan tidak aman, gelisah, dan bingung, perilaku menarik diri, kurang
perhatian, tidak mampu mengambil keputusan serta tidak dapat
membedakan nyata dan tidak. (Prabowo, 2014 : 133)

4. PENILAIAN STRESSOR
a. Kognitif
1) Bingung
2) Menyalahkan diri sendiri/orang lain
3) Ketakutan
4) Kecemasan
5) Tidak dapt membedakan hal yang nyata dan tidak nyata
6) Pembicaraan kacau kadang tak masuk akal
7) Sulit membuat keputusan
8) Tidak dapat memusatkan perhatian/konsentrasi.
b. Afektif
1) Kecemasan
2) Khawatir
3) Wajah tegang
c. Fisiologis
1) Muka merah, kadang pucat
2) Tekanan darah dan nadi meningkat
3) Nafas terengah-engah
4) Banyak keringat
d. Perilaku
1) Duduk terpaku dengan pandangan mata pada satu arah tertentu
2) Mengerak-gerakan bibir
3) Tidak mampu melakukan asuhan mandiri
4) Berbicara mengatakan “mereka”
5) Gelisah
6) Tersenyum, tertawaatau berbicara sendiri
7) Melakukan gerakan seperti sedang menikmati sesuatu
8) Mendengar, melihat atau merasakan stimulasi yang tidak nyata
9) Perbuatan yang tidak wajar
10) Perilaku mengisolasi diri
e. Social
1) Menarik diri
2) Sikap curiga dan bermusuhan, merusak diri/orang lain/lingkungan

5. SUMBER KOPING
Menurut Stuart Sundeen, 1998 sumber koping dapat meliputi ;
a. Aset ekonomi
b. Kemampuan dan keahlian
c. Tehnik defensive
d. Sumber social
e. Motivasi
f. Kesehatan dan energy
g. Kepercayaan
h. Kemampuan memecahkan masalah
i. Kemampuan social
j. Sumber social dan material
k. Pengetahuan
l. Stabilitas budaya

6. MEKANISME KOPING
a. Regresi : menjadi malas beraktivitas sehari-hari
b. Proyeksi : menjeslaskan perubahan suatu persepsi dengan berusaha untuk
mengaliskan tanggung jawab kepada orang lain
c. Menarik diri : sulit mempercayai orang lain dan asyik dengan stimuus
internal.(Prabowo, 2014 :134)

7. RENTANG RESPON
Rentang Respon Neurobiologist

Respon adaptif Respon


Maladaptif

Pikiran logis Pikiran terkadang menyimpang Kelainan pikiran


Perseosi akurat Ilusi Halusinasi
Emosi konsisten Reaksi emosional Emosi
Perilaku sesuai Perilaku tidak lazim Ketidakmampuan
Hubungan social
Ketidakteraturan
Rentang respon neurobiologis (Stuart and Sundeen, 1998)

Rentang Respon
a. Respon adaptif
Respon adaptif adalah respon yang dapat diterima norma-norma
social budaya yang berlaku. Dengan kata lain individu tersebut
dalam batas normal jika menghadapi suatu masalah akan dapat
memecahkan masalah tersebut. Respon adaptif :
1) Pikiran logis adalah pandangan yang mengarah pada
kenyataan
2) Persepsi akurat adalah pandangan yang tepat pada kenyataan
3) Emosi konsisten dengan pengalaman yaitu perasaan yang
timbul dari pengalaman ahli
4) Perilaku social adalah sikap dan tingkah laku yang masih
dalam batas kewajaran
5) Hubungan social adalah proses suatu interaksi dengan orang
lain dan lingkungan.
b. Respon psikosossial
Meliputi :
1) Proses piker terganggu adalah proses pikir yang menimbulkan
gangguan
2) Ilusi adalah miss interprestasi atau penilaian yang salah tentang
penerapan yang benar-benar terjadi (objek nyata) karena
rangsangan panca indra
3) Emosi berlebih atau berkurang
4) Perilaku tidak biasa adalah sikap dan tingkah laku yang
melebihi batas kewajaran
5) Menarik diri adalah percobaan untuk menghindari interaksi
dengan orang lain.
c. Respon maladaptif
Respon maladaptif adalah respon individu dalam
menyelesaikan masalah yang menyimpang dari norma-norma
social budaya dan lingkungan, ada pun respon maladaptive antara
lain :
1) Kelainan pikiran adalah keyakinan yang secara kokoh
dipertahankan walaupun tidak diyakin ioleh orang lain dan
bertentangan dengan kenyataan social.
2) Halusinasi merupakan persepsi sensori yang salah atau
persepsi eksternal yang tidak realita atau tidak ada.
3) Kerusakan proses emosi adalah perubahan sesuatu yang
timbul dari hati.
4) Perilaku tidak terorganisi rmerupakan sesuatu yang tidak
teratur
5) Isolasi sosisal adalah kondisi kesendirian yang dialami oleh
individu dan diterima sebagai ketentuan oleh orang lain dan
sebagai suatu kecelakaan yang negative mengancam.
(Damaiyanti,2012: 54)

8. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

Perencanaan
Diagnosa
Kriteria Intervensi Rasional
Keperawatan Tujuan
Evaluasi

Gangguan TUM : Setelah 1x 1. Sapa klien 1. Agar klien mau


sensori interaksi klien dengan ramah menerima kehadiran
persepsi : Klien dapat menunjukan baik verbal kita sebagai perawat
halusinasi mengontrol tanda-tanda maupun non 2. Agar klien dapat
(lihat/dengar/pe halusinasi percaya kepada verbal mengetahui nama
nghidu/raba/kec yang perawat : 2. Perkenalkan perawat dan
ap) dialaminya nama dan tujuan tujuannya
1. Ekspresi perawat 3. Agar perawat dapat
TUK : wajah 3. Tanyakan nama mengetahui identitas
bersahabat lengkap dan klien
1. Klien
2. Menunjukan nama panggilan 4. Agar klien tau
dapat
rasa senang yang disukai berapa lama, topic
membina
3. Ada kontak 4. Buat kontrak apa, dan tempat yng
hubunga
mata yang jelas akan dibahas
n saling
4. Mau berjabat 5. Tunjukan sikap 5. Agar klien merasa
percaya
tangan jujur dan nyaman ketika
5. Mau menempati janji berbincang
menyebutkan setiap kali 6. Agar klien merasa
nama interaksi nyaman ketika
6. Mau 6. Tunjukan sikap berbincang
menjawab empati dan 7. Agar klien merasa
salam menerima apa nyaman ketika
7. Mau duduk
berdampinga adanya berbincang
n dengan 7. Beri perhatian 8. Untuk mengetahui
perawat kepada klien dan perasaan klien
8. Bersedia perhatikan dengan masalah
mengungkap kebutuhan dasar yang dihadapi
kan masalah klien 9. Untuk menangkap
yang 8. Tanyakan semua informasi
dihadapi perasaan klien dari pasien
dan masalah
yang dihadapi
klien
9. Dengarkan
dengan penuh
perhatian
ekspresi perasaan
klien

2. Klien Setelah 1x 1. Adakan kontak 1. Agar klien mau


dapat interaksi klien sering dan kooperatif dengan
mengenal menyebutkan : singkat secara perawat dan tidak
halusinasin bertahap membangun
ya 1. Isi 2. Observasi hubungan dekat
2. Waktu tingkah laku klien 2. Untuk
3. Frekuensi terkait dengan mendapatkan
4. Situasi dan halusinasinya, informasi masalah
kondisi yang jika menemukan klien
menimbulka klien sedang 3. Untuk
n halusinasi halusinasi : mendapatkan
a. Tanyakan informasi masalah
apakah klien klien
mengalami 4. Mengetahui
halusinasi perasaan klien
b. Jika klien tentang masalah
menjawabnya yang dihadapi
, tanyakan 5. Mengetahui
apa yang perasaan klien
sedang tentang masalah
dialaminya yang dihadapi
c. Katakan 6. Agar klien
bahwa mengetahui
perawat dampak yang akan
percaya diterimanya
mengalami
hal tersebut,
namun
perawat
sendiri tidak
mengalaminy
a
d. Katakan
bahwa ada
klien lain
yang
mengalami
Setelah 1x hal yang
interaksi klien sama
menyatakan e. Katakan
perasaan dan bahwa
responnya saat perawat akan
mengalami membantu
halusinasi ; klien
3. Jika klien sedang
1. Marah tidak
2. Takut berhalusinasi
3. Sedih klarifikasi
4. Senang tentang adanya
5. Cemas pengalaman
6. Jengkel halusinasi,
diskusikan
dengan klien :
a. Isi, waktu
dan
frekuensi
terjadinya
halusinasi
b. Situasi dan
kondisi
yang
menimbulk
an atau
tidak
menimbulk
an
halusinasi
4. Diskusikan
dengan klien apa
yang dirasakan
jika terjadi
halusinasi dan
beri kesempatan
untuk
mengungkapkan
perasaanya
5. Diksusikan
dengan klien apa
yang dirasakan
jika terjadi
halusinasi dan
beri kesempatan
untuk megatasi
perasaan tersebut
6. Diskusikan
tentang dampak
yang akan
dialaminya bila
klien menikmati
halusinasinya

7. Klien Setelah 1x 1. Identifikasi 1. Mengetahui tindakan


dapat interaksi klien bersama cara yang dilakukan klien
mengontro menyebutkan : klien atau jika halusinasi
l halusinasi tindakan yang 2. Mengetahui cara
nya 1. Tindakan dilakukan jika yang dilakukan klien
yang terjadi 3. Agar klien tahu cara
biasanya halusinasi baru untuk
dilakukan 2. Diskusikan cara mengontrol
untuk yang dilakukan halusinasi
mengatasi klien 4. Agar klien mampu
halusinasi 3. Diskusikan cara memilih tindakan
2. Menyebutka baru untuk sesuai
n cara baru memutus/meng kemampuannya
mengontrol ontrol 5. Agar klien merasa
halusinasi timbulnya dihargai
3. Dapat halusinasi : 6. Untuk menilai
memilih dan a. Katakan kemampuan klien
memperagak pada diri dan agar klien lebih
an cara sendiri bersemangat
mengatasi bahwa ini mengikuti terapi
halusinasi tidak nyata 7. Agar klien mampu
4. Melaksanaka b. Menemui bersosialisasi dan
n cara yang orang lain membantu
telah dipilih c. Membuat
untuk
mengendalik dan penyembuhan klien
an melaksank
halusinasiny an jadwal
a kegiatan
5. Mengikuti sehari-hari
terapi yang telah
aktivitas disusun
kelompok d. Meminta
keluarga/te
man/peraw
at menyapa
jika sedang
halusinasi
4. Bantu klien
memilih cara
yang sudah
dianjurkan dan
latih untuk
mencobanya
5. Beri
kesempatan
untuk
melakukan cara
yang dipilih dan
dilatih
6. Pantau
pelaksanaan
yang telah
dipilih dan
dilatih, jika
berhasil beri
pujian
7. Anjurkan klien
mengikuti terapi
aktivitas
kelompok,
orientasi realita,
stimulasi
persepsi

8. Klien Setelah 1x 1. Buat kontrak 1. Agar keluarga tahu


dapat pertemuan dengan keluarga waktu, tempat dan
dukunga keluarga, keluarga untuk pertemuan topic yang akan
n dari menyatakan 2. Diskusikan
keluarga setuju : dengan keluarga: dibicarakan
dalam a. Pengertian 2. Agar keluarga tahu
mengena 1. Untuk halusinasi tentang masalah
l mengikuti b. Tanda dan halusinasi
halusinas pertemuan gejala
inya dengan c. Proses
keluarga terjadinya
2. Keluarga d. Cara yang
menyebutka dapat
n pengertian, dilakukan
tanda dan untuk
gejala, roses mengontrol
terjadinya halusinsi
halusinasi e. Obat-obatan
dan tindakan halusinasi
untuk f. Cara merawat
mengendalik anggota
an halusinasi keluarga
yang
mengalami
halusinasi
dirumah
g. Beri
informasi
waktu kontrol
ke rumah
sakit dan
bagaimana
cara mencari
bantuan jika
halusinasi
tidak dapat
diatasi di
rumah

9. Klien Setelah 1x 1. Diskusikan 1. Agar klien tahu


dapat interaksi klien dengan klien manfaat dan
memanfaat menyebutkan : tentang manfaat kerugian
kan obat dan kerugian mengonsumsi obat,
dengan 1. Manfaat tidak minum nama, warna,
baik minum obat obat, nama, dosis, cara, efek
2. Kerugian warna, dosis, terapi dan efek
minum obat cara, efek terapi samping obat
3. Nama, dan efek 2. Agar kita
warna, dosis,
efek terapi, samping obat mengetahui klien
dan efek 2. Pantau klien mengkonsumsi
samping saat obat dengan benar
obat penggunaan atau tidak
4. Mendemonst obat 3. Agar klien semakin
rasikan 3. Beri pujian jika bersemangat dalam
pengggunaa klien mengkonsumsi
n obat menggunakan obat
dengan obat dengan 4. Agar klien tahu
benar benar dampak dari
5. Menyebutka 4. Diskusikan berhenti konsumsi
n akibat akibat berhenti obat tanpa
berhenti minum obat konsultasi dokter
minum obat tganpa 5. Untuk
tanpa konsultasi mendapatkan
konsultasi dengan dokter pertolongan secara
dokter 5. Anjurkan klien cepat
untuk konsultasi
kepada
dokter/perawat
jika terjadi hal-
hal yang tak
diinginkan
DAFTAR PUSTAKA

Eko Prabowo. (2014). Konsep & Aplikasi Asuhan Keperawatan Jiwa.


Yogyakarta: Nuha Medika.

Iyus, Y. (2007). Keperawatan Jiwa. Bandung: PT refika Aditama.

Mukhripah Damayanti, Iskandar .(2012). Asuhan Keperawatan Jiwa. Bandung:


Refika Aditama.

Restiana Nina. (2019). Modul Keperawatan Jiwa. Tasikmalaya

Sundeen, S. A. (1998). Keperawatan Jiwa Edisi III. Jakarta: EGC.

Wijayaningsih, K. s. (2015). Panduan Lengkap Praktik Klinik Keperawatan Jiwa.


Jakarta Timur: TIM.

Anda mungkin juga menyukai